Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KIMIA KLINIK

“PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH”

Oleh :

Kelompok 8

I Nyoman Ocef Priambada (P07134016045)


Ni Made Tik Dwi Manda Sari (P07134016047)
Nesia Sri Ayu Astiti (P07134016049)
Luh De Diyaningsih (P07134016051)
Ni Komang Octaviani Sinta Dewi (P07134016053)
Ade Nandani Widyastuti (P07134016055)
Desak Made Harumayanti (P07134016057)

Jurusan Analis Kesehatan

Politeknik Kesehatan Denpasar

2017
PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH

I. TUJUAN PRAKTIKUM :
a. Tujuan Umum :
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaan glukosa darah.

b. Tujuan Khusus :
1. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan glukosa darah metode
GOD-PAP
2. Mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil pemeriksaan glukosa
darah metode GOD-PAP
II. METODE :

Metode yang digunakan adalah metode GOD-PAP.

III. PRINSIP :

Glukosa akan dioksidasi dengan adanya enzim glukosa oksidase


membentuk suatu asam glukonat dan hydrogen peroksida. Peroksida yang
terbentuk kemudian bereaksi dengan fenol dan 4-amino ansipirin dengan
katalis enzim peroksidase yang membentuk senyawa kompleks berwarna
dengan absorbansi yang sebanding dengan kosentrasi glukosa dalam sampel.

IV. DASAR TEORI :


Glukosa darah di dalam tubuh berfungsi untuk bahan bakar bagi
proses metabolisme dan juga sumber energi utama bagi otak. Glukosa darah
adalah gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk dari karbohidrat dalam
makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan otot rangka. Glukosa
darah adalah parameter untuk mengetahui penyakit diabetes melitus yang
dilakukan terhadap darah lengkap. Pemeriksaan kadar glukosa darah dapat
menggunakan darah lengkap seperti serum atau plasma. Serum adalah bagian
darah yang tersisa setalah darah membeku. Pembekuan mengubah semua
fibrinogen menjadi fibrin dengan menghabiskan faktor V, VIII dan
protombin. Faktor pembekuan lain dan protein yang tidak ada hubungan
dengan hemostasis tetap ada dalam serum dengan kadar sama seperti dalam
plasma. Bila proses pembekuan tidak normal serum mungkin masih
mengandung sisa fibrinogen, produk perombakan fibrinogen atau protombin
yang tidak diubah. Serum lebih banyak mengandung air dari pada darah
lengkap, sehingga serum berisi lebih banyak glukosa dari pada darah lengkap.
Kadar glukosa darah dapat ditentukan dengan berbagai metode berdasarkan
sifat glukosa yag dapat mereduksi ion-ion logam tertentu, atau dengan
pengaruh enzim khusus untuk menghasilkan glukosa, yaitu enzim glukosa
oksidase. Enzim glukosa oksidase merupakan senyawa yang mengubah
glukosa menjadi asam glukonat (Martsiningsih & Gabrela, 2016).
Pemeriksaan glukosa darah metode GOD-PAP lebih banyak
dilakukan di laboratorium karena dianggap ketelitiannya lebih tinggi,
sehingga diperoleh hasil yang lebih akurat. Alat yang digunakan untuk
pemeriksaan glukosa darah metode ini adalah spektrofotomoter. Glukosa
merupakan salah satu karbohidrat penting yang digunakan sebagai sumber
tenaga. Glukosa dapat diperoleh dari makanan yang mengandung
karbohidrat. Glukosa berperan sebagai molekul utama bagi pembentukan
energi di dalam tubuh, sebagai sumber energy utama bagi kerja otak dan sel
darah merah. Glukosa dihasilkan dari makanan yang mengandung
karbohidrat yang terdiri dari monosakarida, disakarida dan juga polisakarida.
Karbohidrat akan konversikan menjadi glukosa di dalam hati dan seterusnya
berguna untuk pembentukan energy dalam tubuh. Glukosa tersebut akan
diserap oleh usus halus kemudian akan dibawa oleh aliran darah dan
didistribusikan ke seluruh sel tubuh. Glukosa yang disimpan dalam tubuh
dapat berupa glikogen yang disimpan pada plasma darah dalam bentuk
glukosa darah (blood glucose). Fungsi glukosa dalam tubuh adalah sebagai
bahan bakar bagi proses metabolisme dan juga merupakan sember utama bagi
otak (Martsiningsih & Gabrela, 2016).
Macam-macam pemeriksaan glukosa darah :
1. Glukosa darah sewaktu
Pemeriksaan glukosa darah yang dilakukan setiap waktu sepanjang hari
tanpa memperhatikan makanan terakhir yang dimakan dan kondisi tubuh
orang tersebut.
2. Glukosa darah puasa dan 2 jam setelah makan.
Pemeriksaan glukosa darah puasa adalah pemeriksaan glukosa yang
dilakukan setelah pasien berpuasa selama 8-10 jam, sedangkan
pemeriksaan glukosa 2 jam setelah makan adalah pemeriksaan yang
dilakukan 2 jam dihitung setelah pasien menyelesaikan makan.
Untuk mengukur kadar glukosa digunakan cara-cara kimia yang
memanfaatkan sifat mereduksi molekul glukosa yang tidak spesifik. Pada
cara-cara enzimatik, glukosa oksidase bereaksi dengan substrat spesifiknya,
yakni glukosa, dengan membebaskan hidrogen peroksida yang banyaknya
diukur secara tak langsung. Nilai-nilai yang ditemukan dalam cara reduksi
adalah 5-15 mg/dl lebih tinggi dari yang didapat dengan cara-cara enzimatik,
karena disamping glukosa terdapat zat-zat mereduksi lain dalam darah.
Glukosa oksidase/peroksidae Glukosa oksidase adalah suatu enzim bakteri
yang merangsang oksidasi dengan menghasilkan H2O2. Dengan adanya
enzim peroksidase oksigen dari peroksid ini dialihkan ke acceptor tertentu
menghasilkan suatu ikatan berwarna. Pemeriksaan glukosa darah dengan
metode glukosa oksidase adalah suatu enzim bakteri yang merangsang
oksidasi dengan menghasilkan H2O2. Dengan adanya enzim peroksidase
oksigen dari peroksid ini dialihkan ke acceptor tertentu menghasilkan suatu
ikatan berwarna. GOD- PAP merupakan reaksi kolorimetri enzimatik untuk
pengukuran pada daerah cahaya yang terlihat oleh mata. Prinsip : Glukosa
oksidase (GOD) mengkatalisasi oksidasi dari glukosa menurut persamaan
berikut :
Glukosa + O2 + H2O Gluconic acid + H2O

Hidrogen peroksida yang terbentuk dalam reaksi ini bereaksi dengan


4 – aminoantipyrin ( 4 – Hydroxybenzoic acid ). Dengan adanya peroksidase
(POD) dan membentuk N- ( 4- antipyryl ) – P- benzoquinone imine.Jumlah
zat warna yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi glukosa.
Enzim glukosa oksidase dalam keadaan kering dan murni berwarna
kuning pucat, pada suhu 0oC stabil selama 2 tahun. Pada penyimpanan suhu
25oC enzim glukosa oksidase hanya stabil selama 8 bulan. Aktivitas enzim
glukosa oksidase hilang bila dipanaskan pada suhu diatas suhu 37O C . pH
optimum enzim glukosa oksidase adalah 5,6. Larutan enzim glukosa oksidase
stabil pada kisaran pH 3 - 8, di luar kisaran pH tersebut enzim mengalami
kerusakan lebih cepat.
Metode uji glukosa darah yang digunakan adalah berdasarkan
pemeriksaan enzimatik. Metode enzimatik yang digunakan untuk uji glukosa
darah yaitu menggunakan metode oksidase. Pada pemeriksaan glukosa darah
metode enzimatik tersebut terdapat reagen warna yang berupa enzim,
sehingga persiapan pra analisa reagen ini harus diperhatikan karena akan
mempengaruhi kepekaan reaksi kimia yang terjadi. Aktivitas enzim
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu suhu, pH, kadar substrat, kadar
enzim, dan inhibitor. Kecepatan reaksi meningkat seiring peningkatan suhu,
tetapi dengan berjalannya reaksi enzimatik, titik maksimal akan dicapai dan
laju reaksi akan menurun dengan peningkatan suhu. Pada suhu rendah reaksi
kimia berlangsung lambat, sedangkan pada suhu yang lebih tinggi reaksi
berlangsung lebih cepat sampai pada suhu optimal (37oC). Prosedur
Pemeriksaan glukosa darah metode GOD-PAP tes enzimatik kolorimetrik
secara semi-mikro merek Human memasukkan dalam tabung reaksi,
mencampur dan mendiamkan selama 10 menit pada suhu kamar (25oC).
Mengukur konsentrasi standar dan sampel terhadap blanko dengan fotometer
dengan panjang gelombang 546 nm tidak lebih dari 60 menit (Yayuk
Kustiningsih, Nastiti Megawati, Jasmadi Joko Kartiko, 2017).
V. ALAT DAN BAHAN :
A. ALAT

NO NAMA ALAT GAMBAR ALAT KETERANGAN

1 Digunakan untuk
mengambil
reagen dan

Mikropipet sampel sesuai


dengan volume
yang yang
digunakan.

2 Digunakan
sebagai tempat

Tabung serologis untuk menguji


sampe.

3 Alat untuk
mengukur
abbsorbansi dari
sampel

Spektrofotometer
4 Digunakan untuk
memperoleh
sampel berupa
serum.

Centrifuge

B. BAHAN :

NAMA
NO GAMBAR ALAT KETERANGAN
ALAT

1 Digunakan untuk
mengambil dan
memipet reagen yang
Blue dan biasa terdapat pada
Yellow Tip mikropipet.

2 Sebagai bahan yang


diuji

Serum
3 Sebagai reagen untuk
kalibrasi

Larutan
Standar

4 Digunakan untuk
blanko dan
membersihkan sampel

Akuades pada spektrofotometer

5 Sebagai bahan yang


berfungsi untuk
mengoksidasi

Reagen
Glukosa
VI. PROSEDUR KERJA :
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dipipet reagen glukosa sebanyak 500µL ke masing – masing tabung
serologis
3. Diberi label pada tabung serologis yang telah berisi reagen glukosa.
4. Dipipet akuades sebanyak 5 µL dimasukkan ke tabung serologis yang telah
berisi reagen glukosa sesuai dengan label, larutan standar, akuades sampel
serum juga diperlakukan seperti akuades.
5. Dihomogenkan masing – masing tabung tersebut dan sampel serum juga
diperlakukan seperti akuades.
6. Dibaca absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang
505 – 630 nm.
7. Dicatat hasilnya.
VII. HASIL :

No. Sampel Absorbansi Konsentrasi


1. Blanko 0,3663
2. Standar 0,7070
3. Sampel 1 (Novi Ary Pratiwi) 0,5966 67,60 mg/dL
4. Sampel 2 (Sampel patologis 096) 0,5885 65,22 mg/dL
5. Sampel 3 (Sampel patologis 0,6573 85,41 mg/dL
(268)

Nilai Rujukan (Normal) :


Cord : 45 – 96 mg/dL
Bayi baru lahir (1 hari) : 40 – 60 mg/dL
Bayi baru lahir (>1 hari) : 50 – 80 mg/dL
Anak – anak : 60 – 100 mg/dL
Dewasa : 74 – 105 mg/dL
Dewasa (> 60 tahun) : 82 – 115 mg/dL
Dewasa (> 90 tahun) : 75 – 121 mg/dL
Glukosa 2 jam postprandial : <120 mg/dL
VIII. PEMBAHASAN :

Pada praktikum kali ini akan dibahas mengenai penentuan kadar


glukosa darah yang bertujuan untuk mengetahui kadar glukosa darah pada
pasien. Seperti yang telah kita ketahui glukosa adalah suatu monosakarida
aldoheksosa yang terdapat dalam tubuh manusia dan makhluk hidup lainnya.
Dalam sel tubuh, glukosa dapat diubah menjadi glikogen dan sebaliknya
glikogen dapat diubah menjadi glukosa melalui reaksi biokimiawi yang
bertahap. Penentuan kadar glukosa ini dilakukan berdasarkan pada metode
GOD-PAP (Martsiningsih & Gabrela, 2016).

Pemeriksaan glukosa darah metode GOD-PAP lebih banyak


dilakukan di laboratorium karena dianggap ketelitiannya lebih tinggi,
sehingga diperoleh hasil yang lebih akurat. Alat yang digunakan untuk
pemeriksaan glukosa darah metode ini adalah spektrofotomoter. Pemeriksaan
glukosa darah metode GOD-PAP lebih banyak dilakukan di laboratorium
karena dianggap ketelitiannya lebih tinggi, sehingga diperoleh hasil yang
lebih akurat. Alat yang digunakan untuk pemeriksaan glukosa darah metode
ini adalah spektrofotomoter (Martsiningsih & Gabrela, 2016).

Glukosa darah adalah parameter untuk mengetahui penyakit diabetes


melitus yang dahulunya dilakukan terhadap darah lengkap. Karena eritrosit
memiliki kadar protein yaitu hemoglobin yang lebih tinggi sehingga bila
dibandingkan dengan darah lengkap serum lebih banyak glukosa. Glukosa
darah di dalam tubuh berfungsi untuk bahan bakar bagi proses metabolisme
dan juga sumber energi utama bagi otak. Glukosa darah adalah gula yang
terdapat dalam darah yang terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan
disimpan sebagai glikogen di hati dan otot rangka (Martsiningsih & Gabrela,
2016).

Jumlah kadar glukosa dari pemeriksaan glukosa darah sewaktu yang


menunjukkan jumlah nilai ≥140 mg/dl atau glukosa darah puasa menunjukan
nilai >120 mg/dl ditetapkan sebagai diagnosis diabetes melitus. Pemeriksaan
kadar glukosa darah dapat menggunakan darah lengkap seperti serum atau
plasma. Serum lebih banyak mengandung air dari pada darah lengkap,
sehingga serum berisi lebih banyak glukosa dari pada darah lengkap. Kadar
glukosa darah dapat ditentukan dengan berbagai metode berdasarkan sifat
glukosa yag dapat mereduksi ion-ion logam tertentu, atau dengan pengaruh
enzim khusus untuk menghasilkan glukosa, yaitu enzim glukosa oksidase.
Enzim glukosa oksidase merupakan senyawa yang mengubah glukosa
menjadi asam glukonat (Martsiningsih & Gabrela, 2016).

Glukosa merupakan salah satu karbohidrat penting yang digunakan


sebagai sumber tenaga. Glukosa dapat diperoleh dari makanan yang
mengandung karbohidrat. Glukosa berperan sebagai molekul utama bagi
pembentukan energi di dalam tubuh, sebagai sumber energy utama bagi kerja
otak dan sel darah merah (Indah, 2014).

Glukosa dihasilkan dari makanan yang mengandung karbohidrat yang


terdiri dari monosakarida, disakarida dan juga polisakarida. Karbohidrat akan
konversikan menjadi glukosa di dalam hati dan seterusnya berguna untuk
pembentukan energy dalam tubuh. Glukosa tersebut akan diserap oleh usus
halus kemudian akan dibawa oleh aliran darah dan didistribusikan ke seluruh
sel tubuh. Glukosa yang disimpan dalam tubuh dapat berupa glikogen yang
disimpan pada plasma darah dalam bentuk glukosa darah (blood glucose).
Fungsi glukosa dalam tubuh adalah sebagai bahan bakar bagi proses
metabolisme dan juga merupakan sember utama bagi otak. Glukosa darah
dikatakan abnormal apabila kurang atau melebihi nilai rujukan. Dalam tubuh
manusia glukosa yang telah diserap oleh usus halus kemudian akan
terdistribusi ke dalam semua sel tubuh melalui aliran darah (Indah, 2014).

Hal yang harus dilakukan yaitu blangko reagen diukur terlebih dahulu
panjang gelombangnya untuk memastikan bahwa panjang gelombang yang
dimiliki oleh blangko reagen sesuai dengan panjang gelombang menurut
literatur yaitu 546. Dan untuk melihat apakah reagen tersebut murni atau
tidak. Pengukuran pada panjang gelombang tersebut adalah karena pada
panjang gelombang tersebut hasilnya akan terdeteksi, sesuai dengan teori
yang menyatakan bahwa hasil yang terjadi adalah warna merah violet.
Praktikum ini dimulai dari menyiapkan specimen darah untuk
dicentrifugasi yang bertujuan untuk mendapatkan serumnya. Pertama
melakukan pungsi vena dengan tabung merah lalu dicentrifugasi 3000rpm
selama 15 menit. Lalu disiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Setelah itu
dilakukan pemipetan 500 µl reagen dan dimasukkan ke dalam tabung
serologis yang telah diberi label. Selanjutnya dipipet 5 µl akuades ; standar ;
dan sampel serum kedalam masing-masing tabung serologi sesuai label.
Lakukan inkubasi dalam suhu ruang selama 10 menit. Dan dibaca dengan
menggunakan spektrofotometer.

Pemipetan ini dilakukan dengan menggunakan mikro pipet bertujuan


agar jumlah larutan yang dipipet sesuai dengan yang diminta karena pada
mikro pipet ini terdapat settingan volume yang akan digunakan untuk
memipet sehingga larutan yang akan kita pipet akan sesuai dengan apa yang
kita inginkan. Kemudian larutan standar tersebut diinkubasikan pada suhu
20°-25° C (suhu ruangan) selama 10 menit. Alasan dilakukannya inkubasi ini
karena pada reagen yang terdapat dalam larutan standar tersebut mengandung
enzim GOD-PAP. Enzim ini memerlukan waktu tertentu untuk bereaksi
secara optimum, sehingga dibutuhkan waktu inkubasi (Indah, 2014).

Metode GOD PAP ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan


yaitu

Kekurangan :

1. Memiliki ketergantungan pada reagen

2. Membutuhkan sampel yang banyak

3. Pemeliharaan alat dan reagen memerlukan tempat yang khusus dan


membutuhkan biaya yang cukup mahal (Indah, 2014)

Kelebihan :

1. Presisi tinggi

2. Akurasi tinggi
3. Relative bebas dari gangguan ( kadar hematocrit, vitamin C, lipid,
volume sampel, suhu) (Indah, 2014)

Dari praktikum yang telah dilakukan, berdasarkan nilai normal yang


ditetapkan yaitu untuk dewasa 74 - 105 mg/ didapatkan hasil pada sampel
pertama probandus atas nama Novi Ary Pratiwi dengan umur 19 tahun
didapatkan hasil gula darah dengan metode GOD-PAP yaitu absorbansi
sebesar 67,60 mg/dL dimana hasil tersebut dibawah nilai normal. Dan sampel
kedua yang didapatkan sampel dari sanglah dengan pasien umur 37 tahun
yaitu absorbansi sebesar 65,22 mg/dL nilai tersebut di bawah normal.
Sedangkan sampel ketiga yang didapatkan dari sanglah dengan pasien umur
52 tahun didapatkan hasil absorbansi sebesar 85,41 mg/dL. Dari ketiga
sampel tersebut, hanya sampel ketiga yang masih dalam rentang normal.
Terdapat literatur yang menjelaskan bahwa kadar glukosa dalam darah
manusia normal adalah antara 80-100 mg/dL. Setelah makan makanan
sumber karbohidrat, konsentrasi glukosa darah dapat naik hingga 120-130
mg/dL, kemudian turun menjadi normal lagi. Dalam keadaan berpuasa
konsentrasi glukosa darah turun hingga 60-70 mg/dL. Pada orang yang sehat,
gula darah ini dikendalikan oleh hormon insulin. Yaitu hormon yang dibuat
oleh pankreas, insulin ini membantu glukosa dari darah masuk kedalam sel
untuk menghasilkan tenaga. Tingkat gula darah ini diatur melalui umpan
balik negatif untuk mempertahankan keseimbangan didalam tubuh
(Mcmillin, 2010).

Apabila konsentrasi glukosa menurun karena dikonsumsi untuk


memenuhi kebutuhan energi tubuh, maka pankreas akan melepaskan
glukagon. Yaitu hormon yang terdapat didalam sel-sel hati. Kemudian sel-sel
ini mengubah glikogen menjadi glukosa melalui proses glikogenolisis. Tetapi
apabila kadar glukosa tinggi berarti pankreas tidak membuat cukup insulin.
Atau, jumlah insulinnya cukup namun tubuhnya tidak bereaksi secara normal.
Biasa disebut dengan resistensi insulin. Yaitu sel-sel didalam tubuh tidak
memperoleh glukosa secukupnya untuk dijadikan tenaga dan glukosa
menumpuk didalah darah. Nilai rujukan glukosa adalah pada rentang 74-105
mg/dl. Kadar gula darah yang terlalu tinggi dinamakan hiperglikemia,
sedangkan kadar glukosa kurang dari normal dinamakan hipoglikomia
(Mcmillin, 2010).

Hiperglikemia adalah istilah medis untuk keadaan di mana kadar gula


dalam darah lebih tinggi dari nilai normal. Kadar gula biasanya sedikit
meningkat dari nilai normal sesaat sesudah makan, tapi keadaan ini tidak
dianggap hiperglikemia. Hiperglikemia yang berlangsung lama dan terus
menerus dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi pada organ tubuh,
misalnya komplikasi mata, ginjal, jantung, dan lain-lain. Hiperglikemia dapat
disebabkan oleh berbagai hal, tetapi yang paling sering adalah oleh penyakit
diabetes mellitus. Pada diabetes mellitus, gula menumpuk dalam darah karena
gagal masuk ke dalam sel. Kegagalan tersebut terjadi akibat hormon yang
membantu masuknya gula darah, yaitu hormon insulin, jumlahnya kurang
atau cacat fungsi. Hormon insulin diproduksi oleh pancreas (Mcmillin, 2010).

Selain penyakit diabetes mellitus, gula darah juga dapat meningkat pada
keadaan berikut :

 Gangguan pankreas, misalnya peradangan atau kanker pankreas;

 Stres kejiwaan misalnya akibat konflik keluarga, rumah tangga, pekerjaan,


dan lain-lain;

 Penyakit berat seperti serangan jantung, stroke, kecelakaan, kanker, dan


lain-lain;

 Obat-obatan tertentu seperti prednison, estrogen, penghambat beta,


glukagon, pil kontrasepsi, fenotiazin, dan lain-lain (Mcmillin, 2010).

Hiperglikemia tidak menimbulkan gejala yang signifikan kecuali jika


kadarnya sudah diatas 200 mg/dL. Hiperglikemia berat biasanya akan
menyebabkan gejala-gejala berupa :

 Sering kencing

 Cepat haus

 Cepat lapar
 Pandangan kabur

 Rasa lelah

 Sakit kepala

 Susah berpikir dan berkonsentrasi.

Jika hiperglikemia berlangsung lama maka akan timbul komplikasi


berupa kerusakan saraf, kerusakan sistem kekebalan tubuh, pandangan kabur,
kerusakan pembuluh darah, dan kerusakan ginjal (Mcmillin, 2010).

Pengobatan yang dapat dilakukan, yaitu Hiperglikemia ringan atau


sementara umumnya tidak membutuhkan pengobatan medis. Untuk penderita
seperti ini, pola hidup sehat berupa menu makanan seimbang, olah raga
teratur, berhenti merokok dan minum alkohol, mengelola stres dan lain-lain,
dapat menormalkan kembali kadar gula darah. Lain halnya dengan
hiperglikemia berat seperti pada penyakit diabetes mellitus. Hiperglikemia
jenis ini diatasi dengan suntikan insulin atau konsumsi obat antidiabetes
seperti glibenklamid, metformin, dan lain-lain (Anzarkusuma, Mulyani,
Jus’at, & Angkasa, 2014).

Hipoglikemia adalah gangguan kesehatan yang terjadi ketika kadar


gula di dalam darah berada di bawah kadar normal. Zat gula didapat dari
makanan yang kita cerna dan serap. Molekul-molelul gula tersebut masuk ke
dalam aliran darah untuk selanjutnya disalurkan ke seluruh sel-sel yang ada
di jaringan tubuh. Namun sebagian besar sel-sel tubuh tidak bisa menyerap
gula tanpa bantuan hormon insulin yang diproduksi oleh pankreas. Jika
jumlah insulin terlalu banyak, otomatis kadar gula darah akan menurun. Itu
sebabnya hipoglikemia banyak dialami oleh penderita diabetes karena
mereka sering menggunakan insulin atau obat-obatan pemicu produksi
insulin guna menurunkan kadar gula di darah mereka. Namun bukan hanya
insulin saja, terdapat beberapa faktor lainnya, seperti pola makan yang buruk
dan olahraga berlebihan, juga dapat menyebabkan hipoglikemia
(Anzarkusuma et al., 2014).
Gejala hipoglikemia antara lain :

 Lelah

 Pusing

 Pucat

 Bibir kesemutan

 Gemetar

 Berkeringat

 Merasa lapar

 Jantung berdebar-debar

 Sulit berkonsentrasi

 Mudah marah

Pengobatan yang dapat dilakukan jika terjadi hipoglikimia yaitu ketika


kadar gula darah terlalu rendah, maka makan sesuatu yang terbuat dari
karbohidrat adalah solusinya. Jika memiliki kondisi diabetes, cobalah untuk
selalu menyediakan makanan ringan tinggi karbohidrat. The American
Diabetes Association merekomendasikan makanan ringan yang mengandung
setidaknya 15 gram karbohidrat seperti granola bar, buah segar atau kering,
jus buah, dan kukis. Namun sangat penting untuk mengetahui berapa gram
glukposa dalam setiap tablet sebelum di minum. Tunggu 15 menit setelah
makan atau minum tablet glukosa, kemudian melakukan tes gula darah lagi.
Jika gula darah tidak ada kenaikan, makan lagi 15 gram karbohidrat atau
tablet glukosa (Anzarkusuma et al., 2014).

IX. KESIMPULAN :
Berdasarkan praktikum pemeriksaan glukosa yang telah dilakukan
dengan metode GOD-PAP didapatkan hasil yaitu pada sampel I (probandus
atas nama Novi Ary Pratiwi) sebesar 67,60 mg/dL, dimana nilai tersebut
masih dibawah rentang normal. Pada sampel II (sampel patologis nomer 096)
didapatkan nilai konsentrasi sebesar 65,22 mg/dL, dimana nilai ini juga masih
berada di bawah rentang normal. Sedangkan sampel III (sampel patologis
nomer 268) menunjukkan nilai konsentrasi sebesar 85,41 mg/dL dimana nilai
masih dalam rentang normal.
DAFTAR PUSTAKA

Anzarkusuma, I. S., Mulyani, E. Y., Jus’at, I., & Angkasa, D. (2014). Indonesian
Journal of Human Nutrition. Status Gizi Berdasarkan Pola Makan Anak
Sekolah Dasar Di Kecamatan Rajegt Tangerang, 1(2), 135–148.

Indah, A. D. (2014). Perbandingan Hasil Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Vena


Menggunakan Metode Elektroda Dan GOD-PAP Dengan Metode
Heksokinase. Journal Healthy Science, 4(2), 100.

Martsiningsih, M. A., & Gabrela, D. (2016). Gambaran Kadar Glukosa Darah


Metode GOD-PAP ( Glucose Oxsidase – Peroxidase Aminoantypirin )
Sampel Serum dan Plasma EDTA ( Ethylen Diamin Terta Acetat ), 5(1), 5–8.

Mcmillin, J. M. (1990). Blood Glucose. Clinical Methods: The History, Physical,


and Laboratory Examinations., 662–665.
https://doi.org/10.1185/03007995.2011.626760

Yayuk Kustiningsih, Nastiti Megawati, Jasmadi Joko Kartiko, L. L. (2017).


Pengaruh Variasi Suhu Awal Reagen Terhadap Kadar Glukosa Darah Metode
Enzimatik, 3(1), 103–107.
LAMPIRAN GAMBAR

Tabung serologis Tisu untuk Mikropipet digunakan untuk


yang digunakan membersihkan alat yang mengambil sampel dengan volume
untuk mereaksikan digunakan tertentu
sampel

Blue dan yellow tip Reagen glukosa Sampel darah yang telah
yang digunakan disentrifuge
bersama dengan
mikropipet
Larutan standar Akuadest sebagai blanko Sampel serum yang akan diuji
dalam pemeriksaan
glukosa darah

Proses memipet Proses memipet larutan Proses memipet akuadest dan


reagen kedalam standar ke dalam tabung serum kedalam tabung serologis
tabung serologis serologis

Proses mengukur Proses mengukur Proses mengukur absorbansi


absorbansi blanko absorbansi larutan sampel probandus
kontrol

Hasil pengukuran Hasil pengukuran Hasil absorbansi sampel 1 sebesar


absorbansi blanko absorbansi larutan 0,5966 dengan konsentrasi
yaitu 0,3663 standar yaitu 0,7070 sebesar 67,60 mg/dL
Hasil pengukuran Hasil pengukuran sampel
absorbansi sampel patologis 3 sebesar
patologis 2 sebesar 0,6573 dengan
0,5885 dengan konsentrasi sebesar
konsentrasi 65,22 85,41 mg/dL
mg/dL
LEMBAR PENGESAHAN

Denpasar, 19 February, 2018

Dosen Pembimbing, Mahasiswa,

( Luh Putu Rinawati ) ( Kelompok 8 )

Dosen Pembimbing, Dosen Pembimbing,

( I Ketut Adi Santika, A.Md,Ak. ) ( A. A. Wirasanthi Gayatri, A.Md,Ak )

Dosen Pembimbing, Dosen Pembimbing,

( D.G.D. Dharma Shanthi,, S.Si., Apt., ( Heri Setiyo Bekti, SST )


M.Kes )

Anda mungkin juga menyukai