Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

DI GUDANG FARMASI KESEHATAN KABUPATEN MINAHASA


UTARA

Oleh :
Arjun Bakari
Elke Mamondol
Kana Ode Isma

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MUHAMMADIYAH
MANADO
2017
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Salah satu upaya peningkatan sumber daya manusia khususnya dalam
pendidikan perguruan tinggi adalah melalui program praktek kerja lapangan yang
merupakan sarana penting bagi pengembangan diri dalam dunia kerja yang
nyata.Jadi kegiatan PKL ini dapat memberi konstribusi yang berarti bagi
perkembangan mahasiswa untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebelum
memasuki dunis kerja dan perkembangan kompetensi.
Praktek kerja lapangan atau biasa di sebut dengan PKL adalah kegiatan
pemagaman bagi mahasiswa di dunia kerja baik di bidang industri maupun
pemerintahan dan merupakan mata kuliah yang harus di tempuh oleh seluru
mahasiswa.
Kegiatan ini bermaksud agar mahasiswa mendapatkan pengalaman sebelum
memasuki dunia kerja yang sesunggunya, sehingga mahasiswa akan mendapatkan
bekal dari praktek kerja lapangan, mahasiswa akan mengetahui ketrampilan dan
pengetahuan yang perlu di kembangkan dan perlu di pertahankan. Salah satu
praktek kerja lapangan adalah PKL lokal gudang farmasi
Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi
yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas, dan obat jadi yang
belum didistribusikan. Selain untuk penyimpanan, gudang juga berfungsi untuk
melindungi bahan (baku dan pengemas) dan obat jadi dari pengaruh luar dan
binatang pengerat, serangga, serta melindungi obat dari kerusakan. Agar dapat
menjalankan fungsi tersebut, maka harus dilakukan pengelolaan pergudangan
secara benar atau yang sering disebut dengan manajemen pergudangan.
Gudang farmasi adalah unit pelaksanaan teknis dinas kesehatan yang
dipimpin oleh seorang kepala yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah
dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Dinas Kesehatan. Gudang farmasi
juga mempunyai tugas pengolahan (penerimaan, penyimpanan, dan
pendistribusian) perbekalan farmasi dan peralatan kesehatan yang diperlukan
dalam rangka pelayanan kesehatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit dan
pembinaan kesehatan masyarakat. Dan pada praktek kerja lapangan (PKL) lokal
gudang farmasi kami ditempatkan di Gudang Farmasi Pemkab Minut

I.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui gambaran secara umum gudang farmasi
2. untuk mengetahui tugas dan fungsi gudang farmasi
3. untuk mengetahui alur pendistribusian obat di gudang farmasi

I.3 Manfaat
1. Dapat menambah pengetahuan gambaran umum gudang farmasi
2. Dapat menambah pengetahuan tugas dan fungsi gudang farmasi
3. Dapat mengetahui alur pendistribusian obat di gudang farmasi
TAMBAHKAN LIHAT PUNYA ASTRI!
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Gudang farmasi


Gudang farmasi adalah unit pelaksanaan teknis dinas kesehatan yang
dipimpin oleh seorang kepala yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah
dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Dinas Kesehatan. Gudang farmasi
juga mempunyai tugas pengolahan (penerimaan, penyimpanan, dan
pendistribusian) perbekalan farmasi dan peralatan kesehatan yang diperlukan
dalam rangka pelayanan kesehatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit dan
pembinaan kesehatan masyarakat.

2.2 Fungsi dan tahap pengolahan perbekalan farmasi di gudang farmasi


Untuk menyelenggarakan tugas tersebut gudang farmasi mempunyai fungsi :
1. Melakukan penerimaan, penyimpanan, pemeliharaan, dan pendistribusian
obat, alat kesehatan dan pembekalan farmasi.
2. Melakukan pencatatan dan pelaporan mengenai persediaan dan
penggunaan obat,alat kesehatan dan pembekalan farmasi.
3. Melakukan pengamatan terhadap mutu dan khasiat obat secara umum baik
yang ada didalam persediaan maupun yang akan didistribusikan.
4. Melakukan urusan tata usaha, keuangan, kepegawaian dan urusan dalam
yang mencangkup pengolahan sediaan farmasi.
Berikut ini adalah tahap-tahap dalam melakukan pengolahan perbekalan farmasi
di gudang farmasi :
1. Perencanaan
Perencanaan atau planning bertujuan untuk menentukan jenis dan jumlah
obat agar sesuai dengan pola penyakit dan kebutuhan masyarakat.
2. Pengadaan
Tujuan dari pengadaan adalah agar tersedianya perbekalan farmasi dengan
jenis dan jumla yang cukup sesuai dengan kebutuhan.
3. Penyimpanan
Tujuan dari penyimpanan adalah mengamankan persediaan farmasi dari
kerusakan, hilang, dan juga memudahkan pencarian dan pengawasan
terhadap persediaan tersebut.
4. Distribusi
Tujuan dari distribusi adalah untuk memenuhi kebutuhan pelayanan
kesehatan secara merata dan teratur. Gudang farmasi umumnya akan
mendistribusikan persediaan farmasi ke unit-unitkecil pelayanan kesehatan
seperti puskesmas.
5. Pencatat dan Pelaporan
Tujuan pencatat dan pelaporan ini adalah agar tersedia data mengenai
mutasi perbekalan farmasi secara keseluruhan yang meliputi data
penerimaan, persediaan, pengeluaran, dan lain sebagainya.
6. Penghapusan
Tujuan penghapusan adalah untuk memusnakan persediaan farmasi yang
telah rusak, kadaluarsa, atau sudah tidak terpakai lagi. Proses penghapusan
ini harus melewati beberapa prosedur penting yang harus dan wajib di
penuhi agar proses pemusnaan berlangsung lancar dan bisa dipertanggung
jawabkan.

2.3 Manfaat Dan Syarat Pergudangan FARMASI


Manfaat pergudangan adalah untuk:
1. Terjaganya kualitas dan kuantitas perbekalan kesehatan.
2. Tertatanya perbekalan kesehatan.
3. Peningkatan pelayanan pendistribusian.
4. Tersedianya data dan informasi yang lebih akurat, aktual, dan dapat
dipertanggungjawabkan.
5. Kemudahan akses dalam pengendalian dan pengawasan.
6. Tertib administrasi (Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2009)
Agar dapat menjalankan fungsinya dengan benar, maka gudang harus
memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan dalam cara pembuatan
obat yang baik (CPOB), diantaranya:
1. Harus ada prosedur tetap (Protap) yang mengatur tata cara kerja bagian
gudang termasuk di dalamnya mencakup tentang tata cara penerimaan
barang, penyimpanan, dan distribusi barang atau produk.
2. Gudang harus cukup luas, terang dan dapat menyimpan bahan dalam
keadaan kering, bersuhu sesuai dengan persyaratan, bersih dan teratur.
3. Harus terdapat tempat khusus untuk menyimpan bahan yang mudah
terbakar atau mudah meledak (misalnya alkohol atau pelarut-pelarut
organik).
4. Tersedia tempat khusus untuk produk atau bahan dalam status ‘karantina’
dan ‘ditolak’.
5. Tersedia tempat khusus untuk melakukan sampling (sampling room)
dengan kualitas ruangan seperti ruang produksi (grey area).
6. Pengeluaran bahan harus menggunakan prinsip FIFO (First In First Out)
atau FEFO (First Expired First Out) (Priyambodo, 2007).

2.4 Pembagian Gudang


Gudang di industri farmasi dibedakan sebagai berikut:
1. Berdasarkan fungsinya gudang di industri farmasi terbagi dalam beberapa
area antara lain:
a. Area penyimpanan
Area penyimpanan harus memiliki kapasitas yang memadai untuk
menyimpan dengan rapi dan teratur. Bahan-bahan yang disimpan dalam gudang
antara lain bahan awal, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan, produk
jadi, produk dalam status karantina, produk yang telah diluluskan, produk yang
ditolak, produk yang dikembalikan atau produk yang ditarik dari peredaran.
Produk ditangani dan disimpan dengan cara yang sesuai untuk mencegah
pencemaran, campur baur dan pencemaran silang. Area penyimpanan diberikan
pencahayaan yang memadai sehingga semua kegiatan dapat dilakukan secara
akurat dan aman. Bahan atau produk yang membutuhkan kondisi penyimpanan
khusus (seperti suhu dan kelembaban) harus dikendalikan, dipantau dan dicatat,
seperti:
1. Obat, vaksin dan serum memerlukan tempat khusus seperti lemari
pendingin dan harus dilindungi dari kemungkinan putusnya aliran listrik.
2. Bahan kimia harus disimpan dalam bangunan khusus yang terpisah dari
gudang induk.
3. Peralatan besar/alat berat memerlukan tempat khusus yang cukup untuk
penyimpanan dan pemeliharaannya.
b. Area penerimaan dan pengiriman
Area penerimaan dan pengiriman barang harus dapat memberikan
perlindungan terhadap bahan dan produk terhadap cuaca.Area penerimaan harus
didesain dan dilengkapi dengan peralatan untuk pembersihan wadah barang.
c. Area karantina
Area karantina harus dibuat terpisah dengan penandaan yang jelas berupa
label kuning untuk produk karantina dan label hijau untuk produk yang diluluskan
dan hanya boleh diakses oleh personil yang berwenang.
d. Area pengambilan sampel
Area pengambilan sampel dibuat terpisah dengan lingkungan yang
dikendalikan dan dipantau untuk mencegah pencemaran atau pencemaran
silang dan tersedia prosedur pembersihan yang memadai untuk ruang
pengambilan sampel.
e. Area bahan dan produk yang ditolak
Bahan dan produk yang ditolak disimpan dalam area terpisah dan terkunci
serta mempunyai penandaan yang jelas berupa label merah dan hanya boleh
diakses oleh personil yang berwenang.
f. Area bahan dan produk yang ditarik
Produk yang ditarik kembali dari peredaran karena rusak atau kadaluarsa
harus disimpan dalam area terpisah dan terkunci serta mempunyai penandaan
yang jelas dan hanya boleh diakses oleh personil yang berwenang.
g. Area penyimpanan bahan
Bahan aktif yang berpotensi tinggi, bahan radioaktif, narkotika, psikotropika
dan bahan yang yang mudah terbakar atau meledak disimpan di daerah yang
terjamin keamanannya. Bahan narkotika dan psikotropika disimpan di tempat
terkunci.
h. Area bahan pengemas
Bahan pengemas cetakan merupakan bahan yang kritis karena menyatakan
kebenaran produk. Bahan label disimpan di tempat terkunci (BPOM, 2006).

2. Berdasarkan suhu penyimpanan, yaitu:


a. Gudang suhu kamar (≤30oC).
b. Gudang ber-AC (≤25oC).
c. Gudang dingin (2-8oC).
d. Gudang beku (<0oC).

3. Berdasarkan jenis, yaitu:


a. Gudang bahan baku : gudang bahan padat dan bahan cair.
b. Gudang bahan pengemas.
c. Gudang bahan beracun.
d. Gudang bahan mudah meledak/mudah terbakar (Gudang api).
e. Gudang obat jadi (BPOM, 2009).

2.5 Kapasitas Gudang


Penentukan kapasitas gudang harus mempertimbangkan keadaan maksimum pada
saat terjadi keterlambatan pemakaian bahan, sedangkan pesanan datang lebih
cepat (Priyambodo, 2007).
Untuk menghitung besarnya kapasitas gudang yang harus dipenuhi, maka
diperlukan data tentang:
a. Jumlah pesanan (order quantity) dalam suatu periode tertentu.
b. Besarnya bahan.
c. Variasi lead time.
d. Fluktuasi pemakaian (Priyambodo, 2007).

2.4 Personil
Semua personil di area penyimpanan harus diberikan pelatihan awal dan
berkesinambungan yang berkaitan dengan cara distribusi dan penyimpanan yang
baik, peraturan yang berkaitan, dan peraturan keselamatan. Catatan pelatihan
harus disimpan untuk diperiksa bila diperlukan (United Arab Emirates Ministry of
Health Drug Control Department, 2006).
Semua staf harus dilatih mempunyai kebersihan.Petunjuk yang jelas tentang
kebersihan pribadi harus didistribusikan dan diamati.Personil yang bekerja di area
penyimpanan harus mengenakan pakaian kerja sesuai dengan aktivitas yang
mereka lakukan (United Arab Emirates Ministry of Health Drug Control
Department, 2006).
Manajemen gudang dilakukan oleh pengelola gudang yang ditunjuk berdasarkan
peraturan yang berlaku dan sekurang-kurangnya terdiri dari:
1. Kepala gudang, mempunyai tugas pokok antara lain:

a. Mengelola penerimaan, penyimpanan dan pendistribusian material dan


peralatan.
b. Melakukan perencanaan, pengendalian dan pelaporan pergudangan.
c. Mengamankan pergudangan beserta isi dan lingkungannya dari segala
sesuatu yang mengancam keberadaan gudang beserta isinya.
d. Mendukung percepatan pendistribusian material.

2. Petugas perencanaan, pengendalian dan pelaporan, mempunyai tugas


pokok antara lain:
a. Merencanakan, mengendalikan dan melaporkan setiap material dan
peralatan yang masuk, disimpan dan didistribusikan setiap periode tertentu
atau secara berkala.
b. Merencanakan ,mengendalikan dan melaporkan kegiatan
manajemen pergudangan.
3. Petugas penerimaan, mempunyai tugas pokok antara lain:
a. Mengelola penerimaan, material dan peralatan di gudang sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
b. Melakukan penerimaan dan pengecekan kondisi material dan peralatan
pada saat penerimaan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
c. Mendukung percepatan dan akurasi penerimaan material dan peralatan.

4. Petugas penyimpanan dan pemeliharaan, mempunyai tugas pokok antara


lain:
a. Mengelola penyimpanan dan pemeliharaan material dan peralatan.
b. Melakukan penyimpanan dan pemeliharaan material dan peralatan di
gudang sesuai dengan karakteristik material dan peralatan pada tempat
yang sesuai.
c. Mengamankan material dan peralatan dari ancaman kerusakan dengan cara
menyimpan sesuai dengan ketentuan dan tempat yang disediakan.
d. Mendukung percepatan penyimpanan dan pemeliharaan material
dan peralatan agar tetap terjaga kualitas dan kuantitasnya.

5. Petugas pendistribusian, mempunyai tugas pokok antara lain:


a. Mengelola pendistribusian material dan peralatan.
b. Melakukan pendistribusian material dan peralatan sesuai dengan
permintaan dan peraturan yang berlaku.
c. Mengkoordinasikan proses pendistribusian material dan peralatan dari
gudang ke penanggung jawab sesuai dengan peraturan yang berlaku.
d. Mendukung percepatan pendistribusian material dan peralatan.

6. Petugas keamanan, mempunyai tugas pokok antara lain:


a. Mengelola keamanan dan pengamanan gudang beserta isi dan petugas
pengelola gudang.
b. Melakukan pencegahan dan penanganan keamanan gudang beserta isi dan
petugas pengelola gudang dan pelaporan kondisi keamanan gudang setiap
saat atau setiap periode tertentu.
c. Mengamankan seluruh isi, sistem, dan petugas pengelola pergudangan.
d. Mendukung pengamanan semua proses aktivitas pergudangan mulai dari
penerimaan, penyimpanan, pemeliharaan sampai dengan pendistribusian
material dan peralatan (BNPB, 2009).
2.5 AlurPenerimaanBarangdiGudang

Supplier

SuratJalan
P.O./P.R
REKANAN
CoA
BuktiPeneri Dikembalikan
maanBaran GUDANG ke Rekanan
g
Finance
Karantina
Tidak/Ditolak
OK?

Ya
PRODUKSI
QC
GudangPenyi
mpanan

Anda mungkin juga menyukai