Disusun Oleh :
1.2 Ekobiologi
Biosintesis Triterpenoid
1. Biosintesa
2. Pengelompokkan Triterpenoid
Triterpenoid asiklik
Merupakan triterpenoid yang tidak mempunyai cincin tertutup dalam
cincin molekulnya, contohnya skualen.
Skualen diisolasi untuk pertama kali dari minyak hati ikan hiu tetapi juga
ditemukan dalam beberapa malam, epikutikula dan minyak nabati
(minyak zaitun).
Triterpenoid trisiklik
Merupakan triterpenoid yang mempunyai tiga cincin tertutup dalam
cincin molekulnya, contohnya ambrein.
Triterpana trisiklik mempunyai nomor atom karbon dari C19 sampai
dengan C45 Kemungkinan terbentuk pada jumlah kecil dari bakteri yang
sama yang menghasilkan triterpana pentasiklik, atau dari spesies mikro
organisme lainnya yang menyintesanya.
Triterpenoid tetrasiklik
Merupakan triterpenoid yang mempunyai empat cincin tertutup dalam
cincin molekulnya, contohnya lanosterol.
Lanosterol terdapat dalam lemak wol, khamir dan beberapa senyawa
tumbuhan tinggi.
Contoh lain seperti alkohol eufol dari euphorbia sp dan asam elemi dari
canarium commune
Triterpenoid pentasiklik
Merupakan triterpenoid yang mempunyai lima cincin tertutup dalam
cincin molekulnya, contohnya α-amirin.
Senyawa ini ditemukan dalam tumbuhan seprimitif sphagnum tetapi yang
paling umum adalah pada tumbuhan berbiji, bebas dan glikosida.
3. Turunan triterpenoid
Saponin steroid tersusun atas inti steroid (C27) dengan molekul karbohidrat.
Steroid saponin dihidrolisis menghasilkan satu aglikon yang dikenal sebagai
sapogenin. Tipe saponin ini memiliki efek antijamur. Pada binatang menunjukan
penghambatan aktifitas otot polos. Saponin steroid diekskresikan setelah
koagulasi dengan asam glukotonida dan digunakan sebagai bahan baku pada
proses biosintetis obat kortikosteroid. Saponin jenis ini memiliki aglikon berupa
steroid yang di peroleh dari metabolisme sekunder tumbuhan. Jembatan ini juga
sering disebut dengan glikosida jantung, hal ini disebabkan karena memiliki efek
kuat terhadap jantung.
2. Cara Ekstraksi
Beberapa cara yang dilakukan untuk memisahkan senyawa triterpenoid:
Cara dingin :
Ekstraksi dengan cara dingin meliputi :
1) Maserasi
Adalah proses untuk mengetahui kandungan simplisia dengan
menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokkan atau
pengadukan pada temperature kamar. Pelarut yang digunakan untuk
mengetahui kandungan triterpenoid yakni methanol.
Pelarut tersebut akan menembus dinding sel tumbuhan yang
mengandung zat kimia yang akan diambil sehingga zat yang dapat akan
larut. Adanya perbedaan konsentrasi antara zat pelarut dengan zat kimia
tersebut maka larutan yang pekat akan keluar. Cara ekstraksi dengan
metode ini bisa dibilang menguntungkan karena pengerjaan dan peralatan
yang digunakan sederhana dan mudah hanya saja butuh waktu yang lama.
Prosedur Ekstraksi:
a) Menimbang simplisia (bahan tanaman obat yang telah di rajang
kemudian dikeringkan)
b) Dilakukan penyerbukan
c) Serbuk kemudian dilakukan ekstraksi dengan metode masterasi
dengan menggunakan pelarut ethanol. Hasil masterasi berupa n-
heksana.
d) Ekstrak n-heksana diuapkan dengan menggunakan rotatory
vacuum evaporator diperoleh ekstrak kental n-heksana.
e) Ekstrak kental n-heksana terdiri dari 2 bagian yaitu :
f) Ampas (dimasterasi kembali dengan etanol)
g) Pelarut diuapkan dengan menggunakan rotatory vacuum
evaporator sampai kental kemudian diuji kandungan triterpenoid.
Dengan menggunakan pelarut Lieberman-Burchard.Bila hasil
positif lanjut ke proses selanjutnya
h) Ekstrak n-heksana diuji dengan menggunakan KLT. Pengujian
dengan KLT digunakan untuk kromatografi kolom.
i) Eluat hasil kromatografi kolom ditampung setiap 3 mL dalam
botol vial dan setiap eluat yang diperoleh, dianalisis pola
pemisahannya dengan menggunakan KLT.
j) Eluat dengan pola pemisahan (harga hRf) yang sama digabungkan
sehingga diperoleh kelompok fraksi dengan pola pemisahan yang
sama dites dengan menggunakan pereaksi Lieberman-
Burchard.positif triterpenoid dilanjutkan dengan proses
pemurnian secara KLT pada berbagai campuran eluen.
k) Isolat relatif murni yang diperoleh selanjutnya diidentifikasi
dengan spektrofotometer inframerah dan UV-Vis. Yang kemudian
dimasukkan kedalam rumus yang kemudian digunakan untuk
menghitung rumus kimia yang digunakan untuk mengecek apakah
senyawa itu merupakan senyawa triterpenoid apa bukan.
Cara Panas:
1) Sokletasi
Merupakan cara ekstraksi panas yang menggunakan alat soklet
dengan menggunakan pelarut yang selalu baru. Alat soklet menyebabkan
ekstraksi yang terjadi secara kontinyu dengan jumlah pelarut yang
relative konstan karena ada pendingin balik yang digunakan.
Prosedur Ekstraksi:
a. Simplisia yang telah dihaluskan dilakukan penimbangan
b. Sampel tersebut kemudian dibungkus dengan kertas saring
dan diikat pada ujung dan pangkalnya
c. Memasukan sampel tersebut pada alat sokletasi
Ekstraksi ke-1
d. Sampel disokletasi dengan n-heksan hingga hasil jernih
e. Proses dihentikan
f. Ekstraksi n-heksan kemudian dikeluarkan dan dikeringkan
Ekstraksi ke-2
g. Sampel disokletasi dengan methanol hingga jernih.
h. Hasil ektraksi diuapkan in vacuo hingga menghasilkan
ektrak kental
i. Ekstrak kental ditambahkan ±200mL air suling panas,
aduk, dan dinginkan.
j. Melakukan penyaringan vacum dengan menggunkan
kertas saring.
b) Endapan dilarutkan dengan methanol ditambah karbon aktif
sesuai dengan perkiraan sambil diaduk perlahan,dibiarkan sampai
jernih kemudian disaring.
c) Filtrat diuapkan sampai kering hingga didapatkan serbuk
triterpenoid kering
Uji Fitokimia untuk Hasil Ekstraksi Triterpenoid
Uji fitokimia dapat dilakukan dengan menggunakan pereaksi Lieberman-
Burchard. Perekasi Lebermann-Burchard merupakan campuran antara asam
asetat anhidrat dan asam sulfat pekat. Alasan digunakannya asam asetat anhidrat
adalah untuk membentuk turunan asetil dari steroid yang akan membentuk
turunan asetil didalam kloroform.
Lakukan uji triterpenoid dengan menggunakan pereaksi Liebermann
Bourchard dan asam sulfat metanol 10%. Lakukan dan amati reaksi yang sama
dengan pembanding triterpenoid Indena®. Hasil positif mengandung
Triterpenoid dengan uji Liebermann Bourchard berwarna ungu merah muda.
Hasil positif mengandung Triterpenoid dengan uji asam sulfat 10% berwarna
ungu.
Ekstraksi Ultrasonik
Senyawa triterpenoid bisa juga ekstraksi dengan ekstraksi ultrasonik.
Ekstraksi ultrasonik memiliki prinsip dasar yaitu dengan mengamati sifat akustik
gelombang ultrasonik yang dirambatkan melalui medium yang dilewatinya.
Medium tersebut akan menimbulkan getaran. Getaran akan memberikan
pengadukan yang intensif terhadap proses ekstraksi.
Bahan atau sampel yang telah ditimbang diekstraksi dengan 100mL
etanol 95% dan disimpan dengan pengukuran selama 15 menit pada suhu 60oC
dan freskuensi 60 kHz. Setelah didapatkan hasil ekstraksi hasil tersebut di saring
dan diuapkan sampai kering.dan diulang sebanyak kurang lebih dua kali dalam
kondisi yang sama.
34 Pegagan / Menyembuhka
Cantella n sariawan
asiatica (L.) mulut
Urban
35 Labu / Antikanker
Cucurbita
foetidissima