Anda di halaman 1dari 7

STEROID

OLEH :

1. TAMYA DHITA HABIBA R.A (P27834113006)


2. RISQO QONITA (P27834113007)
3. FAJAR AFIFAH (P27834113009)
4. RAHMA DIAN SARI (P27834113010)
5. CHOLIFAH CHOLIL (P27834113011)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
SURABAYA
2016
1. DEFINISI STEROID
Steroid adalah senyawa organik lemak sterol tidak terhidrolisis yang dapat dihasil
reaksi penurunan dari terpena atau skualena. Steroid merupakan kelompok senyawa
yang penting dengan struktur dasar sterana jenuh (bahasa Inggris: saturated tetracyclic
hydrocarbon : 1,2-cyclopentanoperhydrophenanthrene) dengan 17 atom karbon dan 4
cincin. Senyawa yang termasuk turunan steroid, misalnya kolesterol, ergosterol,
progesteron, dan estrogen. Pada umunya steroid berfungsi sebagai hormon. Steroid
mempunyai struktur dasar yang terdiri dari 17 atom karbon yang membentuk tiga
cincin sikloheksana dan satu cincin siklopentana. Perbedaan jenis steroid yang satu
dengan steroid yang lain terletak pada gugus fungsional yang diikat oleh ke-empat
cincin ini dan tahap oksidasi tiap-tiap cincin.
Lemak sterol adalah bentuk khusus dari steroid dengan rumus bangun diturunkan
dari kolestana dilengkapi gugus hidroksil pada atom C-3, banyak ditemukan pada
tanaman dan hewan. Semua steroid dibuat didalam sel dengan bahan baku berupa
lemak sterol, baik berupa lanosterol pada hewan maupun berupa sikloartenol pada
tumbuhan. Kedua jenis lemak sterol diatas terbuat dari siklisasi squalena dari triterpena.
Kolesterol adalah jenis lemak sterol yang umum dijumpai.
Beberapa steroid bersifat anabolik, antara lain testosteron, metandienon,
nandrolon dekadonat, 4-androstena-3 17-dion. Steroid anabolik dapat mengakibatkan
sejumlah efek samping yang berbahaya, seperti menurunkan rasio lipoprotein densitas
tinggi, yang berguna bagi jantung, menurunkan rasio lipoprotein densitas rendah,
stimulasi tumor prostat, kelainan koagulasi dan gangguan hati, kebotakan, menebalnya
rambut, tumbuhnya jerawat dan timbulnya payudara pada pria. Secara fisiologi, steroid
anabolik dapat membuat seseorang menjadi agresif.

2. STRUKTUR KIMIA STEROID


Steroid mempunyai struktur dasar yang terdiri dari 17 atom karbon yang
membentuk tiga cincin sikloheksana dan satu cincin siklopentana. Perbedaan jenis
steroid yang satu dengan steroid yang lain terletak pada gugus fungsional yang diikat
oleh ke-empat cincin ini dan tahap oksidasi tiap-tiap cincin.
3. EKOBIOLOGI
Percobaan – percobaan biogenetik menunjukkan bahwa steroid yang terdapat
dialam berasal dari triterpenoid. Steroid yang terdapat dalam jaringan hewan berasal
dari triterpenoid lanosterol sedangkan yang terdapat dalam jaringan tumbuhan berasal
dari triterpenoid sikloartenol setelah triterpenoid ini mengalami serentetan perubahan
tertentu.
Tahap – tahap awal dari biosintesa steroid adalah sama bagi semua steroid alam
yaitu pengubahan asam asetat melalui asam mevalonat dan skualen (suatu triterpenoid)
menjadi lanosterol dan sikloartenol. Percobaan-percobaan menunjukkan bahwa skualen
terbentuk dari dua molekul farnesil pirofosfat yang bergabung secara ekor-ekor yang
segera diubah menjadi 2,3-epoksiskualen. Selanjutnya lanosterol terbentuk oleh
kecenderungan 2,3-epoksiskualen yang mengandung lima ikatan rangkap untuk
melakukan siklisasi ganda. Siklisasi ini diawali oleh protonasi gugus epoksi dan diikuti
oleh pembukaan lingkar epoksida.
Kolesterol terbentuk dari lanosterol setelah terjadi penyingkiran tiga gugus metil
dari molekul lanosterol yakni dua dari atom karbon C-4 dan satu dari C-14.
Penyingkiran ketiga gugus metil ini berlangsung secara bertahap, mulai dari gugus
metil pada C-14 dan selanjutnya dari C-4. Kedua gugus metil pada kedua C-4
disingkirkan sebagai karbon dioksida, setelah keduanya mengalami oksidasi menjadi
gugus karboksilat, sedangkan gugus metil pada C-14 disingkirkan sebagai asam format
setelah gugus metil itu mengalami oksidasi menjadi gugus aldehid. Percobaan dengan
jaringan hati hewan, menggunakan 2,3-epoksiskualen yang diberi tanda dengan isotop
180 menunjukkan bahwa isotop 180 itu digunakan untuk pembuatan lanosterol
menghasilkan (180)- lanosterol radioaktif.
4. MANFAAT STEROID BAGI TUMBUHAN
a. Meningkatkan laju perpanjangan sel tumbuhan.
b. Menghambat penuaan daun (senescence).
c. Mengakibatkan lengkuk pada daun rumput-rumputan.
d. Menghambat proses gugurnya daun.
e. Menghambat pertumbuhan akar tumbuhan.
f. Meningkatkan resistensi pucuk tumbuhan kepada stress lingkungan.
g. Menstimulasi perpanjangan sel di pucuk tumbuhan.
h. Merangsang pertumbuhan pucuk tumbuhan.
i. Merangsang diferensiasi xylem tumbuhan.
j. Menghambat pertumbuhan pucuk pada saat kahat udara dan endogenus
karbohidrat.

5. CARA EKSTRAKSI
1. Menimbang 1 gram simplisia
2. Menambahkan 20 mL eter
3. Memasukkan ke dalam Erlenmeyer tertutup
4. Mengaduk lalu menutupnya
5. Mendiamkan selama 2 jam sambil menggoyang-goyangkan setiap 30 menit
6. Menyaring
7. Mengambil 5 mL filtrat
8. Memasukkan ke dalam cawan penguap
9. Menguapkan hingga kering
10. Menambahkan 2 tetes asam asetat anhidrat dan 1 tetes asam sulfat pekat
Bila setelah ditambah asam asetat anhidrat berwarna hijau berarti mengandung
steroid.

6. CONTOH TUMBUHAN DAN KHASIAT


a. Daun asam jawa (Tamarindus indica L.)
Digunakan sebagai obat demam, kencing manis, sariawan, eksim, gatal-gatal,
sakit kuning, bisul, cacingan dan susah tidur.
b. Daun Cincau Hijau
Dapat mengatasi gangguan pencernaan dan demam

c. Tumbuhan Kamunah (Croton tiglium)


Sebagai obat untuk mengatur jarak kelahiran diakui sebagai obat kontrasepsi
yang positif.

d. Daun Kelor (Moringa oleifera L.)


Digunakan sebagai obat sariawan, menjaga kesehatan otak, mencegah
osteoporosis, dan mengatasi pegal linu.

e. Pare (Momordica charantia)


Digunakan untuk obat diabetes, dapat meningkatkan regenerasi sel-sel, merangsang
sekresi insulin di pankreas, dan merangsang penyimpanan glikogen di liver yang
secara keseluruhan berdampak menurunkan gula garah pada penderita diabetes tipe 2.
f. Pepaya (Carica papaya L.)
Digunakan sebagai obat penyakit beri-beri, malaria, kejang perut, penurun
panas dan penambah nafsu makan.

g. Daun Sambung Nyawa (Gynura procumbens (Lour.) Merr.)


Digunakan untuk menjaga tekanan darah, mengendalikan kadar gula darah,
menurunkan kolesterol, mencegah gangguan pencernaan, dan mengurangi
peradangan (anti inflamasi).

h. Sereh wangi (Cymbopogon nardus)


Dapat membantu mengurangi kadar kolesterol dalam tubuh sebanyak 15%
terutama pada usus.
i. Sidaguri (Sida rhombifolia)
Akarnya mengandung steroid. Digunakan sebagai anti radang, peluruh kencing, dan
penghilang rasa sakit.

j. Daun ungu
Berkhasiat untuk mengatasi wasir (hemoroid), mengatasi sembelit (konstipasi),
mengatasi datang haid tidak lancar, sebagai anti inflamasi, anti plak gigi, mencegah
sakit ketika menopouse, peluruh kencing, mempercepat pemasakan bisul, pencahar
ringan, dan pelembut kulit.

Anda mungkin juga menyukai