Anda di halaman 1dari 7

TUBEX TF RAPID THYPOID DETECTION

I. Hari / Tanggal : Rabu, 19 Agustus 2020


II. Tujuan : Untuk mendeteksi demam tifoid primer (Antibodi IgM)
terhadap antigen Salmonella typhi O9 Lipopolisakarida

III. Metode : Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah Inhibition
Magnetic Binding Immunossay.

IV. Prinsip : Tubex TF mendeteksi antibody anti-O9 pada sampel serum


sesuai dengan menilai kemampuannya dalam menghambat reaksi
antibody yang dilapisi dengan reagen biru dengan antigen yang dilapisi
dengan reagen coklat. Penghambatan yang terjadi akan sebanding dengan
konsentrasi antibody anti O9 dalam sampel. Pemisahan diaktifkan oleh
gaya magnet. Hasil dibaca secara visual terhadap skala warna.

V. Dasar Teori :
Demam typhoid atau enteric fever adalah sindrom klinik yang
dihasilkan oleh organisme salmonella tertentu. Istilah ini mencakup
istilah demam yang disebabkan oleh S. typhi, dan demam paratyphoid
yang disebabkan oleh S. paratyphi A, S. paratyphi B, S.paratyphi C, dan
kadag-kadang serotip salmonella lain (Nelson, 2000). Penyakit Tifus atau
Demam Tifoid merupakan penyakit dengan gejala yang tidak khas yang
sering menjangkit masyarakat di negara berkembang terutama dengan
sanitasi lingkungan yang kurang baik. Oleh karena itu, pendeteksian
penyakit ini harus melalui tes laboratorium sebagai penunjang di samping
gejala klinis masih merupakan faktor yang paling menentukan. Penyebab
keterlambatan diagnosis penyakit tifus, antara lain : selang waktu antara
infeksi dan permulaan sakit yang terlalu lama (berkisar 8-14 hari) dan
metode pemeriksaan yang digunakan tidak dapat mendeteksi secara cepat
dan tepat. Test Aglutinasi kompetitif semikuantitatif yang cepat dan
sederhana dengan menggunakan partikel berwarna untuk meningkatkan
sensitifikasi. Spesifikasi ditingkatkan dengan menggunakan antigen O
yang benar benar spesifik yang hanya ditemukan pada Salmonella
setogrup D.

VI. Alat dan Bahan


Alat :
a. Mikropipet (45 dan 90 µL)
b. Yellow tip
c. Tubex TF terdiri dari :
• Reagen biru
• Reagen coklat
d. Control positif dan negatif
e. Skala warna, trip wall reaction
f. Tape sealing

Bahan :
a. Sampel serum

VII. Prosedur Kerja


1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dipipet reagen coklat sebanyak 45µL sampel ke dalam 3 sumur
3. Kemudian ditambahkan 45µL sampel ke dalam sumur 1.
4. Dan masukkan kontrol (+) ke dalam sumur 2 sebanyak 45µL.
5. Dimasukkan control (-) ke dalam sumur 3 sebanyak 45µL.
6. Kemudian masing-masing sumur ditambahkan 90µL reagen biru,
kemudian dihomogenkan selama 2 menit.
7. Lalu didiamkan selama menit, kemudian dibandingkan dengan standar
warna.
8. Sebelum dihomogenkan sumur ditutup dengan sealing tape.

VIII. Hasil Interpretasi


≤  Negatif (tidak menunjukkan indikasi demam tifoid)
3 Border line skor (tidak meyakinkan, analisis diulang)
4  Positif (indikasi)
6-10  Positif (indikasi kuat demam tifoid)
IX. Hasil Pengamatan

Pada sisi paling kiri gambar :


merupakan reagen berwarna coklat
Pada sisi tengah gambar : merupakan
reagen berwarna biru
Pada sisi kanan gambar : merupakan
gambar sampel yang akan dianalisis

 Pemipetan Reagen coklat 45


µL

 Pemipetan Reagen Biru 45


µL
 Penghomogenisasian
antara reagen dan sampel

 Tubex Colour Scale

 Pada sampel X didapatkan


skala titer demam typhoid
yaitu 10 yang
mengindikasikan kuat demam
typhoid

X. Pembahasan
Pada pemeriksaan tubex ini ada tiga tahapan yang harus
dilakukan yaitu tahapan pra analitik, analitik dan pasca analitik.
1. Tahapan pra analitik
Pemeriksaan tubex dalam sampel serum dimulai
dengan tahap pra analitik yaitu persiapan alat, bahan dan
reagen yang akan digunakan, dimana alat yang digunakan
pada pemeriksaan ini yaitu mikropipet (45 dan 90 µL), rellow
tip, satu set tabung yang berbentuk V dengan model khusus
yang dapat menampungenam sampel dalam satu set tabung
tersebut. Tabung berbentuk V, yang berfungsi untuk
meningkatkan sensitivitas.
Alat yang juga digunakan yaitu tape sealing dan tubex
colour scale, tubex, colourscale yang berisi skala warna
sebagai panduan interpretasi hasil. Bahan yang digunakan
yaitu sampel serum dimana sampel serum pasien ini
diperoleh dari hasil sentrifugasi kemudian dipisahkan untuk
diperiksa kadar tubexnya. Selain meyiapkan alat dan bahan
yang digunakan, reagen juga harus disiapkan pada tahapan
pra analitik ini. Dimana reagen yang mengandung partikel
partikelmagnetik yang dilapisi dengan antigen (Salmonell
Typhi O9 Lipopolysaccharide [LPS] ) dan blue reagen yang
mengandung partikel partikel indikator yang berwarna biru
dilapisi dengan monoklonal antibodi (mAb) spesifik terhadap
antigen Salmonella Typhi O9 LPS, selain itu disiapkan juga
control positif dan control negtive. Semua alat, bahan dan
reagen harus dikondisikan pada suhu ruang dan harus bebas
dari kontaminasi agar pemeriksaan tubex yang dilakukan
hasilnya akurat.

2. Tahapan analitik
Pada tahapan analitik ini dilakukan pemeriksaan
terhadap sampel serum yang akan diuji kadar tubexnya. Pada
praktikum ini pemeriksaan dilakukan dengan meneteskan
brown reagen sebanyak 45 µL kedalam 3 sumur tabung yang
berbentuk V. Reagen brown mengandung partikel magnetik
yang diselubungi dengan antigen S.typhi O9. Selanjutnya
pada sumur pertama diisi dengan sampel serum sebanyak 45
µL, sumur kedua ditambahkan dengan control positif (+)
sebanyak 45 µL, dan sumur ketiga diisi dengan control
negatif (-) sebanyak 45 µL. Setelah itu, ketiga sumur tersebut
kemudian ditambahkan dengan blue reagen sebanyak 90 µL.
Reagen blue mengandung partikel lateks berwarna
biru yang diselubungi dengan antibodi monoklonal spesifik
untuk antigen O9. Setelah dicampur, sumur tersebut
kemudian ditutup dengan sealing tape. Tujuan dari penutupan
sumur dengan sealing tape ini yaitu untuk menghindari
campuran dalam sumur tidak terkontaminasi dan untuk
menghindari agar campuran tidak jatuh saat dihomogenkan.
Setelah ditutup dengan sealing tape, ketiga campuran tersebut
kemudian dihomogenkan selama 2 menit. Setelah homogen,
campuran lalu didiamkan selama 5 menit, kemudian
dibandingkan dengan standar warna. Pembandingan
campuran dengan standar warna dilakukan dengan
meletakkan campuran reaksi tersebut pada penyangga magnet
yang sudah tersedia untuk memisahkan partikel indikator
warna yang berikatan dengan partikel magnetic dengan
partikel partikel indikator yang tidak berikatan. Oleh karena
itu, pada saat didiamkan selama 5 menit pada penyangga
magnet tabung jangan diangkat diangkat sebelum 5 menit
karena akan mempengaruhi hasil tes.
Pada praktikum tubex ini diperiksa sampel serum
pasien dengan identitas sebagai berikut :
Nama pasien : Mr X
Umur : -
Jenis Kelamin : -
Dimana pada praktikum ini, didapatkan kadar tubex
pada pasien ini. Sampel serum yang diperiksa berwarna ungu
pekat, yang berada direntang no 10 menandakan serum yang
diuji positif 10 (+10). Hasil positif ini terbentuk karena serum
pasien mengandung antibodi Salmonella O9, antibodi
tersebut akan berikatan dengan partikel magnetik. Partikel
partikel indikator biru yang tidak berikatan tersebut
melayang-layang sehingga menimbulkan warna biru pada
larutan tersebut. Rentang warnanya dari biru kemerah-
merahan jika konsentrasi antibodi rendah, sampai biru tua
jika konsentrasi antibodi tinggi.

3. Tahapan pasca analitik


Pada tahapan pasca analitik in, dilakukan pelaporan hasil
pemeriksaan dimana sampel serum dari Mr.X yang diperiksa
positif 10 (+10) yang menandakan bahwa sampel yang
diperiksa terindikasi kuat demam tifoid. Selain melaporkan
hasil pemeriksaan, alat dan reagen yang digunakan disimpan
pada tempatnya, kemudian meja kerja juga dibersihkan agar
meja kerja selalu dalam keadaan aseptis.

XI. Kesimpulan
Pada praktikum kali ini dilakukan praktikum pemeriksaan Tubes
TF Rapid Typhoid Detection dengan metode IMBI. Praktikum
dilakukan dengan menggunakan sampel serum dengan kode
sampel X. Atas nama Mr.X didapatkan hasil skala titer demam
typhoid yaitu 10 yang mengindikasikan kuat demam typhoid.

XII. Daftar Pustaka


Analis Kesehatn Yogyakarta Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Analis Muslim. 2011. Pemeriksaan Tubex TF.
Online. http://interestlibrary.blogspot.com/2011/01/thyfoid-
fever.html. Diakses 6 Oktober 2014.
Antonim 2010. Pemeriksaan Demam Tifoid. Online.
http://www.prodia.co.id. Diakses 6 Oktober 2014.
Afidin 2013. Pemeriksaan Tubex TF. Online.
http://bemb17afidin.blogspot.com/2013/09/tubex-tf-deteksi-
dini-demam-tyfoid.html. Diakses 6 Oktober 2014.

Anda mungkin juga menyukai