DISUSUN OLEH : 1) DESI MAYA SARI 2) DESI SUSANTI 3) DEWI PRATIKA BINTARI 4) ELISA 5) ERINE FEBRIAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUSAN (SMK) JURUSAN ANALIS KESEHATAN YAYASAN ABDURRAB PEKANBARU T.A. 2009 / 2010
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN
1.1 1.2 Tujuan Praktek Klinik (PBK) Tujuan Pembuatan Laporan
BAB III STRUKTUR ORGANISASI LAB. PENGUJI BLK PROVINSI RIAU BAB IV URAIAN KHUSUS
3.1 Pemeriksan Laboratorium 3.1.1 Pemeriksaan kimia klinik a) Pemeriksaan HDL - Cholesterol b) Pemeriksaam LDL Cholesterol c) Pemeriksaan glukosa darah d) Pemeriksaan Cholesterol darah e) Pemeriksaan bilirubin total f) Pemeriksaan bilirubin direct g) Pemeriksaan SGPT h) Pemeriksaan SGOT i) Pemeriksaan Calsium j) Pemeriksaan total protein k) Pemeriksaan Alkali Phospate 3.1.2 Pemeriksaan hematologi a) Pemeriksaan darah hematologi 1. Pemeriksaan LED
2. Pemeriksaan DIF COUNT 3. Pemeriksaan golongan darah 4. Pemeriksaan hematologi dengan menggunakan alat micros 60 b) Pemeriksaan urine hematologi 1. Pemeriksaan sediment 2. Pemeriksaan urin pada alat Uriscan 3.1.3 Pemeriksaan Bakteriologi a) Pemeriksaan preparat jadi BTA b) Pemeriksaan BTA c) Mengamati bentuk Diplococcus d) Mengamati bentuk lepra e) Pemeriksaan BTA Morbus Hansen ( lepra ) f) Pemeriksaan Mikrokopis Secret Vagina g) Pemeriksaan Mikrokopis Candida h) Pemeriksaan MIkrokopis Secret Uretra 3.1.4 Pemeriksaan Imunoserologi a) Pemeriksaan HBs Ag b) Pemeriksaan HBSAb c) Pemeriksaan Asto ( Anti Streptolisin O ) d) Pemeriksaan RF ( Reumatik factor ) e) Pemeriksaan Reaktiv Protein ( CRP ) f) Pemeriksaan Widal g) Pemeriksaan VDRL h) Pemeriksaan HIV i) Pemeriksaan TPHA 3.1.5 Pemeriksaan Parasitologi a) Pemeriksaan Malaria b) Pemeriksaan Feces 3.1.6 Pembuatan Media dan Reagensia a) Pengenalan alat dan media b) Pembuatan media laktosa broth c) Pembuatan media SIM ( Sulfur Indol Motility ) d) Pembuatan media TSA ( Tryptic Soy Agar )
e) Pembuatan media BGLB f) Pembuatan media MH ( Muler Hinton Agar ) g) Pembuatan media MC agar 3.1.7 Kimia lingkungan air a) Pemeriksaan Nitrat ( NO3 ) b) Pemeriksaan Cianida c) Pemeriksaan COD ( Chemical Oxygen Demand ) d) Pemeriksaan Chlorida e) Pemeriksaan Pospat f) Pemeriksaan Nitrit ( NO2 ) g) Pemeriksaan Phenol h) Penetapan Zat Padat Terlarut Total i) Preparasi Logam Berat j) Pemeriksaan Minyak Lemak Metode Gravimetri k) Pembuatan larutan standar Cu l) Penetapan Fluorida 3.1.8 Pengambilan Sampel a) Pengambilan Darah Vena b) Pengambilan darah kapiler c) Diff count d) Pembuatan sediaan tebal dan tipis e) masa pendarahan f) Waktu pembekuan (Clotting Time ) g) Masa pembendungan ( Rumpel leede ) h) Sampling urine i) Smpling sputum j) Samplingsampel pus k) Sampling kerokan kulit dan kuku l) Sampling Reiz Serum m) Sampling Secret n) Pengambilan sampel feces
BAB I PENDAHULUAN
Praktek belajar klinik (PBK) adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan guna mempelajari prosedur prosedur analisa untuk membantu menegakan diagnosa yang berhubungan dengan pemeriksaan laboraturium kesehatan dimana ada sangkut pautnya dengan reaaksi kimia, serum dan bahan objek lainnya. Adapun guna PBK ini bagi kami adalah kami dapat mengetahui secara langsung tugas tugas analis yang bekerja dilaboraturium dan mengetahui instrument serta regensia juga cara kerja yang efektif, tepat dan cepat. Ini merupakan masukan dan modal yang sangat berharga bagi kami dimasa datang. 1.1 Tujuan Praktek Belajar Klinik (PBK) a. Memantapkan keterampilan siswa siswi yang diperoleh dari yang dilakukan disekolah. b. Memantapkan tanggung jawab siswa siswi dalam melaksanakan tugas. c. Memperluas pandangan siswa siswi terhadap jenis kerja dibidang kesehatan dengan segala penyelesaian. d. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan program penyerapan teknologi baru. 1.2 Tujuan Pembuatan Laporan a. Sebagai bahan masukan untuk menambah dan memperluas pengetahuan dibidang laboraturium. b. Pemantapan keterampilan siswa siswi yang diperoleh praktek sekolah. c. Memantapkan disiplin dan tanggung jawab siswa siswi dalam melaksanakan tugas. d. Memperluas pandangan siswa siswi terhadap jenis kerja dibidang kesehatan khususnya dilaboraturium dengan segala persyaratan.
Balai Laboratorium Kesehatan Pekanbaru didirikan pada tahun 1976,pada saat itu Kegiatan nya masih bergabung dengan rumah sakit umum propinsi ( RSUP).Kepala Balai Laboratorium yang pertama adalah Dr.Ps.palawi,SKM yang juga sebagai pimpinan Rumah Sakit Umum Propinsi (RSUP).Karena beliau meninggal dunia Kemudian pada bulan agustus 1977 diganti oleh Dr.Bagus mulyadi.Berdasarkan surat keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 142/Menkes /SK/78 tahun 1978 tentang susunan organisasi dan tata kerja balai Laboratorium Kesehatan Pekanbaru sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bidang Pelayanan Kesehatan dan lingkungan Departement Kesehatan RI yang berada dan Bertanggung jawab langsung kepada Direktur Balai Laboratorium Kesehatan Departemant Kesehatan RI. Kemudian sesuai dengan surat keputusan Menteri Kesehatan Republik Idonesia Nomor : 783/Menkes /SK/XI/86 tahun 1986 yang berbunyi :Balai Laboratorium Kesehatan adalah Unit Pelaksana Teknis di bidang Laboratorium yang berada dan bertanggung jawab kepada Pusat Laboratorium Kesehatan RI.
Berdasarkan surat Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 02011/yankes/Kepeg/SK/1982 tanggal 11 maret 1982 mengangkat Dr.Ny.Utju Soejoga sebagai kepala Balai Laboratorium Pekanbararu sampai dengan tahun 1989,Kemudian dengan surat Keputusan menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor :KP.04.04.1.5011875 tanggal 29 juli 1989 mengangkat Dr.Singgih Atmosutarjo sebagai Kepala Balai Kesehatan Pekanbaru sampai dengan 31 agustus 2002,kemudian kepala Laboratorium Kesehatan di jabat oleh Dra.Yulwiriati Moesa ,Apt ,Msi Berdasarkan surat Keputusan Gubernur Riau Nomor :KPTS.508/X/2002 tanggal 7 oktober 2002. bersama Direktorat Sesuai dengan surat edaran
Jenderal Anggaran dan Direktorat Jenderal Pemerintah Umum Daerah Nomor : SE186/A/2002 dan Nomor :911/2189/PUMDA,bahwa dari 26 Balai Laboratorium Kesehatan(diantaranya balai laboratorium kesehatan pekanbaru).di serahkan ke daerah dan 4 Balai Laboratorium Kesehatan Menjadi Rujukan Regional berada di bawah Pusat. Persatuan Daerah No. 18 tahun 2001 tentang Pembentukan susunan organisasi dan tata kerja dinas kesehatan,dimana Balai Laboratorium Kesehatan merupakan sebagian tugas kesehatan. 2.2 Visi dan Misi Balai laboratorium Kesehatan A. Visi Menjadi pusat rujukan dan pelayanan laboratorium prima,dengan kualitasbertarap internasional menuju kemandirian masyarakat riau untuk hidup sehat pada tahun 2008. B. Misi 1.Meningkatkan mutu prasarana,sarana,pemeeriksaan dan sumber Daya manusia sesuai standar pelayanan laboratorium kesehatan. 2.Meningkatkan secara optimal pelaksanaan rujukan dalam sistem Jaringan laboratorium kesehatan. 3.Mendorong kemandirian layanan laboratorium kesehatan oleh Daerah dan masyarakat. 4.Menjadi laboratorium yang terakreditasi berdasarkan ISO/IEC 2.3 Sarana dan Prasarana - luas lahan : 2.650m2 unitPelaksana teknis dinas kesehatan propinsi riau yang diserahkan wewenang dan tanggung jawab untuk melaksanakan
c. Ruang tata usaha d. Ruang tunggu e. Ruang pengambilan spesimen f. Loket pendaftaran,penerimaan specimen dan pengambilan hasil g. Loket pembayaran h. Ruang perpustakaan i. Ruang pengelolaan data a. Fungsi Teknis f. Ruang pengolahan specimen g. Ruang hematologi h. Ruang kimia klinik i. j. Ruang mitrobiologi Ruang Imunologi
k. Ruang toksikologi L. Ruang kimia lingkungan b. Fungsi Penunjang I Tertutup a. Ruang pelatihan b. Ruang media c. Ruang reagen d. Ruang cuci e. Ruang inkubator f. Gudang media dan reagen g. Gudang arsip h. Kamar mandi c. Fungsi Penunjang II Diluar Halaman a. Waste Water treatment b. Penampung air c.Ruang kantin d.Garasi mobil dan pos penjagaan 2.4 Kegiatan Laboratorium Kesehatan
2. Pelayanan Pemeriksaan Laboratorium Kegiatan pelayanan di balai labKes dapat di golongkan sebagai Berikut: 1. Bidang bakteriologi a. Bidang imunologi b. Bidang parasitologi c. Bidang kimia klinik d. Bidang henatologi e. Bidang pengambilan specimen f. Bidang kimia lingkungan 3. Pelaksanaan Quality control Balai Labratorium kesehatan Pada tahun anggaran 2002 telah mengikuti Quality control/PNPKLK yaitu di bidang : 1. Bidang Mikrobiologi 2. Bidang imunologi 3. Bidang Patologi Klinik 4. kerjasama (Lintas program dan lintas sektoral) i. Kerjasama praktikum untuk bagi menunjang mahasiswa program pendidikan di lingkungan kesehatan yaitu berupa bimbingan dan fasilitas /mahasiswi Universitas Riau,Universitas Islam Riau,AKPER PayungNegeri,AKPER Muhammadiyah, AKBID, ANAPARMA dan siswa/siswi SMAK. ii. Bekerja sama dengan dinas kesehatan kota pekanbaru terutama untuk Kejadian Luar Biasa(KLB iii. Bekerja sama dengan Bapedal Daerah dan Bapedal Wilayah. 2.5 Tugas Pokok Dan Fungsi Laboratorium Kesehatan 2.5.1 Tugas Pokok Menyelenggarakan urusan, pekerjaan dan kegiatan pemeriksaan Laboratorium yang berkaitan dengan bidang kesehatan dan lingkungan .
I.Fungsi Laboratorium Kesehatan a. Fungsi pelayanan Melakukan Pelayanan Langsung Kepada Masyarakat di Bidang : b. Laboratorium Kimia Klinik c. Laboratorium Hematologi dan Urinalisa d. Laboratorium Imunoserologi e. Laboratorium Bakteriologi f. Laboratorium Parasitologi g. Laboratorium Lingkungan dan Teksikologi b. Fungsi Rujukan a. Membina laboratorium Pemerintah maupun Swasta di Propinsi Riau b. Rujukan Pemeriksaan : i. Rujukan Pemeriksaan HIV untuk propinsi Riau dan Kepulauan Riau ii. Rujukan dan cross check pemeriksaan TB untuk propinsi Riau dan Kepulauan Riau iii. Rujukan dan cross check pemeriksaan Malaria,Filaria.DBD,Diphteri,Telur Cacing dll. c. Rujukan Pemeriksaan Afian Influenza dengan alat PCR. d. Rujukan Pemeriksaan HLB makanan dan minuman dan specimen manusia. e. Rujukan Pemeriksaan Narkoba dengan metoda konfirmasi alat TCL dan GC.. f. Rujukan Pemeriksaan kualitas air. g. Rujukan Pemeriksaan kualitas udara. a. Pemeriksaan Food Security untuk makanan Presiden dan Wakil Presiden. b. Rujukan Teknologi: 1. Menjadi tempat pelatihan tenaga Dokter PTT,Bidan dan Analis yang berjaitan dengan program kesehatan
2. Menjadi
tempat
penelitian
mahasiswa
S1,S2,dan S3 A.Kaidah Sumber Daya Manusia Tata letak Laboratorium Balai Laboratorium Kesehatan Teerletak di Jalan Mustika No.3 A Pekanbaru yang berada dalam lingkungan Komplek Ruma sakit Umum Daerah (RSUD) dengan luas tanah 1.822m2 dan luas bangunan Gedung Kantor 744m2.
BAB III STRUKTUR ORGANISASI LAB.PENGUJI BALAI LABORATORIUM KESEHATAN PROPINSI RIAU
Manajer Puncak Kepala BIK
Dep.Manajer Teknik
Penyelia Lingkungan
Penyelia imun
Penyelia bakteri
Penelia klinik
Penyelia
Analisis
Analisis
Analisis
Analisis
Analisis
Penyelia rarasa
PPS Lingkungan
Analisis
STRUK TURR ORGAN ISASI Analisis LAB. PENGUJ I BALAI LABOR ATORIU M KES PROVIN SI RIAU
P.PPS klinik
Analisis
: Senin , 5 Otober 2009 : Untuk mengetahui kadar HDL seseorang : Bahan uji + reagen,campur homogenkan sempurna diinkubasi pada suhu ruangan. Baca pada pajang gelombang. Tampil hasil konsentrasi pada layar monitor.
Metode Alat
: Enzymatic endpoint : Tabung reaksi Mikro pipet + pintip Photometer micro lab. 200 Rak tabung reaksi
Bahan Reagen
: serum : :
1. Isi tabung reaksi pertama dengan 500 ul reagen HDL 2. Pada tabung tersebut +200 ul serum
3. Inkubasi selama 10 menit, centrifuge selama 10 menit, ambil supernatant 100 ul masukkan kedalam tabung yang berisi reagen cholesterol, tabung ke 3 ( sampel), tabung ke 2 (blanko) hanya berisi reagen. 4. Inkubasi selama 10 -20 menit, baca hasil pada photometer
Sampel II : 46 mg/dl
Kesimpulan
Spektrofotometer ( Micro lab 200 ) Bahan Reagen Prosedur kerja : Serum : Reagen 1 dan reagen 2 LDL : ( Monoreagen 1 : 4 ) Blanko Reagen Sampel 500 ul Sampel 500 ul 5 ul
Campur / homogenkan dan inkubasi pada suhu kamar 37C slama 5 menit dan baca pada spektrofotometer ( Micro lab 200 ). Nilai normal Konsentrasi standar Perhitungan Hasil Kesimpulan : 130 mg/dl : 112 mg/dl : CHO ( Trig/5 + HDL ) : 128 mg/dl : Dari praktikum diatas, didapatkan kadar pemeriksaan LDL CHO seseorang normal.
Pintip Spektrofotometer ( Micro lab 200 ) Bahan Reagen : Serum : Reagen glukosa Reagen standar Prosedur kerja : Blanko Standar Sampel
Reagen 1000 L 1000L 1000L Standar 10L Sampel 10L Campur dan inkubasi selama 20 menit pada suhu 15 25 C atau 10 menit pada suhu 37 C. Nilai normal : Glukosa nunchter ( puasa ) Glukosa 2 jam pp ( 120 menit ) Konsentrasi standar Hasil Patologi Kesimpulan normal. Glukosa sewaktu : 70 115 mg/dl : 200 mg/dl : 200 mg/dl
: 100 mg/dl : 79 mg/dl : Diabetes militus : Dari praktikum diatas, didapatkan kadar glukosa darah
o Reagen Cholesterol o Reagen standar Prosedur kerja Reagen Standar Sampel : Blanko 1000 ul Standar 1000 ul 10 ul Sampel 1000 ul 10 ul
Campur dan inkubasi selama 20 menit pada suhu 20 25 C dan 10 menit pada suhu 37 C. Baca pada spektrofotometer pada panjang gelombang 546 nm. Nilai normal Hasil Patologi : < 200 mg/dl : 122 mg/dl : o Obtruksi Ikhterus o Gangguan Fungsi Hati o Jantung Koroner Kesimpulan : Dari praktihkum diatas, didapatkan kadar Cholesterol normal.
Sampel Blanko Reagen 1 Reagen 2 Reagen 3 Saampel Reagen 4 gelombang 578 nm. Nilai normal Patologi Hasil Kesimpulan normal. : 0,1 1,2 mg/dl 200 ul 1000 ul 200 ul 1000 ul
Diamkan selama 10 menit dan ditambahkan reagen 4 Campur, dan inkubasi selama 5 menit dan baca pada spektrofotometer pada panjang
: Gangguan fungsi hati, ikhterus : 0,5 mg/dl : Dari praktikum diatas, didapatkan kadar bilirubin total
Prosedur kerja
Reagen 2 Reagen1 Nacl Solution Sampel lab 200. Nilai normal Patologi Hasil Kesimpulan
Campur, dan inkubasi selama 5 menit dan baca pada spektrofotometer ( 550 580) / Micro : 0,2 mg/dl : Gangguan fungsi hati : 0,5 mg/dl : Dari praktikum diatas, didapatkan kadar bilirubin direct diatas normal.
Monoreagen 1000 ul Inkubasi selama 1 menit, dan baca pada spektrofotometer pada panjang gelombang 546 nm. Nilai normal : Laki laki Perempuan Patologi Hasil Kesimpulan : Kelainan fungsi hati : 22 u/i : Dari praktikum diatas, didapatkan kadar SGPT normal. : < 41 U/I : < 31 U/I
100 ul 1000 ul
Inkubasi selama1 menit dan baca pada spektrofotometer panjang gelombang 546 nm. Nilai normal : Laki laki Perempuan Patologi Hasil Kesimpulan : Kelainan fungsi hati : 23 U/I : Dari praktikum diatas, didapatkan kadar SGOT normal. : < 35 U/I : <31 U/I
i. PEMERIKSAAN CALSIUM
Hari / tanggal Tujuan Metode Prinsip : Rabu, 07 Oktober 2009 : Untuk mengetahui kadar Calsium didalam tubuh. : Cresol pthatein C : Cresol phthalein complexcone dengan ion Ca didalam medium alkali dari warna merah - ungu interferensi oleh Mg adalah meniadakan penjumlahan dari 8 hydroxyl quinoine. Alat alat : Tabung reaksi Mikropipet dan pintip Spektrofotometeter ( Micro lab 200 )
Bahan Reagen
Prosedur kerja
Inkubasi selama 5 30 menit atau 10 menit. Dan baca pada spektrofotometer. Nilai normal Konsentrasi standar Hasil Kesimpulan : 8,1 10,4 mg/dl : 10 mg/dl : 5,1 mg/dl : Dari praktikum diatas, didapatkan kadar Ca didalam tubuh dibawah normal.
Spektrofotometer Bahan Reagen Prosedur kerja : Serum : Reagen total protein dan reagen standar : Blanko Reagen Standar Sampel 1000 ul Standar 1000 ul 20 ul Sampel 1000 ul 20 ul
Inkubasi slama 5 menit dan baca pada spektrofotometer dan hasilnya akan tampak dilayar monitor. Nilai normal : Protein total 3 tahun keatas < 3 tahun Albumin Globulin Hasil Kesimpulan : 14,7 g/dl : Dari praktikum diatas didapatkan kadar protein total diatas normal. : 6,6 - 8,7 g/dl : 6,6 8,7 g/dl : 3,8 5,1 g/dl : 1,3 3,7g/dl
Alat alat
Bahan Reagen Prosedur kerja Sampel Monoreagen Nilai normal Hasil Kesimpulan
: Serum : Reagen alkali phosphate (Monoreagen 4 : 1 ) : 20 ul 1000 ul : 256 U/I : 117 U/I : Dari praktikum diatas, didapatkan kadar alkali phosphate normal.
1. PEMERIKSAAN LED
Hari/tanggal Tujuan Prinsip : Kamis, 08 Oktober 2009 : Untuk mengetahui tingginya lapisan plasma yang Terbentuk / untuk mengetahui kecepatan pengendapan eritrosit. : Darah + antikoagulan Na. Citrat 3,8 % kemudian dimasukan kedalam Pipet westergren, dan biarkan sikap vertikal diraknya selama 1 jam dan baca tinggi lapisan plasma yang terbentuk. Alat : Pipet westegreen
: Darah Vena : Antikoagulan Na.Citrat 3,8% : Ambil 1,6 ml darah vena dan tambahkan dengan 0,4 ml Na.Citrat 3,8%,Homogenkan. Masukan kedalam pipet weatergren, pada posisi horizontal sampai tanda batas angka nol. Tutup ujung pipet dengan jari Biarkan sikap vertical diraknya selama 1 jam Bacalah tingginya lapisan plasma yang terbentuk. : Laki-laki = 0 - 10 mm/jam Perempuan = 0 - 15 mm/jam
Hasil
Kesimpulan
2.
Hari/tanggal Tujuan Metode Prinsip
Alat
- Jembatan Pewarnaan
- Pipet tetes Bahan Reagen : Darah Vena. : - Metanol - Giemsa stok + Buffer pH 7,2. 1 Cara Kerja 1) 2) 3) 4) : Buat sediaan apus, keringkan. Dan beri label pada bagian yang tebal Fixasi dengan methanol selama 5 menit, biarakn kering. Warnai dengan giemsa yang sudah diencerkan ( 1 cc giemsa : 9 cc buffer PH 7,2 ) Biarkan selama 25 30 menit. 5) Keringkan pada posisi vertikal 6) Priksa dibawah mikroskop lensa 100 X dengan imersi oil 7) Hitung jenis leukositnya Nilai normal Hasil Eosinofil Basofil Eosinofil N.Stab N.segmen Limposit Monosit : : :0-1% : 1 - 3% : 2 - 6% : 50 - 70% : 20 - 40% : 2 - 8% : 9
N.Segmen
Limposit
Monosit
Kesimpulan
: dari praktikum diatas siswa dapat mengetahui bentuk & ` morfologi dari jenis jenis leukosit
: Aglutinasi : Darah EDTA : - Slide putih - Batang Pengaduk : -Anti sera A -Anti sera B -Anti sera AB -Anti rhesus ( RH factor )
Cara Kerja 1) 2) 3)
: Teteskan 1 tetes darah pada masing-masing lingkaran pada slide (4 lingkaran). Kemudian tambahkan dengan 1 tetes anti A,B,AB, dan rhesus pada lingkaran yang telah diberi darah tadi, Homogenkan dengan pengaduk. Baca Hasil terjadi aglutinasi atau tidak.
Anti sera B +
Anti sera AB +
Anti rhesus + :B
Golongan darah B
2) 3)
Tunggu jarum sampling keluar dan masukan darah pasien sambil menekan sampling bar. Biarkan alat melakukan perhitungan dan tunggu sampai hasilnya keluar,baru masukan ID pasien selanjutnya : : 4000-10000/mm3 : 3,80-6,50 106/mm3 : 12,0-17,5 gr.dl : 37,0-48,0 % : 150000-400000/mm3 : 100-500 % : 82-92 L u m3 : 27-31 Pg : 32-27 % : 11,5-14,5 % : 7,2-10,4 u m3 : 10,0-18,0 %
Nilai normal WBC RBC HGB HCT PLT PCT MCV MCH MCHC RDW MPW PDW
Hasil No.Sampel WBC RBC HGB PCT PLT PCT MCV MCH MCHC
: : 01 : 7100 : 4,6 106/mm3 : 12,6 gr/dl : 36,4 % : 278 103/mm3 : 221 % : 79 ul3 : 27,4 Pg : 34,7 gr/dl
RDW MPV PDW DIFF COUNT Limposit Monositt Granula N.STAB Eosinofil
1.
: Sabtu, 10 Oktober 2009 : Mikroskopis : Untuk mengetahui unsur unsur sediment organik dan anorganik didalam urine secara mikroskopis.
Prinsip
: Urin dicentrifuge, buang urin ambil supernatannya,teteskan diatas objek glass,periksa dibawah mikroskop lensa objektif 10x untuk LPK dan dan 40x untuk LPB. Bahan Alat : Urin : Objek glass Deck glass Mikroskop Centrifuge Tabung reaksi
Cara kerja
1. Urin dimasukkan kedalam tabung reaksi 5 mL lalu dicentrifuge selama 2 3 menit kecepatan 1500 3000 rpm 2. Tuanglah isi tabung sampai terbuang habis 3. Kemudian tegakkan tabung, hingga cairan yang melekat pada dinding tabung turun kedasar tabung, campur 4. Letakkan setetes campuran tersebut diletakkan diatas objek glass lalu tutup dengan deck glass 5. Periksa dibawah mikroskop dengan lensa objektif 10x dan 40x untuk melihat bentuk bentuk organik dan anorganik dalam urin 6. Kemudian laporkan hasil
3.Epitel
kesimpulan
: Dari praktikum diatas didaptkan kalsium oxalate, leukosit, dan eritrosit dalam sedimen.
: Urin :
1. Hidupkan stabilizer kemudian teka tmbol on/off yang berada pada bagian belakang
2. Pilih menu calibration (4), tekan enter. 3. Masukkan cat. Number uriscan mis: 41212 muncul place calibration strip 4. Masukkan chek strip calibration, muncul place strip dipped in DW 5. Masukkan urin strip 10 SGL setelah dicelupkan aquadest, tunggu muncul ucsess cal. 6. Jika tidak dikalibrasi, tekan escape pd saat muncul tulisan please cal strip. 7. Muncul place test strip, masukkan urin strip semua sampel satu persatu yang selalau diikuti dengan enter 8. Catat hasil.
Hasil
Sampel I
: (-) negative : (-) negative : (+)(-) normal : (-) negative : (-) negative : (-) negative : (-) negative : 5.0 : 1.030
SG/BJ
Leukosit Vtc
Sampel II
: (-) negative : (-) negative : (+)(-) normal : (-) negative : (-) negative : (-) negative : (-) negative : 5,5 : 1.020 : (-) negative : 10 mg/dl
Sampel III
: (-) negative : (-) negative : (-) negative : (-) negative : 6,5 : 1.015 : (++) 75 mm3 WBC/ul : (++) 25 mg/dl
B.Pemeriksaan BTA
Hari/tanggal Judul Tujuan : Senin, 12 Oktober 2009 : Pemeriksaan BTA : Untuk mengidentifikasi bakteri Mycobacterium teberculosa dalam sputum Seseorang. Methode Bahan Alat/reagen : Direct : Sputum :- Object glass - Jembatan sediaan - Ose Cara Kerja 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) : Buat sediaan,Fixasi. Genangi dengan Karbol Fuchsin sediaan yang telah difixasi tadi, Letakkan diatas Bunsen sampai menguap,biarkan 1. Cuci dengan air mengalir. Lunturkan dengan HCl Alkhohol 3% samapi warnanya tidak lintur lagi,cuci dengan air mengalir. Genangi sediaan dengan Methylen blue selama 1 Cuci dengan air mengalir. Biarkan kering dan periksalah dibawah mikroskop. - Spritus - Mikroskop - Imersi oil
Hasil
Kesimpulan
Kesimpulan
Dari
praktikum
diatas
didapatkan
Diplococus gram ( - )
b. c. d.
Kesimpulan
Prosedur pelaksanaan
1) Sediaan yang sudah jadi difixasi 2) Genangi dengan ZN.A 0,3 % sampai menutupi permukaan sediaan 3) Panaskan sampai menguap, tidak boleh sampai mendidih / keringn dan biarkan selama 5 menit 4) Bilas dengan air mengalirsampai zat warna tebuang 5) Tetesi sedian dengan ZN. B sampai semua zat warna luntur 6) Cuci dengan air mengalir 7) Tetesi larutan dengan Methylen blue 0,3 % sampai menutupi permukaan sediaan. Diamkan selama 10 20 detik 8) Bilas dengan air mengalir pelan 9) Keringkan sediaan diudara terbuka, jangan terkena sinar matahari langsung 10) Periksa dibawah mikroskop lensa objektiv 100 x dengan imersi oil Hasil dan gambar Bentuk Warna Sifat LP Kesimpulan berkelompok. : : Basil :Merah : BTA (+) Berkelompok : Transparan : Dari praktikum diatas, didapatkan basil basil tahan asam yang
Kesimpulan
: Dari praktikum diatas, didapatkan hasil pemeriksaan tidak ditemukan Trichomonas vaginalis didalam sampel secret vagina.
KOH 10%
Cara Kerja
Cara kerja menggunakn KOH 10% 1) Buat sediaan, fixasi tetesi dengan KOH 10% 2) Lalu tutup dengan deck glass 3) Periksa dibawah mikroskop lensa objektif 100x Cara kerja dengan pewarnaan 1) Buat sediaan, fixasi 2) Genangi dengan gentian violet selama 1 menit 3) Lalu cuci dengan lugol,setelah itu cuci dengan air mengalir 4) Genangi dengan etanol selama 1 menit 5) Cuci dengan air mengalir 6) Genangi dengan safranin selama 1 menit 7) Cuci dengan air mengalir 8) Lalu periksa dibawah mikroskop lensa objektif 100x,dengan imersi oil
Hasil
1. Tanpa Pewarnaan
2. Dengan Pewarnaan
Kesimpulan
Prosedur kerja
: 1) Sediaan yang sudah jadi ditetesi dengan gram A sampai menutupi permukaan sediaan dan diamkan selama 1 menit 2) Cuci dengan gram B dan tetesi lagi sampai menutupi permmukaan sediaan dan diamkan selama 1 menit dan cuci dengan air mengallir 3) Tetesi dengan gram C sampai semua zat warna luntur selama 30 detik 4) Cuci dengan air mengalir pelan 5) Tetesi dengan gram D sampai menutupi permukaan sediaan diamkan selama 1 menit 6) Cuci dengan air mengalir dan keringkan sediaan 7) Priksa dibawah mikroskop lensa objective 100 x dengan imersi oil ditetesi pada object glass
: : Coccus berpasangan seperti biji kopi : Merah : Gram ( - ) : Transparan : Dari praktikum diatas didapatkan Diplococcus gram negative (-)
A.PEMERIKSAAN HbSAg
: Kamis, 15 Oktober 2009 : Untuk mendeteksi adanya Ag hepatitis pada Serum. : ICT ( Imuno Kromatografi Tes ) : Strip akan menyerap serum yang kemudian akan Bereaksi dengan reagensia pada strip yang
Menyebabkan hasil (+) atau (-). Bahan Alat Cara Kerja : Serum : -Strip HbSAg - Ouplet : 1) Keluarkan strip Ag dari lemari penyimpanan. 2) Masukan 100 ul serum kedalam wel(lubang pada ouplet). 3) Masukan strip Ag hepatitis pada wel yang berisi serum. 4) Inkubasi strip dalam serum sebatas garis dibawah tanda panah selama 10. 5) Baca hasil pada strip Ag : Hasil Kesimpulan (+) positif 2 garis merah terlihat pada area T dan C. (-) negative 1 garis merah terlihat pada areaC Invalid: Garis control pada area C tidak terlihat.
: (+) positif terdapat 2 garis merah pada area T & C : Dari praktikum diatas didapatkan hasil HbSAg (+) positif
B.PEMERIKSAAN HbSAb
Hari /tanggal Tujuan Metode Prinsip : Kamis, 15 Oktober 2009 : Untuk mendeteksi adanya Ab hepatitis pada Serum. : HbSAb strip : Strip akan menyerap serum yang kemudian akan Bereaksi dengan reagensia pada strip yang Menyebabkan hasil (+) atau (-). Bahan Alat Cara Kerja : Serum : -Strip HbSAb - Ouplet : 1) Keluarkan strip Ab dari lemari penyimpanan.
2) Masukan 100 ul serum kedalam wel(lubang pada ouplet). 3) Masukan strip Ab hepatitis pada wel yang berisi serum. 4) Inkubasi strip dalam serum sebatas garis dibawah tanda panah selama 10. 5) Baca hasil pada strip Ab : Hasil Kesimpulan (+) positif 2 garis merah terlihat pada area T dan C. (-) negative 1 garis merah terlihat pada areaC Invalid: Garis control pada area C tidak terlihat. : (-) 1 garis merah terlihat di area C. : Dari praktikum diatas didapatkan HbSAb (-) negative
- Rotator Patologi : 1. Infeksi bakteri Streptococcus 2. Hepatitis 3. Glumerulus Nefritis 4. Gangguan pernapasan Nilai normal Prosedur kerja : Negatif ( - ) : secara kualitatif 1. Ambil serum sebanyak 40 ul teteskan pada slide 2. Tambah 1 tetes reagen latex ASTO 3. Homogenkan dirotator 2 menit kecepatan 100 rpm 4. Baca Hasil Positif ( + ) Negatif ( - ) Hasil Kesimpulan : Terjadi aglutinasi : Tidak terjadi aglutinasi
: Arthritis rheumatoid ( radang sendi ) : Negatif ( - ) Tidak terjadi aglutinasi : secara kualitatif 1. 40 ul serum + 1 tetes Humatex, homogenkan 2. Rotator selama 3 menit kecepatan 100 rpm 3. Baca hasil Positif ( + ) Negative ( - ) : terjadi aglutinasi : tidak terjadi aglutinasi
Hasil Kesimpulan
Cara kerja :
1. 40 ul serum pada slide 2. Tambah 1 tetes reagen CRP ( 20 ul ), homogenkan 3. Rotator slama 2 menit kecepatan 100 rpm 4. Baca hasil Positif ( + ) Negative ( - ) Patologi : Demam rematik Sel LE Tumor Infeksi bakteri hasil kesimpulan : Positif ( + ) terjadi aglutinasi : CRP Positif ( + ) : terjadi aglutinasi : tidak terjadi aglutinasi
F.PEMERIKSAAN WIDAL
Hari /tanggal Judul Tujuan :Jumat, 16 Oktober 2009 :Pemeriksaan widal / Kwalitatif :Untuk mendeteksi adanya Ab yang spesifik Terhadap Salmonella thypi,Salmonella prathypi A,B,dan C. Methode Prinsip :Aglutinasi :Anti Salmonella thypi yang terdapat dalam serum akan diberikan dengan antigen Salmonella membentuk aglutinasi. Bahan : Serum
Reagensia Alat
:1. Antigen O = Somatik : 2. Antigen H = Flagel : Slade warna putih Tangkai Pengaduk Mikropipet 50 ul+ pintip Rotator
1) Masing0masing slide dieri 50 ul serum. 2) Kemudian pada masing-masing slide ditambahkan dengan Ag O dan Ag H sebanyak 1 tetes (20 ul) 3) Homogenkan. 4) Dirotator selama 1-5 pada 100 rpm. 5) Dibaca hasil : Hasil . Kwantitatif 1) Siapkan sebuah slide warna putih dengan 8 buah lingkaran. 2) Lingkaran 1-4 ditetesi dengan serum sebanyak 40 ul,20 ul, 10 ul,dan 5 ul. 3) Lingkaran 5-8 ditetesi dengan serum sebanyak 40 ul, 20 ul, 10 ul, dan 5 ul. 4) Kemudian pada lingkaran 1-4 ditambahkan Ag O sebanyak 1 tetes dan lingkaran 58 ditambahkan Ag H sebanyak 1 tetes. 5) Diaduk sampai homogen dan rotator selama 3 menit pada 100 rpm. 6) Dibaca hasil: Lingkaran 1 titernya 1/40 Lingkaran 2 titernya 1/80 Lingkaran 3 titernya 1/160 (+) positif bila terjadi aglutinasi (-) negative bila tidak terjadi aglutinasi : (+) positif terjadi aglutinasi pada Ag O, dan (+) positif terjadi aglutinasi pada Ag H.
Lingkaran 4 titernya 1/320 Hasil Ag O titernya 1/40 (+) Ag O titernya 1/80 (+) Ag O titernya 1/160 (+) Ag O titernya 1/320 (+) : - Ag H titernya 1/40 (+) - Ag H titernya 1/80 (+) - Ag H titernya 1/160 (+) - Ag H titernya 1/320 (+)
Kesimpulan
: Dari praktikum diatas didapatkan Ag O (+) terjadi aglutinasi dari titer 1/40 1/320 dan Ag H (+) terjadi aglutinasi dari titer 1/40 1/320.
G.PEMERIKSAAN VDRL
Hari/tanggal Judul Tujuan Metode Prinsip Bahan : Jumat, 16 Oktober 2009 : Pemeriksaan VDRL : Untuk mendeteksi serum penderita yang Disebabkan oleh non Treponema pallidum. : Flokulasi : Antibody non treponema ditambah dengan Antigen VDRL membentuk flokulasi/gumpalan. : Serum
Reagen Alat
: - Reagen VDRL /Suspensi antigen VDRL. - NaCl 0,9 % : - Slide warna putih - Tangkai Pengaduk - Mikropipet 50 ul - Pintip yellow - Rotator
1) Diambil serum sebanyak 50 ul dengan mikropipet,diteteskan pada slide. 2) Ditambahkan dengan resgen VDRL sebanyak satu tetes (20 ul). 3) Homogenkan. 4) Dirotator selama 1-5 menit dengan 100 rpm. 5) Dibaca hasil : (-) non Reaktif: bila tidak tampak flokulasi / Gumpalan. (+) Reaktif : bila tampak gumpalan / flokulasi Sedang atau kasar. Reaktif lemah : Bila tampak gumpalan kecilKecil. Hasil : (-) non reaktif: tidak tampak flokulasi / gumpalan.
Kwantitatif 1) Masing- masing sumur(4 sumur ) diberi dengan 50 ul NaCl 0,9 %. 2) Pada Lingkaran 1 ditambah 50 ul serum,diaduk sampai homogen,dari lingkaran 1 diambil 50 ul dan dipindahkan ke lingkran 2,dihomogenkan.Dari lingkaran 2 diambil 50 ul dan dipindahkan ke lingkaran 3,dihomogenkan.Dari lingkaran 3 diambil 50ul dan dipindahkan kelingkaran 4,diaduk sampai homogen,dari lingkaran 4 diambil 50 ul lalu dibuang. 3) Pada masing-masing lingkaran ditambahkan dengan 1 tetes reagen VDRL (20ul). 4) Dirotator selam 1-5 menit dengan 100 rpm. 5) Dibaca hasil : (+) Positif terjadi flokulasi
(-) negative tidak terjadi flokulasi. Hasil pada lingkaran : 1= Pengenceran 1/2 2=Pengenceran 1/4 3=Pengenceran 1/8 4=Pengenceran 1/16 Hasil : Test VDRL (-) Negatif dari lingkaran 1= Pengenceran sampai Lingkaran 4=pengenceran 1/16. Kesimpulan : Dari Praktikum diatas didapatkan Tes VDRL (-) Negatif tidak terjadi flokulasi dari pengenceran sampai pengenceran 1/16.
I. PEMERIKSAAN TPHA
Hari/tanggal Judul Tujuan Metode Bahan Reagen : Sabtu, 17 Oktober 2009 : Pemeriksaan TPHA : Untuk mendeteksi serum penderita yang Disebabkan Treponema palidum. : Flokulasi : Serum : - Buffer
- Control cell - Test cell Alat Cara Kerja A. Secara kualitatif 1) 2) 3) 4) 6) 7) Pipet 190 ul Diluent,masukan dalam sumur pertama + dengan 10 ul serum dan homogenkan. Ambil 25 ul dari sumur pertama dan masukan dalam sumur kedua. Ambil 25 ul dari sumur pertama dan masukan dalam sumur ketiga. Tambahkan 75 ul control cell kedalam sumur 2,homogenkan. Inkubasi selama 45 menit. Baca hasil : Hasil (+) positif terjadi Haemaglutinasi (-) negative tidak terjadi haemaglutinasi : ( - ) Negatif tidak terjadi Haemaglutinasi : -Sumur - Mikropipet + pintip :
B. Secara kuantitatif 1) Pipet 190 ul Diluent,masukan dalam sumur pertama 2) + 25 ul diluent kedalam sumur 2 - 5 3) + 10 ul serum masukkan pada sumur pertama dan homogenkan. 4) Dari sumur 1, ambil 25 ul dari sumur pertama dan masukan ke sumur kedua. 5) Dari sumur 2, ambil 25 ul dari sumur pertama dan masukan dalam sumur ketiga. Dan seterusnya sampai sumur yang ke 5, dan sisanya dibuang 6) Tambahkan 75 ul control cell kedalam sumur 2,homogenkan. 7) Tambahkan 75 ul test cell kedalam sumur 3 5 ,homogenkan. 8) Inkubasi selama 45 menit. 9) Baca hasil :
Hasil
(+) positif terjadi Haemaglutinasi (-) negative tidak terjadi haemaglutinasi : ( - ) Negatif tidak terjadi Haemaglutinasi : : TPHA ( - ) Negatif tidak terjadi Haemaglutinasi : TPHA ( - ) Negatif tidak terjadi Haemaglutinasi Secarta kualitatif Secara kuantitatif
Kesimpulan
Plasmodium Sp pada darah penderita DHF. Metode Bahan reagensia Imersi Oil Larutan giemsa stok Lar. Buffer Pospat Ph 7,2 Lar. Metanol Alat Mikroskop Pipet tetes Rak pewarnaan Labu semprot Tissue Cara Kerja : Pemeriksaan sediaan darah tebal dan tipis 1) Sediaan darah tipis difixasi dengan methanol sedangkan sediaan darah tebal tidak difixasi dengan methanol 2) Letakkan sediaan darah diatas rak pewarnaan dan perhatikan darah harus berada dibagian atas 3) Encerkan giemsa ( 3 tetes giemsa : 5 ml Buffer pospat Ph 7,2 ) aduk sampai rata 4) Tuang larutan giemsa sampai menutupi seluruh permukaan sediaan darah 5) Selama proses pewarnaan berlangsung, larutan giemsa harus tetap menutupi permukaan sediaan darah, jangan ada sampai larutan giemsa yang tumpah karena letak kaca sediaan yang miring 6) Biarkan selama 30 45 menit 7) Bias dengan air mengalir sampai endapan zat warna hilang 8) Keringkan sediaan pada suhu kamar 9) Periksalah preparat tersebut pada mikroskop dengan lensa Objektif 100X. 10) Carilah bentuk-bentuk stadium plasmodium pada preparat dan catatlah hasil yang didapat. Hasil : : : Mikroskopis : Sediaan darah tipis dan tebal
Ciri ciri
Bentuknya seperti pisand / bulan sabit, ada juga yang bulat Inti berwarna merah dipinggir, kompak Pigmen berbentuk batang batang kasar, menggumpal atau menyebar pada sitoplasma, berwarna hitam kadang kadang coklat tua coklat kekuning - kuningan
Ciri ciri
Inti berwarna merah, kompak ( padat menyatu ) Sitoplasma berwarna biru, ukuran kecil, halus
3. Stadium gametosit ( betina ) Plasmodium vivax Ciri ciri : Inti berwarna merah, merah melebar Sitoplasma berwarna biru, membesar memenuhi sel, bentuk bulat kadang kadang terdapat vakul Terdapat banyak pigmen berwarna kuning tengguli :
4. Stadium Tropozoit Plasmodium vivax Ciri ciri Inti berwarna merah Sitoplasma warna biru Bentuk tidak beraturan ( amuboid ) kadang ada bayangan merah Pigmen halus kekuning kuningan, terlihat dittik Schufner :
5. Stadium Schizon Plasmodium vivax Ciri ciri Inti berwarna merah Sitoplasma warna biru terdiri dari merozoit merozoit bentuknya besar padat
Kesimpulan
: Dari praktikum di atas didpatkan stadium gametosit Plasmodium falcifarum dan stadium cincin Plasmodium falcifarum, stadium gametosit betina plasmodium vivax. Stadium tropozoit plasmodium vivax, stadium schizon plasmodium vivax.
B.Pemeriksaan Faeces
Hari/ tanggal Judul : Jumat, 23 Oktober 2009 : Pemeriksaan telur cacing rutin pada faeces
Tujuan
:Untuk melihat bentuk dan morfologi telur Cacing(Trichuris trichura, Ascaris lumbricoides, dan tambang), amoeba, sel eritrosit, sel leukosit
Alat
1. Teteskan 1 tetes Eosin pada objek glass ( untuk melihat telur cacing ) sebelah kiri dan lugol disebelah kanan ( untuk melihat amoeba, sel eritrosit, leukosit ) 2. Tambahkan 1 ujung lidi Faeces 3. Homogenkan. 4. Tutup dengan deck glass. 5. Periksa dibawah mokroskop lensa objektif 10 X dan perbesaran 40 X. Hasil :
Kesimpulan
: Dari praktikum diatas didapatkan telur cacing Trichuris trichura, Ascaris lumbricoides, dan tambang
A.
Har / tanggal Tujuan Alat alat 1) Hot plate
2) Hot plate stirer 3) Plate stirer magnetstirer 4) Oven 5) Timbangan analitik 6) Autoclave 7) Ph meter
: Digunakan untuk mengeringkan alat alat gelas : digunakan untuk penimbangan : Digunakan untuk mensterilkan media : Sebagai alat pengukur PH
8) Lemari pendinginan / kulkas : Digunakan sebagai tempat penyimpanan reagen & media Pengertian pengertian Media : : Suatu campuran bahan bahan tertentu dengan
aquadest yang dapat menumbuhkan virus / bakteri, jamur, atau parasit ( binatang bersel satu ) , pada derajat keasaman dan inkubasi tertentu. Reagen Reagensia : Zat kimia yang masih murni. Ex: HCL, H2SO4 : Zat kimia yang sudah dicampur.
B.
Bahan
Prosedur pelaksanaan :
Aquadest
: 200 ml
1. Timbang 6 gram SIM, masukkan kedalam Erlenmeyer sbanyak 200 ml 2. Larutkan dengan aquadest sebanyak 200 ml ( dengan menggunakan magnet stirer hingga homogen ) 3. Ukur PH7,3 4. Panaskan hingga mendidih, bagi bagikan kedalam tabung reaksi sbanyak 10 ml 5. Tutup dengan kapas 6. Sterilkan didalam autoclave pada suhu 121 C selama 15 menit 7. Keluarkan bahan dari dalam autoclave 8. Biarkan beku ( suhu kamar 15 30 C ) 9. Simpan didalam refrigrator suhu 2 -8 C
Kesimpulan
Dari praktikum diatas, kita dapat mengetahui cara pembuatan media SIM dengan baik dan benar.
C.
Autoclave Tabung reaksi dan rak Plate stirer Spatula Timbangan electric ( Electric balance ) Erlenmeyer 500 ml Kertas PH Gelas ukur 1 liter Autoclave tape
: 12 gram : 300 ml
1. Timbang 12 gram media TSA, masukkan kedalam Erlenmeyer 300 ml 2. Larutkan dengan aquadest sebanyak 300 ml ( denga menggunakan magnet stirer hingga homogen) 3. Ukur PH 7, 3 4. Panaskan sampai mendidih, bagi bagikan kedalam tabung reaksi sebanyak 10 ml
5. Tutup dengan kapas 6. Ikat dengan kertas autoclave tappe 7. Sterilkan didalam autoclave selama 15 menit, dengan temperature 121 C 8. Keluarkan bahan dari autoclave 9. Miringkan tabung, dan biarkan beku ( pada suhu kamar 15 30 C ) 10. Simpan didalam refrigrator bsuhu 2 8 C
Kesimpulan
Dari praktikum diatas, kita dapat mengetahui cara pembuatan media TSA dengan baik dan bena
: Selasa, 27 Oktober 2009 : Untuk mengetahui cara pembuatan media MH agar : : Autoclave Erlenmeyer 1 ml Spatula Timbangan electric
Petridish Kertas PH Plate stirer Autoclave tape Gelas ukur 1 ml Bahan : Media MH Aquadest Prosedur pelaksanaan : : 17 gram : 1 liter
1) Timbang 17 gram media MH agar, masukkan kedalam Erlenmeyer sebanyak 500 ml 2) Larutkan dengan aquadest sbanyak 500 ml ( dengan menggunakan plate stirer hingga homogen ) 3) Ukur PH 7,4 4) Panaskan hingga mendidih 5) Sterilkan didalam autolave selama 15 menit dengan temperature 121 C 6) Biola bahan sudah steril, angkat bahan dari autolave dan ditandai garis hitam pada tutup / kertas. 7) Bagi bagikan kedalam petridish secukupnya ( jangan terlalu banyak dan jangan terlalu sedikit ) 8) Biarkan pada suhu kamar ( 15 30C ) 9) Simpan dalam refrigerator dengan suhu 2 8C
Kesimpulan
Dari praktikum diatas, siswa dapat mengetahui cara pembuatan media MH agar dengan baik dan benar.
: Selasa, 27 Oktober 2009 : Untuk mengetahui cara pembuatan media MC agar dengan baik dan benar
: : Autolave plate stirer petridish timbangan electric gelas ukur 1 liter Erlenmeyer 1 liter Spatula Autoclave tape
Bahan
Prosedur pelaksanaan
1) Timbang 25 gram media MC agar dan masukkan kedalam erlenmmeyer sebanyak 1 liter 2) Larutkan dengan aquadest sebanyak 1 liter ( dengan menggunakan magnit stirer sampai homogen ) 3) Ukur PH 7,1 4) Sterilkan didalam autoclave slama 15 menit pada temperatur 121 C 5) Bila bahan sudah steril, ditandai pada tutup Erlenmeyer kertasnya bergaris hitam 6) Angat bahan dari autoclave 7) Tuang kedalam petridish dan biarkan dingin / beku ( suhu kamar 15 30 C ) 8) Simpan didalam refrigerator dengan suhu 2 8 C Kesimpulan :
Dari praktikum diatas, siswa dapat mengetahui cara pembuatan media MC agar dengan baik dan benar.
: Rabu, 28 Oktober 2009 : Untuk mengetahui cara pembuatan media BGLB single straight untuk pemeriksaan mokrobiologi
tabung reaksi timbangan electric gelas ukur 1 liter Erlenmeyer 1 liter Spatula Autoclave tape Kertas PH Pipet ukur 10 ml Rak tabung Karet penghisap Bahan : Media BGLB Aquadest Prosedur pelaksanaan : : 1 gram : 1 liter
1) Timbang 40 gram BGLB masukkan kedalam Erlenmeyer sebanyak 1 liter 2) Larutkan dengan aquadest sebanyak 1 liter ( dengan menggunakan magnet stirrer hingga homogen ) 3) Ukur PH 7,2 4) Panaskan hingga mendidih, bagi bagikan kedalam tabung reaksi sebanyak 10 ml ( pakai tabung durham ) dalam posisi terbalik 5) Tutup dengan kapas 6) Ikat dengan kertas autoclave tappe
7) Sterilkan didalam autoclave selama 15 menit dengan temperature 121 C 8) Bila bhan sudah steril, maka ditandai dengan perubahan warna autoclave tip indicator menjadi warna coklat dan tabung durham terisi penuh 9) Angkat bahan dari autoclave biarkan dingin pada suhu kamar ( 15 30 C ) 10) Simpan didalam refrigerator dengan suhu 2 8 C Kesimpulan :
Dari praktikum diatas, siswa dapat mengetahiu cara pembuatan media BGLB dengan baik dan benar.
6) Lepas pembendung dan kapas diatas jarum dan cabutlah semprit dan jarum 7) Mintalah kepada pasien supaya tempat tusukan di tekan selama beberapa menit dengan kapas tadi 8) Angkat jarum dari semprit dan alirkan darah ke dalam wadah melalui dinding
1) Bersihkan jari dengan kapas alkohol 70 % dan biarkan kering 2) Peganglah bagian yang akan da tusuk supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya rasa nyeri berkurang 3) Tusuklah dengan cepat memakai lancet steril 4) Buanglah tetes darah yang pertama keluar dengan memekai kapas kering. 5) Tetes darah yang berikutnya boleh di pakai untuk pemeriksaan
C.Diff Count
Hari / tanggal Judul Alat : Senin, 09 November 2009 : Diff count : Bahan Procedure :Darah : Objek glass Kaca pendorong
Letakkan setetes darah kecil di atas kaca objek di sebelah kanan Dengan tangan kanan diletakkan kaca pbjek objek lain disebelah kiri tetes darah tadi dan digerakkan ke kanan hingga mengenai tetes darah Tetes darah akan menyebar pada sisi kaca penggeser itu Segeralah geserkan kaca itu ke kiri sambil memegangnya miring dengan sudut antara 30 dan 40o Biarkan sediaan itu kering di udara Tulislah nama penderita dan tanggal pada bagian sediaan yang tebal
E.Masa Perdarahan
Hari / tanggal Judul Alat : Selasa, 10 November 2009 : Masa perdarahan : Metode Procedure : Bersihkan anak daun telinga dengan kapas alcohol 70 % dan biarkan kering lagi Tusuklan pinh\ggir anak daun telinga itu dengan lancet sedalam 2 mm Jika terlihat darah mulai keluar jalankan stopwatch Isaplah tetes darah yg keluar setiap 30 detik memakai sepotong kertas saring Hentikan stopwatch pada waktu darah tidak dapat di isap lagi dan catatlah waktu itu Lancet Stopwatch Tissue / kertas saring Kapas alcohol
: Duke
Nilai normal
: 1-3
F.Masa Pembekuan
Hari / tanggal Metode Alat : Selasa, 10 November 2009 : Tabung ( lee & white ) : Procedure 8 mm 2. Lakukan pungsi vena dengan semprit 3 ml , pada saat darah masuk kedalam semprit jalankan stopwatch 3. Angkat jarum dari semprit dan alirkan perlahan-lahan ml darah kedalam tiap tabung yang dimiringkan pada waktu diisi dengan darah . jagalah jangan sampai tabung lain tergoyang. Tabung reaksi Rak tabung Tourniquite Spuit Stopwatch : 1. Sediakan 4 tabung reaksi dan raknya dengan diameter tabung 7
4. Tiap 30 tabung pertama dimiringkan untuk melihat apakah sudah memebeku atau belum . jika tabung pertama sudah membeku lanjutkan ke tabung ke-2 5. Tiap 30 tabung ke-2 dimiringkan . Jika tabung ke-2 sudah membeku catat waktunya misal: A 6. Tiap 30 tabung ke-3 dimiringkan . jika tabung ke-3 sudah membeku catat waktunya misal:B 7. Dan selanjutnya jika tabung ke-4 di lihat sudah membeku catat waktunya misal: C 8. Maka pembekuannya adalah : A + B + C a. 3 Nilai normal : 6 12 menit
H.Sampling Urin
Hari / tanggal Alat Procedure : Selasa, 10 November 2009 : wadah steril : 1) Sediakan wadah yang steril dan bermulut lebar kemudian beri label 2) Suruhlah pasient berkemih dan masukkan kedalam wadah tadi 3) Tutup wadah tersebut dan jagalah jangan sampai wadah tersebut tercemar
I.
HAri / tanggal Alat Procedure
Sampling Sputum
2) Tampung sputum kedalam wadah yang bermulut lebar 3) Tutup wadah dan di beri label laboratorium
J.Sampling Pus
Hari / tanggal Alat Bahan : NaCl fisiologis Poviadone Iodine 10 % Media Procedure : Spuit steril Kapas alcohol 70 % Kertas label Lidi kapas steril Lampu spritus Kasa steril : Selasa, 10 November 2009
1) Bersihkan luka dgn kain kasa yg telah di basahi dg NaCl fisiologis sbnyk 3 kali utk menghilangkan kotoran & lapisan eksudat yg mengering 2) Tanpa menyentuh bagian kapas , usaplah lidi pd luka/ ulkus tanpa menyentuh bagian tepi luka / ulkus 3) Lakukan sebanyak 2 kali dg menggunakan 2 kapas lidi 4) Kapas lidi dpt langsung diinokulasikan pada agar / madia / dpt pula dimasukkan dalam media transport 5) Patahkan tangkai lidi yg berada diluar tabung & tutup tabung dg erat 6) Cantumkan identitas dg jelas pada tabung
C. Pus dari abses 1) Lakukan tindakan disinfeksi dg providone iodine 10% diatas abses / bagian yg akan di tusuk / diinsisi 2) Bresihkan sisa providone iodine 10% dg kapas alcohol 70 % 3) Tusukkan jarum dan hisap dg spuit steril cairan eksudat / pus 4) Cabut jarum dan tutup dg kapas sterili 5) Teteskan cairan pus pada lidi kapas steril 6) Kapas lidi dpt langsung pd agar/ dimasukkan kedlm media transport , sisa pus pd spuit dpt di masukkan ked lm wadah steril dan dikirim ke laboratorium
:Media
2. Keroklah di bagian yang tersangka jamur dengan pisau kecildengan arah dari atas ke bawah . caranyadengan memegang pisau kecil harus mirng membentuk sudut 45o c ke atas 3. Letakkan hasil kerokan tersebut di atas wadah yang bersih atau media Kerokan atau guntingan kuku 1. Bersihkan kuku yang sakit dengan kapas alcohol steril untuk menghilangkan kotoran dan kuman yang ada da iatasnya 2. Keroklah kuku yany sakit pada bagian permukaan dan bagian bawah , bila perlu kuku tersebut di gunting 3. Letakkan kuku tersebut di atas wadah yang bersih atau media
3. Jepitlah kulit dengan forcep / jari tangan untuk menghentikan aliran darah ke bagian tersebut 4. Kulit di sayat sedikit sepanjang + 5 mm , dalamnya 2 mm dengan pisau aesculap steril . bila terjadi perdarahan, bersihkan dengan kapas 5. Keroklah tepid an dasar sayatan secukupnya dengan menggunakan punggung mata pisau sampai di dapat bubur jaringan di epidermis dan dermis . kemudian kumpulkan dengan skapel pada kaca objek, ratakan sehingga membentuk lingkaran dengan garis tengah + 1 cm .Keringkan di udara
M.Sampling Secret
Hari / tanggal Alat Lampu spritus Kapas lidi steril : NaCl fisiologis : 1. Bersihkan lubang kemaluan dengan lidi kapas NaCl fisiologis 2. Dengan tekanan yang ringan pada alat kemaluan di urut dari pangkal kearah ujung ( belakang ke depan ) 3. Secret yang di dapat dioleskan pada kaca objek lalu diratakan 4. Keringkan pada suhu kamar : Rabu, 11 November 2009 : Speculum Kertas label
Pada wanita 1. Pasien di suruh berbaring dengan kedua lutut di tekuk 2. Masukkan speculum steril ke lubang vagina dengan hati-hati dan speculum di buka 3. Masukkan ujung kapas lidi dan oleskan pada daerah endocervix. Gerakkan kapas lidi melingkar ke kanan dan diamkan beberapa saat untuk penyerapan 4. Secret yang di dapat dioleskan pada kaca objek sampai merata 5. Keringkan pada suhu kamar Pada bayi 1. Bersihkan bagian sekitar kelopak mata dengan lidi kapas yg telah dibasahi dgn NaCl fisiologis 2. Oleskan lidi kapas pada nanah yg terdapat disekitar kelopak mata dgn arah ke kanan dan ke kiri dan diamkan beberapa saat untuk penyerapan 3. Secret yang didapat dioleskan pada kaca objek sampai merata 4. Keringkan pada suhu kamar.
Wadah bermulut lebar Pena Label dan kertas : Feces penderita : 1. Pasien diberi botol untuk menampung fecesnya 2. Feces ditampung dirumah, dan fecesnya harus yang segar 3. Setelah sampel didapat, berilah label pada wadahnya
NB : Feces yang akan dipriksa haruslah fces yang segar. Apabila tidak segar, maka unsure unsure organic yang akan dipriksa tidak dijumpai, karena sudah ditutup dengan kuman - kuman yang ada.