Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENYAKIT HEPATITIS BESERTA PENANGANANNYA


Dosen Pengampu : Karimah Dwi K, S.Kom

Disusum Oleh :
DEVIT IRAWAN ADI PRASETYO
NIM 21011

AKADEMI KEPERAWATAN GIRI SATRIA HUSADA WONOGIRI


2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER.....................................................................................................................................1

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................5

A. Latar Belakang................................................................................................................5

B. Tujuan Penulisan.............................................................................................................6

C. Manfaat Penulisan...........................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................7

A. Defenisi.............................................................................................................................7

B. Anatomi Fisiologi.............................................................................................................7

C. Etiologi..............................................................................................................................8

D. Manifestasi Klinis............................................................................................................8

E. komplikasi.........................................................................................................................9

F. Terapi................................................................................................................................9

G. Jenis-jenis Hepatitis....................................................................................................10

BAB III PENUTUP................................................................................................................13

A. Kesimpulan.....................................................................................................................13

B. Saran...............................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hepatitis adalah peradangan pada sel-sel hati, virus merupakan penyebab
hepatitis yang paling sering terutama virus hepatitis A, B, C, D dan E. Pada umumnya
penderita menjadi kronis, virus hepatitis D hanya dapat menyerang penderita yang telah
terinfeksi virus B dan dapat memperparah keadaan penderita.
Pertumbuhan kesehatan sedunia (WHO) menetapakan imunisasi hepatitis
disetiap negara, karena penyebab terbanyak hepatitis virus, hepatitis virus tersebar di
seluruh Indonesia dan menyerang semua suku bangsa, sekitar 2 milyar orang di dunia
diduga telah terinfeksi dan 350 juta menderita menjadi masalah kesehatan global yang
serius, menurut Prof. dr. Hj. Siti Nurdjanah, M.Kes, SpPd-KGEH, Indonesia endemis
hepatitis virus antara 2,5-20 % dan menempati urutan ke-3 di Asia yaitu berkisar 11,6
%.
Di Jogyakarta data PMI menyebutkan 805 orang diskrining untuk pendonor
darah, 2,2% hepatitis positif. Di Mataram sebanyak 3000 sampel darah yang diskrining
di PMI ternyata sebanyak 6,7%. (sumber : http://www.webugn.ac.id).
Dampak dari penyakit hepatitis, penyebab/komplikasi yang dapat terjadi pada
penyakit hepatitis adalah kolesterol, pendarahan, saluran cerna, gagal ginjal, gangguan
elektrolit, gangguan pernafasan, hiperglikemia, demam, bakteri, gelisah, hipertensi,
kematian/hypotesis portal.
Sedangkan di Medan Sumatra-Utara di laporkan dalam kurun waktu 4 tahun
dari 19.914 pasien yang di rawat di bagian penyakit dalam di dapatkan 128 pasien
penyakit hati (5%) dan pengamatan secara klinis di jumpai 819 (72.7%) adalah
penyakit Hepatitis
Dalam ilmu keperawatan terdapat hal yang disebut promotif yaitu suatu
tindakan keperawatan promosi kesehatan. Pada kasus hepatitis, promosi kesehatan yang
dapat dilakukan yaitu dengan melakukan tindakan penyuluhan kesehatan masyarakat
umum maupun klien hepatitis sendiri, serta dapat juga membagikan selebaran-selebaran
yang berhubungan penyakit hepatitis kepada masyarkat dengan tujuan agar masyarakat
mengerti tentang pentingnya arti kesehatan.
Preventif adalah suatu tindakan keperawatan untuk mencegah terjadinya suatu
penyakit atau menghilangkan gejala penyakit pada kasus hepatitis virus tindakan

4
pencegahan yang perlu dilakukan dengan memberikan vaksin hepatitis, meningkatkan
gizi masyarakat dan memelihara kesehatan lingkungan yang baik.
Kuratif adalah kelompok yang menderita penyakit atau masalah kesehatan
melalui kegiatan-kegiatan seperti merawat orang sakit di rumah (home nursing),
merawat orang sakit sebagai tindakan lanjut perawat dari puskesmas dan di rumah.
Rehabilitasi adalah suatu tindakan rehabilitasi pada kasus hepatitis, disini
perawat berfungsi sebagai yang merawat, memelihara bahkan melayani klien serta
memberi dukungan kepada klien agar klien cepat sembuh.
Dari uraian tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk mengambil kasus
berjudul “Asuhan Keperawatan Pada An. A Dengan Hepatitis Di Ruang RB 4 Rumah
Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.
B. Tujuan Penulisan
1. Mampu melakukan pengkajian asuhan keperawatan dengan hepatitis
2. Mampu merumuskan diagnosa klien dengan hepatitis
3. Mampu melakukan tindakan atau menyusun rencana asuhan keperawatan dengan
hepatitis
4. Dapat melakukan evaluasi asuhan keperawatan dengan hepatitis
C. Manfaat Penulisan
Adapaun manfaat dari penulisan Makalah ini adalah :
1. Agar penulis mendapatkan gambaran dan menambah wawasan pengetahuan asuhan
keperawatan hepatitis.
2. Untuk perawat, agar perawat dapat meningkatkan pengetahuan dan dapat
menerapkan asuhan keperawatan hepatitis.
3. Untuk pasien hepatitis, menambah pengetahuan pasien tentang pencegahan
penatalaksanaan dan penanggulangan penyakit.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi
Hepatitis adalah peradangan hati. Penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi
atau toksin termasuk alkohol, dan dijumpai pada kanker hati, gejala dan tanda masing-
masing jenis hepatitis serupa. Cara penularan.apabila penyebabnya virus dan hasil
akhirnya mungkin berbeda.(. Corwin, 2001 )
Hepatitis adalah peradangan hati, patologi dapat disebabkan oleh infeksi atau
kimia. Penyebab infeksi meliputi banyak agens yang dapat menyebabkan kerusakan
dan peradangan.kelompok virus yang diketahui sebagai virus hepatitis diberi nama
secara alfabetik dalam urutan kronologik penemuannya
Hepatitis adalah inflamasi akut hepar. Ini dapat disebabkan oleh bakteri atau
cedera toksik , tetapi hepatitis virus yang penting sering dilihat.
Hepatitis adalah peradangan pada sel hati. Virus merupakan penyebab hepatitis
yang paling sering, terutama virus hepatitis A,B,C,Ddan E. Pada umumnya penderita
hepatitis A dan E dapat sembuh, sebaliknya hepatitis B dan C dapat menjadi kronik.
Virus hepatitis D hanya dapat menyerang penderita yang telah terinfeksi virus
hepatitis B dan dapat memperoleh keadaan penderita.
B. Anatomi Fisiologi
a. Anatomi
Hati terletak dibelakang tulang-tulang iga (kosta) dalam rongga abdomen daerah
kanan atas. Hati memiliki berat sekitar 1500 gr, dan dibagi menjadi lobus. Setiap empat
lobus hati terbungkus oleh lapisan tipis jaringan ikat yang membentang kedalam lobus
itu sendiri dan membagi massa hati menjadi unit-unit yang lebih kecil, yang disebut
lobulus.
Sirkulasi darah kedalam dan keluar hati sangat penting dalam penyelenggaraan
fungsi hati. Darah yang mengalir kedalam berasal dari dua sumber. Kurang lebih 75%
suplai darah yang kaya akan nutrien dari traktus gastrointestinal. Bagian suplai darah
tersebut masuk kedalam hati lewat arteri hepatika dan banyak mengandung oksigen.
Cabang-cabang terminalis kedua pembuluh darah ini bersatu untuk membentuk
capillary beds bersama yang merupakan sinusoid hepatik. Dengan demikian, sel-sel hati
( hepatosid ) akan terendam oleh campuran darah vena dan arterial. Sinusoid
mengosongkan isinya kedalam vena kava inferior didekat diafragma. Jadi, terdapat dua
sumber yang mengalirkan darah masuk kedalam hati dan hanya satu lintasan keluarnya

6
Hati adalah organ yang paling besar didalam tubuh kita. Warnanya coklat dan
beratnnya ½ kg. Letaknya : bagian atas dalam rongga abdomen sebelah kanan bawah
diafragma hati terbagi 2 lapisan utama :
1. Permukaan atas terbentuk cembung, terletak dibawah diafragma
2. Permukaan bawah tidak rata dan memperhatikan lekukan fisura transfersus.
Fisura longitudinal memisahkan belahan kanan dan kiri dibagian atas hati,
selanjutnya hati dibagi 4 belahan : lobus kanan, lobus kiri, lobus kaudata dan lobus
guardatus.

b. Fisiologi
Fungsi hati terbagi atas :
1. Mengubah zat makanan yang diabsorbsi dari usus dan yang disuatu tempat dalam
tubuh,dikeluarkan sesuai dengan pemakaianya dalam jaringan
2. Mengubah zat buangan dan bahan racun untuk diekskresikan didalam empedu urin
3. Menghasilkan enzim glikogenik glukosa menjadi glukogen
4. Sekresi empedu,garam empedu dibuat dihati dibentuk dalam sistem
retikulo endotelium dialirkan keempedu
5. Pembentukan ureum
6. Menyiapkan lemak untuk pemecahan terakhir asam basA
Hati yang merupakan organ terbesar tubuh dapat dianggap sebagai pabrik kimia
yang membuat, menyimpan, mengubah dan mengekskresikan sejumlah besar substansi
yang terlibat dalam metabolisme. Lokasi hati sangat penting dalam pelaksanaaan fungsi
ini karena hati menerima darah yang kaya nutrien langsung dari traktus gastrointestinal,
kemudian hati akan menyimpan atau mentransformasikan semua nutrien ini menjadi
zat-zat kimia yang digunakan dibagian lain dalam tubuh untuk keperluan metabolik.
Hati merupakan organ yang penting khususnya dalam pengaturan metabolisme
glukosa dan protein. Hati membuat dan mensekkresikan empedu yang memegang peran
utama dalam proses pencernaan serta penyerapan lemak dalam traktus gastrointestinal.
Organ ini mengeluarkan limbah produk dari dalam aliran darah dan mensekresikannya
kedalam empedu. Empedu yang dihasilkan oleh hatiakan disimpan untuk sementara
waktu dalam kandung empedu ( vesika felea ) sampai kemudian dibutuhkan untuk
proses pencernaan; pada saat ini kandung empedu akan mengosongkan isinya dan
empedu memasuki intestinum ( usus ).
C. Etiologi

7
Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus
hepatitis yaitu A, B, C, D, dan E.
Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya, seperti monomukleosis
infeksiosa, demam kuning dan infeksi sitomega lovirus, penyebab hepatitis non virus
yang utama adalah alkohol dan obat-obatan.
D. Manifestasi Klinis
Gejala klinis dari hepatitis dapat bervariasi, mulai dari tingkat ringan sampai
tingkat terberat, bahkan juga gambaran yang fatal. Untuk lebih jelasnya sebagai berikut
:
1. Stadium Praikteri berlangsung selama 4-7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala,
lemah, anoreksia dan muntah, nyeri otot dan nyeri di perut kanan atas. Urin menjadi
lebih coklat.
2. Stadium ikterik yang berlangsung selama 3-6 minggu. Ikterus mula-mula terlihat
pada sklera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan-keluhan berkurang. Tetapi
pasien masi lemah, anoreksia dan muntah. Tinja mungkin berwarna kelabu atau kuning
muda. Hati membesar dan nyeri tekan.
3. Stadium pascainterik ( rekonvalensi ), ikterus mereda , warna urin dan tinja
menjadi normal lagi. Penyembuhan pada anak. Anak lebih cepat dari orang dewasa.
Yaitu pada akhirnya bulan kedua. Karena biasanya berbeda.
E. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit hepatitis adalah sebagai berikut :
a. Kolesterol
b. Perdarahan saluran cerna
c. Gagal ginjal
d. Gangguan Elektrolit
e. Gangguan Pernafasan
f. Hipoglikemia
g. Demam, bakteri
h. Gelisah
i. Hipertensi
j. Hipotensi
k. Kematian / hypotesis portal
Tanda-tanda edema selebral adalah kenaikan tekanan intra kranial antara lain : gejala
dini transpirasi, hiperefleksi, opistotonus, kejang-kejang,kelinan kedua pupil yang

8
berakhir dengan refleks negatif terhadap cahaya dan hilangnya refleksi okulovestibuler
menunjukkan proknosis fatal. (Arif Mansjoer, 2001)
F. Terapi Dan Pencegahan
Terdiri dari istirahat, diet, dan pengobatan Medika Mentosa.
1. Istirahat, pada periode akut dan keadaan lemah di haruskan cukup istirahat, agar
dapat mempercepat penyembuhan
2. Diet, jika pasien mual, tidak nafsu makan, atau muntah-muntah sebaiknyan
diberikan infus. Secara umum di anjurkan diet sumbang tinggi karbohidarat. Dulu
ada kecendrungan membatasi lemak karena disamakan dengan penyakit kandung
empedu. Makanan harus di berikan dalam porsi tangan dan diberikan empat
sampai enam kali sehari. Makanan kesukaan harus dipertimbangan.
3. Medika mentosa
a. Kortikosteroid tidak diberikan bila untuk mempercepat penurunan bilirubin
darah. Kortikosteroid dapat digunakan pada kolestasis yang berkepanjangan
dimana transaminase serum sudah kembali normal tetapi bilirubin masih
tinggi.Pada keadaan ini diberikan prednison 3 x 10 mg selama 7 hari
kemudian dilakukan tapering off.
b. Berikan obat-obatan yang melindungi hati
c. Antibiotik tidak jelas kegunaannya
d. Jangan di berikan antiemetik jika perlu sekali dapat di berikan golongan
fenotiazin.
e. Vitamin K diberikan pada kasus kecendrungan pendarahan. Bila pasien
dalam keadaan prekoma atau koma penanganan seperti pada koma hepatik.
(Arief Mansjoer, dkk, 2001)
Pencegahan terhadap hepatitis virus ini adalah sangat penting karena sampai saat
ini belum ada obat yang dapat membunuh virus, sehingga satu-satunya jalan untuk
mencegah hepatitis virus adalah dengan vaksinasi, tetapi pada saat ini baru ada vaksin
hepatitis B saja, karena memang Hepatitis B sajalah yang paling banyak diselidiki
baik mengenai perjalanan penyakitnya maupun komplikasinya.
Saat ini di seluruh dunia terdapat 200 juta orang pengidap hepatitis B yang tidak
menampakkan gejala, tetapi merupakan sumber penularan bagi manusia sehat. Agarc
tubuh menjadi kebal diperlukan vaksinassi dasar mengenai dasar sebanyak tiga kali
vaksinassi hepatitis B. Mengenai jarak waktu pemberian vaksinasi dasar tergantung
dari jenis vaksinasi yang dipakai.

9
Ada dua vaksin hepatitis B yaitu vaksin yang dibuat dari darah manusia yang
telah kebal Hepatitis B dan vaksin hepatitis yang dibuat dari perekayasaan sel ragi.
Vaksin hepatitis yang di buat dari darah manusia kebal hepatitis di suntikkan kepada
orang sehat sekali sebulan sebanyak tiga kali, sedangan vaksin hepatitis b yang di
rekayasa dari sel ragi diberi kepada penderita sebulan sekali sebanyak dua kali, lalu
suntikan ke tiga baru di beri 5 bulan kemudian.
Untuk memperkuat kekbalan yang telah ada, perllu diberi vaksinasi penguat.
Caranya bermacam-macam ada vaksin yang perlu di ulang setahun kemudian satu
kali, lalu 4 tahun kemudian diberi sekali lagi, selanjutnya setiap 5 tahun sekali. Ada
pula jenis vaksin yang perlu diberikan hanya setiap 5 tahun sekali saja.
Vaksinasi hepatitis B sebaiknya dilakukan sedini mungkin. Bayi yang lahir
dari ibu yang mengidap penyakit hpatitis B, harus di vaksinasi hepatitis B segera
setelah lahir, sedangkan bayi lainnya boleh diberi setelah berumur sebulan.
Secara keseluruhan tindakan pencegahan terhadap hepatitis adalah dengan
memakai sarung tangan bila berkontak dengan darah /cairan tubuh lainnya, dan harus
hati-hati memasang kembali tutup jarum suntik. Perhatikan cara pembuangan bahan-
bahan terkontaminasi dan pembersihan alat-alat dan permukaan yang terkontaminasi.
bahan pemeriksaan untuk laboratorium harus diberi label jelas bahwa bahan berasal
dari pasien hepatitis. Perlu juga menjelaskan pentingnya mencuci tangan kepada
pasien, keluarga, dan lainnya.
G. Jenis-jenis Hepatitis
1. Hepatitis A
Dikenal dengan hepatitis infeksiosa, rute penularan adalah melalui
kontaminasi oral-fekal, HVA terdapat dalam makanan dan air yang terkontaminasi.
Potensi penularan infeksi hepatitis ini melalui sekret saluran cerna. Umumnya terjadi
didaerah kumuh berupa endemik. Masa inkubasi : 2-6 minggu, kemudian
menunjukkan gejala klinis. Populasi paling sering terinfeksi adalah anak-anak dan
dewasa muda.
2. Hepatitis B
Penularan virus ini melalui rute trnfusi darah/produk darah, jarum suntik, atau
hubungan seks. Golongan yang beresiko tinggi adalah mereka yang sering tranfusi
darah, pengguna obat injeksi; pekerja parawatan kesehatan dan keamanan masyrakat
yang terpajan terhadap darah; klien dan staf institusi untuk kecatatan perkembangan,
pria homoseksual, pria dan wanita dengan pasangan heteroseksual, anak kecil yang

10
terinfeksi ibunya, resipien produk darah tertentu dan pasien hemodialisa. Masa
inkubasi mulai 6 minggu sampai dengan 6 bulan sampai timbul gejala klinis.
3.Hepatitis C
Dahulu disebut hepatitis non-A dan non-B, merupakan penyebab tersering
infeksi hepatitis yang ditularkan melalui suplai darah komersial. HCV ditularkan
dengan cara yang sama seperti HBV, tetapi terutama melalui tranfusi darah. Populasi
yang paling sering terinfeksi adalah pengguna obat injeksi, individu yang menerima
produk darah, potensial risiko terhadap pekerja perawatan kesehatan dan keamanan
masyarakat yang terpajan pada darah. Masa inkubasinya adalah selama 18-180 hari.
4.Hepatitis D
Virus ini melakukan koinfeksi dengan HBV sehingga infeksi HBV bertambah
parah. Infeksi oleh HDV juga dapat timbul belakangan pada individu yang
mengedap infeksi kronik HBV jadi dapat menyebabkan infeksi hanya bila individu
telah mempunyai HBV, dan darah infeksius melalui infeksi HDV. Populasi yang
sering terinfeksi adalah pengguna obat injeksi, hemofili, resipien tranfusi darah
multipel (infeksi hanya individu yang telah mempunyai HBV). Masa inkubasinya
belum diketahui secara pasti. HDV ini meningkatkan resiko timbulnya hepatitis
fulminan, kegagalan hati, dan kematian
5.Hepatitis E
Virus ini adalah suatu virus RNA yang terutama ditularkan melalui ingeti air
yan tercemar. populasi yang paling sering terinfeksi adalah orang yang hidup pada
atau perjalanan pada bagian Asia, Afrika atau Meksiko dimana sanitasi buruk, dan
paling sering pada dewasa muda hingga pertengahan.
6.Kemungkinan hepatitis F dan G
Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan tentang hepatitis F. Saat ini para pakar
belum sepakat hepatitis F merupakan penyakit hepatitis yang terpisah. Sedangkan
hepatitis G gejala serupa hepatitis C, seringkali infeksi bersamaan dengan hepatitis
B dan/atau C. Tidak menyebabkan hepatitis fulminan ataupun hepatitis kronik.
Penularan melalui transfusi darah jarum suntik.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyakit Hepatitis Bisa Dihindari. Lakukanlah Pola hidup Yang Sehat Untuk
Menimalisir Terjangkitnya Resiko Penyakit Hepatitis, Disamping itu juga perlu
meminum ramuan herbal untuk memperkuat daya tahan tubuh agar terhindar dari virus
hepatitis, yaitu meminum ramuan temulawak , atau kunyit putih. Temulawak (Curcuma
xanthorrhiza ROXB.) adalah tanaman obat-obatan yang tergolong dalam suku temu-
temuan (Zingiberaceae).
B. Saran
Bagi Yang Sudah Menderita Hepatitis Sebaiknya :
1. Untuk membantu proses penyembuhan hendaknya penderita jangan banyak
mengeluarkan tenaga, Misalnya olahraga berlebihan yang akan membuat lelah,
disarankan sebaiknya penderita rebahan saja di kamar.
2. Janganlah selalu kebersihan lingkungan dan sanitasi tempat tinggal
3. Biasakan mencuci tangan terutama sebelum makan
4. Jangan menggunakan jarum suntik bekas, peralatan tato dan jarum akupuntur
yang tidak steril karena bisa menularkan penyakit.
5. Hindari pemakaian bersama peralatan pribadi seperti sikat gigi dan pisau cukur.
6. Hindari hubungan Seks Dengan Berganti-ganti Pasangan
7. Hindari minuman beralkohol dan ikuti anjuran, pemkaian d0sis obat terutama
obat-obatan yang dapat merusak hati seperti paracetamol, aspirin, fenilbutazon
(obat rematik) dll.
8. Pemberian imunisasi hepatitis dapat mencegah hadirnya virus dalam tubuh
9. Hindari minum obat kimia yang berisiko menimbulkan kerusakan hati.

12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/26664379/hepatitis_docx
Ester, Monica. 2002 . Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Inayah, Iin. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan.
Jakarta: Salemba Medika

Oswari, 2006. Penyakit Dan Cara Penanggulangannya. Jakarta: Gaya Baru

Mansjoer, Arief, Dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : EGC

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Medikal Bedah Brunner &Suddarth, Edisi 8, Vol 2.
Jakarta : EGC

13

Anda mungkin juga menyukai