Anda di halaman 1dari 9

Pemeriksaan Ig-M Salmonella

a. Metode Pemeriksaan
Tubex TF menggunakan metode inhibition magnetic binding immunoassay
b. Prinsip Pemeriksaan
Tubex TF mendeteksi adanya antibodi anti-Ag di dalam serum pasien dengan menilai
kemampuan dalam menghambat reaksi antara antigen berlapis reagen coklat dan
antibodi berlapis reagen biru. Tingkat dart penghambatan sesuai dengan konsentrasi
dan antibodi anti-Ag di dalam sampel. Separasi ditentukan oleh kekuatan magnet.
Hasilnya dibaca secara visual dengan skala warna.
c. Tujuan Pemeriksaan
Untuk mengetahui antibodi terhadap infeksi Salmonella pada serum penderita.
d. Alat dan Bahan

Alat :
1. Mikropipet dan Yellow Tip
2. Shaker
3. Timer
4. Sentrifuge
5. Well Strip

Reagen :

1. Tubex TF brown reagen


2. Tubex TF control (+) dan control (-)
3. Tubex TF blue reagen

Spesimen/Bahan :

Serum
e. Prosedur Pemeriksaan
- Pra Analitik
1. Mengeluarkan reagen dari lemari es dan menunggu hingga suhu ruang
2. Menulis di buku laporan khusus pemeriksaan Ig-M Salmonella
3. Menulis no. RM pada well strip
4. Menulis no. urut kerja pada joblist
- Analitik
1. Memipet 45 µL brown reagen ke dalam well strip
2. Menambahkan 45 µL serum pasien
3. Menginkubasi selama 2 menit
4. Memipet 90 µL blue reagen, kemudian menutup well strip dengan selotip
5. Menghomogenkan dengan menaruh di shaker selama 2 menit
6. Separasi magnetik selama 5 menit dengan meletakkan well strip di atas skala
warna
7. Membaca hasil pada skala warna
- Post Analitik
1. Mencatat hasil pada joblist dan buku laporan khusus pemeriksaan Ig-M
Salmonella
2. Mengeprint hasil
3. Menyerahkan hasil print-out kepada dokter jaga untuk diverifikasi
f. Interpretasi Hasil
- 0–2 = Negatif
- 3 = Border Liner
- 4 – 10 = Positif

Pemeriksaan Faeces Lengkap (FL)


a. Metode Pemeriksaan
Langsung (Direct)
b. Prinsip Pemeriksaan
Sampel faeces diamati secara makroskopisyang meliputi warna, konsistensi, darah
dan lendir. Kemudian faeces diamati secara mikroskopis menggunakan eosin dan
lugol untuk menemukan bentuk-bentuk yang tidak normal seperti leukosit, eritrosit,
parasit dengan perbesaran 40x.
c. Tujuan Pemeriksaan
Untuk memeriksa faeces secara lengkap dan mengetahui bentuk atau morfologi
(normal atau tidak normal) yang ada di dalam faeces.
d. Alat dan Bahan
- Alat :
1. Object glass
2. Cover glass
3. Lidi
4. Pipet pasteur
5. Karet penghisap
6. Mikroskop
- Reeagen :
1. Eosin 2 %
2. Lugol 1 %
- Spesimen/Bahan :
Faeces segar
e. Prosedur Pemeriksaan
- Pra Analitik
1. Mengkondisikan semua reagen pada suhu ruang sebelum digunakan
2. Menulis di buku laporan khusus pemeriksaan FL
3. Menulis no. RM di atas object glass
4. Menulis no. urut kerja pemeriksaan pada joblist
- Analitik
1. Mengamati faeces secara makroskopis meliputi warna, konsistensi, darah dan
lendir
2. Meletakkan 1 tetes eosin di atas object glass dan 1 tetes lugol pada bagian lain
object glass
3. Mengambil sampel faeces dengan lidi kemudian meletakannya di atas object
glass yang sudah diberi eosin dan lugol
4. Meratakannya dengan lidi kemudian tutup dengan cover glass
5. Mengamati di bawah mikroskop
- Post Analitik
1. Mencatat hasil pada joblist dan buku laporan khusus pemeriksaan Faeces
Lengkap
2. Mengeprint hasil
3. Menyerahkan hasil print-out kepada dokter jaga untuk diverifikasi
f. Interpretasi Hasil
Negatif : tidak terdapat eritrosit, leukosit, jamur, parasit, amoeba

Pemeriksaan FOB (Faecal Occult Blood)


a. Metode Pemeriksaan
Imunokromatografi
b. Prinsip Pemeriksaan
TM
Pemeriksaan On sight -FOB terdiri dari dua bagian, sebuah tabung pengumpul
faeces dan sebuah alat pemeriksaan. Sampel faeces dikumpulkan pada tabung
pengumpul yang berisi buffer pengekstrak sampel dan kemudian ditambahkan pada
alat tes. Ketika sampel ditambahkan pada tempat pengisi sampel, hal itu mengubah
tempat konjugat dan menggerakkan konjugat antibodi hemoglobin anti-h eiras, yang
terlapis pada tempat pengisi konjugat. Campuran bergerak sepanjang membran
dengan daya kapilaritas dan bereaksi dengan antibodi hemoglobin anti-h yang terlapis
pada area tes, jika hemoglobin h ada pada tingkat 50 ng/ml atau lebih besar, hasilnya
adalah susunan garis berwarna di area tes. Jika tidak ada Hb pada sampel, maka tidak
akan muncul warna. Selanjutnya sampel bergerak ke daerah kontrol dimana antibodi
IgG Goat anti-mouse akan menangkap konjugasi antibodi emas untuk membentuk
warna pink sampai ungu. Hal ini mengindikasikan bahwa tes sudah bekerja dan
hasilnya valid.
c. Tujuan Pemeriksaan
Untuk mendeteksi adanya darah samar di dalam sampel faeces segar penderita
d. Alat dan Bahan
- Alat :
1. Strip rapid test FOB
2. Alat FOB yang berisi cairan
- Bahan :
Faeces
e. Prosedur Pemeriksaan
- Pra Analitik
1. Mengkondisikan semua reagen pada suhu ruang sebelum digunakan
2. Menulis di buku laporan khusus pemeriksaan FOB
3. Menulis no. RM pada kemasan
4. Menulis no. urut kerja pemeriksaan pada joblist
- Analitik
1. Mengambil sampel faeces dengan alat FOB yang telah berisi cairanhingga
tanda berulir
2. Memasukkan sampel ke dalam alat FOB. Menghomogenkan selama 30 detik
3. Mematahkan bagian bawah alat FOB tersebut
4. Meneteskan sebanyak 2-3 tetes pada strip rapid test FOB
5. Mengamati hasil
- Post Analitik
1. Mencatat hasil pada joblist dan buku laporan khusus pemeriksaan FOB
2. Mengeprint hasil
3. Menyerahkan hasil print-out kepada dokter jaga untuk diverifikasi
f. Interpretasi Hasil
- Positif : jika ada 2 garis warna yang tampak selama 3 menit
- Negatif : jika pada area tes tidak ada garis tes dan pada area kontrol terdapat
garis berwarna merah
- Invalid : jika tidak terbentuk garis warna pada area kontrol. Sampel harus
diperiksa ulang dengan alat tes baru

Pemeriksaan ICT-TB

a. Metode Pemeriksaan
Imunokromatografi
b. Prinsip Pemeriksaan
Mycotex TBXP (Recombinant) menggunakan konjugat partikel koloidal emas yang
akan bergerak menuju area tes yang telah dilapisi dengan beberapa antigen TB
rekombinan 38, 16, dan 6 KD Early Secreted Antigen Target (ESAT 6) begitu sampel
pasien diteteskan ke dalam sumur sampel. Jika sampel pasien yang diperiksa
mengandung antibodi terhadap TB, maka akan terbentuk garis warna merah muda
atau ungu pada area tes (T), sisa dari kompleks yang tidak terikat dengan antibodi TB
tersebut akan terus bergerak ke arah area control (C) sehingga terbentuk garis
berwarna merah muda atau ungu di area kontrol. Hal tersebut menandakan bahwa tes
bereaksi dengan baik.
c. Tujuan Pemeriksaan
Untuk mendeteksi antibodi terhadap tuberculosis aktif dalam serum atau plasma
manusia secara kualitatif
d. Alat dan Bahan

- Alat :
1. Mycotex TBXP (Recombinant)
2. Mikropipet 100 µL
3. Yellow tip
4. Timer
- Bahan :
Serum/Plasma
e. Prosedur Pemeriksaan
- Pra Analitik
1. Mengkondisikan semua reagen pada suhu ruang sebelum digunakan
2. Menulis di buku laporan khusus pemeriksaan ICT-TB
3. Menulis no. RM pada kemasan
4. Menulis no. urut kerja pemeriksaan pada joblist
- Analitik
1. Memipet serum penderita sebanyak 100 µL (jika menggunakan mikropipet)
atau 2 tetes dengan menggunakan dissposible specimen dropper pada lubang
sumur yang tersedia
2. Membaca hasil selama 15-20 menit setelah serum dan plasma diteteskan
- Post Analitik
1. Mencatat hasil pada joblist dan buku laporan khusus pemeriksaan ICT-TB
2. Mengeprint hasil
3. Menyerahkan hasil print-out kepada dokter jaga untuk diverifikasi
f. Interpretasi Hasil
- Positif : jika ada 2 garis warna merah muda pada area tes dan kontrol

- Negatif : jika pada area tes tidak ada garis tes dan pada area kontrol terdapat
garis berwarna merah muda
- Invalid :
1. jika tidak terbentuk garis warna merah muda pada area kontrol dan tes
2. jika terbentuk garis warna merah muda pada area tes, tetapi tidak terbentuk
garis warna merah muda pada area control
- Greyzone : jika terdapat garis halus tepat di area tes dan garis merah muda di area
kontrol

Pemeriksaan Widal Slide

a. Metode Pemeriksaan
Widal Slide
b. Prinsip Pemeriksaan
Ag (dalam reagen) + Ab (dalam serum)  Ag-Ab (Aglutinasi)
Reaksi aglutinasi antara serum penderita yang mengandung antibodi dengan antigen
bakteri Salmonella sp. yang terdapat dalam reagen.
c. Tujuan Pemeriksaan
Untuk mengetahui adanya antibodi terhadap bakteri Salmonella sp. di dalam serum
pasien yang dapat menyebabkan demam typhoid
d. Alat dan Bahan

- Alat :
1. Object glass
2. Mikropipet
3. Yellow tip
4. Pengaduk
- Reagen :
1. Antigen Salmonella typhi O
2. Antigen Salmonella typhi H
3. Antigen Salmonella typhi AO
4. Antigen Salmonella typhi BO
- Specimen/Bahan :
Serum
e. Prosedur Pemeriksaan
- Pra Analitik
1. Mengkondisikan semua reagen pada suhu ruang sebelum digunakan
2. Menulis di buku laporan khusus pemeriksaan Widal Slide
3. Menulis no. RM diatas object glass
4. Menulis no. urut kerja pemeriksaan pada joblist
- Analitik
1. Meneteskan 1 tetes reagen AST O, AST H, ASP A, ASP B di atas object glass
2. Memipet serum sebanyak 20 µL kemudian menaruh di atas masing-masing
antigen pada object glass
3. Menghomogenkan dari arah kiri ke kanan, dari dalam ke luar
4. Menggoyang-goyangkan slide
5. Melihat ada tidaknya aglutinasi. Bila hasil positif, maka dilakukan
pengenceran (pembacaan hasil < 2 menit, jika lebih dari waktu tersebut maka
hasil menunjukkan positif palsu)
- Post Analitik
1. Mencatat hasil pada joblist dan buku laporan khusus pemeriksaan Widal Slide
2. Mengeprint hasil
3. Menyerahkan hasil print-out kepada dokter jaga untuk diverifikasi
f. Interpretasi Hasil
- Negatif : tidak terbentuk aglutinasi
- Positif : terbentuk aglutinasi

Volume serum Antigen (Ag) Titer Antibodi


20 µL 40 µL 1/80
10 µL 40 µL 1/160
5 µL 40 µL 1/320
2,5 µL 40 µL 1/640

Anda mungkin juga menyukai