LABORATORIUM FILARIASIS
Dewi Inderiati
Poltekkes Kemenkes Jakarta III
FILARIASIS LIMFATIK
1. Parasitologis
- Sediaan darah tebal - Darah perifer malam hari
- Sediaan darah filtrasi - Darah vena (1 ml) malam hari*
2. Serologis
- Deteksi antigen - Darah /plasma (siang hari)
(W. bancrofti)
3. - Deteksi antibodi
(B. malayi /B.timori)
D E F
◦ GOLD STANDARD:
Menemukan mikrofilaria
Morfologi mikrofilaria
Sarung
Inti badan
Lekuk badan
Morfologi mikrofilaria
Morfologi W. bancrofti B. malayi B. Timori
Ekor: (inti tambahan) tidak ada 2 inti (letak dekat) 2 inti (letak jauh)
panjang
lebar
sarung
Bm Bt
• ruang kepala:
-2x1 -3x1
Ruang kepala
Bt Bm
• 2 inti tambahan
pada ekor 2 inti
tambahan
pada ekor
Lama Baru
20 ul 60 ul
Alat dan Bahan: Kapas alkohol 70%, Lancet,
tabung kapiler, kaca benda)
Kapas alkohol
Kaca benda
Cara mengambil
darah jari
Pembuatan sediaan darah tebal
Pemeriksaan filtrasi nukleopor
Bahan dan alat
Filter nukleopor
Pewarnaan giemsa
Syringe
Metanol
Filter holder
Timer
1 cc darah
dalam
Kaca benda antikoagulan
Pipet Pinset
Pemeriksaan filtrasi nukleopor
◦ Syringe ditempelkan ke
filter holder.
◦ Darah dimasukkan ke
dalam syringe dan
disemprotkan ke luar.
◦ Periksa sediaan di
bawah mikroskop.
Diagnosis
◦ Serologi:
Deteksi Antigen ◦ Deteksi Antigen –
hanya untuk
Wuchereria bancrofti
Deteksi Antibodi
◦ Dapat menggunakan
sampel darah siang hari
Diagnosis
ICT
Immuno ChromatographyTest
DIAGNOSIS
• Deteksi antigen (FTS test) untuk Wuchereria bancrofti
• Sensitivitas FTS: 3x lebih baik dari ICT test
• Sampel darah siang/malam