KTI
Oleh:
KIKI FATMASARI
NIM. E.17.02.040
KTI
Oleh:
KIKI FATMASARI
NIM. E.17.02.040
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Identifikasi Telur Cacing Nematoda Usus
diselesaikan. Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu syarat akademik untuk
1. H. Idris Aman, S.Sos selaku Ketua Yayasan Panrita Husada Bulukumba yang
4. Subakir Salnus, S.Si, M.Si selaku Ketua Program Studi DIII Analis Kesehatan
waktu dan memberikan bimbingan, petunjuk, kritik, dan saran bagi penulis
iv
6. Fatimah, S.Si.,M.Si selaku Pembimbing Kedua yang dengan teliti, penuh
kesabaran, dan telah meluangkan waktu dan tenaga serta pikiran untuk
8. Dr. Asnidar, S.Kep, Ns, M.Kes selaku penguji pertama yang banyak
10. Seluruh dosen dan staf dalam lingkungan pendidikan yang telah memberikan
Bulukumba, yang banyak membantu dalam penulisan KTI ini, serta semua
yang setimpal dari Allah SWT. Penulis berharap semoga Proposal Karya Tulis
Ilmiah ini dapat diteruskan sampai pada penelitian dan menjadi Karya Tulis
Ilmiah yang utuh. Selain itu, penulis berharap Proposal Karya Tulis Ilmiah ini
v
Bulukumba, Maret 2020
Penulis
vi
STIKes Panrita Husada Bulukumba
Karya Tulis Ilmiah
Agustus, 2019
ABSTRAK
Kata kunci: infeksi kecacingan, telur cacing nematoda usus, sampel kuku petani
sawah
vii
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................................
Lembar Persetujuan..................................................................................................i
Lembar Pengesahan.................................................................................................ii
Kata Pengantar........................................................................................................iv
Abstrak...................................................................................................................vii
Daftar Tabel............................................................................................................xi
Daftar Gambar.......................................................................................................xii
Daftar Lampiran....................................................................................................xiii
Daftar Grafik.........................................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................5
C. Tujuan Penelitian..................................................................................6
D. Manfaat Penelitian................................................................................6
1. Manfaat Teoritis.............................................................................6
2. Manfaat Aplikatif...........................................................................6
A. Tinjauan Teori.......................................................................................7
viii
2. Jenis Nematoda Usus......................................................................8
B. Kerangka Teori....................................................................................31
C. Kerangka Konsep................................................................................32
D. Hipotesis Penelitian.............................................................................32
A. Desain Penelitian.................................................................................32
B. Variabel Penelitian..............................................................................32
C. Defenisi Penelitian..............................................................................32
G. Instrumen Penelitian............................................................................35
H. Alur Penelitian....................................................................................38
J. Etika Penelitian...................................................................................40
K. Jadwal Penelitian.................................................................................41
ix
A. Hasil Penelitian...................................................................................42
B. Pembahasan.........................................................................................46
BAB V PENUTUP.................................................................................................50
A. Kesimpulan.........................................................................................50
B. Saran ..................................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................52
MASTER TABEL..................................................................................................55
DOKUMENTASI PENELITIAN..........................................................................57
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................68
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Kontaminasi Telur cacing nematoda usus pada sampel kuku petani
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
DAFTAR GRAFIK
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kejadian penyakit kecacingan di dunia masih tinggi yaitu lebih dari 1,5 miliar
orang atau 24% dari populasi dunia yang telah terinfeksi cacing Soil
Afrika, Amerika, Cina dan Asia Timur. Lebih dari 267 juta anak-anak usia pra
sekolah dan lebih dari 568 juta anak usia sekolah yang tinggal di daerah
sebagai investasi satu atau lebih cacing parasit usus yang terdiri dari golongan
dapat melalui tanah atau biasa juga disebut dengan cacing jenis Soil
suspek pada tahun 2017 yaitu sekitar 397 orang yang terinfeksi kecacingan,
pada tahun 2018 jumlah kasus infeksi kecacingan meningkat sekitar 425
1
2
orang, dan pada tahun 2019 kasus infeksi kecacingan menurun sekitar 181
orang. Jumlah kasus infeksi kecacingan berdasarkan wilayah pada tahun 2019,
Mei 2020 Dari data puskesmas tanete kecamatan bulukumpa pada tahun 2019
pada anak-anak yang berusia 1-5 tahun berjumlah 12 orang, pada usia 6-15
tahun berjumlah 16 orang , pada usia 16-45 tahun berjumlah 2 orang, dan pada
merupakan masalah kesehatan utama di daerah urban dan semi urban yang
memiliki sanitasi lingkungan yang buruk, kebiasaan higiene kurang baik dan
status sosial ekonomi yang masih rendah. Kebiasaan penduduk yang tidak
menggunakan alas kaki pada saat bekerja di kebun atau di sawah dan
kebiasaan mencuci tangan yang kurang dilakukan, serta kaki yang kurang
infeksi kecacingan yang dapat ditularkan melalui tanah (Sandy, dkk., 2015).
helminth (Non STH) adalah nematoda usus yang siklus hidupnya tidak
2015).
cacing dari tanah kepada manusia melalui tangan atau kuku yang mengandung
telur cacing, lalu masuk ke mulut bersama makanan (Hairani, 2015). Cacing
usus adalah salah satu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan di
setiap penderita ini sehingga baik secara ekonomi akan menyebabkan kerugian
dkk., 2015).
diantaranya adalah menggunakan tangan maupun kuku jari tangan yang kotor.
kotoran maupun telur cacing nematoda yang kemudian masuk ke dalam tubuh
4
dilakukan agar tidak terpapar dengan STH (Soil Transmitted Helminth) yang
dapat menularkan infeksi kecacingan. Mencuci tangan disertai air dan sabun
lainnya pada kedua tangan pada permukaan kulit, kuku, dan jari jari tangan
menggunakan alat pelindung diri seperti sepatu boot atau alas kaki dan sarung
tangan saat bekerja, sehingga petani sawah yang tidak menggunakan alat
pelindung diri akan langsung bersentuhan dengan tanah dan mendapat infeksi
penduduk pada tahun 2019 sebanyak 4921 jiwa yang terdiri dari laki-laki dan
dengan tanah. Apabila saat bekerja tidak menggunakan alas kaki atau sandal
serta sarung tangan maka memungkinkan sisa tanah yang masuk dalam kuku
Pada penelitian yang dilakukan oleh Marieta Puspa Regina pada tahun
teknik terbaik. Pada metode ini terdiri atas ether sebagai pelarut lemak
dan dapat ditemukan hasil yang positif, selain itu metode sedimentasi
memiliki sensitivitas yang baik dalam mendeteksi telur cacing STH (Soil
B. Rumusan Masalah
tinggi dapat menginfeksi kulit serta terdapat gejala yang lebih serius terhadap
terutama pada bagian kuku. Kuku sendiri adalah bagian tubuh manusia yang
tumbuh pada ujung jari pada pangkal kuku yang berfungsi melindungi dari
kotoran. Sehingga dapat menjadi masalah besar bagi kesehatan, oleh karena
cacing nematoda usus pada sampel kuku petani sawah di wilayah Kelurahan
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
tentang bahaya infeksi telur cacing nematoda usus bagi kesehatan dan
tubuh kita.
2. Manfaat Aplikatif
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
dimana terdapat kurang lebih 10.000 jenis cacing yang hidup di berbagai
jenis habitat mulai dari tanah, air tawar, air asin, tanaman serta hewan.
dapat terjadi melalui tanah atau Soil transsmitted helmints (STH), sebagai
tempat hidup dan berkembangnya telur dan larva cacing sebelum menular
ke dalam tubuh manusia. Telur nematoda usus ini sangat senang pada
dan salah satu tempat yang merupakan lokasi yang berdampak tersebut
7
8
tropis dan subtropis; yang termasuk dalam golongan STH yang umum
perilaku hidup bersih dan sehat seperti mencuci tangan sebelum makan
dan setelah buang air besar (BAB), kebersihan kuku, makan di sembarang
penduduk dunia terinfeksi setidaknya oleh salah satu jenis patogen parasit
ditemukan pada anak-anak yang tinggal pada iklim tropis dan lembap.
Faktor sosial ekonomi seperti sumber air bersih dan kesadaran kebersihan
diri yang rendah berkorelasi positif dengan kejadian transmisi STH secara
yang terdapat telur cacing dan makanan yang terbuka sehingga dapat
1) Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Nemathelminthes
Kelas : Nematoda
Ordo : Rhabdidata
Familia : Ascarididae
Genus : Ascaris
2) Morfologi
diameter 3-6 mm, ekor lurus pada bagian 1/3 anterior, dan
macam telur yang dapat dijumpai pada feses, yaitu telur fertilized
1. Berbentuk oval
3) Siklus hidup
4) Cara Penularan
5) Diagnosis
dewasa keluar dari mulut, anus atau hidung. Tingkat suatu infeksi
Satu ekor cacing betina per hari menghasilkan 200.000 telur atau
Cacing ini mempunyai tubuh mirip cambuk, sehingga cacing ini sering
1) Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Nematoda
Kelas : Enoplea
Ordo : Trichocephalida
Familia : Trichuridae
Genus : Trichuris
2) Morfologi
tali cambuk, sedangkan 2/5 bagian tubuh posterior ini lebih tebal
atas dua lapis, bagian dalam berwarna jernih bagian luar berwarna
3) Siklus hidup
dalam usus halus dinding telur pecah dan larva keluar menuju
proksimal usus halus, telur menetas keluar larva dan menetap 3-10
hari. Setelah dewasa cacing akan turun ke usus besar dan menetap
4) Diagnosis
dan sub tropis yang bersuhu tropis dan mempunyai kelembaban tinggi.
kekurangan zat besi. Pada anemia defisiensi besi ini yang berlangsung
1) Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Nematoda
Kelas : Secernentea
Ordo : Strongylida
Familia : Ancylostomatidae
Necator americanus
2) Morfologi
a) Berbentuk lonjong
b) Tidak berwarna
f) Tembus sinar
3) Siklus hidup
atau bakteri pada tanah sekitaran tinja. Setelah berganti kulit dua
4) Diagnosis
biakan atau tinja yang sudah agak lama. Diagnosis banding untuk
1) Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Nematoda
Kelas : Secernentea
Ordo : Rhabtidia
Familia : Strongylididae
Genus : Strongyloides
2) Morfologi
3) Siklus hidup
4) Diagnosis
sehari hari sulit mendapat makanan dan kadang hanya bisa mengais
1) Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Nematoda
Kelas : Secernentea
Ordo : Oxyurida
Familia : Oxyuridae
Genus : Enterobius
2) Morfologi
telur cacing. Cacing jantan ini berukuran 2-5 cm, memiliki sayap
vermicularis yaitu:
b) Tidak berwarna
3) Siklus Hidup
dan pada keadaan lembab telur ini dapat hidup sampai 13 hari
(Padoli, 2016).
4) Diagnosis
dengan beberapa metode yaitu metode Stoll, flotasi Kuantitatif dan metode
bawah. Metode ini terdiri dari metode sedimentasi biasa yang hanya
yang terbaik, karena terdiri atas eter sebagai pelarut lemak sehingga makin
Prinsip dari pemeriksaan ini diambil dari potongan dan swab kotoran kuku
sedimentasi, yaitu:
d. Didiamkan selama 24 jam agar semua kotoran kuku dapat larut lalu
cepat.
objektif 10× untuk mencari dasar atau lapang pandang pada preparat
kuku dan 40× untuk lebih memperjelas telur cacing pada bagian kuku
jam.
31
B. Kerangka Teori
nematoda usus Soil transmitted helminths (STH) dan Non soil transmitted
cacing ini dapat menginfeksi manusia melalui tanah. Salah satu faktor yang
dapat menyebabkan infeksi kecacingan yaitu personal higiene yang buruk dan
usus
C. Kerangka Konsep
2. Sanitasi
NEGATIF/POSITIF
Keterangan :
D. Hipotesis Penelitian
nematoda usus pada sampel kuku petani sawah yang sering bersentuhan
Kabupaten Bulukumba.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
nematoda usus pada sampel kuku petani sawah di wilayah Kelurahan Tanete
B. Variabel Penelitian
Bulukumba.
C. Defenisi Penelitian
1. Kuku petani adalah kuku yang diperoleh dari petani yang tidak memakai
32
33
stercoralis.
1. Waktu Penelitian
2. Lokasi Penelitian
1. Populasi
2. Sampel
za 2 . P .Q
n=
d2
3,84 .0,25
n=
0,0441
34
0,96
n= =21
0,0441
Keterangan :
n : Jumlah subjek
kepustakaan)
Q :1-P
cara menetapkan ciri- ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria Ekslusi
G. Instrumen Penelitian
1. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam pemeriksaan telur cacing
nematoda usus pada kuku yaitu Gunting kuku, Wadah penampung/pot (B-
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam pemeriksaan telur cacing
nematoda usus pada kuku yaitu Sampel potongan kuku, Larutan KOH
3. Prosedur Penelitian
a. Pemeriksaan
b. Cara Pemeriksaan
1. Sterilisasi alat
2. Pengambilan sampel
Bulukumba.
3. Persiapan Sampel
a. Pra Analitik
kering.
pemeriksaan
b. Analitik
kedalam sentrifuge.
c. Pasca Analitik
Kecamatan Bulukumpa.
4) Dokumentasi
H. Alur Penelitian
Analisa data
Pelaporan hasil
Seminar penelitian
Gambar 3.1 Alur Penelitian
39
1. Pengolahan data
a) Editing
laboratorium.
b) Coding
c) Entry data
d) Tabulasi data
2. Analisa data
terinfeksi telur cacing nematoda usus dan jumlah tersangka yang tidak
J. Etika Penelitian
yang meliputi:
2. Kerahasiaan (Anonfidentility)
responden.
K. Jadwal Penelitian
Bulan 2020
Jenis Feb Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept
Kegiatan
Pengajuan
Judul Acc
Bimbingan
penyusunan
proposal
Ujian proposal
Revisi
Penelitian
Bimbingan
hasil
Penelitian
Ujian
hasil/Revisi
Monoskrip
BAB IV
A. Hasil Penelitian
oleh peneliti terhadap sampel kuku petani sawah yang berada di wilayah
disawah. Selain itu kondisi tanah yang lembek dan bercampur dengan air,
dianggap sulit jika menggunakan APD seperti sarung tangan. Hal ini
2. Data Penelitian
42
43
usus.
Tabel 4.1 Kontaminasi Telur cacing nematoda usus pada sampel kuku
petani sawah di wilayah Kelurahan Tanete Kecamatan Bulukumpa
Telur cacing nematoda usus
No Kode Sampel
Positif Negatif
1 1 Tidak ditemukan
2 2 Tidak ditemukan
3 3 Tidak ditemukan
4 4 Tidak ditemukan
5 5 Tidak ditemukan
6 6 Tidak ditemukan
7 7 Tidak ditemukan
8 8 Tidak ditemukan
9 9 Tidak ditemukan
10 10 Ditemukan
11 11 Tidak ditemukan
12 12 Tidak ditemukan
13 13 Tidak ditemukan
14 14 Tidak ditemukan
15 15 Tidak ditemukan
16 16 Tidak ditemukan
17 17 Tidak ditemukan
18 18 Tidak ditemukan
19 19 Tidak ditemukan
20 20 Tidak ditemukan
21 21 Tidak ditemukan
Sumber : data primer, 2020
nematoda usus.
100%
50%
0%
Positif Negatif
10 10 + − − −
11 11 − − − −
12 12 − − − −
13 13 − − − −
14 14 − − − −
15 15 − − − −
16 16 − − − −
17 17 − − − −
18 18 − − − −
19 19 − − − −
20 20 − − − −
21 21 − − − −
Sumber : data primer, 2020
kuku petani sawah diketahui beberapa spesies telur cacing nematoda usus.
Namun, spesies telur cacing nematoda usus yang ditemukan adalah telur
cacing Ascaris lumbricoides pada satu sampel kuku petani sawah yang
diperiksa.
sampel kuku petani sawah yang diperiksa dapat di tunjukan pada grafik
berikut:
Acylostoma
Ascaris
deudenaledan
lumbricoides
necator americanus
100%
0%
cacing nematoda usus dan jenis telur cacing nematoda usus pada sampel kuku
terbilang baik. Petani sawah menjadi pekerjaan yang paling umum dikenal di
penduduk sekitar sebagai lahan untuk bercocok tanam. selain itu para pekerja
petani sawah dapat dijadikan salah satu subjek penelitian karena dalam
kesehariannya para pekerja selalu kontak dengan tanah. Pada kondisi tersebut,
hal yang paling erat kaitannya dengan tanah adalah kuku. Secara otomatis,
tanah dapat menempel pada kuku apabila tidak menggunakan APD seperti
sarung tangan pada saat bersawah. Petani yang memiliki kuku yang tampak
kekuningan sampai kehitaman, kelihatan rapuh, dan kasar, hal ini akan
47
berisiko cacing maupun telur cacing masuk kedalam kuku dan akan tertelan
ketika makan. Berdasarkan tabel 4.1 hasil dari penelitian yang diketahui
nematoda usus yakni 4,0% dan yang tidak terkontaminasi telur cacing
telur cacing nematoda usus pada sampel kuku petani di Desa Bug-bug
bahan uji pemeriksaan dan didapatkan telur cacing nematoda usus yakni
positif tersebut di ketahui hanya ada jenis telur cacing Ascaris lumbricoides
dengan persentase 100%, karena tidak ditemukan spesies telur lainnya dalam
sampel kuku petani sawah tersebut. Hal ini didukung oleh penelitian
(Hasibuan, 2017) yang juga hanya menemukan banyak telur cacing STH jenis
Ascaris lumbricoides pada sampel kuku petani, hal ini diduga disebabkan oleh
iklim, suhu, dan lingkungan yang sesuai. Telur cacing tumbuh dengan baik
ditanah dan area sekitar sawah dan menginfeksi manusia (petani) yang bekerja
terkait pemeriksaan telur cacing nematoda usus pada kuku petani yang
Berdasarkan data survey dari kantor kelurahan tanete pada tahun 2020
menguntungkan seperti kualitas MCK yang sudah lebih baik yaitu 90%
sehingga masyarakat sudah tidak lagi BAB di saluran irigasi atau sungai,
begitu pula dengan sumber air bersih masyarakat untuk melakukan aktivitas
bersih langsung dari pegunungan dan terdapat 10% masih memiliki kualitas
MCK yang kurang baik sehingga dalam penelitian ini hanya terdapat satu
lumbricoides.
sawah pada penelitian ini disebabkan adanya lapisan hialin yang tebal, dan
lapisan albuminoid yang berfungsi untuk melindungi isi telur, sehingga telur
dapat bertahan lama pada kuku yang kotor. Sedangkan telur cacing cacing
yang fertil ini akan menjadi infektif setelah 18 hari hingga beberapa minggu
(bergantung pada keadaan kelembaban, iklim, dan keadaan tanah pada saat
49
dengan kelembaban tinggi pada suhu 25°- 30°C, sehingga sangat baik untuk
2016 bahwa terdapatnya telur cacing nematoda usus pada sampel kuku dapat
alat pelindung diri tetapi tidak secara lengkap memudahkan masuknya telur
infektif melalui berbagai organ tubuh seperti tangan, kaki dan mulut.
penyakit cacing.
metode ini juga memiliki sensitivitas yang baik dalam mendeteksi telur cacing
nematoda usus dan mempunyai tingkat keakuratan yang cukup baik. Dengan
C. Keterbatasan Peneliti
sampel sebanyak 21 sampel yang dilakukan selama sepuluh hari dengan waktu
yang cukup lama, yang seharusnya empat sampai lima hari dapat
50
PENUTUP
A. Kesimpulan
bahwa terdapat telur cacing nematoda usus yakni 1 sampel positif yaitu
negatif atau 96% tidak terdapat telur cacing nematoda usus pada sampel kuku
Bulukumba.
B. Saran
1. Bagi masyarakat
kuku dan membiasakan diri mencuci tangan dengan sabun dan air
50
51
DAFTAR PUSTAKA
52
MASTER TABEL
Tabel 4.1 Kontaminasi Telur cacing nematoda usus pada sampel kuku petani
sawah di wilayah Kelurahan Tanete Kecamatan Bulukumpa
Telur cacing nematoda usus
No Kode Sampel
Positif Negatif
1 1 Tidak ditemukan
2 2 Tidak ditemukan
3 3 Tidak ditemukan
4 4 Tidak ditemukan
5 5 Tidak ditemukan
6 6 Tidak ditemukan
7 7 Tidak ditemukan
8 8 Tidak ditemukan
9 9 Tidak ditemukan
10 10 Ditemukan
11 11 Tidak ditemukan
12 12 Tidak ditemukan
13 13 Tidak ditemukan
14 14 Tidak ditemukan
15 15 Tidak ditemukan
16 16 Tidak ditemukan
17 17 Tidak ditemukan
18 18 Tidak ditemukan
19 19 Tidak ditemukan
20 20 Tidak ditemukan
21 21 Tidak ditemukan
Sumber : data primer, 2020
56
DOKUMENTASI PENELITIAN
DOKUMENTASI PENELITIAN
Sentrifuge Mikroskop
DOKUMENTASI PENELITIAN
Sampel uji
B. Tahap Analitik
DOKUMENTASI PENELITIAN
DOKUMENTASI PENELITIAN
Pemeriksaan Mikroskop
DOKUMENTASI PENELITIAN
1. 01
Tidak ditemukan
2. 02
Tidak ditemukan
63
3 03
Tidak ditemukan
4. 04
Tidak ditemukan
5. 05
Tidak ditemukan
64
6 06
Tidak ditemukan
7 07
Tidak ditemukan
8. 08
Tidak ditemukan
9. 09
Tidak ditemukan
65
Ditemukan
11 11
Tidak ditemukan
12. 12
Tidak ditemukan
13. 13
Tidak ditemukan
66
14. 14
Tidak ditemukan
15. 15
Tidak ditemukan
16
16.
Tidak ditemukan
17. 17
Tidak ditemukan
67
18. 18
Tidak ditemukan
19. 19
Tidak ditemukan
20. 20
Tidak ditemukan
21. 21
68
Tidak ditemukan
DAFTAR LAMPIRAN
Nim : E.16.01.040
Bulukumba