EPIDEMI COVID-19
OLEH:
NAMA : HESTI
NIM : PO714251181023
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah bermulanya kasus Covid-19 di dunia?
2. Bagaimana sejarah masuknya kasus Covid-19 di Indonesia?
3. Bagaimana aspek epidemilogis, Biomedis, Sosial dan Perilaku dalam
Kasus Covid-19?
4. Bagaimana kebijakan pemerintah dalam menangani kasus Covid-19?
5. Bagaimana perkembangan pengobatan kasus Covid-19?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah bermulanya kasus Covid-19 di dunia.
2. Untuk mengetahui sejarah masuknya kasus Covid-19 di Indonesia.
3. Untuk mengetahui aspek epidemilogis, Biomedis, Sosial dan Perilaku
dalam Kasus Covid-19.
4. Untuk mengetahui kebijakan pemerintah dalam menangani kasus Covid-
19.
5. Untuk mengetahui perkembangan pengobatan kasus Covid-19.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Bermulanya Kasus Covid-19 di Dunia
Nama Corona diambil dari Bahasa Latin yang berarti mahkota, sebab
bentuk virus corona memiliki paku yang menonjol menyerupai mahkota dan
korona matahari. Para ilmuan pertama kali mengisolasi virus corona pada
tahun 1937 yang menyebabkan penyakit bronkitis menular pada unggas.
Kemudian pada tahun 1965, dua orang peneliti Tyrrell dan Bynoe menemukan
bukti virus corona pada manusia yang sedang flu biasa, melalui kultur organ
trakea embrionik yang diperoleh dari saluran pernapasan orang flu tersebut.
Pada akhir 1960-an, Tyrrell memimpin sekelompok ahli virologi yang
meneliti strain virus pada manusia dan hewan. Di antaranya termasuk virus
infeksi bronkitis, virus hepatitis tikus dan virus gastroenteritis babi yang
dapat ditularkan, yang semuanya telah ditunjukkan secara morfologis sama seperti
yang terlihat melalui mikroskop elektron. Kelompok virus baru yang bernama
virus corona, kemudian secara resmi diterima sebagai genus virus baru.
Virus corona yang pertama kali muncul dan menyebar ke manusia berasal dari
kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Setelah ditelusuri, ternyata
beberapa orang yang terinfeksi memiliki riwayat yang sama, yaitu mengunjungi
pasar basah makanan laut dan hewan lokal di Wuhan.Dilansir dari The New
York Times, pasar kemudian ditutup dan didesinfeksi, sehingga hampir tidak
mungkin untuk menyelidiki hewan mana yang mungkin merupakan asal mula
yang tepat. Kelelawar dianggap sebagai sumber yang memungkinkan, karena
mereka telah berevolusi untuk hidup berdampingan dengan banyak virus, dan
mereka ditemukan sebagai titik awal untuk SARS. Ada juga kemungkinan
bahwa kelelawa rmenularkan virus ke hewan peralihan, seperti trenggiling,
yang dikonsumsi sebagai makanan lezardi beberapa bagian Cina, dan
mungkin kemudian menularkan virus ke manusia. Sebuah penelitian
menyebutkan bahwa virus ini memiliki urutan sekuens genetik yang mirip
88% dengan virus corona dari kelelawar. Hal itu menjadi dugaan sementara
dari mana virus corona muncul.
Pada tanggal 14 Februari 2020, pasien terinfeksi virus corona berdansa dengan
WNA Jepang. Pasien berusia 31 tahun ini memang bekerja sebagai guru dansa
dan WNA asal Jepang ini juga merupakan teman dekatnya. Selang dua hari, yakni
16 Februari 2020 pasien terkena sakit batuk. Pasien kemudian melakukan
pemeriksaan di rumah sakit terdekat. Namun, saat itu pasien langsung dibolehkan
untuk rawat jalan atau kembali ke rumah. Namun, sakit yang dideritanya tidak
kunjung sembuh. Hingga pada 26 Februari 2020, pasien dirujuk ke rumah sakit
dan diminta untuk menjalani rawat inap. Pada saat inilah, batuk yang diderita
pasien mulai disertai sesak napas.Pada 28 Februari 2020, pasien mendapatkan
telepon dari temannya yang di Malaysia. Dalam sambungan telepon tersebut,
pasien mendapatkan informasi jika WNA Jepang yang merupakan temannya itu
positif terinfeksi virus corona.Kemudian pasien tersebut memberi tahu perawat
rumah sakit dan dirawat di RSPI Sulianti Saroso.
Sampai hari ini, bisa diduga histeria masal, gangguan mental serius itu,
disebabkan oleh ketidaktahuan atau keterbatasan informasi-pengetahuan
mengenai virus (virologi), sistem imun tubuh (imunologi) dan cara
penularannya (epidemologi). Tiga pengetahuan dasar tentang sehat dan sakit,
sekian lama dijauhkan dari ruang publik dan pendidikan dasar sampai
menengah atas, tidak kita pelajari lagi dengan bertambahnya usia atau karena
dikarantina menjadi urusan medis dan monopoli tentakel bisnis penyakit dan
obat-obatan.
Satuan pendidikan yang berada dalam kondisi khusus, dalam hal ini
terdampak Covid-19, dilepaskan dari pemenuhan beban kerja minimal 24 jam
tatap muka dalam satu minggu. Ketentuan ini diberlakukan sampai dengan
berakhirnya tahun ajaran. Kebijakan dalam bidang pendidikan ini bertujuan
untuk mencegah sekolah sebagai kluster penularan Covid-19. Kasus guru
positif Covid-19 menjadi peringatan bahwa kegiatan pembelajaran tatap muka
masih belum dapat dilakukan. Oleh karena itu, selain melakukan pembatasan,
pengoptimalan pembelajaran jarah jauh menjadi solusi mengatasi tetap
terselenggara kegiatan pembelajaran tanpa tatap muka
4. Sektor lain
Jumlah korban virus corona, baik di dunia maupun Indonesia, masih terus
bertambah. Pandemi corona telah menyebabkan belasan juta orang di dunia
terinfeksi virus penyebab penyakit Covid-19 ini. Di Indonesia, jumlah pasien
positif corona secara total juga terus membengkak..
Pada tahun 2021 penggunaan vaksin menjadi strategi baru dalam penanganan
Covid-19, termasuk di Indonesia. Jokowi memparkan, pemerintah telah memesan
atau firm order sebanyak 329,5 juta dosis vaksin Covid-19 untuk pelaksanaan
program vaksinasi nasional. pemerintah merencanakan vaksinasi akan
berlangsung selama 15 bulan. Vaksinasi rencananya diberikan kepada 70 persen
atau 182 juta penduduk Indonesia. Vaksinasi dilakukan secara bertahap, diberikan
berdasarkan kelompok prioritas, dengan tahap awal menyasar petugas kesehatan
dan pelayanan publik esensial.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu:
1. Virus corona yang pertama kali muncul dan menyebar ke manusia berasal
dari kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Kelelawar dianggap
sebagai sumber yang memungkinkan, karena mereka telah berevolusi
untuk hidup berdampingan dengan banyak virus, dan mereka ditemukan
sebagai titik awal untuk SARS.
2. COVID-19 pertama dilaporkan di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020
yang diduga tertular dari orang asing yang berkunjung ke Indonesia yaitu
sejumlah dua kasus.
3. Kasus Covid-19 berkembang sangat pesat dan telah menyebar ke berbagai
dunia, termasuk Indonesia. Dimana tanda-tanda dan gejala klinis yang
dilaporkan pada sebagian besar kasus adalah demam, dengan beberapa
kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan
infiltrat pneumonia luas di kedua paru dan masa inkubasi rata-rata 5-6 hari
dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari.
4. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di tengah
merebaknya pandemi Covid-19 juga telah mempengaruhi kebijakan-
kebijakan negara dalam mengatur perilaku dan kebiasaan masyarakat.
Kebijakan ini diterapkan di berbagai sektor di antaranya sektor kesehatan,
pendidikan, pariwisata dan lain sebagainya.
5. Demi mengantisipasi penularan COVID-19, berbagai upaya terus
dilakukan, termasuk penelitian obat dan vaksin guna menekan jumlah
positif dan meninggal dunia. Saat ini penggunaan vaksin sudah mulai
dilakukan diberbagai Negara termasuk di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA