Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ANALISIS FARMASI

ANALISIS KETOKONAZOLE MENGGUNAKAN METODE


SPEKTROFOTOMETRI DAN HPLC

Disusun Oleh

Anindita Aulianisa W M0617005

Hanin Hanifiana P M0617022

Putri Wahyu W M0617031

Rachel Anneros D M0617032

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur dipersembahkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya, makalah ini dapat tersusun dengan baik
dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai
“Analisis Ketokonazole Menggunakan Metode Spektrofotometri Dan Hplc”.

Makalah ini dibuat dengan pengumpulan berbagai data yang diambil dari
berbagai referensi buku dan jurnal. Pembuatan makalah ini melibatkan berbagai
pihak yang membantu menyelesaikan hambatan selama pengerjaan makalah ini.
Oleh karena itu, ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, terkhususnya kepada Bapak
Adi Yugatama, M. Sc., Apt. sebagai dosen pengampu mata kuliah Analisis
Farmasi yang telah memberikan kesempatan ini.
Masih ada banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini, untuk itu
dipersilakan kepada para pembaca untuk memberikan saran dan kritikan yang
membangun. Kritik konstruktif dari pembaca sangat diharapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak yang membaca makalah ini.

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ .1
KATA PENGANTAR ..................................................................................... .2
DAFTAR ISI .................................................................................................... .3
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... .4
A. Latar Belakang ..................................................................................... .4
B. Rumusan Masalah ................................................................................ .5
BAB II. ISI ....................................................................................................... .6
BAB III. PENUTUP ........................................................................................ .8
A. Kesimpulan .......................................................................................... .8
B. Saran ..................................................................................................... .8
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... .9

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ketokonazole merupakan obat turunan azole yang berfungsi sebagai
obat anti jamur yang berguna untuk mengatasi infeksi jamur pada kulit.
Pada industri farmasi, ketokonazole terdapat dalam berbagai bentuk sediaan
untuk pemberian secara oral ataupun topikal. Efek samping yang diberikan
ketokonazole melalui rute pemberian oral yaitu terjadinya hepatotoksik dan
gangguan metabolisme testosteron. Ketokonazole pada umumnya lebih
efektif diberikan secara topikal karena dapat langsung menyerang target
aksi yang terinfeksi oleh jamur (Hackmann dkk., 2006). Ketokonazole
dikenal sebagai spektrum luas agen anti jamur yang artinya ketokonazole
merupakan obat turunan dari azole yang dapat membunuh berbagai jenis
jamur.
Ketoconazole [(±)-cis-1-acetyl-4-(4-{[2-(2,4dichlorophenyl)-2-
(1H-imidazol-1-ylmethyl)-1,3-dioxolan4-yl] methoxy} phenyl) piperazine]
merupakan agen antijamur yang mengandung dua atom Nitrogen dan lima
cincin azole anggota. Beberapa literatur menyatakan bahwa analisis
ketokonazole dapat dilakukan menggunakan spektrofotometri, titrimetri,
dan kromatografi cair (HPLC). Metode yang dijelaskan salah satunya
menggunakan spektrofotometri yang menandakan ketokonazole memiliki
gugus kromofor dan/atau auksokrom. Analisis ini menggunakan
spektrofotometri digunakan untuk mengetahui reaksi oksidasi ketokonazole
dengan Besi(III) dalam larutan Buffer Asam Sitrat.
Selain itu, ketokonazole dapat dianalisis menggunakan HPLC.
Penggunaan HPLC dinyatakan dapat memisahkan ketokonazole dari obat-
obatan atau eksipien lain. Metode HPLC dinyatakan sebagai metode analisis
yang murah, memiliki sensitivitas massa yang tinggi, kuantisasi yang tinggi,
dan resolusi tinggi. Metode analisis ketokonazole dengan spektrofotometri
dan HPLC pada percobaan yang dilakukan merupakan suatu analisis guna

4
untuk membandingkan keefektifan dari dua metode tersebut dalam
menganalisis ketokonazole.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perbedaan hasil dari analisis ketokonazole menggunakan
metode Spektrofotometri dan HPLC?
2. Bagaimana validitas metode HPLC dan Spektrofotometri dalam
menganalisis ketoconazole?
C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui perbedaan hasil dari analisis ketoconazole menggunakan
metode spektrofotometri dan HPLC.
2. Mengetahui validitas metode HPLC dan Spektrofotometri dalam
menganalisis ketoconazole.

5
BAB II
ISI

Ada beberapa cara untuk mengidentifikasi ketokonazol secara kualitatif di


antaranya adalah spektrofotometri visible, spektrofotometri UV,
spektrofluorometri, kromatorafi lapis tipis, elektroforesis kapiler, HPLC, dan
deteksi elektrokimia (Kedor-Hackman dkk., 2006; Saleh dkk., 2018).
Di dalam paper-nya, Kedor-Hackmann (2006) membandingkan analisis
ketokonazol dengan menggunakan turunan pertama spektrofotometer UV dan
HPLC. Hackmann dalam analisis spektrofotometer menggunakan metanol sebagai
blanko dengan pembacaan pada panjang gelombang 257 nm. Gelombang ini adalah
gelombang maksimum untuk membaca absorbansi sampel tanpa gangguan dari
eksipien. Spesifikasi dan presisi metode spektro ini ditentukan dengan menganalisis
3 larutan standar dan 2 sampel emulsi ketokonazol yang masing-masing
mengandung 20 µg/mL ketokonazol.
Dari pembacaan yang dilakukan, didapat kurva yang linier dengan nilai
R=0.9997. Presisi dilaporkan sebagai persen RSD yang menunjukkan nilai 0.56%
dan 0.41%. Sedangkan akurasi di dapat dengan melihat nilai recovery dari
ketokonazol. Dalam hal ini didapatkan nilai recovery rata-rata adalah 100% yang
menunjukkan keakuratan metode spektro ini. Perbedaan eksipien yang digunakan
pada sampel ternyata tidak mempengaruhi analisis dari metode spektro yang
digunakan.
Fraihat dan Bahgat (2014) di dalam paper-nya, menganalisis kadar
ketokonazol dengan perhitungan tak langsung memanfaatkan reaksi oksidasi yang
dapat terjadi pada ketokonazol. Reaksi oksidasi akibat diberikannya suatu oksidan
dengan jumlah berlebih, jumlah berlebih ini akan menjadi sisa setelah reaksi
oksidasi selesai dan mengubah warna suatu pewarna. Kemudian jumlah residu
pewarna ditentukan dengan mengukur absorbansinya. Dalam hal ini, oksidan yang
dipakai adalah KMnO4 dan Ce(IV). Dari analisis yang dilakukan nilai recovery
yang di dapat adalah 97% dan 98% sedangkan nilai RSD nya adalah 8% (untuk
Ce(IV)) dan 2% (untuk KMnO4).

6
Dari dua pengamatan yang dilakukan, terlihat bila metode spektrofotometri
dinilai sederhana, cepat dan akurat (Fraihat dan Bahgat, 2014) serta punya presisi
yang baik dan nilai RSD yang dapat diterima (Hackmann dkk., 2006).
Di dalam paper-nya, Kedor-Hackmann (2006) juga menganalisis
ketokonazol menggunakan HPLC. Pemisahan yang optimal dan efisien diperoleh
ketika diisopropilamin diganti oleh triethylamine. Ketokonazol standar dan
terconazole dapat diamati pada garis dasar pemisahan puncak ketoconazole dan
terconazole diperoleh dalam waktu sekitar 6,0 menit. Semakin pendek waktu elusi
membuat metode ini sangat berguna untuk analisis rutin ketoconazole dalam
farmasi formulasi. Kurva analitik dibangun dalam rentang konsentrasi dari 20,0
hingga 80,0 μg / mL.

Linearitas kurva dievaluasi dengan regresi linier analisis. Kurva standar


menunjukkan linieritas dalam rentang konsentrasi yang dipelajari dengan koefisien
korelasi sebesar 0,9981 (y = 6.1x10-2 x + 2.3x10-2). Presisi pada RSD yang
menunjukkan nilai 2,13 % dan 1,25 %. Sedangkan pada nilai recovery rata-rata
adalah 100% yang menunjukkan keakuratan metode HPLC. Eksipien dari sampel
emulsi tidak mengganggu baik dalam kuantisasi ketokonazol atau internal puncak
standar.

Dari pembacaan yang dilakukan menggunakan dua metode yang berbeda,


didapat kurva yang linier dalam konsentrasi berkisar dari 5,0 hingga 30,0 μg / Ml
dengan koefisien 0,9997 untuk spektrofotometri sedangkan 20,0 hingga 80,0 μ g /
mL dengan koefisien 0,9981 untuk HPLC. Dari kedua metode tersebut
mendapatkan presisi sebagai nilai RSD dan akurasi sebagai nilai recovery. Pada
nilai RSD yaitu 0,56% dan 0,41 % dari spektrofotometeri sedangkan nilai 2,13 %
dan 1,25 % dari HPLC. Sedangkan nilai rata - rata recovery menunjukkan
keakuratan yang sama antara kedua metode tersebut yaitu 100%. Dari dua
pengamatan yang dilakukan, terlihat bila metode spektrofotometri dan HPLC
didapatkan data validasi dan analisis sampel mendukung ketepatan, kekhususan dan
efisiensi kedua metode yang diusulkan dalam penentuan ketoconazole di emulsi
farmasi.

7
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dalam menganalisis sediaan farmasi dapat digunakan metode


spektrofotometri dan high performance liquid chromatography (HPLC). Kedua
metode ini dinyatakan memiliki ketepatan, kekhususan dan efektif dalam
menganalisis ketoconazole.
Keunggulan dari spektrofotometri yaitu sederhana, cepat dan akurat serta
punya presisi yang baik dan nilai RSD yang dapat diterima. HPLC didapatkan data
validasi dan analisis sampel mendukung ketepatan, kekhususan dan efisiensi lebih
tinggi dalam pelaksanaannya. Baik bila digunakan perbedaan eksipien pada sampel,
ternyata tidak mempengaruhi analisis dari metode spektro dan HPLC yang
digunakan.

3.2. Saran

Kedua metode memiliki keunggulannya masing-masing, namun


kelemahannya juga harus diatasi. Dalam menganalisis sediaan diperlukan
penelitian lebih lanjut dalam meningkatkan kualitas metodenya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Fraihat, S.M. dan Bahgat, K.M. 2014. Spectrophotometric Methods for the
Determination of Ketoconazole in Pharmaceutical Dosage Forms. Tropical
Journal of Pharmaceutical Research, 13(9): 1511-1514.

Kedor-Hackmann, E.R.M., Santoro, M.I.R.M., Singh, A.K., dan Peraro, A.C. 2006.
First-derivative ultraviolet spectrophotometric and high performance liquid
chromatographic determination of ketoconazole in pharmaceutical
emulsions. Revista Brasileira de Ciências Farmacêuticas, 42(1): 91-98.

Saleh, T.A., AlAqad, K.M., dan Rahim, A. 2018. Electrochemical sensor for the
determination of ketoconazole based on gold nanoparticles modified carbon
paste electrode. Journal of Molecular Liquids, 256: 39-48.

Anda mungkin juga menyukai