Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya lah makalah ini dapat terselesaikan pada waktunya.

Makalah yang berjudul “konsep medis dan askep teori tentang Sirosis Hepatis”
menjelaskan informasi mengenai penyakit sirosis hepatis. Makalah ini dibuat untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah KMB II dan juga untuk menambah pengetahuan mengenai sirosis
hepatis.

Kami sadari masih banyak terdapat kekurangan dalam pembuatan makalah ini, untuk itu
kami mohon kritik dan saran yang membangun guna membuat kami jauh lebih baik lagi dalam
menyusun makalah ke depan. Harapannya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Manado, 2019

Tim Penyusun

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. 1

DAFTAR ISI ................................................................................................................. 2

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG .............................................................................................. 3
B. RUMUSAN MASALAH .......................................................................................... 3
C. TUJUAN .................................................................................................................... 3

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
KONSEP DASAR PENYAKIT
a. DEFINISI ................................................................................................................... 4
b. KLASIFIKASI .......................................................................................................... 4
c. ETIOLOGI ................................................................................................................ 5
d. TANDA DAN GEJALA ........................................................................................... 5
e. PEMERIKSAAN PENUNJANG ............................................................................. 6
f. PENATALAKSANAAN ........................................................................................... 7
ASKEP TEORI
a. PENGKAJIAN ........................................................................................................... 8
b. DIAGNOSA ................................................................................................................ 9
c. INTERVENSI ............................................................................................................. 10

BAB III
KASUS DAN PEMBAHASAN ASKEP
A. PENGKAJIAN .......................................................................................................... 13
B. DIAGNOSA ............................................................................................................... 14
C. INTERVENSI ........................................................................................................... 14
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ..................................................................... 17

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN .......................................................................................................... 19
B. SARAN ........................................................................................................................ 19

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 20

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Di negara maju, sirosis hati merupakan penyebab kematian terbesar ketiga pada pasien
yang berusia 45-46 tahun (setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker). Diseluruh dunia
sirosis menempati urutan ke tujuh penyebab kematian. Sekitar 25.000 orang meninggal
setiap tahun akibat penyakit ini.
Sirosis merupakan kondisi yang menggambarkan suatu keadaan histopatologi dan
memiliki banyak manifestasi klinik yang beragam, beberapa diantaranya dapat
mengancam jiwa. Istilah sirosis hati diberikan oleh Laence tahun 1819, yang berasal dari
kata Khirros yang berarti kuning (orange yellow), karena perubahan warna pada nodule-
nodule yang terbentuk. Pengertian sirosis hari dapat dikatakan sebagai berikut yaitu
keadaan disorganisasi yang difuse dari suatu struktur hati yang normal akibat nodule
regeneratif yang dikelilingi jaringan yang mengalami fibrosis.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan konsep penyakit sirosis hepatis (definisi, klasifikasi, etiologi, tanda dan
gejala, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan)!
2. Jelaskan askep teori dari penyakit sirosis hepatis mulai dari pengkajian sampai
intervensi!
3. Jelaskan mengenai kasus dengan sirosis hepatis beserta asuhan keperawatannya!
C. TUJUAN
1. Menjelaskan konsep penyakit sirosis hepatis (definisi, klasifikasi, etiologi, tanda dan
gejala, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan).
2. Menjelaskan askep teori dari penyakit sirosis hepatis.
3. Menjelaskan mengenai kasus dengan sirosis hepatis beserta asuhan keperawatannya.

3
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


a. Definisi
Sirosis hepatis adalah penyakit hati menahun yang ditandai dengan adanya
pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Biasanya dimulai dengan proses
peradangan, nekrosis sel hati yang luas, pembentukan jaringan ikat dan usaha
regenerasi nodul, sehingga menimbulkan perubahan sirkulasi mikro dan makro sel
hepar tidak teratur akibat penambahan jaringan ikat dan nodul tersebut (Smeltzer &
Bare, 2001). Sirosis hepatis adalah penyakit kronis yang dicirikan dengan
penggantian jaringan hati dermal dengan fibrosis yang menyebar dan mengganggu
struktur dan fungsi hati. Sirosis atau jaringan parut pada hati, dibagi menjadi tiga
jenis yaitu alkoholik, paling sering disebabkan oleh alkoholik kronis, jenis sirosis
yang paling umum; pasca nekrotik, akibat hepatis virus akut sebelumnya; dan biliter,
akibat obstruksi bilier kronis dan infeksi (Smeltzer & Bare, 2013)
b. Klasifikasi
Berdasarkan morfologi sirosis hepatis terbagi atas tiga jenis, yaitu:
1. Mikonodular
2. Makronodular
3. Campuran (yang memperlihatkan gambaran mikro dan makronodular)

Menurut Shrelock secara klinis sirosis hepatis dibagi atas dua tipe, yaitu :

1. Sirosis kompensata atau sirosis laten


Gejala klinis yang dapat nampak adalah pireksia ringan, “spider” vaskular,
eritemia palmaris atau epistaksis yang tidak dapat dijelaskan, edema pergelangan
kaki. Pembesaran hepar dan limpa merupakan tanda diagnosis yang bermanfaat
pada sirosis kompensata. Dispepsia flatulen dan salah cerna pagi hari yang samar-
samar bisa merupakan gambaran dini dari pasien sirosis alkoholik. Sebagai
konfirmasi dapat dilakukan tes biokimia dan jika perlu dapat dilakukan biopsi hati
aspirasi.

4
2. Sirosis dekompensata atau sirosis aktif
Gejala-gejala sirosis dekompensata lebih menonjol terutama bila timbul
komplikasi kegagalan hati dan hipertensi porta. Biasanya pasien hirosis
dekompensata datang dengan asites atau ikterus. Gejala-gejala yang nampak
adalah kelemahan, atrofi otot dan penurunan berat badan, hilangnya rambut
badan, gangguan tidur, demam ringan kontinu (37,5˚-38˚), gangguan pembekuan
darah, perdarahan gusi, epistaksis, gangguan siklus haid, ikterus dengan air kemih
berwarna seperti teh pekat, muntah darah dan/atau melena, serta perubahan
mental, meliputi mudah lupa, sukar konsentrasi, bingung, agitasi, sampai dengan
koma.
c. Etiologi
Menurut FKUI (2001), penyebab sirosis hepatis antara lain :
1. Malnutrisi
2. Zat hepatotoksis atau alkoholisme
Beberapa obat-obatan dan bahan kimia dapat menyebabkan terjadinya kerusakan
pada sel hati secara akut dan kronis. Kerusakan hati akut akan berakibat nekrosis
atau degenerasi lemak, sedangkan kerusakan kronis akan berupa sirosis hati. Zat
hepatotoksik yang sering disebut-sebut ialah alkohol. Sirosis hepatis oleh karena
alkoholisme sangat jarang, namun peminum yang bertahun-tahun mungkin dapat
mengarah pada kerusakan parenkim hati.
3. Kegagalan jantung yang menyebabkan bendungan vena hepatika
4. Penyakit Wilson (penumpukan tembaga yang berlebihan bawaan)
5. Hemokromatosis (kelebihan zat besi)
6. Hepatitis Virus
Hepatitis virus terutama tipe B sering disebut sebagai salah satu penyebab sirosis
hati. Secara klinik telah dikenal bahwa hepatitis virus B lebih banyak mempunya
kecenderungan untuk lebih menetap dan memberi gejala sisa serta menunjukkan
perjalanan yang kronis bila dibandingkan dengan hepatitis virus A.
d. Tanda dan gejala
1. Gejala

5
Gejala sirosis hati mirip dengan hepatitis, karena terjadi sama-sama di liver yang
mulai rusak fungsinya, yaitu: kelelahan, hilang nafsu makan, mual-mual, badan
lemah, kehilangan berat badan, nyeri lambung dan munculnya jaringan darah
mirip laba-laba di kulit (spider angiomas). Pada sirosis terjadi kerusakan hati yang
terus menerus dan terjadi regenerasi noduler serta ploriferasi jaringan ikat yang
difus.
2. Tanda Klinis
Tanda-tanda klinik yang dapat terjadi yaitu:
- Adanya ikterus (penguningan) pada penderita sirosis
Timbulnya ikterus (penguningan ) pada seseorang merupakan tanda bahwa ia
sedang menderita penyakit hati. Penguningan pada kulit dan mata terjadi
ketika liver sakit dan tidak bisa menyerap bilirubin. Ikterus dapat menjadi
penunjuk beratnya kerusakan sel hati. Ikterus terjadi sedikitnya pada 60 %
penderita selama perjalanan penyakit.
- Timbulnya asites dan edema pada penderita sirosis
Ketika liver kehilangan kemampuannya membuat protein albumin, air
menumpuk pada kaki (edema) dan abdomen (ascites). Faktor utama asites
adalah peningkatan tekanan hidrostatik pada kapiler usus. Edema umumnya
timbul setelah timbulnya asites sebagai akibat dari hipoalbuminemia dan
resistensi garam dan air.
- Hati yang membesar
Pembesaran hati dapat ke atas mendesak diafragma dan ke bawah. Hati
membesar sekitar 2-3 cm, dengan konsistensi lembek dan menimbulkan rasa
nyeri bila ditekan.
- Hipertensi portal
Hipertensi portal adalah peningkatan tekanan darah vena portal yang menetap
di atas nilai normal. Penyebab hipertensi portal adalah peningkatan resistensi
terhadap aliran darah melalui hati.
e. Pemeriksaan penunjang
Ada beberapa pemeriksaan penunjang untuk sirosis hepatis meliputi yaitu:
- Pemeriksaan lab

6
- Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan lainnya seperti radiologi
- USG (Ultrasonografi).
- Pemeriksaan radiologi.
- Tomografi komputerisasi.
- Magnetic resonance imaging.
- Biopsi hati untuk mengkonfirmasikan diagnosis.
f. Penatalaksanaan
Pengobatan sirosis hepatis pada prinsipnya berupa :
1. Simptomatis.
2. Supportif, yaitu :
- Istirahat yang cukup.
- Pengaturan makanan yang cukup dan seimbang; Misalnya : cukup kalori,
protein 1gr/kgBB/hari dan vitamin.
3. Prinsip diet
- Jumlah sesuai kebutuhan.
- Jadwal diet ketat.
- Jenis : boleh/tidak dimakan.
4. Latihan
Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita sirosis hepatis,
adalah : mencegah kekakuan pada otot dan sendi, mengurangi tingkat edema
maupun asites, mencegah terjadinya dekubitus.
5. Penyuluhan
Penyuluhan merupakan salah satu bentuk penyuluhan kesehatan kepada penderita
sirosis hepatis, melalui bermacam-macam cara atau media misalnya : leaflet,
poster, lembar balik, tv, kaset, video, dan sebagainya.
6. Pengobatan
Pengobatan yang spesifik dari sirosis hati akan di berikan jika telah terjadi
komplikasi seperti :
a. Asites.
b. Spontaneous bacterial peritonitis.

7
Terapi lain : Sebagian kecil penderita asites tidak berhasil dengan pengobatan
konservatif. Pada keadaan demikian pilihan kita adalah parasintesis. Mengenal
parasintesis cairan asites dapat di lakukan 5-10 liter per hari, dengan catatan harus
dilakukan infus albumin sebanyak 6-8 gr/l cairan asites yang di keluarkan. Ternyata
parasintesa dapat menurunkan masa opname pasien.

Ad. Spontsneus bacterial peritonitis (SBP) Infeksi cairan dapat terjadi secara
sepontan, atau setelah tindakan parasintese. Tipe spontan terjadi 80 % pada penderita
sirosis hati dengan asites, sekitar 20 % kasus. Keadaan ini lebih sering terjadi pada
sirosis hati stadium kompensata yang berat. Pada kebanyakan kasus penyakit ini
timbul selama masa rawatan. Infeksi umumnya terjadi secara blood borne dan 90 %
monomicroba. Pada sirosis hati terjadi permeabilitas usus menurun dan mikroba ini
berasal dari usus.

Pengobatan SBP dengan memberikan cephalosparins generasi III (cefotaxime),


secara parental selama lima hari, atau qinolon secara oral. Mengingat akan
rekulernya tinggi maka untuk profilaksis dapat di berikan norfloxacin (400 mg/hari)
selama 2-3 minggu.

B. ASKEP TEORI
a. Pengkajian
- Keluhan utama : Lemas, cemas, mual, muntah, terjadi pembengkakan di kaki,
tangan, asites.
- Riwayat penyakit sekarang : berisi tentang kapan terjadinya penyakit,
penyebab terjadinya penyakit, serta upaya yang telah di lakukan oleh
penderita untuk mengatasinya.
- Riwayat kesehatan dahulu : adanya riwayat penyakit sirosis hepatis, atau
penyakit-penyakit lain yang ada kaitannya dengan penyakit hati misal
hepatitis.
- Riwayat kesehatan keluarga : riwayat adanya faktor resiko, riwayat keluarga
tentang penyakit, misal riwayat dari keluarga alkoholic, memiliki riwayat
terkena sakit kuning, dan sebagainya.

8
- Riwayat psikososial : meliputi informasi mengenai perilaku, perasaan dan
emosi yang dialami penderita yang sehubungan dengan penyakitnya serta
tanggapan keluarga terhadap penyakit penderita.
- Kaji terhadap manifestasi sirosis hepatis : ikterus (penguningan), asites,
edema di ekstrimitas, hipertensi portal, hepatomegali.
- Kaji pemahaman pasien tentang kondisi, tindakan, pemeriksaan diagnostik,
dan tindakan perawatan diri untuk mencegah komplikasi.
b. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien dengan sirosis hati
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan ascites, edema.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru, asites.

PATOFISIOLOGI

9
c. Intervensi
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
Hasil
Kelebihan Tujuan : Setelah dilakukan - Ukur masukan - Menunjukkan
volume cairan tindakan keperawatan dan haluaran, status volume
berhubungan selama 1x24 jam terjadi catat sirkulasi
dengan ascites, balance cairan. keseimbangan - Peningkatan
edema. Kriteria hasil : positif kongesti
a. Menunjukkan - Auskultasi pulmonal
volume cairan stabil paru, catat dapat
dengan penurunan/ mengakibatka
keseimbangan tidak adanya n konsolidasi,
pemasukan dan bunyi napas gangguan
pengeluaran. dan terjadinya pertukaran
b. Berat badan stabil. bunyi gas, dan
c. Tanda vital dalam tambahan komplikasi
rentang normal dan - Dorong untuk - Dapat
tidak ada edema tirah baring meningkatkan
bila ada asites posisi
- Awasi TD dan rekumben
CVP untuk dieresis
- Awasi - Peningkatan
albumin serum TD biasanya
dan elektrolit berhubungan
dengan
kelebihan
volume cairan
- Penurunan
albumin
serum
mempengaruh

10
i tekanan
osmotik
koloid plasma,
mengakibatka
n edema
Intoleransi Tujuan : Setelah dilakukan - Tawarkan diet - Memberikan
aktivitas tindakan selama 1x24 jam tinggi kalori, kalori bagi
berhubungan klien toleran terhadap tinggi protein tenaga dan
dengan aktivitas. (TKTP) protein bagi
kelemahan fisik. Kriteria hasil : - Berikan proses
a. Melaporkan suplemen penyembuhan
peningkatan vitamin (A, B - Memberikan
kekuatan dan kompleks, C nutrien
kesehatan klien. dan K) tambahan
b. Merencanakan - Motivasi klien - Menghemat
aktivitas untuk untuk tenaga klien
memberikan melakukan sambil
kesempatan latihan yang mendorong
istirahat yang diselingi klien untuk
cukup. istirahat. melakukan
c. Meningkatkan - Motivasi dan latihan dalam
aktivitas dan latihan bantu klien batas toleransi
bersamaan dengan untuk klien
bertambahnya melakukan - Memperbaiki
kekuatan latihan perasaan sehat
dengan secara umum
periode waktu dan percaya
yang diri
ditingkatkan
secara
bertahap.

11
Pola nafas tidak Tujuan : Setelah dilakukan - Awasi - Pernapasan
efektif tindakan keperawatan frekuensi, dangkal cepat/
berhubungan selama 1x24 jam pola nafas kedalaman dispnea
dengan menjadi efektif. dan upaya mungkin ada
penurunan Kriteria hasil : pernapasan hubungan
ekspansi paru, a. Melaporkan - Pertahankan dengan
asites pengurangan gejala kepala tempat akumulasi
sesak nafas. tidur tinggi, cairan dalam
b. Memperlihatkan posisi miring abdomen
frekuensi respirasi - Ubah posisi - Memudahkan
yang normal (12-18 dengan sering, pernapasan
x/ menit) tanpa dorong latihan dengan
terdengarnya suara nafas dalam, menurunkan
pernapasan dan batuk tekanan pada
tambahan. - Berikan diafragma
c. Memperlihatkan tambahan - Membantu
pengembangan oksigen sesuai ekspansi paru
toraks yang penuh indikasi dan
tanpa gejala memobilisasi
pernapasan secret
dangkal. - Untuk
d. Tidak mengalami mencegah
gejala sianosis. hipoksia

12
BAB III

KASUS DAN PEMBAHASAN ASKEP

Pada tanggal 11 Juni 2018 jam 11.00 WITA, pasien yang dikajibernama Tn. B.L
berusia 45 tahun, agama Kristen protestan, pendidikan SMP, pekerjaan wiraswasta,
alamat Tarus. Pasien masuk UGD pada tanggal 28 Mei 2018 pukul 11.40 Wita. Pasien
masuk dengan diagnosa medis penurunan kesadaran. Pasien diantar oleh keluarganya ke
rumah sakit karena tidak sadarkan diri.
A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data
- Keluhan yang dirasakan pasien adalah merasa pusing saat bangun tidur dan duduk
lama.
- Pasien mengatakan memiliki riwayat sakit gastritis, jika penyakit ini kambuh pasien
mengatakan akan makan untuk mengurangi nyeri pada lambung.
- Pasien belum pernah dirawat di rumah sakit sebelum ini.
- Pasien mengatakan pasien mengatakan sering merokok, dalam sehari dapat
menghabiskan sebungkus rokok.
- Pasien juga sering mengkonsumsi alcohol jenis bir bintang dan sopi. Pasien
mengatakan sudah mengonsumsi alcohol sejak berusia 20 tahun.
- Pasien mengatakan bahwa ada keluarga menderita penyakit keturunanya itu
hipertensi.
- Pasien mengatakan pusing yang dialami sudah berlangsung selama 1 minggu. Faktor
pencetus yang menimbulkan keluhan pusing bertambah adalah jika pasien tiba-tiba
terkejut dari tidur, dan jika suhu ruangan meningkat. Jika Pasien mengalami pusing,
upaya yang dilakukan untuk mengatasi keluhan tersebut, ia akan duduk tenang dan
sejenak memejamkan mata.
- Pada pola hidup, Pasien mengalami gangguan pada pola aktivitas mobilisasi dan
perawatan diri sehingga keluarga membantu pasien dalam melakukan aktivitas ini.
2. Pemeriksaan Fisik

13
- Saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran pasien compos mentis
tekanan darah 90/60 mmHg, Nadi 98/menit, irama nadi teratur, pernapasan 18
x/menit dengan irama teratur, suhu badan 37,5˚C.
- Pada pemeriksaan untuk kepala, Pasien mengeluh pusing. Sclera tampak bercak
kuning, konjungtiva dan mukosa bibir pucat.
- Pada pemeriksaan abdomen, tampak ada lesi pada bagian abdomen kanan bawah
akibat gesekkan ikat pinggang. Asites(+) pada abdomen kuadran kanan atas.
Didapatkan bising usus pasien 16 kali/ menit, tidak ada nyeri tekan pada abdomen.
Pasien mengatakan sejak lahir mengalami kelumpuhan pada kaki kanan.
- Didapatkan tampak udem pada kaki + 1 mm, warna abdomen cokelat, ada luka akibat
edema pada kaki kanan dengan luasluka p: 18 cm x L:7 cm.
- Haluaran urine menurun ditandai dengan pasien minum 5-6 gelas air putih / 24 jam
(1.320 cc/ hari), parenteral 500 cc/ 24 jam, sedangkan produksi urine pasien 1500 cc/
24 jam.
3. Pemeriksaan Lainnya
- Hemoglobin 7.7 g/dL
- Pada pemeriksaan USG yang dilakukan dapatkan hasil sirosis hepar+ asites.
B. DIAGNOSIS
1. Kelebihan volume cairan disebabkan oleh gangguan pada mekanisme regulasi
2. Ketidakefektifan perfusi perifer yang disebabkan oleh Sirosis hepar
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema
4. Defisiensi pengetahuan
C. INTERVENSI
DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
KRITERIA HASIL
Kelebihan volume Tujuan : dalam jangka - Pantau TTV - Mengukur
cairan disebabkan waktu 3x 24 jam pasien - Ukur intake keadaan stabil
oleh gangguan akan menunjukkan, dan output pasien
pada mekanisme pitting udem berkurang cairan pasien - Mengontrol
regulasi Kriteria hasil : - Pemberian pemasukan dan
a. Masukkan dan terapi diuretik pengeluaran

14
haluaran sama cairan
b. Tekanan darah - Membantu
dalam batas pengeluaran
normal (120/80 garam dan air
mmHg). dalam tubuh
Ketidakefektifan Tujuan : setelah - Kaji dan catat - Mengetahui
perfusi perifer dilakukan tindakan keluhan pasien keluhan pasien
yang disebabkan keperawatan makan seperti pusing, - Mengidentifikasi
oleh Sirosis hepar akan menunjukkan sulit tidur adanya perubahan
tidak ada tanda tanda - Lakukan tanda-tanda vital
anemis pada pasien pengukuran - Mengetahui
Kriteria hasil : dan catat suhu, perubahan hasil
a. Tidak lemah frekuensi nadi, - Mampu
b. Konjungtiva laju pernapasan memahami
merah merah dan tekanan informasi
muda darah detiap 4 mengenai diet
jam bagi penderita
- Lakukan
pemantauan
hasil
laboratorium
(darah lengkap)
- Beri informasi
tentang diet
bagi penderita
- Kolaborasi
pemberian
tranfusi darah.
Kerusakan Tujuan : setelah - Observasi luka - Untuk
integritas kulit dilakukan tindakan setiap hari mengetahui
berhubungan keperawatan, pasien (luas luka) kondisi luka

15
dengan edema akan menunjukkan - Lakukan - Agar luka tetap
tidak adanya infeksi perawatan luka bersih
pada kulit - Observasi - Agar tidak terjadi
Kriteria hasil : tanda-tanda infeksi
a. Kulit luka infeksi - Agar pasien
tampak merah - Atur posisi nyaman dengan
mudah pasien nyaman posisi yang
(granulasi) dan tidak ada diberikan
b. Suhu tubuh penekanan
pasien dalam pada luka
batas normal
36,5˚C-37.5˚C
Defisiensi Tujuan : setelah - Menjelaskan ke - Mampu
pengetahuan dilakukan tindakan keluarga dan menyebutkan
keperawatan dapat pasien pengertian sirosis
meningkatkan mengenai hati, penyebab
pengetahuan terhadap pengertian sirosis hati, tanda
keluarga dan pasien sirosis hati, dan gejala sirosis
Kriteria Hasil : penyebab hati, serta
a. Mampu sirosis hati, pencegahan dan
menyebutkan tanda dan komplikasi Sirosis
informasi gejala sirosis hati
mengenai hati, serta
sirosis hepatis pencegahan
dan komplikasi
Sirosis hati

16
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
Kelebihan volume cairan - Kaji pemasukan dan - Piting udem negatif,
disebabkan oleh gangguan haluaran pasien serta asites pada perut
pada mekanisme regulasi menghitung balance kuadaran kanan atas,
cairan lingkar perut 76 cm,
- Pemberian furosemid 40 - Penumpukan cairan :
mg 2340 cc-(1400+975) cc
=35 cc.
Ketidakefektifan perfusi - Pengukuran dan catat - Pasien mengatakan tidak
perifer yang disebabkan suhu, frekuensi nadi, laju pusing
oleh Sirosis hepar pernapasan dan tekanan - Konjungtiva tampak
darah detiap 4 jam merah muda
- Pemberian 1 kantong - Mukosa bibir merah
darah muda
- (TTV) TD=110/70
mmHg N=84x/ menit ,
RR=16x/menit, suhu
tubuh adalah 36.5
derajat celcius
- Hasil pemeriksaan
hemoglobin adalah 10.5
Kerusakan integritas kulit - Observasi luka - Balutan luka bersih
berhubungan dengan edema - Perawatan luka - Jaringan nekrotik
- Observasi tanda- tanda berkurang
infeksi pada luka, ada
tidaknya nanah, warna
luka
- Mengatur posisi pasien
dengan nyaman dan tidak
ada penekanan pada luka

17
Defisiensi pengetahuan Penyuluhan kesehatan Respon pasien dan keluarga
tentang penyakit sirosis mengatakan sudah lebih
pada Pasien dan keluarga tahu tentang penyakit
sirosis hepatis, data objektif
yang dilihat adalah Pasien
dan keluarga mendengar
dengan efektif, Pasien dan
keluarga dapat
menyebutkan pengertian,
penyebab, tanda dan gejala,
pencegahan serta
komplikasi penyakit sirosis
hati

18
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sirosis hepatis adalah penyakit kronis yang dicirikan dengan penggantian jaringan
hati dermal dengan fibrosis yang menyebar dan mengganggu struktur dan fungsi hati.
Sirosis atau jaringan parut pada hati, dibagi menjadi tiga jenis yaitu alkoholik, paling
sering disebabkan oleh alkoholik kronis, jenis sirosis yang paling umum; pasca
nekrotik, akibat hepatis virus akut sebelumnya; dan biliter, akibat obstruksi bilier
kronis dan infeksi (Smeltzer & Bare, 2013).
Pada pengkajian keperawatan untuk pasien dengan sirosis hepatis, harus dikaji
keluhan pasien, riwayat kesehatan, riwayat penyakit baik dari pasien dan keluarga
sampai pada riwayat penyakit dahulu pasien.
B. SARAN
Untuk perawat dan teman sejawat agar dapat memprioritaskan masalah sesuai dengan
KDM dan masalah utama klien tersebut, dan rencana tindakan dapat dilakukan
dengan baik. Dan saran untuk penderita penyakit sirosis hepatis agar lebih menjaga
kesehatan dan kebersihan hidupnya, menjaga pola makan dengan baik, dan hindari
kebiasaan perilaku yang tidak baik.

19
DAFTAR PUSTAKA

http://library.usu.ac.id/download/fk/penydalam-srimaryani5.pdf

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-nurulhiday-6749-2-
babii.pdf

http://repository.ump.ac.id/3910/3/HILDAN%20AWALUDIN%20BAB%20II.pdf

https://www.academia.edu/11388128/BAB_II_TINJAUAN_PUSTAKA_SIROSIS
_HEPATIS_DEKOMPENSATA

20

Anda mungkin juga menyukai