Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH FIBROSA PARU

Disusun Oleh :

1. Elvi Pristimawardani (P13374204190150)


2. Eliya Azizah (P1337420419023)
3. Intan Nur Avivah F (P1337420419099)
4. Santika Rahayu (P1337420419093)
5. Onni Gita Sri L (P1337420419089)
6. Kholis Nazali (P1337420419013)
7. Putri Delia Y (P1337420419055)
8. Siti Qomarun Anisa F (P1337420419079)
9. Alvira Mustikasari (P1337420419043)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


DIII KEPERAWATAN BLORA
2019/2020
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Fibrosa Paru ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Patofisiologi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang  Fibrosa
paru bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Warijan selaku dosen pembimbing mata kuliah
Patofisiologi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
bidang studi ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan tugas
makalah ini dan membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Blora , Januari 2020

Penulis
BAB l

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Penyakit fibrosis paru yang dalam istilah kedokteran disebut idiopathic pulmonary fibrosis (IPF)
termasuk penyakit langka yang masih jarang diketahui oleh masyarakat. Dokter pun masih banyak
yang belum mengenal penyakit fibrosis paru.
Fibrosis paru adalah salah satu penyakit dari grup besar penyakit paru interstisial. Penyakit
ini bisa didefinisikan sebagai kondisi ketika jaringan paru menjadi jaringan parut, seperti paparan
jangka panjang terhadap zat beracun tertentu, memiliki kondisi medis tertentu, dan konsumsi
beberapa obat.
Kendati penyakit langka, fibrosis paru tidak boleh disepelekan karena mematikan. Rata-rata
penderita fibrosis paru hanya bertahan hidup dua hingga lima tahun setelah terdiagnosis. Hal ini
disampaikan Agus Dwi Susanto, Ketua Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dalam acara temu media
yang digelar Roche Indonesia di Jakarta pada Jumat (2/3/2018).
Penyakit fibrosis paru ditandai dengan adanya kerusakan permanen pada paru-paru berupa luka parut
yang progresif. Luka ini menyebabkan paru-paru terhambat mengembang sehingga pasien kesulitan
bernapas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari fibrosa paru?
2. Apa saja penyebab fibrosa paru?
3. Apa saja gejala dari fibrosa paru?
4.Komplikasi apa saja yang muncul dalam penyakit fibrosa paru?
5.Bagaimana pengobatan yang dapat dilakukan fibrosa paru ?
6.Bagaimana cara dari pencegahan penyakit fibrosa paru ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi fibrosa paru
2. Untuk mengetahui penyebab fibrosa paru
3. Mengetahui gejala dari fibrosa paru
4.Mengetahui komplikasi apa saja yang muncul dalam penyakit fibrosa paru
5. Mengetahui cara pengobatan fibrosa paru
6. Mengetahui cara pencegahan penyakit fibrosa paru.
BAB ll

PEMBAHASAN

1. Definisi Fibrosa Paru

Fibrosis paru adalah gangguan pernapasan akibat terbentuknya jaringan parut di organ paru-paru. Kondisi
ini akan menyebabkan paru-paru tidak berfungsi secara normal.

Fungsi paru-paru yang tidak normal ini akan menyebabkan seseorang mengalami sesak napas, bahkan
ketika hanya melakukan aktivitas ringan, seperti berjalan atau mengenakan pakaian.

Fibrosis paru merupakan penyakit paru yang memburuk secara perlahan dan tidak menular. Kondisi ini
dapat disebabkan oleh berbagai faktor dan dapat dialami oleh siapa saja, namun lebih sering terjadi pada
orang dewasa dan lansia.

2. Penyebab Fibrosis Paru

Fibrosis paru disebabkan oleh jaringan parut yang terbentuk di dalam paru-paru. Ada beberapa faktor
yang dapat memicu terbentuknya jaringan parut tersebut, di antaranya:

 Lingkungan pekerjaan

Partikel kimia berbahaya, seperti serat asbes, serbuk batu bara, dan debu logam, berisiko merusak organ
paru jika paparannya berlangsung dalam jangka waktu lama. Partikel kimia tersebut dapat ditemukan di
area pertambangan, pertanian, dan konstruksi bangunan.

 Penyakit tertentu

Fibrosis paru dapat berkembang dari beberapa penyakit, seperti pneumonia, rheumatoid arthritis,
skleroderma, dan sarkoidosis.

 Obat-obatan tertentu

Beberapa jenis obat-obatan dapat merusak jaringan paru-paru, seperti obat kemoterapi (methotrexate dan
cyclophosphamide), obat penyakit jantung (amiodarone), antibiotik (nitrofurantoin dan ethambutol), serta
obat antiperadangan (rituximab dan sulfasalazine).

 Radioterapi

Terapi radiasi atau radioterapi yang umumnya diberikan untuk mengobati kanker berisiko merusak paru-
paru, terutama bila dilakukan dalam jangka waktu lama. Gejala kerusakan paru-paru dapat terlihat dalam
beberapa bulan hingga beberapa tahun sejak penderita terpapar radiasi.
Selain beberapa penyebab di atas, ada juga faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang
terkena fibrosis paru, yaitu:

 Usia dan jenis kelamin

Sebagian besar penderita fibrosis paru adalah orang yang berusia antara 40-70 tahun. Meskipun demikian,
kondisi ini juga dapat dialami oleh bayi dan anak-anak. Fibrosis paru juga lebih banyak dialami oleh pria
dibandingkan wanita.

 Kebiasaan merokok

Risiko perokok aktif atau orang yang pernah merokok untuk terkena fibrosis paru lebih tinggi
dibandingkan orang yang tidak pernah merokok sama sekali.

 Faktor keturunan

Fibrosis paru dapat diturunkan dalam keluarga. Pada beberapa kasus, penderita fibrosis paru diketahui
memiliki anggota keluarga yang juga menderita penyakit ini.

3. Gejala Fibrosis Paru

Gejala utama fibrosis paru adalah sesak napas dan batuk. Selain itu, ada beberapa gejala tambahan
fibrosis paru, yaitu:

-Cepat lelah

-Nyeri otot dan sendi

-Berat badan turun

-Ujung jari tangan dan kaki berwarna kebiruan

Gejala yang dialami akan berkembang secara perlahan hingga lebih dari 6 bulan.

Setiap pekerja yang berisiko terpapar partikel berbahaya, seperti debu silika atau serat asbes, perlu
melakukan pemeriksaan rutin ke dokter secara berkala, biasanya 1 tahun sekali, tergantung kebijakan
perusahaan. Selain itu, para pekerja tersebut juga harus memakai alat pelindung diri untuk mencegah
kerusakan pada paru.

Segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami batuk selama lebih dari 3 minggu, apalagi sampai
sesak napas. Kondisi ini membutuhkan penanganan secara khusus dari dokter.

4. Pengobatan Fibrosis Paru

Dokter akan menentukan jenis pengobatan fibrosis paru berdasarkan tingkat keparahannya. Penanganan
yang dapat dilakukan untuk fibrosis paru yaitu:
 Pemberian obat

Dokter akan memberikan untuk menghambat perkembangan fibrosis paru. Jenis obat-obatan yang
diberikan adalah prednisone, azathioprine, pirfenidone, dan nintedanib.

 Tambahan oksigen

Oksigen diberikan untuk mencegah tubuh kekurangan oksigen, sekaligus untuk meningkatkan kualitas
tidur.

 Rehabilitasi paru

Rehabilitasi paru dilakukan dengan cara melatih ketahanan fisik dan teknik pernapasan untuk
meningkatkan kerja organ paru-paru, sehingga akan meringankan gejala.

 Transplantasi paru

Transplantasi paru dilakukan jika kondisi paru-paru sudah parah dan pengobatan lain tidak efektif untuk
mengatasi fibrosis paru. Metode ini dilakukan dengan mengganti organ paru-paru yang rusak dengan
paru-paru sehat dari pendonor. Namun, prosedur ini berisiko menyebabkan penolakan tubuh terhadap
organ baru.

Selain tindakan secara medis, dokter juga akan menganjurkan pasien untuk mengubah gaya hidup, agar
proses pengobatan dan pemulihan berlangsung lebih cepat serta tidak terjadi komplikasi. Langkah-
langkah yang perlu dilakukan adalah:

-Menghentikan kebiasaan merokok dan menghindari asap rokok.

-Mengonsumsi makanan tinggi serat, seperti buah dan sayur, serta menghindari makanan tinggi garam
dan makanan berlemak.

-Memperbanyak istirahat.

-Melakukan olahraga secara rutin.

-Melakukan vaksinasi pneumonia dan flu secara rutin.

5. Komplikasi Fibrosis Paru

Jika dibiarkan dan tidak segera ditangani, fibrosis paru berisiko menyebabkan komplikasi pada
penderitanya, yaitu berupa:

 Hipertensi pulmonal
Hipertensi pulmonal adalah tingginya tekanan darah di pembuluh darah paru-paru. Kondisi ini terjadi
ketika aliran darah di dalam paru-paru terganggu akibat terbentuknya jaringan parut.

 Gagal jantung

Terganggunya aliran darah di paru-paru membuat jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa
darah, sehingga lama-kelamaan, dapat terjadi gagal jantung.

 Kanker paru

Fibrosis paru yang berlangsung dalam jangka panjang dapat berkembang menjadi kanker paru.

 Gagal napas

Gagal napas terjadi ketika paru-paru tidak mampu lagi mengambil udara dan mencukupi kebutuhan
oksigen di dalam tubuh. Pada kondisi ini, diperlukan alat bantu napas.

Gangguan lainnya yang juga dapat terjadi adalah terbentuknya gumpalan darah di paru-paru dan infeksi
paru (pneumonia).

6. Pencegahan Fibrosis Paru

Cara terbaik untuk mencegah fibrosis paru adalah menghindari faktor-faktor penyebabnya, misalnya
dengan berhenti merokok atau menggunakan alat pelindung diri selama bekerja di lingkungan yang rentan
terpapar partikel berbahaya
BAB III

PENUTUP

Fibrosis paru atau abestosis adalah salah satu gangguan pernafasan yang tidak dapat disembuhkan.
Disebabkan oleh terbentuknya jarinan parut diparu-paru, kondisi fibrosis tidak menular namun dapat
memburuk dan berkembang secara perlahan didalam tubuh penderitanya.

Anda mungkin juga menyukai