Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

IMUNISASI HEPATITIS B DAN DENGUE

Mata Kuliah :
Asuhan kebidanan Neonatus Bayi, Balita Dan Apras

Dosen Pengampu :
Warda Anil M, SST., M. Kes

Disusun Oleh :

NOVITA SARI
NIM. 2021010024

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG


PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga saya selaku penyusun dapat menyelesaikan Makalah
“Metode Peningkatan Mutu Pelayanan Kebidanan”.
Dengan selesainya makalah ini semuanya tidak terlepas dari bantuan dan
dorongan dari semua pihak. Untuk itu penulis menyampaikan setulus-tulusnya
ucapan terima kasih kepada :
1. Dra. Hj. Soelidjah Hadi, M. Kes, MM., selaku Ketua STIKES Husada
Jombang
2. Warda Anil M, SST, . M. Kes selaku Dosen Pembimbing STIKES Husada
Jombang.
3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian dan penyusunan
makalah ini.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa dalam makalah
ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah
selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi
teman-teman Mahasiswa pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Jombang, Desember 2022

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Latar Belakang......................................................................... 1
B. Tujuan...................................................................................... 2
C. Manfaat ................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 4
A. Pengertian................................................................................ 4
B. Gejala....................................................................................... 5
C. Dosis........................................................................................ 5
D. Efek samping vaksinasi........................................................... 6
E. Kegunaan................................................................................. 7
F. Kelebihan kekurangan............................................................. 7
G. Kontraindikasi.......................................................................... 8
H. Penatalaksanaan....................................................................... 9
BAB III PENUTUP..................................................................................... 11
A. Kesimpulan.............................................................................. 11
B. Saran........................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Infeksi virus hepatitis B (VHB) merupakan masalah kesehatan
masyarakat global. Diperkirakan VHB telah menginfeksi 2 miliar penduduk
dunia, 300.000.000 diantaranya menjadi pengidap kronik dan setiap tahunnya
lebih dari 250.000 pengidap meninggal akibat penyakit hati. Infeksi VHB
kronik dapat menyebabkan hepatitis, sirosis dan kanker hati pada anak
maupun dewasa. Sebagian besar komplikasi infeksi kronik seperti sirosis dan
kanker hati pada orang dewasa, infeksi primernya terjadi pada bayi atau anak.
Infeksi virus hepatitis B (VHB) menyebabkan sedikitnya satu juta
kematian / tahun. Saat ini di seluruh dunia terdapat 350 juta penderita kronik
dengan 4 juta kasus baru / tahun. Infeksi pada anak umumnya asimtomatis
tetapi 80%-95% akan menjadi kronis dan dalam 10-20 tahun akan menjadi
sirosis atau karsinoma hepatoselular (KHS). Di negara epidemis, 80% KHS
disebabkan oleh VHB. Risiko KHS ini sangat tinggi bila infeksi terjadi pada
usia dini. Di lain pihak, terapi antivirus belum memuaskan, terlebih pada
pengidap yang terinfeksi secara vertical atau pada usia dini. Di kawasan yang
prevalensi infeksi VHB tinggi, infeksi terjadi pada awal masa kanak-kanak
baik secara vertical maupun horizontal. Oleh karena itu, kebijakan utama tata
laksana VHB adalah memotong jalur transmisi sedini mungkin. Vaksinasi
universal bayi baru lahir merupakan upaya yang paling efektif dalam
menurunkan prevalensi VHB dan KHS.
Vaksin Dengue yang beredar saat ini adalah vaksin buatan Sanofi
Pasteur yang telah menyelesaikan penelitian uji klinis fase III. Dr. Ari
Prayitno, Sp. A (K) selaku tim anggota uji klinis vaksin Dengue di Indonesia
menjelaskan, “Terdapat empat fase dalam tahapan uji klinis sebuah
obat/vaksin. Fase III dilakukan utamanya untuk mengetahui efikasi (manfaat)
dan keamanan vaksin Dengue. Fase IV adalah post-marketing surveillance
yang merupakan pengamatan terhadap obat yang telah dipasarkan. ”Penelitian

1
vaksin Dengue fase III sebenarnya sudah dilaksanakan sejak tahun 2011 di 2
tempat yaitu Amerika Latin dan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Pada fase
ini uji klinis dilakukan pada anak-anak dengan populasi besar. Di Asia
Tenggara penelitian fase III akan berakhir tahun 2017, namun efikasi dan
keamanan sudah dapat dilihat sejak tahun 2015. Berdasarkan penelitian
terakhir tersebut didapatkan bahwa secara umum vaksin ini mempunyai
efikasi 56,5 % dan vaksin Dengue ini dapat menurunkan resiko perawatan
rumah sakit sebanyak 80% serta mengurangi resiko menderita Dengue yang
berat sebesar 93% bila diberikan pada anak diatas usia 9 tahun. Selain itu,
vaksin ini juga memiliki keamanan yang baik terbukti dengan tidak
ditemukannya efek samping yang berat.

B. Tujuan
1. Untuk memahami bagaimana konsep dasar tentang vaksin hepatitis B dan
manfaat melakukan vaksinasi hepatitis B.
2. Untuk menumbuhkan rasa peduli terhadap tubuh dengan cara melakukan
vaksinasi hepatitis B.
3. Untuk mengetahui keuntungan jangka panjang dari melakukan vaksinasi
hepatitis B.
4. Untuk memahami bagaimana vaksin dengue dan manfaat melakukan
vaksinasi dengue
5. Untuk mengetahui keuntungan untuk vaksin dengue
6. Mengetahui bagaimana cara melakukan vaksin dengue

C. Manfaat
1. Memahami bagaimana konsep dasar tentang vaksin hepatitis B dan
manfaat melakukan vaksinasi hepatitis B.
2. Menumbuhkan rasa peduli terhadap tubuh dengan cara melakukan
vaksinasi hepatitis B.
3. Mengetahui keuntungan jangka panjang dari melakukan vaksinasi
Hepatitis B

2
4. Memahami bagaimana vaksin dengue dan manfaat melakukan vaksinasi
dengue
5. Mengetahui keuntungan untuk vaksin dengue
6. Mengetahui bagaimana cara melakukan vaksin dengue

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
1. Hepatitis B
Hepatitis B adalah penyakit menular di mana virus hepatitis B atau
HBV menginfeksi dan meradangkan hati, menimbulkan kerusakan yang
menetap pada kurang dari 5% dari mereka yang terinfeksi. Virus hepatitis
B ditularkan melalui pertukaran cairan tubuh yang telah terinfeksi,
misalnya darah atau semen. Virus ini bisa memasuki tubuh melalui
sayatan pada kulit, melalui pertukaran jarum yang digunakan oleh para
pengguna obat terlarang, atau melalui lubang tubuh, misalnya vagina,
anus, atau mulut. Seorang ibu hamil bisa menularkan penyakit kepada
bayinya pada saat dilahirkan (Cave dan Mitchell, 2003).
Hepatitis B merupakan salah satu jenis penyakit peradangan hati.
Penyakit peradangan hati jenis Hepatitis B merupakan masalah penyakit
yang merupakan problem kesehatan masyarakat, khususnya bagi negara
berkembang. Saat ini dunia menargetkan dalam dekade pertama abad 21
penyakit ini harus bisa dieliminasi (Achmadi, 2006).
2. Dengue
Virus dengue merupakan penyebab penyakit demam berdarah
dengue (DBD) dan penularannya lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Vaksin mengandung virus DBD yang sudah mati. Ini akan membantu
sistem kekebalan tubuh anak untuk membentuk antibodi yang berfungsi
untuk mengenali potensi zat asing dan melawan virus atau bakteri yang
masuk ke tubuhnya. Sementara untuk demam berdarah yang parah, ia bisa
menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah secara tiba-tiba
(syok) dan bahkan kematian.

4
B. Gejala
1. Hepatitis B
a. Hilangnya nafsu makan
b. Mual, muntah dan rasa lelah
c. Mata kuning dan muntah
d. Demam
e. Urin menjadi kuning
f. Sakit perut
Gejala hepatitis B bisa berkisar dari tidak ada, ringan atau parah.
Selama dua sampai empat minggu sebelum hati terlibat, seseorang yang
terkena hepatitis B bisa mengalami hilangnya selera makan, mual, muntah,
demam, keletihan dan gejala-gejala seperti flu. Ini bisa dilanjutkan dengan
tanda-tanda bahwa hati sedang terinfeksi, termasuk air kemih berwarna
gelap, jaundice (kulit tampak kuning), demam, tinja pucat, gatal dan hati
yang membesar serta nyeri tekan.
2. Dengue
a. Demam tinggi mencapai 40 derajat Celsius.
b. Nyeri kepala berat.
c. Nyeri pada sendi, otot, dan tulang.
d. Nyeri pada bagian belakang mata.
e. Nafsu makan menurun.
f. Mual dan muntah.
g. Pembengkakan kelenjar getah bening.
h. Ruam kemerahan sekitar 2–5 hari setelah demam.

C. Dosis
1. Hepatitis B
a. Dewasa usia >18 tahun: 0,5–1 ml, sebanyak 3 kali. Jadwal pemberian
vaksin dihitung dengan bulan 0 sebagai dosis pertama, diikuti dengan
bulan ke 1 dan bulan ke 6.
b. Bayi dan anak-anak: 0,5 ml, sebanyak 3 kali. Untuk vaksin hepatitis
primer, dosis pertama diberikan segera setelah bayi lahir. Dosis

5
selanjutnya diberikan pada usia 2, 3, dan 4 bulan. Vaksin hepatitis B
booster diberikan mulai usia 18 bulan.
2. Dengue
a. Dosis vaksin diberikan 3 kali, masing-masing sebanyak 0,5 mL,
dengan jarak waktu penyuntikan selama 6 bulan.
b. Apabila pemberian vaksin tertunda, dibutuhkan konsultasi dokter
untuk menentukan penggantian jadwal.
c. Suntikan vaksin demam berdarah diberikan secara subkutan
(disuntikkan ke lapisan di bawah kulit) pada lengan atas.

D. Efek samping vaksinasi


1. Hepatitis B
Efek samping umum yang dapat terjadi setelah menerima vaksin
hepatitis B adalah:
a. Kemerahan, nyeri, bengkak, atau muncul benjolan di area suntikan
b. Sakit kepala
c. Kelelahan
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika efek samping di atas tidak
kunjung mereda atau semakin memburuk. Segera ke dokter jika muncul
reaksi alergi obat yang bisa ditandai dengan munculnya gejala tertentu,
seperti ruam yang gatal, mata dan bibir membengkak, atau kesulitan
bernapas.
Selain itu, Anda perlu segera ke dokter jika mengalami efek
samping serius yang jarang terjadi, seperti:
a. Demam atau membengkaknya kelenjar getah bening
b. Pusing yang sangat berat hingga ingin pingsan
c. Kejang
2. Dengue
Adapun efek samping lokal yang dilaporkan, yaitu:
a. Nyeri pada tempat suntikan
b. Erythema (bercak kemerahan)

6
c. Pembengkakan yang bersifat sementara dan hilang dalam 1 sampai 3
hari setelah pemberian vaksin.
Sedangkan efek samping sistemik yang dilaporkan, di antaranya:
a. Sakit kepala
b. Myalgia (nyeri otot)
c. Malaise
d. Asthenia (rasa lelah)
e. Iritabilitas
f. Drowsiness (mengantuk)
g. Hilang nafsu makan
h. Demam

E. Kegunaan
1. Hepatitis B
Vaksin yang digunakan untuk mencegah infeksi pada organ tubuh
hati yang diakibatkan oleh virus hepatitis B. Seperti yang kita ketahui
bersama, vaksin bekerja dengan merangsang sistem kekebalan tubuh agar
menghasilkan antibodi yang dapat melawan virus.
2. Dengue
a. Vaksin Dengue dapat digunakan untuk mengurangi risiko kejadian dan
keparahan demam berdarah dengue pada anak usia 9-16 tahun yang
sebelumnya sudah pernah terinfeksi virus dengue (seropositif).
b. Vaksin Dengue tidak boleh digunakan pada individu yang belum
pernah terinfeksi virus dengue (seropositif).

F. Kelebihan kekurangan
1. Hepatitis B
Vaksinasi hepatitis B dapat mencegah penularan virus hepatitis B,
terutama mencegah terjadinya hepatitis pada anak, dan umumnya aman
diberikan. Namun, sebagian orang dapat mengalami reaksi atau efek
samping ringan setelah pemberian vaksin, seperti demam, nyeri di lokasi
suntikan, dan sakit kepala.

7
Pada kasus tertentu, pemberian vaksin hepatitis B juga bisa
menimbulkan reaksi alergi, seperti gatal-gatal, muncul ruam di kulit,
hingga sesak napas. Namun, reaksi seperti ini sangat jarang terjadi pada
pemberian vaksin hepatitis B.
2. Dengue
Vaksin untuk mencegah infeksi dengue sehingga mampu
mengurangi risiko seorang anak terkena infeksi dengue yang berat.
Infeksi dengue yang berat memiliki dampak bisa terjadinya
kebocoran plasma darah atau anak mengalami syok. Kondisi itulah yang
dapat menyebabkan kematian pada beberapa kasus DBD.

G. Kontraindikasi
1. Hepatitis B
Kontraindikasi vaksin Hepatitis b adalah pada pasien yang pernah
memiliki reaksi alergi terhadap komponen vaksin ini, adanya laporan syok
anafilaksi pada vaksinasi sebelumnya yang dikaitkan dengan adanya
hipersensitivitas terhadap vaksin Hepatitis B, komponen yang terdapat
dalam vaksin Hepatitis b, ataupun ragi yang ada di dalam vaksin Hepatitis
B
2. Dengue
Kontraindikasi absolut pemberian vaksin dengue adalah adanya
riwayat alergi yang berat terhadap vaksin atau terhadap komponen vaksin.
Riwayat alergi berat yang dimaksud adalah reaksi alergi yang mengancam
jiwa, seperti reaksi anafilaksis.
Pasien yang mengalami kondisi imunosupresi berat tidak
direkomendasikan diberikan vaksin dari virus hidup, termasuk vaksin
dengue. Pasien yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah pasien
infeksi HIV dengan imunosupresi berat; pasien imunodefisiensi berat
kombinasi (severe combined immunodeficiency, SCID) ; pasien
hipogammaglobulinemia; pasien agammaglobulinemia; pasien leukemia,
limfoma, atau pasien neoplasma lainnya yang sedang mendapatkan

8
kemoterapi, radioterapi, atau kortikosteroid sistemik dengan dosis tinggi
selama lebih dari 2 minggu.
Pasien yang mendapatkan kortikosteroid jangka pendek, dosis
rendah, atau pemberian topikal tetap dapat diberikan vaksin dengue.
Pemberian vaksin dilakukan paling cepat 3 bulan setelah terapi
imunosupresi dihentikan.
Pasien yang belum pernah mengalami infeksi dengue juga
disarankan tidak menerima vaksin dengue. Pemberian vaksin dengue pada
kelompok ini berhubungan dengan peningkatan risiko manifestasi demam
dengue. Untuk mencegahnya, sebelum diberikan imunisasi, dokter harus
menanyakan dengan detail riwayat penyakit pasien dan melihat catatan
rekam medis sebelumnya. Belum ada pemeriksaan yang diakui oleh FDA
untuk menentukan adanya infeksi dengue di masa lampau.

H. Penatalaksanaan
1. Hepatitis B
Hepatitis B akut bersifat suportif dan simptomatik. Pada hepatitis B
kronik, diperlukan pemberian pegylated interferon alfa (PEG-IFN-a),
entecavir, dan tenofovir.
Prinsip Terapi Hepatitis B Akut Infeksi hepatitis B akut dapat
sembuh secara spontan pada 95% orang dewasa sehat. Pada populasi ini,
manajemennya berupa tindakan suportif. Sedangkan, pasien dengan
kondisi akut berat dan akut berat protracted membutuhkan pengobatan
antiviral.
2. Demam Dengue
Dengue fever (DF) umumnya bersifat self-limiting disease dan
sampai sekarang tidak terdapat terapi spesifik. Pasien DF dapat rawat jalan
dan hanya diberikan penanganan simptomatik, rehidrasi cairan, dan tirah
baring.
a. Rehidrasi
Pasien disarankan rehidrasi secara oral dengan minum air putih,
jus buah, dan cairan lain yang mengandung elektrolit dan gula. Tujuan

9
rehidrasi untuk mengembalikan cairan yang hilang akibat demam dan
muntah.
b. Paracetamol
Pasien dengan demam tinggi perlu diberikan paracetamol
sebagai analgesik dan antipiretik. Pemberian aspirin, ibuprofen, dan
obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) lain tidak disarankan karena
dapat mencetuskan gastritis dan perdarahan lambung.
c. Rawat Jalan dan Tirah Baring
Pasien dapat dirawat jalan dan tirah baring di rumah. Namun,
pasien harus diberikan peringatan untuk kembali ke fasilitas kesehatan
apabila timbul warning sign bahaya, seperti tidak terdapat perubahan
klinis, perburukan keadaan, nyeri abdomen berat, muntah terus
menerus, ekstremitas dingin dan lembab, letargi atau iritabilitas,
perdarahan, dan tidak mengeluarkan urin selama 4−6 jam.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hepatitis B adalah penyakit menular di mana virus hepatitis B atau
HBV menginfeksi dan meradangkan hati, menimbulkan kerusakan yang
menetap pada kurang dari 5% dari mereka yang terinfeksi. Gejala hepatitis B
bisa berkisar dari tidak ada, ringan atau parah. Selama dua sampai empat
minggu sebelum hati terlibat, seseorang yang terkena hepatitis B bisa
mengalami hilangnya selera makan, mual, muntah, demam, keletihan dan
gejala-gejala seperti flu. Efek samping umum yang dapat terjadi setelah
menerima vaksin hepatitis B adalah : kemerahan, nyeri, bengkak, atau muncul
benjolan di area suntikan; sakit kepala; kelelahan. Vaksinasi hepatitis B dapat
mencegah penularan virus hepatitis B, terutama mencegah terjadinya hepatitis
pada anak, dan umumnya aman diberikan. Namun, sebagian orang dapat
mengalami reaksi atau efek samping ringan setelah pemberian vaksin, seperti
demam, nyeri di lokasi suntikan, dan sakit kepala.
Virus dengue merupakan penyebab penyakit demam berdarah dengue
(DBD) dan penularannya lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti. Vaksin
mengandung virus DBD yang sudah mati. Vaksin Dengue dapat digunakan
untuk mengurangi risiko kejadian dan keparahan demam berdarah dengue
pada anak usia 9-16 tahun yang sebelumnya sudah pernah terinfeksi virus
dengue (seropositif). Vaksin Dengue tidak boleh digunakan pada individu
yang belum pernah terinfeksi virus dengue (seropositif). Vaksin untuk
mencegah infeksi dengue sehingga mampu mengurangi risiko seorang anak
terkena infeksi dengue yang berat. Infeksi dengue yang berat memiliki
dampak bisa terjadinya kebocoran plasma darah atau anak mengalami syok.
Kondisi itulah yang dapat menyebabkan kematian pada beberapa kasus DBD.
Dengue fever (DF) umumnya bersifat self-limiting disease dan sampai
sekarang tidak terdapat terapi spesifik. Pasien DF dapat rawat jalan dan hanya
diberikan penanganan simptomatik, rehidrasi cairan, dan tirah baring.

11
B. Saran
Setelah membaca makalah ini diharapkan mahasiswa dapat
mengetahui tentang imunisasi hepatitis B dan dengeu, dan kami berharap
semua pihak dapat memberi saran kepada kami agar penyusunan makalah
kedepannya lebih baik

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/vaksin-hepatitis-b

https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/sekilas-tentang-vaksin-dengue

https://www.google.com/search?
q=gejala+dengue&oq=gejala&aqs=chrome.0.69i59l3j69i57j0i67l3j0i67i4
33l2j0i433i512.3824j0j15&sourceid=chrome&ie=UTF-8

https://www.google.com/search?
q=kontraindikasi+imunisasi+dengue&oq=ko&aqs=chrome.0.69i59l2j69i5
7j0i67l7.2472j0j15&sourceid=chrome&ie=UTF-8

https://www.alomedika.com/obat/vaksin-serum-dan-imunoglobulin/vaksin/
vaksin-hepatitis-b/kontraindikasi-peringatan

https://www.alomedika.com/penyakit/penyakit-infeksi/demam-dengue/
penatalaksanaan#:~:text=Penatalaksanaan%20Demam%20Berdarah
%20Dengue&text=Pada%20pasien%20DHF%20diberikan%20cairan, jam
%20selama%202%E2%88%924%20jam

https://www.alomedika.com/penyakit/gastroenterologi/hepatitis-b/
penatalaksanaan

13

Anda mungkin juga menyukai