BAB I
PENDAHULUAN
sistemik gangguan hati. Terkait dengan latar belakang tersebut maka dalam
paper ini akan dikaji secara komprehensif mengenai nistatin sebagai obat
antijamur.
BAB II
ISI
3
Nystatin
parenteral. Bila diberikan per oral, absorpsinya sedikit sekali dan kemudian
diekskresi melalui feses. Spektrum antijamurnya sebenarnya juga mencakup
jamur-jamur sistemik, namun karena toksisitasnya, nistatin hanya digunakan
untuk terapi infeksi kandida pada kulit, membran mukosa dan saluran cerna.
Nistatin efektif untuk kandidiasis oral, kandidiasis vaginal dan esofagitis
karena kandida. Nistatin terdapat dalam sediaan obat tetes atau suspensi,
tablet oral, tablet vagina, dan suppositoria. Berikut rincian farmakokinetik
dari nistatin sediaan oral dan topikal.
Sedian topikal
Absorpsi
Nistatin dalam bentuk pasta digunakan topikal pada daerah kulit yang
terinfeksi dan tidak ada indikasi penyerapan di kulit yang menyebabkan
paparan sistemik terhadap nistatin. Hal ini sejalan dengan pengamatan untuk
antibiotik polene lainnya. Nistatin tidak diserap di lapisan mukosa ketika
dioleskan sehingga toksisitas sistemik tidak diharapkan dari sediaan topikal.
Distribusi
Nistatin tidak dipenetrasi di kulit sehingga penentuan evaluasi distribusi
farmakokinetik standar tidak akan sesuai, karena tidak akan ada paparan
sistemik terhadap nistatin.
Metabolisme
Belum ada systemic review pada metabolisme nistatin. Pada dasarnya,
berdasarkan pengalaman klinis panjang dengan senyawa ini fakta ini
dianggap tidak penting dalam klinis.
Ekskresi
Nistatin tidak dipenetrasi di kulit, penentuan standar farmakokinetik eliminasi
tidak akan sesuai, karena tidak akan ada paparan sistemik terhadap nistatin.
Sediaan Oral
Absorpsi
Ada penyerapan langsung di mukosa sehingga terdapat paparan sistemik
terhadap nistatin. Penyerapan langsung yang terbatas tersebut tidak cukup
6
Interaksi Obat
Nistatin bersinergi dengan antibiotik lain seperti tetrasiklin tetapi mekanisme
yang mendasari masih belum jelas, mungkin sebagian disebabkan oleh
peningkatan permeabilitas membran yang disebabkan oleh polene.
Hal tersebut mendukung pandangan bahwa tidak ada efek merusak yang
diharapkan jika agen terapi itu harus dipakai bersamaan dengan nistatin.
f. Fungatin
Nistatin 100.000 UI/ml indikasi untuk pengobatan infeksi kandida pada
mulut, esofagus, usus, kandidiasis oral pada bayi baru lahir dari
kandidiasis vagina. Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan obat
fungatin adalah tidak diperuntukkan untuk infeksi jamur sistemik. Efek
samping yang ditimbulkan berupa mual, muntah, diare, nyeri abdomen
berat, iritasi atau sensitasi oral, urtikaria atau kemerahan pada kulit. Sangat
jarang menyebabkan sindroma Steve-Johson. Dosis orang dewasa yang
sariawan dan infeksi rongga mulut karena Candida albicans 1-4 ml pada
lesi 4 kali/hari. Kandidiasis intestinal dan oral 1-sehari 4x2 ml. Lama
terapi selama 14 hari. Kemasan obat ini dalam bentuk suspensi 12 ml.
g. Kandistatin
Nistatin 100.000 UI/ml suspensi indikasi untuk pengobatan kandidiasis
pada rongga mulut, kandidiasis pada kerongkongan dan saluran cerna.
Profilaksis oral trush pada bayi baru lahir. Efek samping obat ini adalah
diare dan gangguan gastrointestinal. Dosis pada orang dewasa sebesar 4x1-
2 ml sehari, untuk anak-anak 3-4x1ml. Sebagai profilaksis, dosisnya
sebesar 1x1 ml sehari. Kemasan obat ini dalam bentuk botol 12 ml
suspensi 100.000 UI/ml x 12 ml.
h. Mycostatin
Nistatin 100.000 UI/ml; 500.000 UI indikasi untuk pengobatan kandidiasis
mulut dan usus yang kontraindikasi hipersensitivitas. Hal yang perlu
diperhatikan dalam penggunaan obat mycostatin adalah pernah dilaporkan
adanya sindrom Steven Johson. Dosis mycostastin sebagai pengobatan
kandidiasis mulut dan usus sebesar sehari 3x 1-2 tab atau sehari 4x1 ml
untuk kandidiasis mulut. Suspensi obat ini sebaiknya dikulum sebelum
ditelan. Profilaksis pada bayi baru lahir terutama bayi prematur sehari 1x1
ml. Kemasan obat ini dalam bentuk botol 12 ml; 100 tab.
i. Myco-Z
Nistatin 100.000 UI/ml dan seng oksida 200 mcg/g indikasi untuk
pengobatan infeksi jamur karena Candida, yang terhadap pada intertigo,
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan analisis dan sintesis atas permasalahan yang dikaji, dapat
disimpulkan sebagai berikut.
10
1. Nistatin adalah obat antijamur yang tersedia dalam berbagai sediaan baik
itu krem, oinment, maupun tablet. Untuk pengobatan spesies kandida,
nistatin dapat digunakan secara topikal maupun secara oral. Nistatin
biasanya tidak bersifat toksik tetapi kadang-kadang dapat timbul mual,
muntah dan diare jika diberikan dengan dosis tinggi.
2. Nistatin dihasilkan oleh Streptomyces noursei, mekanisme kerja obat ini
dengan cara merusak membran sel yaitu terjadi perubahan permeabilitas.
Nistatin oral menjadi pilihan alternatif utama sebagai profilaksis infeksi
jamur sistemik.
3. Struktur nistatin mirip dengan struktur amfoterisin B. Nistatin tidak
diserap dari membran mukosa atau dari kulit. Obat ini terlalu toksik untuk
pemberian parenteral. Bila diberikan per oral, absorpsinya sedikit sekali
dan kemudian diekskresi melalui feses. Spektrum antijamurnya mencakup
jamur-jamur sistemik.
4. Ada berbagai merek obat nistatin di pasaran diantaranya adalah Candistin,
Cazetin, Decastin, Enystin, Flasgystatin, Fungatin, Kandistatin,
Mycostatin, Myco-Z, Nymiko, Vagistin yang memiliki indikasi yang
berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Katzung BG. 2007. Farmakologi Dasar dan Klinik, edisi X. Jakarta, Salemba
Medika. Halaman 813.
Kicklighter SD. 2002. Antifungal agents and fungal prophylaxis in the neonate.
NeoReviews;3:e249-54.