Anda di halaman 1dari 12

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK Refarat

FAKULTAS KEDOKTERAN Februari 2021


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

HEPATITIS NEONATAL

DISUSUN OLEH:
Wardayani
111 2020 2049

PEMBIMBING:
dr. Setia Budi Salekede, SpA(K)

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa:


Nama : Wardayani
NIM : 111 2020 2049
Judul Refarat : Hepatitis Neonatal
Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada Bagian
Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.

Makassar, Februari 2021

Mengetahui,
Supervisor Pembimbing

dr. Setia Budi Salekede, SpA(K)


KATA PENGANTAR

Assalamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan
penulisan Refarat ini dengan judul “Hepatitis Neonatal” sebagai salah
satu syarat menyelesaikan tugas kepanitraan klinik bagian Ilmu
Kesehatan Anak di Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.
Keberhasilan penyusunan Refarat ini adalah berkat bimbingan,
kerja sama, serta bantuan moril dan materil dari berbagai pihak yang telah
diterima penulis sehingga segala rintangan yang dihadapi dan
penyusunan refarat ini dapat terselesaikan dengan baik.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan
memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya secara tulus dan ikhlas
kepada yang terhormat dr. Setia Budi Salekede, SpA(K) selaku
pembimbing selama berada di bagian Ilmu Kesehatan Anak
Sebagai manusia biasa penulis menyadari sepenuhnya akan
keterbatasan baik dalam penguasaan ilmu, sehingga Refarat ini masih
jauh dari kesempurnaan. Untuk saran dan kritik yang sifatnya membangun
dari berbagai pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan Refarat ini.
Akhirnya penulis berharap sehingga Refarat ini memberikan manfaat bagi
pembaca.
Aamiin.
Wassalamu’alaikum wr.wb.

Makassar, Februari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................i

KATA PENGANTAR.................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………………1

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi......................................................................................3

2.2 Epidemiologi.............................................................................3

2.3 Etiologi......................................................................................3

2.4 Diagnosis..................................................................................4

2.5 Penatalaksanaan......................................................................4

2.6 Komplikasi................................................................................5

2.7 Pencegahan..............................................................................5

BAB III. KESIMPULAN.............................................................................6

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN

Neonatal hepatitis merupakan peradangan hati yang terjadi pada

awal masa bayi, biasanya satu sampai dua bulan setelah lahir. Penyakit

hepatitis merupakan masalah kesahatan masyarakat di dunia termasuk di

Indonesia, yang terdiri dari hepatitis A, B, C, D dan E. Hepatitis B

merupakan penyakit menular yang serius dan umumn ya menginfeksi hati

disebabkan oleh virus Hepatitis B (HBV) yang dapat menyebabkan

penyakit akut maupun kronis. Hepatitis A dan E sering muncul sebagai

kejadian luar biasa, ditularkan secara fecal oral dan biasanya berhubu

ngan dengan perilaku hidup bersih dan sehat, bersifat akut dan dapat

sembuh dengan baik. Sedangkan hepatitis B, C, dan D (jarang) ditularkan

secara parenteral, dapat menjadi kronis dan menimbulkan sirosis hepatis

dan lalu kanker hati.1 HBV dapat mengancam jutaan orang di dunia dan

telah menginfeksi sekitar 1,2 juta orang di Amerika Serikat dan 2 milyar

orang di dunia, sekitar 240 juta orang di antaranya menjadi pengidap

Hepatitis B kronik.2,3,4 Kebanyakan mereka tidak menyadari telah

terinfeksi. Lebih dari 686.000 orang meninggal setiap tahun akibat

komplikasi dari Hepatitis B, termasuk sirosis dan kanker hati, sedangkan

untuk penderita hepatitis C di dunia diperkirakan sebesar 170 juta orang.

sebanyak 1,5 juta penduduk dunia meninggal setiap tahunnya karena

hepatitis.1,4,5
Indonesia merupakan negara endemisitas tinggi hepatitis B,

terbesar kedua di negara South East Asian Region (SEAR) setelah

Myanmar. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), studi

dan uji saring darah donor PMI maka diperkirakan di antara 100 orang

Indonesia, 10 diantaranya telah terinfeksi hepatitis B atau C. sehingga

saat ini diperkirakan terdapat 28 juta penduduk Indonesia yang terinfeksi

hepatitis B dan C, 14 juta di antaranya berpotensi untuk menjadi kronis,

dan dari yang kronis tersebut 1,4 juta orang berpotensi untuk menderita

kanker hati. Besaran masalah tersebut tentunya akan berdampak sangat

besar terhadap masalah kesehatan masyarakat, produktivitas, umur

harapan hidup dan dampak sosial ekonomi lainnya. 1 Melihat kenyataan

bahwa hepatitis merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius

baik di tingkat nasional mau pun global, maka pada tahun 2010 pada

sidang WHA (World Health Assembly) ke 63 di Geneva tanggal 20 Mei

2010, Indonesia bersama Brazil dan Colombia menjadi sponsor utama

untuk keluarganya resolusi tentang hepatitis virus, sebagai Global Public

Health Concern. Usulan di terima dan keluarlah resolusi tentang hepatitis

nomor 63.18 yang menyatakan bahwa:1

 Hepatitis virus merupakan salah satu agenda prioritas dunia

 Tanggal 28 juli ditetapkan sebagai hari hepatitis sedunia


BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Neonatal hepatitis merupakan peradangan hati yang terjadi pada

awal masa bayi, biasanya satu sampai dua bulan setelah lahir. 7,9

B. Epidemiologi

Sekitar 20 persen dari bayi yang mengalami hepatitis neonatal

terinfeksi dengan virus yang menyebabkan peradangan hati baik sebelum

lahir dari ibunya, atau segera setelah lahir.7,9

C. Etiologi

Virus yang dapat menyebabkan hepatitis neonatal pada bayi

termasuk sitomegalovirus, hepatitis (A, B, C), rubella (campak), herpes

simpleks, toksoplasma, protozoa, defek metabolic, sedangkan penyebab

atresia bilier masih belum jelas. Dalam 80 persen yang tersisa per bayi

yang terkena, tidak ada penyebab spesifik yang dapat diidentifikasi, tetapi

banyak ahli menduga bahwa hal itu merupakan ulah virus. Bayi-bayi dapat

terinfeksi dalam kontak dengan wanita hamil karena mungkin bahwa

wanita bisa menularkan virus kepada anaknya yang belum lahir. 7,9

Bayi yang dilahirkan dari ibu penderita hepatitis B biasanya

asimptomatik, jarang yang disertai gejala sakit. Transmisi virus hepatitis B

(HB) dari ibu penderita tejadi pada saat lahir karena paparan darah ibu.

Bila ibu terbukti menderita hepatitis akut pada kehamilan trimester

pertama dan kedua, risiko penularan pada bayinya kecil karena antigen
dalam darah sudah negatif pada kehamilan cukup bulan dan antiHBs

sudah muncul. Bila ibu terinfeksi virus HB pada kehamilan trimester akhir,

kemungkinan bayi akan tertular adalah 50-70%. Penularan yang lain

dapat terjadi melalui fekal oral (sangat jarang) dan ASI. Akan tetapi risiko

tersebut dapat minimal apabila bayi diberikan HBIG dan vaksin hepatitis

B.7

D. Diagnosis

Anamnesis

 Banyak kasus infeksi hepatitis B tidak bergejala.

 Gejala yang timbul serupa dengan infeksi hepatitis A dan C

tetapi mungkin lebih berat dan lebih mencakup keterlibatan kulit

dan sendi.

 Gejala letargi, anoreksia dan malaise

 Gejala lain berupa artralgia atau lesi kulit berupa urtikaria, ruam

purpura, makulopapular, akrodermatitis papular, sindrom

Gianotti-Crosti

Pemeriksaan Fisis

 Ikterus timbul setelah 6-8 minggu

 Hepatosplenomegali

 Limfadenopati
Pemeriksaan laboratorium

 Bukti klinis pertama infeksi HBV adalah kenaikan serum ALT,

yang mulai naik sebelum timbul gejala, sekitar 6-7 minggu

sesudah pemajanan.

 Periksa kadar HBsAg dan IgM anti-HBc. Kadar antigen akan

terdeteksi dalam darah bayi pada usia 6 bulan, dengan kadar

puncak pada usia 3-4 bulan. Jangan ambil darah umbilikal

karena (1) terkontaminasi dengan darah ibu yang mengandung

antigen positif atau sekresi vagina, (2) adanya kemungkinan

antigen noninfeksius dari darah ibu.

E. Tatalaksana

Ibu yang menderita hepatitis akut selama hamil atau HBsAg positif

dapat menularkan hepatitis B pada bayinya, untuk itu diperlukan

pencegahan dengan: 7

 Berikan dosis awal vaksin hepatitis B 0,5 mL IM dalam 12 jam

setelah lahir dilanjutkan dosis ke-2 dan ke-3 pada usia 1 dan 6

bulan.

 Bila tersedia, berikan imunoglobulin hepatitis B (HBIG) 200 IU

 (0,5 mL) IM disuntikkan pada paha sisi yang lainnya, dalam waktu

24 jam setelah lahir (paling lambat 48 jam setelah lahir).

 Yakinkan ibu untuk tetap menyusui bayinya.


 Apabila bayi menderita hepatitis B kongenital dapat diberikan

lamivudin, tenofovir, atau adefovir, atau etanercept sesuai dengan

petunjuk ahli penyakit infeksi.

F. Pemantauan

Pada bayi yang dilahirkan dari ibu penderita hepatitis B dan tidak

mendapatkan penanganan yang adekuat perlu dilakukan pemeriksaan: 7

 HBsAg pada 1-2 bulan setelah lahir; bila positif perlu penanganan

lebih lanjut, rujuk ke subbagian hepatologi.

 Anti HBs untuk melihat tingkat kekebalan bayi; bila positif bayi telah

mendapat kekebalan dan terlindung dari infeksi.

G. Komplikasi

Sebagian besar kasus dapat sembuh tanpa terapi spesifik, hanya

sekitar 0,1% yang berkembang menjadi nekrosis hati. HAV dan HEV

menyebabkan infeksi akut saja, sementara HBV, HCV, dan HDV dapat

menyebabkan infeksi kronik, fibrosis, dan sirosis yang berkaitan dengan

risiko karsinoma hati. Komplikasi sirosis hati dapat terjadi 10-20% dalam

20 tahun.8,9

H. Pencegahan

Tindakan pencegahan terhadap kejadian infeksi HB neonatal

adalah dengan memberikan imunoprofilaksis.7

Pencegahan Hepatitis Neonatal yang paling utama adalah skrining

pada ibu hamil sebelum melahirkan dan skrining pada pasangan nikah.

Pencegahan lainnya yang dapat dilakukan adalah: 8,9


 Perilaku bersih dan sehat

 Skrining pada saat transfusi darah

 Vaksinasi HBV

I. Kesimpulan

Neonatal hepatitis merupakan peradangan hati yang terjadi pada awal

masa bayi, biasanya satu sampai dua bulan setelah lahir. Sekitar 20

persen dari bayi yang mengalami hepatitis neonatal terinfeksi dengan

virus yang menyebabkan peradangan hati baik sebelum lahir dari ibunya,

atau segera setelah lahir. Virus yang dapat menyebabkan hepatitis

neonatal pada bayi termasuk sitomegalovirus, hepatitis (A, B, C), rubella

(campak), herpes simpleks, toksoplasma, protozoa, defek metabolic,

sedangkan penyebab atresia bilier masih belum jelas. Bayi yang

dilahirkan dari ibu penderita hepatitis B biasanya asimptomatik, jarang

yang disertai gejala sakit. Transmisi virus hepatitis B (HB) dari ibu

penderita tejadi pada saat lahir karena paparan darah ibu.

Penatalaksanaan yang tepat harus diberikan pada bayi yang

menghidap hepatitis neonatal agar mereka dapat sembuh sempurna

tanpa mengalami sebarang komplikasi berat


DAFTAR PUSTAKA
1. Infodatin. Situasi dan Analisis Hepatitis. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia; 2014.
2. Health Protection Surveillance Centre. Guidelines for the Emergenc y
Management of Injuries. Ireland: Health Protection Surveillance
Centre; 2012.
3. CDC. Hepatitis B Information; 2016. Available at:
http://www.cdc.gov/Hep atitis/hbv/ [Accessed July 18, 2018].
4. WHO. Hepatitis B; 2016. Available at:
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs20 4/en/ [Accessed July
18, 2018].
5. CDC. Hepatitis B. Atlanta: Centers for Disease Control and
Prevention; 2010.
6. Ahmad N, Kusnanto H. 2017. Kejadian infeksi Hepatitis B pada bayi
dan anak yang dilahirkan oleh ibu dengan HBsAg positif. Berita
Kedokteran Masyarakat, Vol. 33 No. 11. Departemen Biostatistik,
Epidemiologi, dan Kesehatan Populasi, Fakultas Kedokteran,
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
7. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2011. Pedoman Pelayanan Medis
Edisi II. IDAI.
8. Marcdante KJ, Kliegman RM. Viral hepatitis. In: Nelson essentials of
pediatrics. 7th Philadelphia : Elsevier;2015. p. 369-71.
9. Gani RA, Hasan I, Djumhana A, Setiawan PB. Konsensus nasional
penatalaksanaan hepatitis B. Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia
(PPHI);2012.

Anda mungkin juga menyukai