Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH HEPATITIS

Tugas ini ditunjukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah

Keperawatan Medikal Bedah II

Disusun oleh kelompok 6 :

Arif Nur Rohman

Elia Rahmawati

Ika Fikriah

Nurul Ramadhanti

Siti Marisa

Tingkat 3A

AKADEMI KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH CIREBON


TAHUN 2019-2020
Jln. Walet No. 21 Sutawinangun – Cirebon
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,

karena atas berkat dan penyertaan-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan

makalah ini dengan baik.

Makalah dengan judul “HEPATITIS” ini, merupakan salah satu tugas dari

Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah II Penulis menyadari bahwa makalah

ini masih jauh dari kesempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan

kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi penyempurnaan

tulisan-tulisan berikutnya.

Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi semua

pihak.

Cirebon, 17 September 2019

Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................
Daftar Isi...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...........................................................................................


1.2 Tujuan ........................................................................................................
1.3 Sistematika Penulisan ................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi .......................................................................................................


2.2 Jenis – Jenis Hepatitis ................................................................................
2.3 Penyebab dan Cara Penyebaran .................................................................
2.4 Etiologi .......................................................................................................
2.5 Patofisiologi ...............................................................................................
2.6 Manifestasi Klinis ......................................................................................
2.7 Diagnosa Keperawatan...............................................................................
2.8 Penatalaksanaan .........................................................................................
2.9 Pencegahan .................................................................................................
2.10 Pengobatan ...............................................................................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian ..................................................................................................
3.2 Diagnosa Keperawatan...............................................................................
3.3 Intervensi Keperawatan ..............................................................................
3.4 Implementasi Keperawatan ........................................................................
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ................................................................................................
4.2 Saran ...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hepatitis didefinisikan sebagai suatu penyakit yang ditandai dengan

terdapatnya peradangan pada organ tubuh yaitu hati. Hepatitis merupakan

suatu proses terjadinya inflamasi atau nekrosis pada jaringan hati yang dapat

disebabkan oleh infeksi, obat-obatan, toksin gangguan metabolik, maupun

kelainan autoimun. Inveksi yang disebabkan virus merupakan penyebab

tersering dan terbanyak dari hepatitis akut. Terdapat 6 jenis virus hepatotropik

penyebab utama infeksi akut, yaitu virus hepatitis A, B, C, D, E, dan G (Arif,

2012). Diantara penyakit hepatitis yang disebabkan oleh virus, hepatitis B

menduduki tempat pertama dalam hal jumlah dan penyebarannya. Hepatitis B

menjadi masalah kesehatan dunia karena selain prevalensinya yang sangat

tinggi, virus hepatitis B juga dapat menimbulkan problem paskaakut bahkan

dapat terjadi sirosis hati dan karsinoma hepatoseluler primer (hepatoma). Oleh

sebab itu, karena tingginya morbiditas dan mortalitas dari penyakit hepatitis B,

penyakit ini sangat mengancam di dunia (Siregar, 2010).

Hepatitis menjadi masalah penting di Indonesia yang merupakan jumlah

penduduk keempat terbesar di dunia. Saat ini jumlah pasien Hepatitis B

cenderung meningkat. Hal ini disebabkan karena masih rendahnya tingkat

pengetahuan masyarakat kita tentang budaya hidup bersih dan sehat, kondisi

lingkungan pemukiman yang semakin padat, tingkat ekonomi yang rendah dan

budaya masyarakat kita yang sulit berubah. Meningkatnya seks bebasjuga


berpotensi meningkatkan virus hepatitis B. Kasus Hepatitis B di Indonesia

cukup banyak dan menjadi perhatian khusus pemerintah (Anonim B, 2008)

Hepatitis B merupakan masalah kesehatan global dan diperkirakan sekitar

2 miliar penduduk dunia pernah terpapar virus hepatitis B (VHB). Hepatitis B

adalah penyakit infeksi hati yang berpotensi mengancam nyawa

yangdisebabkan oleh virus hepatitis B. Menurut WHO, terdapat sekitar dua

miliar orang di dunia telah terinfeksi virus Hepatitis B dan lebih dari 240 juta

telah menderita infeksi hati kronis (jangka panjang). Sekitar 600.000 orang

meninggal setiap tahun karena menderita Hepatitis B akut atau kronis.

Prevalensi infeksi HBV berbeda-beda di seluruh dunia. Kategori daerah

endemis terbagi menjadi rendah, sedang, dan tinggi. Angka prevalensi infeksi

VHB di Asia Pasifik cukup tinggi yaitu melebihi 8% (Firdayani, 2013).

1.2 Tujuan

Makalah ini dibuat untuk mengetahui tentang penyakit hepatitis dan juga

untuk memenuhi tugas mata kuliah KMB II.

1.3 Sistematika Penulisan

Makalah berisi 4 bab, Bab 1 pendahuluan yaitu latar belakang, tujuan serta

sistematika penulisan, Bab 2 Tinjauan Teori tentang definisi, etiologi,

manifestasi klinis, jenis – jenis, pencegahan, penatalaksanaan, pengobatan dan

diagnosa keperawatan yang mungkin muncul, Bab 3 tentang contoh asuhan

keperawatan pada diagnosa hepatitis serta Bab 4 penutup meliputi kesimpulan

dan saran.
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi

Hepatitis adalah inflamasi/radang dan cedera pada hepar karena reaksi hepar

terhadap berbagai kondisi terutama virus, obat-obatan dan alkohol. (Ester

monika, 2002 : 93).

Hepatitis virus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh virus

disertai nekrosis dn inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan

perubahan klinis, biokomia serta seluler yang khas (Brunner & Suddarth, 2002

: 1169)

Hepatitis adalah suatu proses peradangan pada jaringan hati. Hepatititis dalam

bahasa awam sering disebut dengan istilah lever atau sakit kuning. Padahal

definisi lever itu sendiri sebenarnya berasal dari bahasa belanda yang berarti

organ hati,bukan penyakit hati. Namun banyak asumsi yang berkembang di

masyarakat mengartikan lever adalah penyakit radang hati. sedangkan istilah

sakit kuning sebenarnya dapat menimbulkan kercunan, karena tidak semua

penyakit kuning disebabkan oleh radang hati, teatapi juga karena adanya

peradangan pada kantung empedu. (M. Sholikul Huda)

2.2 Jenis – Jenis Hepatitis

2.2.1 Hepatitis A

Dikenal dengan hepatitis infeksiosa, rute penularan adalah melalui

kontaminasi oral-fekal, HVA terdapat dalam makanan dan air yang

terkontaminasi. Potensi penularan infeksi hepatitis ini melalui sekret

saluran cerna. Umumnya terjadi didaerah kumuh berupa endemik. Masa


inkubasi : 2-6 minggu, kemudian menunjukkan gejala klinis. Populasi

paling sering terinfeksi adalah anak-anak dan dewasa muda.

2.2.2 Hepatitis B

Penularan virus ini melalui rute trnfusi darah/produk darah, jarum suntik,

atau hubungan seks. Golongan yang beresiko tinggi adalah mereka yang

sering tranfusi darah, pengguna obat injeksi; pekerja parawatan kesehatan

dan keamanan masyrakat yang terpajan terhadap darah; klien dan staf

institusi untuk kecatatan perkembangan, pria homoseksual, pria dan wanita

dengan pasangan heteroseksual, anak kecil yang terinfeksi ibunya, resipien

produk darah tertentu dan pasien hemodialisa. Masa inkubasi mulai 6

minggu sampai dengan 6 bulan sampai timbul gejala klinis.

2.2.3 Hepatitis C

Dahulu disebut hepatitis non-A dan non-B, merupakan penyebab tersering

infeksi hepatitis yang ditularkan melalui suplai darah komersial. HCV

ditularkan dengan cara yang sama seperti HBV, tetapi terutama melalui

tranfusi darah. Populasi yang paling sering terinfeksi adalah pengguna

obat injeksi, individu yang menerima produk darah, potensial risiko

terhadap pekerja perawatan kesehatan dan keamanan masyarakat yang

terpajan pada darah. Masa inkubasinya adalah selama 18-180 hari.

2.2.4 Hepatitis D

Virus ini melakukan koinfeksi dengan HBV sehingga infeksi HBV

bertambah parah. Infeksi oleh HDV juga dapat timbul belakangan pada

individu yang mengedap infeksi kronik HBV jadi dapat menyebabkan

infeksi hanya bila individu telah mempunyai HBV, dan darah infeksius
melalui infeksi HDV. Populasi yang sering terinfeksi adalah pengguna

obat injeksi, hemofili, resipien tranfusi darah multipel (infeksi hanya

individu yang telah mempunyai HBV). Masa inkubasinya belum diketahui

secara pasti. HDV ini meningkatkan resiko timbulnya hepatitis fulminan,

kegagalan hati, dan kematian

2.2.5 Hepatitis E

Virus ini adalah suatu virus RNA yang terutama ditularkan melalui ingeti

air yan tercemar. populasi yang paling sering terinfeksi adalah orang yang

hidup pada atau perjalanan pada bagian Asia, Afrika atau Meksiko dimana

sanitasi buruk, dan paling sering pada dewasa muda hingga pertengahan.

2.3 Penyebab dan Cara Penularan

2.3.1 Hepatitis A

Hepatitis A pada umumnya dapat di tulari melalui mulut, misalnya

melalaui gelas atau sendok bekas yang di pakai penderita hepatitis A.

Kadang – kadang dapat juga melalui keringat penderita atau melalui jarum

suntik bekas yang di pakai pada penderita pengdapa hepatitis A.

2.3.2 Hepatitis B

Hampir semua jenis virus hepatitis dapat menyerang manusia. Pada ibu

hamil bila terserang virus ini dapat menularkan pada bayinya yang ada

dalam kandungan atau waktu menyusui bayi itu. Bentuk penularan seperti

inilah yang banyak di jumpai pada penyakit hepatitis B. Pada saat ini jenis

hepatitis yang paling banyak di pelajari ialah hepatitis B dan telah dapat

pula di cegah melalui vaksinasi. Walaupun infeksi virus ini jarang terjadi
pada populasi orang dewasa, kelompok tertentu dan orang yang memiliki

cara hidup tertentu berisiko tinggi. Kelompok ini mencakup:

1. Imigran dari daerah endemis hepatitis b

2. pengguna obat IV yang sering bertukar jarum dan alat suntik

3. Pelaku hubungan seksual dengan banyak orang atau dengan orang

yang terinfeksi.

4. Pria homoseksual yaang secara seksual aktif

5. Pasien rumah sakit jiwa

6. Narapidana pria

7. Pasien hemodialisis dan penderita hemofilia yang menerima

produk tertenu dari plasma

8. Kontak serumah denag karier hepatitis

9. Pekerja sossial di bidang kesehatan, terutama yang banyak kontak

dengan darah

2.3.3 Hepatitis C

Penularan hepatitis C dan Delta pada orang dewasa bisa terjadi melalui

kontak seksual dan bisa pula melalui makanan dan minuman, suntikan

ataupun transfusi darah. Virus hepatitis C juga berbahaya karena sebagian

besar penyakit Hepatitis C dapat berkembang menjadi kronis/menahun dan

menjadi pengidap yang selanjutnya akan menjadi sumber infeksi bagi

orang sekitarnya.

2.3.4 Hepatitis D dan hepatitis E

Hepatitis delata dan hepatitis e didduga penularannya melalui mulut, tetapi

belum ada penelitian yang lebih mendalam.


2.4 Etiologi Hepatitis

Secara umum hepatitis disebabkan oleh virus. Beberapa virus yang telah

ditemukan sebagai penyebabnya, berikut ini.

1. Virus hepatitis A (HAV)

2. Virus hepatitis B (HBV)

3. Virus hepatitis C (HCV)

4. Virus hepatitis D (HDV)

5. Virus hepatitis E (HEV)

6. Hepatitis F (HFV)

7. Hepatitis G (HGV)

Namun dari beberapa virus penyebab hepatitis, penyebab yang paling dikenal

adalah HAV (hepatitis A) dan HBV (hepatitis B). Kedua istilah tersebut lebih

disukai daripada istilah lama yaitu hepatitis “infeksiosa” dan hepatitis

“serum”, sebab kedua penyakit ini dapat ditularkan secara parental dan

nonparental (Price dan Wilson, 2005: 243). Hepatitis pula dapat disebabkan

oleh racun, yaitu suatu keadaan sebagai bentuk respons terhadap reaksi obat,

infeksi stafilokokus, penyakit sistematik dan juga bersifat idiopatik (Sue

hincliff, 2000: 205).

2.5 Patofisiologi Hepatitis

Yaitu perubahan morfologi yang terjadi pada hati, seringkali mirip untuk

berbagai virus yang berlainan. Pada kasus yang klasik, hati tampaknya

berukuran basar dan berwarna normal, namun kadang-kadang agak edema,

membesar dan pada palpasi “terasa nyeri di tepian”. Secara histologi. Terjadi

kekacauan susunan hepatoselular, cedera dan nekrosis sel hati dalam berbagai
derajat, dan peradangan periportal. Perubahan ini bersifat reversibel

sempurna, bila fase akut penyakit mereda.

2.6 Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis merupakan suatu gejala klinis tentang suatu penyakit yang

diderita oleh pasien. Berikut adalah gejala klinis dari penyakit hapatitis.

2.6.1 Stadium prodromal

Disebut periode praikterus, dimulai setelah periode masa tunas virus

selesai dan pasien mulai memperlihatkan tanda-tanda penyakit. Stadium

ini disebut praikterus karena ikterus belu muncul. Antibodi terhadap virus

biasanya belum dijumpai, stdium ini berlangsung 1-2 minggu dan ditandai

oleh :

- Malese umum

- Anoreksia

- Sakit kepala

- Rasa malas

- Rasa lelah

- Gejala-gejala infeksi saluran nafas atas

- Mialgia (nyeri otot)

2.6.2 Stadium ikterus

Dapat berlangsung 2-3 minggu atau lebih, pada sebagia besar orang

stadium ini ditandai oleh timbulnya ikterus, manifestasi lainnya adalah:

- Memburuknya semua gejala yang ada pada stadium prodromal

- Pembesaran dan nyeri hati

- Splenomegali
- Mungkin gatal ( pruritus ) dikulit

2.6.3 Stadium pemulihan

Biasanya timbul dalam 2-4 bulan, selama periode ini :

- Gejala-gejala mereda termasuk ikterus

- Nafsu makan pulih

- Apabila tedapat splenomegali, akan segera mengecil

2.7 Diagnosa Keperawatan

Diagnosis keperawatan merupakan pernyataan tentang masalah aktual dengan

aktivitas kehidupan sehari-hari seperti yang dialami oleh pasien.

1. Resiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan muntah,

diare, dan pendarahan.

2. Nyeri yang berhubungan dengan inflamasi hati.

3. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan

dengan anoreksia, diare, mual atau muntah.

4. Resiko intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan peningkatan

kelelahan.

5. Resiko infeksi yang berhubungan dengan penyebaran virus hepatitis

melalui kontak dengan pengunjung dan staf.

6. Isolasi sosial yang berhubungan dengan status isolasi (jika anak

mengidap hepatitis B)

7. Defisit pengetahuan yang berhubungan dengan perawatan di rumah,

penyakit, dan pencegahan kekambuhan.

8. Ketidakefektifan koping keluarga : penurunan yang berhubungan

dengan rawat nginap di rumah sakit.


9. Defisit pengetahuan yang berhungan dengan perawatan di rumah.

2.8 Penatalaksanaan

Dalam penatalaksanaan untuk penderita hepatitis dapat harus dilakukan sesuai

dengan sifat-sifat dari hepatitis.

2.8.1 Hepatitis Akut

Terdiri dari istirahat, diet, dan pengobatan medikamentos

2.8.1.1 Istirahat

Pada periode akut dan keadaan lemah diharuskan untuk istirahat. Istirahat

mutlak tidak terbukti dapat mempercepat penyembuhan. Kekecualian

diberikan kepada mereka dengan umur tua dan keadaan umum yang

buruk.

2.8.1.2 Diet

Jika pasien mual, tidak nafsu makan atau muntah-muntah sebaiknya di

berikan infus. Jika sudah tidak mual lagi, diberikan makanan yang cukup

kalori ( 30 – 35 kalori/kg BB ) dengan protein cukup ( 1 gr/kg BB ).

Pemberin lemak sebenarnya tidak perlu dibatasi.

2.8.1.3 Medikalmentosa

Kortikosteroid tidak diberikan bila untuk mempercepat penurunan

bilirubin darah. Kortikosteroid dapat digunakan pada kolestatis yang

berkepanjangan, dimana transamenase serum sudah kembali normal tetapi

bilirubin masih tinggi. Pada keadaan ini dapat diberikan prednisone 3 x 10

mg selama 7 hari kemudian dilakukan tapering off.

1. Berikan obat – obat yang bersifat melindungi hati.

2. Antibiotic tidak jelas kegunaannya.


3. Jangan diberikan antiemetic. Jika perlu sekali dapat diberikan

golongan fenotiazin.

4. Vitamin K diberikan pada kasus dengan kecenderungan perdarahan.

Bila pasien dalam keadaan prekoma atau koma, penanganan seperti

koma hepatik.

2.8.2 Hepatitis Kronik

Menurut Arif Mansjoer (2001: 515) Obat yang dinilai bermanfaat untuk

pengobatan hepatitis kronik adalah interferon (IFN). Obat tersebut adalah

suatu protein selular stabil dalam asam yang diproduksi oleh sel tubuh kita

akibat rangsangan virus atau akibat induksi mikroorganisme, asam

nukleat, anti gen, mitogen, dan polimer sintetik. Interferon mempunyai

efek antivirus, imunomodulasi, dan antiproliferatif.

2.9 Pencegahan

Pencegahan terhadap hepatitis virus ini adalah sangat penting

karena sampai saat ini belum ada obat yang dapat membunuh virus,

sehingga satu-satunya jalan untuk mencegah hepatitis virus adalah dengan

vaksinasi, tetapi pada saat ini baru ada vaksin hepatitis B saja, karena

memang Hepatitis B sajalah yang paling banyak diselidiki baik mengenai

perjalanan penyakitnya maupun komplikasinya.

Ada dua vaksin hepatitis B yaitu vaksin yang dibuat dari darah

manusia yang telah kebal Hepatitis B dan vaksin hepatitis yang dibuat dari

perekayasaan sel ragi. Vaksin hepatitis yang di buat dari darah manusia

kebal hepatitis di suntikkan kepada orang sehat sekali sebulan sebanyak

tiga kali, sedangan vaksin hepatitis b yang di rekayasa dari sel ragi diberi
kepada penderita sebulan sekali sebanyak dua kali, lalu suntikan ke tiga

baru di beri 5 bulan kemudian.

Vaksinasi hepatitis B sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Bayi

yang lahir dari ibu yang mengidap penyakit hepatitis B, harus di vaksinasi

hepatitis B segera setelah lahir, sedangkan bayi lainnya boleh diberi

setelah berumur sebulan.

Secara keseluruhan tindakan pencegahan terhadap hepatitis adalah

dengan memakai sarung tangan bila berkontak dengan darah /cairan tubuh

lainnya, dan harus hati-hati memasang kembali tutup jarum suntik.

Perhatikan cara pembuangan bahan-bahan terkontaminasi dan

pembersihan alat-alat dan permukaan yang terkontaminasi.

2.10 Pengobatan

Tidak terdapat terapi spesifik untuk hepatitis virus akut. Tirah

baring selama fase akut penting dilakukan dan diet rendah lemak dan

tinggi karbohidrat umumnya merupakan makanan yang paling dapat

dimakan oleh penderita. Pemberian makanan secara intravena mungkin

perlu diberikan selama fase akut bila pasien terus-menerus muntah.

Aktivitas fisik biasanya perlu dibatasi sehingga gejala mereda dan tes

fungsi hati kembali normal.

Pengobatan terpilih untuk hepatitis B atau hepatitis C simtomatik

adalah terapi antivirus dengan interferon-α. Terapi antivirus untuk

hepatitis D kronis membutuhkan pasien uji eksperimental. Jenis hepatitis

kronis ini memiliki resiko tertinggi untuk berkembangnya sirosis. Obat


hepatitis hanya diperoleh dengan resep dokter. Namun terdapat obat

alternatif sebagai tambahan obat yag diberikan dokter.


BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

3.1.1 Biodata

Nama : Tn.A

Umur : 67 tahun

Pendidikan : SD

Agama : Islam

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Ds.sindang wangi

Tanggal pengkajian : 25 Juli 2011

Dx medic : Hepatitis B

3.1.2 Keluhan utama

Klien merasa nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen, dengan skala

3.

3.1.3 Riwayat Kesehatan Masa Lalu

3.1.3.1 Kesehatan masa lalu

Klien pernah mengalami penyakit tipoid -/+ 2 tahun yang lalu, dan

sekarang sudah sembuh. Klien pernah di operasi dengan keluhan batu

ginjal -/+ 8 tahun yang lalu di rawat di RSUD Majalengka selama 4

(empat) hari.

3.1.3.2 Riwayat masuk RS

Klien datang melalui UGD pada jam 09.30 WIB tanggal 23-07-2011

dengan keluhan nyeri tekan kuadran kanan atas abdomen dengan skala
3,klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk, di sertai mual sehingga

tidak nafsu makan, lemas, nyeri bertambah bila posisi duduk dan

berkurang bila klien berbaring tidur. Klien merasa nyeri sejak 3 hari yang

lalu.

3.1.4 Riwayat kesehatan keluarga

Klien dan keluarga menyatakan tidak ada yang mempunyai penyakit

menular (hepatitis) dan tidk ada yang mempunyai penyakit turunan.

3.1.5 Data biologis

NO Aspek yang dinilai Di rumah Di rumah sakit

1 Pola makan dan minum

~ Makan 3x sehari 3x sehari

~ Jenis Nasi, sayur, lauk, Nasi, sayur, lauk,

buah – buahan buah-buahan

~Pantangan Pedas, asam, manis Pedas, asam, manis

~Nafsu makan Baik Menghabiskan ¼

porsi

~Minum 5 – 6 gelas 4 - 6 gelas

~Jenis Air putih Air putih, susu

~ Pantangan Susu kental bubuk

~ keluhan Tidak ada keluhan Susu kental

Mual, tidak nafsu

makan

2 Eliminasi

- Kebiasaan BAB
- Konsistensi

- Warna 1x sehari 1x sehari

- Bau Lembek Lembek

- Kebiasaan BAK Kuning Kuning kadang

- Warna seperti teh

- Bau Khas feaces Khas feaces

- 4 – 6 x sehari 4 – 6 x sehari

Kuning Kuning kadang spt

Khas amoniak teh

Khas amoniak

3 Pola aktifitas sehari – hari Dapat melakukan Klien hanya

aktifitas sebagai terbaring di tempat

petani tidur aktifitas

dibantu keluarga

4 Pola istirahat tidur

~ Tidur siang Kadang – kadang +/_ ( 13.00 – 14.30

WIB )

~ Tidur malam +/_ ( 7 – 8 jam/ 21.00 – +/_( 7 – 8 jam/ 21.00

04.00 WIB ). – 04.00 WIB )

~ Gangguan Tidak ada Kadang nyeri ulu

hati, kembung.
5 Pola kebersihan

~ Mandi 2x sehari 2x sehari

~ Sikat gigi 2x sehari 1x sehari

~ Keramas 2x sehari Tidak pernah

~ Gunting kuku 1x seminggu Tidak pernah

3.1.6 Pemeriksaan fisik

- Keadaan umum : lemas

- Kesadaran : compos metis

- T =120/80 mmhg

- P =92x/mt

- R =20/mt

- S =36,7ºC

- Berat badan : 44kg

- TB :53cm

3.1.6.1 Kepala

Bentuk : simetris tidak da benjolan.tidak ada nyeri tekan.

Rambut : hitam keputih putihan, agak kusut, kulit bersih, tidak

tampak adanya lesi (luka) dan benjolan.

Leher : simetris tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran vena

jugolaris, reflek menelan baik.

3.1.6.2 Mata

Bentuk : Mata kanan dan kiri tampak simetris,


Penglihatan : normal, tidak ada diplopia, tidak ada ptosis, pupil isokhor,

sclera ikterik, konjungtiva an anemis, klien bisa membaca papan nama

perawat pada jarak +/- 30 cm

Telinga : Pendengaran baik, simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak

ada serumen.

3.1.6.3 Mulut dan fharing

Bentuk mulut : simetris, mukosa bibir kering.

Stomatitis : tidak ada

Gigi : gigi taring sudah tidak ada

Lidah : kotor agak kekuning-kuningan

palatum : lunak tidak ada pembesaran

Tonsil : tidak ada pembesaran

Getah bening : tidak ada pembesaran

Tiroid : tidak ada pembesaran

3.1.6.4 Dada

Thorax : bentuk simetris, pergerakan simetris, tidak ada nyeri.

Pernafasan : frekuensi nafas 20x/mnt, bunyi vasikuler

Jantung : bunyi normal (refular), frekuensi 92x/mnt

3.1.6.5 Abdomen

Bentuk : Pembesaran kuadran kanan atas

Nyeri tekan pada kuadran kanan atas : (skala 3) 0,1,2,3,4,5

Bising usus : 9x/mnt

Turgor kulit : Keriput

Pembesaran hepar : teraba 3 jari(hepatomegali)


Limfa : tidak teraba

Nyeri Tekan : Klien kelihatan meringis kesakitan

bila bagian hepar di tekan

3.1.6.6 Genetalia dan Rektum

Klien mengatakan tidak ada kelainan pada daerah genetalia dan rectum.

3.1.6.7 Ekstermitas Atas

Kekuatan otot kurang di tandai dengan klien lemah dalam aktifitas.

Bawah: Kekuatan otot kurang,di tandai dengan klien lemah dalam

melakukan aktifitas

3.1.7 Data psikologis

3.1.7.1 Status emosi

Stabil terbukti klien waktu dikaji bersikap sabar dan tenang

3.1.7.2 Konsep diri

a. Peran : Di keluarga klien berperan sebagai ayah dan sebagai

kepala keluarga

b. Identitas diri : Klien menyadari dirinya laki- laki dan bernama

c. Gambaran diri : Klien menyukai semua tubuhnya

d. Harga diri : Klien menyatakan dirinya senang bergaul.

3.1.7.3 Gaya komunikasi

Verbal klien dapat bicara dengan lancer. Non verbal, terbukti dengan klien

sering meringis bisa ditekan bagian oedema.

3.1.7.4 Pola interaksi

Di rumah klien berinteraksi dengan keluarga dan tetangga sekitar

rumahnya, selama di rumah sakit klien berinteraksi dgn baik.


3.1.7.5 Pola untuk mengatasi masalah

Dalam mengatasi masalah klien dibantu oleh keluarganya.

3.1.8 Data spiritual

a. Keyakinan Agama : beragama islam

b. Kebiasaan beribadah : Dirumah klien selalu melakukan shlat lima

waktu dan dirumah sakit klien tidak ketinggalan mengerjakan sholat

lima waktu dan selalu berdoa

3.1.9 Data penunjang

Hasil laboratorium tanggal 24 – 07 – 20011

3.1.9.1 Kimia darah

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

Gukosa normal 115 mg% 70 – 120 mg %

Glukosa 2 jam PP 120 mg %

Kneatinin 0, 84 mg 0,5 – 1,1 mg %

Ureum 38, 3 10 – 50 mg %

SGOT 120 u/I < 22 u/I

SGPT 40 u/I < 21 u/I

HBSAg (+) (-)

Billirubin Serum 2,9 mg / ml 2,5 mg / ml

3.1.9.2 Hematologi

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

WBC 9,6 103 / nm3 < 4,0 – 10,0 >

HGB 12,7 9 / dl < 12,0 – 16, 0 >


PLT 182 103 / mm < 150 – 450 >

3.1.9.3 Pengobatan

No Nama obat Pemberian Dosis Indikasi

1. Acran Intra Vena 2x1 1.

Pencegahan

2. Amoxan 500 mg Intra Vena 2x1 dan

pengobatan

tukak

3. Clast Oral 3x1 lambung

2. Infeksi

4. Becombion Oral 2x1 saluran

pencernaan,

saluran

5. Neurosanbe 500 Intra Vena 1 amp / kolf pernafasan,

perkemihan.

3. Peptik,

gastro

6. D 5% Intra Vena 500 mg duodenitis,

Parental mual dan

muntah

4.

Enterkolitis,

sariawan,
kerusakan

perenkim

hati,

anoreksia.

5.

Pencegahan

dan

pengobatan

kekurangan

vitamin D12,

B1, B6.

3.1.10 Analisa Data

No Data Penyebab Masalah

1. DS: -klien mengeluh nyeri bila di Infasi virus Gangguan

tekan bagian kuadran kanan atas ↓ rasa nyaman

abdomen Hepar nyeri

-klien mengatakan nyerinya ↓

seperti ditusuk-tusuk Hati mengadakan

perlawanan

DO: klien meringis bila di tekan ↓

bagian kuadran kanan atas Hipertopi

abdomen. ↓

-ada pembesaran pada kuSadran Pembuluh darah dan


kanan atas saraf-saraf tertekan

-skala nyeri 3 ↓

TTV: Suplai oksigen

T=120/80 mmhg menurun

P=92x/mt ↓

R=20/mt Metabolisme anaerob

S=36,7ºC ↓

Pengeluaran asam

laktat

Nyeri

2. Fungsi hepar Nutrisi

DS: -klien mengeluh kurang terganggu kurang dari

nafsu makan ↓ kebutuhan

-terasa mual bila makan Fungsi metabolic

DO: -klien menghabiskan ¼ porsi -karbohidrat

makan -protein

-BB 44kg -lemak

-TB 153cm terganggu

-Dx Hepatitis B ↓

-SGOT 120u/L Gangguan system

-SGPT 40u/L pencernan

(mual, lemah/lesu)

3 DS: klien mengeluh lemas tidak Fungsi untuk merubah Intoleran


bisa melakukan aktivitas seperti glukosa dan aktivitas

biasanya. monosakarida

terganggu

DO:klien terlihat lemas ↓

-klien terlihat dibantu oleh Karbohidrat

keluarga dalam melakukan ↓

aktivitas Energi

kelemahan

3.2 Diagnosa keperawatan

a. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d hepatomegali

b. Nutrisi kurang dari kebetuhan, b.d mual

c. Intoleran aktivitas b.d penurunan energi

3.3 Intervensi

Nama : Tn. A

Ruang rawat : Ruang X

N Tgl/ja Dx Tujuan intervensi Rasional Pa

o m raf

1 25- Gangguan rasa Setelah di 1. Observasi 1. untuk

07-11 nyaman nyeri lakukan TTV stiap mengetahui

11.00 b.d Hipertropi tindakan 6jam keadaan

hepar(Hepatom keperawat umum


egali) di tandai an selama 2. Kaji sifat pasien

dengan : 3x24 dan skala nyeri 2. untuk

DS: - klien jam,rasa mengtahui

mengeluh nyeri nyeri 3. Latih klien keadaan

bila ditekan teratasi melakukan nyeri yg di

pada bagian dgn teknik rasakan

kuadran kanan kriteria: Relaksasi dgn 3. teknik

atas -klien nafas dalam relaksasi

-klien merasa 4. atur posisi dgn nafas

mengatakan sdkit klien senyaman dalam

nyerinya seperti nyaman mungkin dan dapat

ditusuk-tusuk -skala prtahankan mengurang

DO: klien nyeri tirah baring relaksasi

meringis bila di berkurang ktika pasien nyeri

tekan bagian menjadi 2 mengalami 4.

kuadran atas Gangguan rasa mengurangi

abdomen. nyaman pda tegangan

-ada abdomen. otot,mngur

pembesaran 5. alihkan angi

pada kuadran perhatian klien kbutuhan

kanan atas terhadap nyeri metabolic

abdomen. dgn ngobrol, dan

-skala nyeri 3 baca Koran melindungi

6. kolaborasi hati.
dgn dokter utk

pemberian anal

getik 5. Dengan

mengalihka

n perhatian

klien tidak

berfokus

pada nyeri

6.

mengurangi

intabilitas

traktur

gastrointest

ital dan

nyeri serta

gangguan

rasa

nyaman

pada

abdomen

d 25- Gangguan Setelah 1. kaji setatus 1. untuk

x 07-11 pemenuhan dilakukan nutrisi klien mengetahui

2 kebutuhan tindakan keadaan

11.00 nutrisi b.d mual keperawat 2. timbang klien


ditandai dgn : an selama berat badan 2. untuk

Ds: 3x24 jam tiap hari memantau

Klien mengeluh nutrisi 3. awasi berat badan

kurang nafsu terpenuhi pemasukan 3. untk

makan dgn jumlah kalori mengetahui

kriteria: banyak

Do: -klien tdk 4. berikan sedikitnya

-klien mengeluh makanan makanan

menghabiskan mual sedikit dalam yamg

¼ porsi makan -nafsu frekuensi masuk

-BB 44kg makan sering 4. untuk

-Tb 153 cm meningkat 5. berikan menghindar

-klien keperawatan i mual dan

menghabis mulut sebelum refluk

kan 1 porsi makan lambung

makanan

6. anjurkan 5.

makan pada menghilang

posisi duduk kan rasa tak

tegak enak, dan

dapat

meningkatk

7. berikan an nafsu

pemasukan yg makan
mengandung 6.

kalori tinggi menurunka

dan karbohidrat n rasa

8. kolaborasi penuh pada

dengan ahli abdomen

diet dalam dan dapat

memenuhi meningkatk

kebutuhan an

pasien pemasukan

7. untuk

9. kolaborasi mmenuhi

dengan doktek kebutuhan

dalam tubuh

pemberian

vitamin anti

ametik 8. berguna

membuat

program

diet untuk

memenuhi

kebutuhan

klien
9.

mengurangi

mual dan

memenuhi

kebutuhan

serta

membantu

dalam

proses

pemyembu

han

3 25- Intoleransi Setelah di 1. kaji aktifitas 1.

07-11 aktifitas b.d lakukan klien Mengetahui

11.00 penurunan tindakan kebutuhan

energi ditandai selama aktififitas

dengan: 3x24 klien

ds : klien jam,aktifit 2. bantu 2. untuk

mengeluh as aktifitas klien pemenuhan

lemas, tidak terpenuhi aktifitas

bisa melakukan dengan klien

akivitas seperti kriteria:- 3. tingkatkan 3.

biasa klien bisa tirah meningkatk

do:- klien melakukan baring/duduk an istirahat

terlihat lemas aktifitas dan


-klien walaupun ketenangan

terlihat di bantu ada untuk

keluarga dalam pengawasa menyediak

melakukan n dari an energi

aktivitas keluarga dan

dan melancarka

perawat n peredaran

4. ubah posisi darah.

klien tiap 2jam 4.

sekali menghindar

i resiko

5. berikan kerusakan

latihan tentang jaringan

gerak sendi 5. tirah

pasip baring lama

akan

menurunka

kemampua

3.4 Implementasi

No Tgl/jam Implementasi Paraf

Dx 25-07-03 T1 : mengobservasi TTV


1 R1 :

10.00 T: 120/80 mmHg

P: 92x/mnt

R: 20x/mnt

S: 86,7ºC

T2: mengkaji sifat dan skala nyeri

R2 :

-sifat nyeri tekan seperti ditusuk

-skala nyeri 3 (nyeri mengganggu)

T3: mengatur posisi klien dgn posisi yang

nyaman.

R3:klien tidur dgn satu bantal.

Klien mengatakan sedikit nyaman

T4: melatih klien untuk melakukan teknik

relaksasi dgn nafas dalam

R4: klien mengerti dan mau melakukan

relaksasi dgn nafas dalam

T5: menganjurkan kepada klien untuk

mengalihkan perhatian dgn cara banyak

ngobrol dgn keluarga ataupun dgn penunggu

pasien yang lainnya, supaya tdk terfokus pada

nyeri.

R5: klien mengatakan mau melakukan sambil

tersenyu
T6: kolaborasi dgn dokter untuk pemberian obat

anti nyeri dan anti biotic

-memberikan obat acran 1 amp dan amoxan

10.20 melalui IV

R6: klien mau diberikan obat lewat selang

infuse

-tidak da efek samping yang disarankan

misalnya alergi, mengantuk dan pusing

Dx2 25-07-03 T1: mendiskusikan jenis makanan yang disukai

R1 :

10.30 -klien menyukai nasi, sayur dan kupat tahu

-klien kurang suka terhadap makanan yang

disajikan RS

T2: Menganjurkan pd klien untuk duduk pada

saat makan dan minum

R2: klien mengerti sambil menganggukan

kepala dan mau melaksananakan nya

T3: menganjurkan pada klien untuk makan

sedikit tapi sering


R3: klien mengerti dan mau melakukan nya

T4: kolaborasi dgn dokter untuk pemberian obat

11.00 mual.

-memberikan obat clast melalui oral setengah

jam sebelum makan.

R4: Klien mau diberikan obat

11.20 T5: menyajikan makanan yang hangat dan

menarik

R5:

-klien mau makan makanan yang disajikan

-klien hanya menghabiskan ¼ porsi makanan

12.40 yang disajikan.

T6: mengkaji apakah klien masih mual,

berkurang atau bertambah, dan apakah masih

ada kembung

R6: klien mengtakan masih mual, namun

kembung tidak ada

13.30 T7: mengganti cairan infuse D 5%, 20

tetes/mnt, di oplos dgn neurosambe 5000 satu

amp/kolf.

R7: cairan infuse terpasang 20 tetes/mnt dgn

neurosambe 5000 satu amp/kolf


Dx 25-07-11 T1 : menganjurkan untuk lebih banyak

3 beraktifitas

R1 : klien tampak tidur

10.30 T2 : menganjurkan kepada keluarga pantau dan

WIB awasi klien serta bantu klien dalam melakukan

aktifitas

R2 : keluara klien mau melakukannya

12.40WIB T3 : menganjurkan beraktifitas sesuai dengan

kemampuan

R3 : klien mampu beraktifitas dengan

melakukan berjalan dari tempat tidur ke kamar

mandi sambil di bantu keluarga dan perawat


BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Hepatitis adalah inflamasi/radang dan cedera pada hepar karena reaksi

hepar terhadap berbagai kondisi terutama virus, obat-obatan dan alkohol.

(Ester monika, 2002 : 93).

Hepatitis virus adalah istilah yang digunakan untuk infeksi hepar oleh

virus disertai nekrosis dn inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan

kumpulan perubahan klinis, biokomia serta seluler yang khas (Brunner &

Suddarth, 2002 : 1169)

4.2 Saran

Adapun yang menjadi saran penulis kepada teman-teman mahasiswa agar

kiranya dapat memahami substansi dalam penulisan makalah ini serta

mengimplementasikan dalam kehidupan seharí-hari, karena mengingat betapa

pentingnya mempelajari penyakit hepatitis.

Kepada teman-teman penderita hepatitis sebaiknya memperhatikan pola

makan yang sehat, menghindari mengkonsumsi minuman keras, serta

menjaga sanitasi lingkungan sekitar.

Dan untuk para teman-teman sebagai calon-calon perawat agar

menghindari adanya kontak langsung dengan alat medis dalam pengobatan

pasien di saat turun dinas nanti, serta memperhatikan sterilnya alat-alat yang

digunakan saat praktik.

Anda mungkin juga menyukai