Anda di halaman 1dari 6

REVIEW JURNAL

MATA KULIAH MIKOLOGI


Dosen Pengampu Widodo S.ST., M.Si.

Di susun oleh :

UMI FADILAH
P1337434117087
Tingkat II B Semester IV

DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
2019
Review Jurnal Mikologi

Judul ISOLASI DAN IDENTIFIKASI Identifikasi Pertumbuhan Jamur


Aspergillus Spp PADA PARU-PARU Aspergillus Sp pada Roti Tawar
AYAM KAMPUNG YANG DIJUAL yang Dijual di Kota Padang
DI PASAR BANYUWANGI Berdasarkan Suhu dan Lama
Penyimpanan
Jurnal Medik Veteriner Kesehatan Andalas
Volume & Vol.1 No. 1:6-11 Vol.5 No. 2: 355-360
Halaman
Tahun Oktober 2017 2016
Penulis Ratih Novita Praja1*, Aditya Yudhana Dina Khaira Mizana1, Netty
Suharti2, Arni Amir3
Reviewer UMI FADILAH, P1337434117087
Tanggal Maret 2019

Tujuan Penelitian : I. Mengisolasi dan mengidentifikasi Aspergillus Spp pada paru-paru


ayam kampung.
II. Mengisolasi dan mengidentifikasi Aspergillus Sp pada pada Roti
Tawar yang Dijual di Kota Padang Berdasarkan Suhu dan Lama
Penyimpanan
Subjek Penelitian : I. Paru-paru ayam kampung
II. Roti Tawar
Metode Penelitian: I. Dalam penelitian ini, penulis membiakan paru-paru ayam di media
SDA(Sabouraud Dextrose Agar) dan menginkubasinya selama 1-2
minggu untuk mengamati pertumbuhan koloni jamur secara
makroskopis, penulis juga membuat slide kultur untuk
mengidentifikasi jamur secara mikroskopis.
II. Roti disimpan pada wadah yang steril yaitu plastik, di masing-
masing suhu yakni suhu kulkas (100C-150C) dan suhu kamar (250C-
280C). Setiap roti tawar disuir-suir lalu ditanam ke dalam media agar
dextrosa Sabouraud kemudian diinkubasi pada suhu 270C selama 3-5
hari. Setelah di inkubasi selama 3-5 hari, jamur yang telah ditanam
pada media agar tersebut diperiksa dengan menggunakan mikroskop
untuk menentukan jenis jamur yang tumbuh.
Identifikasi jamur Aspergillus dilakukan dengan pengamatan
mikromorfologi dan makromorfologi. Pengamatan makromorfologi
dengan mengamati warna koloni pada medium agar. Pengamatan
mikroskopis meliputi konidia, konidiofor, vesikel, metula dan fialid.
Hasil pengamatan makromorfologi dan mikromorfologi digunakan
untuk melakukan identifikasi menurut Robert A. Samson dan Ellen S.
van Reenen-Hockstra. Hasil yang diperoleh pada penelitian dalam
bentuk foto dan dianalisis menggunakan analisis deskripstif
Hasil Penelitian :

A. Koloni makroskopis dan mikroskopis Aspergillus spp yang tumbuh pada media SDA

Terdapat tiga spesies Aspergillus yang ditemukan, yaitu Aspergillus niger yang
ditunjukkan dengan miselium berwarna hitam, Aspergillus flavus yang ditunjukkan dengan
miselium berwarna hijau kekuningan, dan Aspergillus fumigatus yang ditunjukkan dengan
miselium berwarna hijau tua (Hartana, 2014).

Aspergillus secara mikroskopis menunjukkan adanya tangkai konidia (konidiofora),


vesikel dan spora/konidia berbentuk bulat berwarna hijau kebiruan. Pemeriksaan mikroskopis
menunjukkan adanya tangkai konidia (konidiofora) pendek halus berwarna kehijauan, kepala
konidia (vesikel) berbentuk seperti gada (clavate) dan bulat, dan menjadi lonjong (columnar)
dengan bertambahnya umur koloni. Sterigmata tampak menutupi setengah bagian atas dari
vesikel. Spora/konidia berbentuk bulat, berwarna kehijauan, dan permukaan bergerigi
(echinulate) (Redig, 2005).
Aspergillus fumigatus saat koloni muncul sebagai filamen putih kemudian berubah
warna hijau tua atau hijau gelap dengan pinggiran putih dan permukaan bawah koloni
berwarna kekuningan sampai coklat. Koloni Aspergillus fumigatus yang tumbuh berwarna
hijau kebiruan, diameter1-2 cm, permukaan koloni seperti beludru (Akan et al, 2002).

Apergillus niger berwarna koloni hitam dengan pinggiran putih dan permukaan bawah
koloni kekuningan sampai coklat. Secara mikroskopis dicirikan dengan warna konidia, phialid
memenuhi seluruh permukaan vesikel dan vesikel bulat besar. Konidia bulat hingga semi
bulat dan berwarna coklat (Wangge dkk, 2012).

Aspergillus flavus yang tumbuh mula-mula berwarna putih kemudian berubah menjadi
hijau kekuningan dengan pinggiran putih dan permukaan bawah koloni berwarna kekuningan
sampai coklat. Secara mikroskopis konidiofor tampak jelas, tidak berpigmen, kasar,
panjangnya kurang dari 1mm (Gautam dan Bhadauria, 2012).

B. Gambaran jamur Aspergillus sp pada roti tawar suhu kamar hari ke-4 dengan mikroskop
pembesaran 40x

C. Gambaran penanaman jamur roti suhu kulkas hari ke-5 pada media Sabouroud dengan
diameter ± 4cm
Identifikasi jamur Aspergillus sp pada penelitian ini dilakukan dengan pemeriksaan
makromorfologi dan mikromorfologi. Pada pemeriksaan makromorfologi didapatkan warna
koloni yang tumbuh pada media agar Sabouroud adalah coklat kehitaman dan hitam. Warna
koloni yang didapatkan telah sesuai dengan identifikasi jamur Aspergillus sp menurut
penelitian Robert A. Samson dan Ellen S. van Reenen-Hockstra pada tahun 1988 dimana
koloninya terdiri atas beberapa warna seperti putih, kuning, coklat kekuningan, coklat atau
hitam, dan hijau. Warna koloni dari Aspergillus sp ini secara keseluruhan merupakan warna
dari konidianya.5 Produksi pigmen pada Aspergillus sp sangat dipengaruhi oleh ada atau
tidaknya trace element.
Pada pemeriksaan mikromorfologi dengan mikroskop pada pembesaran 400X
didapatkan gambaran jamur Aspergillus sp yang sesuai dengan identifikasi menurut Robert A.
Samson dan Ellen S. van Reenen-Hockstra dimana pada gambaran yang ditemukan jamur
tersebut, yaitu terdiri atas kepala konidia, konidia, fialid, vesikel dan konidiofor. Kepala
konodia adalah struktur yang terletak di bagian terminal konidiofor, berbentuk bulat (globose)
atau semibulat (subglobose) tersusun atas vesikel, metula (jika ada), fialid dan konidia.
Vesikel adalah pembesaran konidiofor pada bagian apeksnya membentuk suatu struktur
berbentuk globose, hemisferis, elips atau clavate. konidiofor merupakan suatu struktur tegak
lurus yang muncul dari sel kaki dan pada ujungnya menghasilkan kepala konidia. Sebagian
besar dari spesies Aspergillus sp memiliki konidiofor tidak bercabang yang masing-masing
menghasilkan kepala konidia tunggal.

Simpulan

Berdasarkan 2 jurnal tersebut, dapat disimpulkan bahwa Aspergillus sp. koloninya


terdiri atas beberapa warna seperti putih, kuning, coklat kekuningan, coklat atau hitam, dan
hijau. Aspergillus sp. pada paru-paru ayam kampung memiliki warna koloni hijau tua
(Aspergilus fumigatus) , coklat (Aspergillus niger), dan kuning kehijauan (Aspergillus flavus)
sedangkan Aspergillus sp. pada roti tawar memiliki warna koloni coklat kehitaman.

Secara mikroskopis, Aspergillus sp. memiliki struktur yang terdiri atas kepala konidia,
konidia, fialid, vesikel dan konidiofor. Sebagian besar dari spesies Aspergillus sp memiliki
konidiofor tidak bercabang yang masing-masing menghasilkan kepala konidia tunggal.

Daftar Pustaka
Dina Khaira Mizana1, Netty Suharti2, Arni Amir3. 2016. Jurnal Kesehatan Andalas.
Identifikasi Pertumbuhan Jamur Aspergillus Sp pada Roti Tawar yang Dijual di Kota
Padang Berdasarkan Suhu dan Lama Penyimpanan. Vol 5 No. 2 : 355-360.
Ratih Novita Praja1*, Aditya Yudhana. 2017. Jurnal Medik Veteriner.ISOLASI DAN
IDENTIFIKASI Aspergillus Spp PADA PARU-PARU AYAM KAMPUNG YANG
DIJUAL DI PASAR BANYUWANGI. Vol.1 No. 1:6-11.

Anda mungkin juga menyukai