LEUKEMIA
Oleh
Ratna Yunita
1711050047
Salah satu penyakit yang akan dibahas dalam makalah ini adalah penyakit
leukemia. Leukemia adalah salah satu penyakit yang meyerang sel darah putih.
Sel darah putih memiliki peranan utama dalam pertahanan tubuh melawan infeksi
batas normal jumlah sel darah putih berkisar dari 4.000 sampai 10.000/mm 3. Lima
jenis sel darah putih yang sudah diidentifikasikan dalam darah perifer adalah (1)
netrofil, (2) eosinofil, (3) basinofil, (4) monosit, (5) limfosit. Penyakit leukemia
yang menyerang sel-sel darah putih ini tergolong penyakit yang berakibat fatal.
Akan tetapi ada beberapa cara untuk mengobati dan menngendalikan penyakit ini
dan gejalanya. Gangguan sel darah putih dapat mengenai setiap lapisan sel atau
semua lapisan sel dan umumnya berkaitan dengan gangguan pembentukan atau
penghancuran dini.
Pada tahun 2000, terdapat sekitar 256.000 anak dan dewasa di seluruh
dunia menderita penyakit sejenis leukemia, dan 209.000 orang diantaranya
meninggal karena penyakit tersebut. Hampir 90% dari semua penderita yang
terdiagnosa adalah dewasa. Sebuah data statistiik yang difokuskan pada populasi
penduduk Amerika Serikat juga menunjukkan jumlah kasus baru dan kematian per
2
100.000. Jumlah kasus baru leukemia adalah 13,7 per 100.000 pria dan wanita per
tahun. Jumlah korban tewas adalah 6,8 per 100.000 pria dan wanita per
tahun. Tingkat ini disesuaikan dengan usia dan berdasarkan kasus dan kematian
2010-2014. Resiko seumur hidup untuk mengembangkan kanker yaitu sekitar 1,5
persen pria dan wanita akan didiagnosis menderita leukemia di beberapa titik
selama masa hidup mereka, berdasarkan data tahun 2012-2014. Sedangkan
prevalensi kanker ini pada tahun 2014, diperkirakan ada 387.728 orang yang
hidup dengan leukemia di Amerika Serikat.
3
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
4
yang dominan dalam sumsum tulang, serta pada penelitian sitokimia
(Dabich, 1980; Gralnick dkk, 1977). Sejak laporan awal oleh Gralnick,
terdapat subklasifikasi lanjutan yang telah ditambahkan (Bennett dkk,
1985).
B. TIPE LEUKEMIA
5
komponen darah untuk mengatasi efek samping pengobatan. Selain itu
sejak sekitar 2 dekade tahun yang lalu juga telah dikembangkan teknik
diagnostik leukemia dengan cara immunophenotyping dan analisis
sitogenetik yang menghasilkan diagnosis yang lebih akurat.
Diagnosis banding:
6
Pemeriksaan penunjang dari leukemia ini meliputi:
a. Hematologi rutin
d. Karyoptik
7
obat yang bersifat mielosupresif. Begitu tercapai remisi hematologis,
dilanjutkan dengan terapi interferon dan atau cangkok sumsum tulang.
Indikasi cangkok sumsum tulang:
a. Hydroxyurea (hydrea)
b. Busulfan (Myleran)
8
Antigen LLA yang lazim disebut cALLa sekarang disebut CD10, juga
mempunyai gambaran CD19, dan TdT, sel B membawa CD19, CD20,
CD21, dan CD22. Sel “nul” menggambarkan sel B imatur sehingga
tidak memiliki penanda CD yang mengidentifikasi (Wujcik, 2000).
9
sumsum tulang, darah perifer, dan tempat-tempat extremedular,
dengan kadar yang mencapai 100.000+/mm3 atau lebih.
C. INSIDEN
10
umur. Leukemia limfositik kronik ditemukan pada individu yang lebih
tua.
D. ETIOLOGI
11
dan sejak itu diisolasi dari sampel serum penderita leukemia sel T (Jacobs
dan Gale, 1984).
E. PATOLOGI
12
yang lebih berat sesak napas, adanya trombositopenia akan menyebabkan
tanda-tanda pendarahan, sedang adanya leukopenia akan menyebabkan
pasien rentan terhadap infeksi, termasuk infeksi oportunitis dari flora
bakteri normal yang ada di dalam tubuh manusia. Selain itu sel blast yang
yang terbentuk juga mempunyai kemampuan untuk migrasi keluar
sumsum tulang dan berinfiltrasi ke organ-organ lain seperti kullit, tulang,
jaringan lunak, dan sistem syaraf pusat dan merusak organ-organ tersebut
dengan segala akibatnya.
13
merupakan hasil dari infiltrasi sumsum tulang, dengan 3 manifestasi yaitu
anemia dan penurunan RBCs, infeksi dari neutropenia, dan pendarahan
karena produksi platelet yang menurun. Invasi sel leukemia yang
berangsur-angsur pada sumsum menimbulkan kelemahan pada tulang dan
cenderung terjadi fraktur, sehingga menimbulkan nyeri. Sistem retikulo
endotelial akan menyala dan menyebabkan gangguan tubuh serta mudah
terkena infeksi. Manifestasi akan tampak pada gambaran gagalnya
sumsum tulang dan organ infiltrasi, sistem saraf pusat, gangguan pada
nutrisi dan metabolisme, depresi pada sumsum tulang yang akan nampak
pada penurunan leukosit, eritrosit, faktor pembekuan dan peningkatan
tekanan jaringan. Adanya infiltrasi pada ekstra meduler akan berakibat
pembesaran hati, limfe, dan nyeri persendian.
Dampak yang terjadi pada organ tubuh lainnya yaitu ginjal, hati,
dan kelenjar limfe mengalami pembesaran dan akhirnya fibrosis,
leuikemia juga berpengaruh pada SSP di mana terjadi peningkatan
tekanan intra kranial sehingga menyebabkan nyeri pada kepala, letargi,
papil edema, penurunan kesadaran dan kaku duduk (Wong, 2000).
F. MANIFESTASI KLINIS
14
urin, perasaan tidak berdaya, manarik diri, takut, ansietas, anoreksia,
muntah, disfagia, disorientasi, parestesia, nyeri abnormal, nafas pendek,
gangguan penglihatan, pendarahan spontan, demam, infeksi, kemerahan,
purpura, dan pembesaran pada nodus limfe (Mastriyani, 2007).
15
PENUTUP
16
DAFTAR PUSTAKA
17