KTI
Oleh:
KIKI FATMASARI
NIM. E.17.02.040
Oleh:
DIVA LESTARI
NIM.E.17.02.019
KTI
Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai gelar Ahli Madya
Analis Kesehatan (Amd. Kes)
Pada Program DIII Analis Kesehatan
Stikes Panrita Husada Bulukumba
Oleh:
DIVA LESTARI
NIM : E.17.01.019
Penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu syarat akademik
untuk memperoleh gelar Ahli Madya Analis Kesehatan Jurusan Analis Kesehatan
1. H. Idris Aman, S.Sos selaku Ketua Yayasan Panrita Husada Bulukumba yang
4. Subakir Salnus, S.Si, M.Si selaku Ketua Program Studi DIII Analis Kesehatan
iv
6. Fatimah, S.Si.,M.Si selaku Pembimbing Kedua yang dengan teliti, penuh
kesabaran, dan telah meluangkan waktu dan tenaga serta pikiran untuk
yang setimpal dari Allah SWT. Penulis berharap semoga Proposal Karya Tulis
Ilmiah ini dapat diteruskan sampai pada penelitian dan menjadi Karya Tulis
Ilmiah yang utuh. Selain itu, penulis berharap Proposal Karya Tulis Ilmiah ini
Penulis
v
ABSTRAK
vi
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan masalah....................................................................................4
C. Tujuan Penelitian.....................................................................................5
D. Manfaat penelitian...................................................................................5
A. Tinjauan teori...........................................................................................6
B.Kerangka Teori.........................................................................................18
C. Kerangka konsep...................................................................................19
A. Desain Penelitian...................................................................................20
B. Variabel penelitian.................................................................................20
F. Instrumen penelitian..............................................................................22
G. Alur Penelitian.......................................................................................23
H. Pengolahan dan analisis data.................................................................23
J. Jadwal penelitan....................................................................................25
A. Hasil Penelitian......................................................................................26
B. Pembahasan...........................................................................................27
BAB V PENUTUP.................................................................................................32
A. Kesimpulan............................................................................................32
B. Saran......................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................33
DOKUMENTASI PENELITIAN..........................................................................36
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................38
DAFTAR TABEL.....................................................................................................
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan 2017).
parasit usus yang trdiri dari nematoda usus,sejumlah spesies menular melalui
suspek pada tahun 2017 yaitu sekitar 397 orang yang terinfeksi
sekitar 425 orang,dan pada tahun 2018 kasus infeksi kecacingan menurun
1
2
sekitar 181 orang, jumlah kasus infeksi kecacingan berdasarkan wilayah pada
pada makanan berbahan sayuran mentah yang biasanya terdapat pada lalapan,
mentah yang disajikan pada lalapan dalam sajian kuliner di Banda Aceh.
2014).
lain memakan sayuran yang kurang matang, kurang bersih, tidak dicuci, serta
dan telur cacing yang tertelan oleh anak-anak yang sering bermain di tanah
yang terkontaminasi dan makan tanpa mencuci tangan. Jalur penularan cacing
sayur adalah makanan yang sangat diperlukan oleh tubuh setiap hari.
Ciri khas lalapan adalah sayur dihidangkan dalam keadaan mentah dan biasa
dimakan bersama nasi dan lauk-pauk lainnya (ayam goreng, ikan goreng,
Sayur yang biasa disajikan pada lalapan antara lain selada, sawi, kubis,
menghilangkan toksin dan asam urat dalam tubuh. Mentimun juga bermanfaat
dahulu.
B. Rumusan masalah
Kabupaten Bulukumba?
5
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis
sumber rujukan bagi pembaca atau peneliti lain terkait kontaminasi parasit
2. Manfaat aplikatif
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan teori
trichuris. Salah satu penyakit cancingan adalah penyakit cacing usus melalui
tanah atau sering disebut Soil Transmitted Helminths yang sering dijumpai
pada sekolah dasar dimana pada usia anak masih sering kontak dengan
tanah(Adisti Andaruni,2006)
berada pada sekitar 28%. Beberapa faktor kecacingan yaitu iklim tropis,
sanitasi, dan higienitas masyarakat yang sangat kurang baik. Selain itu, NTB
6
7
SD, sekitar 829 anak mengidap cacingan atau prevalensinya sekitar 22,6
betina 22-35 cm. Cacing betina dapat bertelur 100 000 - 200 000 butir
sehari, terdiri atas telur dibuahi dan telur tidak dibuahi. Tergantung
pada tanah yang sesuai, telur yang dibuahi tumbuh menjadi bentuk
usus halus. Larva akan menembus dinding usus halus darah atau
saluran limfe, maka akan terbawa aliran darah ke jantung dan paru-
paru.
2) Gejala Klinis
kering, demam dan pada infeksi berat dapat timbul dahak yang
Fase intestinal
gejala klinis. Jika terdapat gejala klinis biasanya yaitu mual, nafsu
sehingga terjadi obstruksi usus (ileus). Selain itu cacing dewasa dapat
(radang usus buntu) akut atau gangren. Jika cacing dewasa masuk dan
atau obat-obatan.
10
3) Diagnosis
basah tinja langsung. Penghitungan telur per gram tinja dengan teknik
infeksi. Selain itu diagnosis dapat dibuat bila cacing dewasa keluar
4) Pengobatan
askariasis. Dosis albendazol untuk dewasa dan anak usia lebih dari 2
dan anak usia lebih dari 2 tahun yaitu 500 mg. Albendazol dan
butir.
dalam lingkungan yang sesuai, yaitu di tanah yang lembab dan teduh.
Telur matang ialah telur yang berisi larva dan merupakan bentuk
infektif.
telur dan masuk ke dalam usus halus. Sesudah menjadi dewasa cacing
akan turun ke usus bagian distal dan masuk ke daerah kolon, terutama
bertelur ± 30 - 90 hari
12
jelas atau sama sekali tidak memiliki gejala. Pada infeksi terutama
pada anak, cacing akan tersebar di seluruh kolon dan rektum sehingga
anus) akibat sering timbul pada waktu defekasi. Selain itu Penderita
3) Diagnosis
telur per gram tinja dengan teknik katokatz dipakai sebagai pedoman
4) Pengobatan
kapiler darah dan terbawa aliran darah ke jantung dan paru. Di paru
Stadium larva
maka terjadi perubahan kulit yang disebut ground itch yaitu reaksi
sakit leher, dan suara serak. Larva cacing di paru dapat menimbulkan
usus halus. Gejala tergantung spesies dan jumlah cacing serta keadaan
kerja turun.
3) Diagnosis
tinja yang lama akan ditemukan larva. Penghitungan telur per gram
4) Pengobatan
sayur sangat rentang terhadap kerusakan, hal ini terjadi karna setelah dipanen
kasar.tanaman mentimun dapat tumbuh baik ndi daerah dengan suhu yang
ideal(Saptorin 2010)
17
sedimentasi menggunakan larutan yang memiliki berat jenis lebih rendah dari
diangkat
lalu di simpan di atas objek glass dan di tutup dengan deck glas.
parasitologi.
B.Kerangka Teori
Menurunnya
kondisi
Pengolahan yang kurang baik kesehatan
Gizi,
Karbohidrat,
Protein, serta
kehilangan
Identifikasi jenis-jenis darah
telur STH
Metode
Sedimentasi
C. Kerangka konsep
Kecacingan
Positif /negatif
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
secara jenis dan rinci tentang apa yang terjadi.Metode ini digunakan untuk
B. Variabel penelitian
C. Defenisi Operasional
20
2. Metode sedimentasi adalah metode yang digunakan untuk pemeriksaan
21
21
ataupun larva parasit itu sendiri, proses pemeriksaan yang menjadi fokus
1. Waktu penelitian
2. Tempat penelitian
1. Populasi
dari objek dan subjek yang memiliki generalisasi yang kualitas dan
2. Sampel
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik
F. Instrumen penelitian
Alat
Bahan
2. prosedur kerja
d) Supernatan akan dibuang dengan cara satu kali tuang dan endapan
deck glas.
parasitologi.
23
3. Interpretasi hasil :
sampel mentimun
G. Alur Penelitian
Pengambilan sampel
mentimun
Metode
sedimentasi
Pelaporan hasil
1. Pengelolaan Data
24
dikumpulkan.
c) Tabulating adalah data yang disusun dalam bentuk tabel agar dapat
2. Analisa Data
identifikasi.
I. Etika penelitian
1. Anonimity
kode sampel
2. Confidentiality (kerahasiaan)
J. Jadwal penelitan
Bulan 2020
25
Penelitian
Bimbingan
hasil
Penelitian
Ujian
hasil/Revisi
Monoskrip
BAB IV
A. Hasil Penelitian
biasanya berada di atas tanah, hal ini tanpa disadari dapat memicu
2. Data Penelitian
26
Tabel 4.1 Hasil telur Soil Transmitted Helminths pada mentimun yang terdapat di
berbagai warung.
27
27
B. Pembahasan
Infeksi cacing adalah masalah kesehatan yang masih banyak
gado,mie ayam,dan dara ayam goreng di warung pinggir jalan juga biasa
Hebert,2017).
metode sedimentasi pada bulan Agustus 2020. Sampel yang berasal dari
menit.Supernatan akan dibuang dengan cara satu kali tuang dan endapan
akan di pipet lalu di simpan di atas objek glass di tutup menggunakan deck
dan telur cacing. Sayuran mentah atau dimasak ringan akan meningkatkan
melalui tinja, tanah atau air. Namun sayuran diprediksi sebagai sumber
utama infeksi telur cacing karena dikonsumsi setiap hari. Hasil dari
pada tahun 2015 terdapat infeksi telur Soil Transmitted Helmints pada
jalan Abdul Kadir kota Makassar pada tahun 2017, tidak ditemukannya
(Setiawan,dkk,2017)
masyarakat melihat cacing yang masih hidup keluar bersama tinja dan
30
dianggap ini sebagai hal yang bisa. Hal ini menunjukkan kurangnya
cacing tidak menempel lagi pada sayuran mentimun selain itu penggunaan
wadah yang bersih juga berpengaruh penting terhadap telur cacing pada
yaitu mentimun yang diteliti dalam keadaan segar dan besih, dan pada saat
dalam bertani iklim tropis sangat cocok juga dalam pertumbuhan sayuran.
31
Sayur dapat beresiko tercemar telur cacing karena banyak faktor , yaitu
jatuh kelantai yang terinfeksi telur cacing, dihinggapi oleh lalat, kecoa
mencuci dan mengelolah sayur belum benar bersih sehingga telur cacing
jumlah telur lebih banyak, lebih efesien dalam mencari protozoa dan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Laboratorium
B. Saran
32
DAFTAR PUSTAKA
Adrianto, Hebert, Jurnal Balaba. 2017. "Kontaminasi Telur Cacing Pada Sayur
dan Upaya Pencegahan. " Fakultas Kedoktean Universitas Ciputra", 105-
114
Andri Setiawan, Andi Indrawati, Jurnal Syarif. 2017. “Identifikasi telur Soil
Transmitted Helminths Pada Lalapan Mentimun Di Warung Makan Jalan
Abdul Kadir Kota Makassar.” Jurnal Media Laboran 7: 16–21.
Dina Dwi Nuryani, Ima Yustitia. 2017. “Hubungan Personal Hygiene Dengan
Penyakit Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar Di Dusun Pangkul Tengah
Desa Mulang Mayang Kecamatan Kotabumi Selatan, Kabupaten Lampung
Utara.” Jurnal Dunia Kesmas 6 (April): 97–103.
33
Kabupaten Minahasa Utara.” Jurnal E-Biomedik (eBm) 4 (1).
Wibowo, Ruth Christina, Yudhi Kurniawan, and Eva Triani. 2019. “Hubungan
Kejadian Kecacingan Dengan Anemia Defisiensi Besi Pada Anak-Anak
Pengrajin Gerabah Di Lombok Barat.” Jurnal Kedokteran 8 (3): 27–32.
34
DOKUMENTASI PENELITIAN
35
36
LAMPIRAN
Lampiran 1.Surat Permohonan Pengumpulan Data Awal
37
Lampiran 2. Surat Izin Penelitian Dari Kesbangpol
38