Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PEMERIKSAAN HBSG

METODE RAPID DAN ELISA

Tugas terstruktur guna memenuhi tugas mata Kuliah Virologi

Dosen Koordinator : Roni Afriyansya., S.T.,M.Si

Disusun Oleh :

Kelompok 13

1. Dimas Wahyutsalis (P1337434120019)

2. Nur Rahmawati (P1337434120034)

3. Ina Diniatul Maula (P1337434120053)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

JURUSAN ANALIS KESEHATAN PROGRAM STUDI DIII TLM

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat Menyusun makalah dengan judul “Pemeriksaan HBSG Metode Rapid dan Elisa”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Virologi, penyusunan makalah ini menyampaikan
terima kasih kepada.

1. Bapak Teguh Budiharjo, S. TP, M.Si selaku Ketua Jurusan Analis Kesehatan yang telah
memberikan kepada penulis untuk menempuh Pendidikan Diploma III Teknologi Laboratorium
Medis Poltekkes Kemenkes Semarang.

2. Ibu Surati S,T M.Si.Med, selaku Ketua Program Studi Diploma III Teknologi Laboratorium
Medis yang telah mendukung penulis untuk melaksanakan pembuatan makalah ini.

3. Roni Afriyansya., S.T.,M.Si, selaku koordinator mata kuliah Virologi yang telah membimbing
penulis dalam penyusunan makalah ilmiah yang penulis buat dari awal sampai akhir.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat
beberapa kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.

Semarang, 31 Agustus 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
Latar belakang ................................................................................................. 1
Rumusan masalah ............................................................................................ 1
Tujuan rumusan masalah .............................................................................. 1
Manfaat ............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2
Dasar Teori ..................................................................................................... 2
Tanda dan gejala hepatitis B ........................................................................ 2
Cara penularan .............................................................................................. 3
Cara kerja ....................................................................................................... 5
Interpretasi hasil ............................................................................................ 6
BAB III PENUTUP .................................................................................................. 8
Simpulan .......................................................................................................... 8
DAFTAR ISI.............................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit Hepatitis merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang di
dunia, termasuk di Indonesia. Hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B, suatu anggota
famili hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun dan dapat
berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati. Infeksi oleh virus hepatitis B saat ini mulai
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar serta serius. Selain manifestasinya
sebagai penyakit HBV akut beserta komplikasinya, hepatitis B juga didapat dalam bentuk
HbsAg kronik, yang merupakan sumber penularan bagi lingkungan. Infeksi virus hepatitis B
yang sistemik dapat menimbulkan peradangan dan nekrosis sel hati yang mengakibatkan
terjadinya serangkaian kelainan klinik, biokimiawi, imunoserologik, dan morfologik (Hadi,
Lina, dan Kumalasari, 2018).
Menurut penelitian Rosalina (2012) diperkirakan sekitar 2 miliar penduduk dunia pernah
terinfeksi virus hepatitis B, dan 360 juta orang sebagai pengidap (carier) HBsAg dan 220 juta
(78%) diantaranya terdapat di Asia. Lima ratus ribu hingga 750 ribu orang diduga akan
meninggal karena sirosis hepatis atau berkembang menjadi kanker hati. Angka kejadian
(prevalensi) hepatitis B kronik di Indonesia mencapai hingga 5-10 % dari total penduduk, atau
setara dengan 13,5 juta penderita. Jumlah ini membuat Indonesia termasuk daerah endemis
sedangsampai tinggi (3-17%), dan menjadi negara ke 3 Asia yang penderita hepatitis B
kroniknya paling banyakk.
Selain itu berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan
prevalensi hepatitis B sebesar 9,4%. Ini berarti 1 dari 10 penduduk Indonesia pernah terinfeksi
hepatitis B. Bila dikonversikan dengan jumlah penduduk Indonesia maka jumlah penderita
hepatitis B mencapai 23 juta orang. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 jenis
hepatitis yang banyak menginfeksi penduduk Indonesia adalah hepatitis B (21,8 %). Besaran
masalah tersebut tentunya akan berdampak sangat besar terhadap masalah kesehatan
masyarakat, produktifitas, umur harapan hidup, dan dampak sosial ekonomi lainnya (Ahmad
1
dan Kusnanto.
Hepatitis B biasanya ditularkan dari orang ke orang melalui darah atau produk darah yang
mempunyai konsentrasi virus hepatitis B yang tinggi, melalui semen, melalui saliva, melalui
alat-alat yang tercemar virus hepatitis B seperti, pisau cukur, sikat gigi, alat kedokteran dan
lain-lain. Di Indonesia kejadian hepatitis B satu diantara 12-14 orang, yang berlanjut menjadi
hepatitis kronik, sirosis hepatis dan hepatoma. Mengingat jumlah kasus dan akibat hepatitis B,
maka diperlukan pencegahan sedini mungkin. Pencegahan yang dilakukan meliputi
pencegahan penularan penyakit hepatitis B melalui Health Promotion dan pencegahan
penyakit melalui pemberian vaksinasi. Menurut WHO pemberian vaksin hepatitis B tidak akan
menyembuhkan pembawa kuman (carier) yang kronis, tetapi diyakini 95 % efektif mencegah
berkembangnya penyakit menjadi carier (Siregar, 2007).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Hepatitis B?
2. Bagaimana proses penularan Hepatitis B?
3. Bagaimana cara kerja pemeriksaan Hepatitis B metode Rapid?
4. Bagaimana cara kerja pemeriksaan Hepatitis B metode Elisa?

C. Tujuan Rumusan Masalah


1. Mengetahui pengertian Hepatitis B.
2. Mengetahui hal yang menyebabkan tertular Hepatitis.
3. Mengetahui cara pemeriksaan Hepatitis B metode Rapid.
4. Mengetahui cara pemeriksaan Hepatitis B metode Elisa.

D. Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah membuat mahasiswa tau mengenai Hepatitis B serta cara
pemeriksaan yang baik dan benar sesuai Standar Operasional Prosedur.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Dasar Teori
Hepatitis merupakan penyakit yang Disebabkan oleh virus Hepatitis Byang merusak
Hati dengan masa inkubasi 14-160 hari. Penyebaran penyakit melalui darah dan Produknya,
suntikan yang tidak aman, transfusiDarah, proses persalinan dan melalui hubungan Seksual.
Dengan melihatmasa inkubasi diatas Maka pemberian imunisasi aktif diberikan
padaWaktu kurang dari 7 hari.Pemeriksaan hbsag berguna untuk keperluan klinis
maupunepidemiologik. Skrining darah di unit-unit transfusi darah, serta digunakan pada
evaluasi terapi hepatitis B kronis. Metode pemeriksaannya dapatdilakukan secara kualitatif
(Rapid Test) dan kuantitatif (ELISA), metodekuantitatif berguna untuk mengukur titer
kadar hbsag, mengetahui perjalan penyakit dan mengidentifikasi jenis keparahannya.
Pemeriksaanimmunologi sangat erat kaitannya dengan reaksi antara antigen danantibodi.
Secara kualitatif hanya mengetahui ada tidaknya antigenyangterdeteksi pada sampel,
sedangkan secara kuantitatif untuk mengukur kadar. Antigen dengan suatu indikator yang
dilekatkan pada antigen atauantibodi Spesifik (labelling)
Metode pemeriksaan hbsag dan Anti-hbs Yang digunakan adalahmetode
Immunokromatografi. Diawali dengan Pengambilan darah Vena,lalu Darah di sentrifuge
sehingga Menghasilkan serum. Serum tersebutyang Digunakan dalam pemeriksaan hbsag
dengan MetodeImmunokromatografi. Pemeriksaan hbsag Didasarkan pada
prinsipdoubleantibody Sandwich Immunoassay untuk penentuan hbsag, hasildibaca secara
visual tanpa Instrumen apapun. Sedangkan, PemeriksaanAnti-hbs didasarkan pada prinsip
strip test Yang mengandung α dan β hbsab akan bereaksi Dengan α dan β hbsab dalam
serum sampelMembentuk imunokompleks akan terus bermigrasi Dan terikat denganzona
kontrol membentuk dua Garis. Dua buah garis akan terlihat bilasampel Mengandung hbs.
Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA) merupakan suatu
teknikbiokimia untuk mendeteksi kehadiran antibodi atau antigen dalam suatu
sampel.ELISA dipakai untuk pengujian semua antigen, hapten atau antibody. Prinsip
kerjadari teknik ELISA adalah berdasarkan reaksi spesifik antara antibody dan

3
antigendengan menggunakan enzim sebagai penanda (marker). Enzim tersebut
akanmemberikan suatu tanda terdapatnya suatu antigen jika antigen tersebut
sudahbereaksi dengan antibodi. Reaksi tersebut memerlukan antibody spesifik
yangberikatan dengan antigen (Baker dkk, 2007).Teknik ELISA didasarkan pada reaksi
spesifik antara antigen dengan antibodiyang memiliki sensitivitas dan spesifitas tinggi
dengan menggunakan enzimsebagai indikator. Prinsip dasar ELISA adalah analisis
interaksi antara antigendan antibodi dengan menggunakan enzim sebagai penanda reaksi
(Yusrini 2005).Prinsip kerja ELISA adalah adanya ikatan antara antigen dan antibodi
kompleksdengan penambahan substrat tertentu dan enzim peroksida yang akan
memberikanperubahan warna pada hasil yang positif (Azwar 1985).ELISA memiliki 4
teknik yaitu direct ELISA, indirect ELISA, sandwichELISA dan competitive ELISA.
Direct ELISA merupakan metode ELISA yangpaling sederhana. Direct ELISA
digunakan untuk mengukur konsentrasi antigenpada sampel. Direct ELISA mendeteksi
antigen dengan cara mengikat antigendengan antibodi yang telah dilabel seara
langsung dengan enzim. Reaksipengikatan tersebut terjadi secara spesifik (Ausubel,
2003). Diret ELISA memilikikeuntungan diantaranya lebih cepat karena prosedur dan
reagen yang dibutuhkanlebih sedikit (Elisa, 2017)
B. Tanda dan gejala Hepatitis B
Gejala hepatitis B mirip gejala flu. Kadang-kadang sangat ringan bahkan tidak
menimbulkan gejala sama sekali. Hanya sedikit orang yang terinfeksi menunjukkan semua
gejala. Karena alasan ini banyak kasus hepatitis B yang tidak terdiagnosis dan terobati.
Gejala utama dari hepatitis B adalah sebagai berikut :
1. Mudah lelah
2. Demam ringan
3. Nyeri otot dan persendian
4. Mual dan muntah
5. Sakit kepala
6. Kehilangan nafsu makan
7. Nyeri perut kanan atas
8. Warna tinta seperti dempul

4
9. Warna urin seperti teh
10. Warna kulit dan sklera mata kuning
11. Warna kuku menguning
12. Penurunan berat badan 2.5 - 5 kg
Penularan dapat melalui jarum suntik atau pisau yang terkontaminasi, transfusi
darahdan gigitan manusia. Pengobatan dengan interferon alfa-2b dan lamivudine,
sertaimunoglobulin yang mengandung antibodi terhadap hepatitis B yang diberikan 14 hari
setelah paparan. Vaksin hepatitis B yang aman dan efektif sudah tersedia sejak
beberapatahun yang lalu. Gang merupakan risiko tertular hepatitis B adalah pecandu
narkotika, orangyang mempunyai banyak pasangan seksual.

C. Cara Penularan
Hepatitis B merupakan bentuk hepatitis yang lebih serius dibandingkan dengan hepatitis
lainnya. Penderita hepatitis B bisa terjadi pada setiap orang dari semua golongan umur.
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan virus hepatitis B ini menular.
a. Secara vertikal, cara penularan vertikal terjadi dari ibu yang mengidap virus hepatitis
B kepada bayi yang dilahirkan yaitu pada saat persalinan atau segera setelah persalinan.
b. Secara horisontal, dapat terjadi akibat penggunaan alat suntik yang tercemar, tindik
telinga, tusuk jarum, transfusi darah, penggunaan pisau cukur dan sikat gigi secara
bersama-sama serta hubungan seksual dengan penderita.
Sebagai antisipasi, biasanya terhadap darah-darah yang diterima dari pendonor akandi
tes terlebih dulu apakah darah yang diterima reaktif terhadap hepatitis, Sipilis dan
HIV.Sesungguhnya, tidak semua yang positif Hepatitis B perlu ditakuti. Dari hasil
pemeriksaan darah, dapat terungkap apakah ada riwayat pernah kena dan sekarang sudah
kebal, atau bahkan virusnya sudah tidak ada. Bagi pasangan yang hendak menikah, tidak
ada salahnya untuk memeriksakan pasangannya untuk menenularan penyakit ini.
Hepatitis B tidak ditularkan lewat transfuse darah, justru dengan donor darah dapat
mengecek kesehatan tubuh anda apakah terinfeksi virus hepatitis B atau tidak karena darah yang
anda donorkan diskrining terhadap HBsAG (hepatitis B Surface antigen, salah satu penanda infeksi
virus hepatitis B).

5
E. Cara Kerja
1. Metode Rapid HBsAg
a. Pra Analitik
1) Mencuci tangan sesuai prosedur
2) Menggunakan APD lengkap
3) Menyiapkan alat dan bahan
4) Melakukan sampling darah pasien
b. Analitik
1) Memipet serum masukkan dalam tabung
2) Membuka bungkus strip test HBsAG
3) Mencelupkan strip test HBsAG kedalam serum, jangan melewati batas pada strip.
Tunggu hingga serumnya berjalan naik keatas.
4) Mengamati garis yang muncul pada strip test HBsAG
c. Pasca Analitik
1) Jika positif ditandai dengan terbentuknya garis pada C dan T
2) Jika negative hanya muncul satu garis
2. Metode Elisa HBsAg
a. Pra Analitik
1) Mencuci tangan sesuai prosedur
2) Menggunakan APD lengkap
3) Menyiapkan alat dan bahan
4) Melakukan pengambilan dan penanganan sampel
b. Analitik
1) Substrat yang terdiri dari 50 𝜇l SA dan 50 𝜇l SB dipipet ke semua well termasuk A1
masing-masing sebanyak 100 𝜇l.
2) Dihomogenisasi dengan menggoyang microplate dengan lembut dan hati-hati.
3) Microplate diinkubasi 30 menit di dalam suhu ruangan (15-25o C) dan ditutup
dengan alumunium foil agar terhindar dari sinar yang terang.
4) Larutan STOP dipipet ke semua well masing-masing 100 𝜇l.

6
5) Absorban larutan dibaca dengan panjang gelombang 450 nm menggunakan panjang
gelombang acuan 630-690 nm. A1 digunakan sebagai blanko.
c. Pasca Analitik
1) Melakukan pengamatan
2) Dan melakukan pencatatan hasil absorbansi
F. Interpretasi hasil
a. Metode Rapid HBsAg
1) Positive (+)
Selain timbul garis merah pada daerah control (C), akan muncul 1 (1) garis merah yang
nyata di daerah test (T), hasil positif menyatakan adanya HBsAg.
2) Negative (-)
Timbul 1 (1) garis merah pada bagisn control (C), dan tidak ada garis merah di daerah
test (T).
3) Invalid
Sama sekali tidak muncul warna merah baik pada daerah test (T), maupun control (C),
merupakan adanya indikasi adanya kesalahan proseduratau reagen test yang rusak.]
b. Metode Elisa HBsAg
Validasi Test Hasil uji valid jika memenuhi kriteria berikut :
1) Blanko A1 < 0.001
2) Nilai rata-rata kontrol negatif : MNC < 0.200
3) Nilai rata-rata kontrol positif : MPC > 0.500
4) MPC – MNC ≥ 0.300 Jika perbedaannya lebih kecil, teknik yang tidak benar mungkin
penyebabnya. Uji harus dilakukan ulang. Jika perbedaannya kurang dari 0.300 secara
konsisten, kerusakan reagen mungkin menjadi penyebab.
5) Nilai NC individu harus berada di antara 0.5 x MNC dan 2.0 x MNC. Jika salah satu
nilai berada di luar jarak , buang nilai ini dan hitung kembali MNC. Jika kedua nilai
berada di luar jarak, uji harus diulang. NC = 0.5 x MNC < MNC < 2.0 x MNC
Perhitungan Ada atau tidak adanya anti-HBs ditentukan dengan membandingkan nilai
absorban dari spesimen dengan nilai batas. Nilai batas dihitung dari negatif kontrol :
Cut-off value (COV) = MNC + 0.025

7
Interpretasi Hasil
1) Positif : Spesimen dengan nilai absorban sama atau lebih dari 1.1 x COV dianggap
positif oleh kriteria uji.
2) Negatif : Spesimen dengan nilai absorban value kurang dari 0.9 x COV dianggap
negatif anti-HBs (atau tidak reaktif).
3) Greyzone : Spesimen dengan nilai absorban dalam 10% dari nilai batas harus diuji
ulang untuk mengonfirmasi pembacaan asli.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Infeksi virus hepatitis B (VHB) masih merupakan masalah besar di Indonesia karena
prevalensinya tinggi dan risiko komplikasi-komplikasinya. Di daerah dengan endemik
tinggi seperti di Negara kita, infeksi hepatitis B biasanya terjadi melalui infeksi perinatal
(penularan ibu hamil-anak) atau pada awal masa anak-anak. Sebagian yang lain penderita
hepatitis B diketemukan secara tidak sengaja pada saat test kesehatan, skrening transfusi
darah, atau pada saat cek up kesehatan untuk bekerja. Paparan infeksi hepatitis B dapat
menyebabkan hepatitis akut, hepatitis “fulminan” (berat), dan hepatitis kronis yang akan
berlanjut menjadi sirosis hati dan kanker hati. Kasus hepatitis B akut tidak terlalu sering
dijumpai dalam praktek dokter sehari-hari. Berbeda dengan kasus hepatitis A yang banyak
dijumpai pada “musim” dan saat-saat ini, karena mudahnya penularan melalui makanan
dan minuman yang tercemar virus hepatitis A.

9
DAFTAR ISI

Syamsul. 2018. Laporan Praktikum HBsAg . Poltekkes Medan.

Arif, Rif. Hepatitis B. Diakses pada https://id.scribd.com/document/359487804/Makalah-


Hepatitis-B.

Setiawan, Andri. 2018. Enzyme-linked Immunosorbent Assay (ELISA) METODE SANDWICH.


Universitas Brawijaya

10
11

Anda mungkin juga menyukai