Anda di halaman 1dari 86

HANYA UNTUK KALANGAN SENDIRI

Dilarang mengkopi/menggandakan tanpa seijin Prodi Farmasi


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Tunas Husada
Tasikmalaya

Diktat Praktikum Kimia Farmasi Analisis 1


PENUNTUN PRAKTIKUM
KIMIA FARMASI ANALISIS I

Oleh :
TIM PRAKTIKUM KFA 1

STIKes BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA


PRODI S-1 FARMASI
2020-2021

VISI DAN MISI

2
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BAKTI TUNAS HUSADA

VISI

“Visi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Tunas Husada adalah “Menjadi Perguruan
Tinggi yang mampu menghasilkan lulusan yang unggul dalam bidang kesehatan dan
berakhlak mulia ”

MISI

Misi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Tunas Husada adalah

1) Menyelenggarakan Tridharma Perguruan Tinggi yang bermutu untuk


menghasilkan lulusan yang kompeten dan berdaya saing.
2) Melaksanakan pendidikan dan pengajaran berbasis kurikulum kompetensi yang
memiliki ciri khas bidang kesehatan.
3) Membangun suasana akademik berdasarkan nilai-nilaireligi.
4) Memfasilitasi publikasi karya ilmiah dosen dan mahasiswa

3
VISI DAN MISI

PROGRAM STUDI SI FARMASI

VISI

“ Menjadi program studi farmasi yang mampu menghasilkan lulusan yang berakhlak
mulia yang unggul di bidang ilmu kefarmasian khususnya farmasi klinik dan komunitas
sehingga mampu berkontribusi terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat”.

MISI

Misi Program Studi S1 Farmasi adalah:

1) Menyelenggarakan pendidikan akademik dibidang kefarmasian yang bermutu


tinggi bagi seluruh lapisan masyarakat dengan penguatan pada farmasi klinis dan
komunitas
2) Menyelenggarakan penelitian yang inovatif dan berkesinambungan dalam bidang
kefarmasian khususnya yang relevan dengan visi untuk peningkatan derajat
kesehatan masyarakat
3) Menetapkan hasil-hasil pendidikan dan penelitian dalam kegiatan pengabdian
pada masyarakat
4) Meningkatkan suasana akademik yang kondusif

4
DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN …………………………………………………………. 6

II. GOLONGAN ALKOHOL ……………………………………………….. 20

III. GOLONGAN FENOL …………………………………………………….. 34

IV. GOLONGAN ASAM KARBOKSILAT ………………………………… 44

V. GOLONGAN ALKALOID ………………………………………………. 51

VI. GOLONGAN BARBITAL DAN OBAT TRANQUILIZER ................. 65

VII. GOLONGAN ANTIBIOTIK …...………………………………………… 67

VIII. GOLONGAN VITAMIN ……….………………………………………... 71

IX. GOLONGAN ANTHISTAMIN ….……………………………………… 75

X. GOLONGAN ANASTETIK LOKAL …………………………………. 77

XI. GOLONGAN OBAT CACING ………………………………………….. 79

XII. GOLONGAN STEROID …………………………………………………. 80

XIII. GOLONGAN KARBOHIDRAT ………….…………………………….. 82

XIV. BAHAN PENGISI TABLET ...........………………………………………. 83

XV. BAHAN DASAR SALEP .…………………………………………………. 83

LAMPIRAN ….…………………………………………………………….. 83

5
BAHAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALITIK KUALITATIF

I. Golongan Alkohol IV. Golongan Barbital dan Obat


1. Gliseril guaiakolat Tranquilizers
2. Metanol 1. Luminal
3. Etanol 2. Diazepam
4. Gliserin 3. Alparazolam
5. Sorbitol 4. Lorazepam
6. Manitol V. Golongan Alkoloid
7. Propilenglikol 1. Kafein
8. Cetil alcohol 2. Teofilin
9. Champora 3. Aminophylin
II. Golongan Fenol 4. Piramidon
1. Resorcin 5. Antalgin
2. Nipagin 6. Fenylbutazon
3. Nipasol 7. Parasetamol
4. Asam Pikrat 8. Kuinin Sulfat
5. Rivanol 9. Kloroquin Fosfat
6. Vanilin 10. Kodein HCI
7. Hidrokuinon 11. Atropin Sulfat
III. Golongan Asam 12. Efedrin HCI
1. Asam Benzoat 13. Pseudoefedrin HCl
2. Asam Borat VI. Golongan Antibiotik
3. Asam Mefenamat 1. Kloramfenikol
4. Asam Salisilat 2. Thiamphenikol
5. Asam Folat 3. Cefixim
6. Asam Sitrat 4. Cefadroxil
7. Asam Asetat 5. Cefotaxim
8. Asetosal 6. Cefriaxone
9. Asam Oksalat 7. Tetrasiklin HCI
10. Ibuprofen 8. Oxitetracylin

6
9. Eritromosin 1. Prokain HCI
10. Spyramicin 2. Lidokain HCI
11. Amoksilin X. Golongan Obat Cacing
12. Ampisilin 1. Pyrantel pamoat
13. Rifampisin 2. Piperazin Citrat
14. Pinisilin XI. Golongan steroid
15. Ciproflocaxin 1. Prednison
16. Levofloxacin 2. Hidrokortison
17. Streptomicyn 3. Metyl prednison
18. Neomicin 4. Betamethason
19. Kanamicyn 5. Dexamethason
20. Gentamicyn 6. Triancinolone
21. INH XII. Golongan Pengisi
22. Etambutol 1. Talk
23. Pyrazimanida 2. Bolus
VII. Golongan Vitamin XIII. Karbohidrat
1. Vitamin A 1. Glukosa
2. Vitamin B1 2. Laktosa
3. Vitamin B2 3. Gom
4. Vitamin B6 4. Tragacan
5. Vitamin B12 5. Amylum
6. Vitamin E 6. Saccharin
7. Vitamin C XIV. Bahan Dasar Salep
8. Vitamin K 1. Adeps Lanae
9. Asam Folat 2. Vaslin Album
VIII. Golongan Antihistamin 3. Vaslin Flavum
1. Klortrimeton
2. CTM Catatan : Sampel yang diberikan pada
3. Difenil Hidramin HCl saat praktikum dalam bentuk Sediaan
4. Cetirizine Farmasi
IX. Golongan Lokal Anastetik

7
BAB I
PENDAHULUAN
Farmakokimia adalah ilmu kimia yang diterapkan pada senyawa yang digunakan
untuk pengobatan dan merupakan bidang ilmu kefarmasian yang berhubungan
dengan isolasi, karakterisasi, disain senyawa bioaktif dan analisis senyawa bioaktif
dan produk obat. Dalam perjalanannya, farmakokimia berkembang menjadi dua
cabang keilmuan yaitu Kimia Medisinal dan Kimia Farmasi Analisis yang
kemudian menjadi Analisis Farmasi yang berkaitan dengan analisis untuk
menjamin keamanan, kemanfaatan dan kualitas obat .
Analisis Farmasi adalah bidang ilmu farmasi yang menerapkan teori dan praktek
analisis dalam menetapkan dan menilai kesesuaian dengan standar kualitas meliputi
standar identitas, kemurnian, kadar bahan-bahan yang digunakan dalam
pengobatan. Dalam prakteknya, Analisis Farmasi mencakup tiga aspek penting
yaitu pengambilan sampel, penyiapan dan pemisahan analit dari sampel, dan
pengukuran untuk tujuan analisis kualitatif maupun kuantitatif (Schirmer, R.E.,
1982, Connor, K.A.., 1982, Munson, J.W., 1991,Watson, D.G., 2005).
Untuk melaksanakan perannya Analisis Farmasi menggunakan berbagai metode
dan prosedur analisis yang sudah ada dalam monografi, jurnal, atau publikasi
lainnya. Metode tersebut merupakan metode analisis standar atau bukan standar.
Metode analisis standar biasanya terdapat pada suatu farmakope. Sedangkan
metode analisis bukan standar terdapat dalam suatu majalah ilmiah atau publikasi
lainnya. Untuk senyawa obat dan sediaan obat jadi yang baru dan akan diregristasi
diperlukan pengembangan metode analisis yang sesuai dengan peruntukkannya
Tujuan:
1. Menganalisis prepasi sampel zat organik dalam sediaan farmasi
2. Menganalisa dan mengidentifikasi zat organik dalam sediaan farmasi
3. Menetapkan kemurnian dan mutu daripada bahan yang dipakai dalam farmasi
terutama bahan obat-obatan sehingga berfungsi untuk menghindari
pemalsuan.
Untuk mencapai hasil yang maksimal maka:
a. Melakukan banyak reaksi
b. Reaksi harus peka

8
c. Meminimalisir gangguan senyawa lain dan matrik
Alat-alat yang digunakan dalam melakukan reaksi:
1. Tabung reaksi 2. Beaker glass
3. Rak tabung reaksi 4. Batang pengaduk
5. Pipet pendek dan panjang 6. Mikroskop
7. Penjepit besi 8. Centrifuge
9. Krus porselen/pecahan poslen 10. Objek glass
11. Gelas arloji 12. Bunsen
13. Botol semprot 14. Serbet/Lap/T

9
UJI PENDAHULUAN
I. ORGANOLEFTIS
Berdasarkan analisa panca indra, misalnya bentuk, warna, rasa, bau dan lain-lain.
a. Bentuk meliputi :
1) Serbuk
2) Kristal
3) Cairan/Larutan

b. Warna meliputi :
1) Umumnya berwarna putih
2) Kuning : Sulfur, Dermatol, Rivanol, Tetrasiklin, Asam pikrat, Vit B2 dan
Asam folat.
3) Coklat/coklat Muda: Asam Tanat/tannin, Vioform, Diuretin Na, Asam Galat,
Tragakant, β Naftol, Gom, Resorsin, α naftol (agak coklat merah), Tannas dan
Kinin (agak kuning).
c. Rasa meliputi :
1) Tidak berasa
2) Asin : garam-garam anorganik dan organik
3) Manis : Glukosa, Laktosa, Resorsin, Pb Asetat dan Saccharin/Na
4) Asam : Golongan Asam
5) Pedas : α naftol, β naftol, Menthol. Kamfora dan Nipagin (mula-mula
agak membakar)
6) Pahit : alkaloid
7) Anastetik : Anastetik Lokal dan Papaverin HCl

II. SIFAT-SIFAT FISIK


Sifat-sifat fisik dari zat kimia misalnya minyak meliputi viskositas, BJ, dan lain-lain.

III. SIFAT-SIFAT KIMIA


Sifat- sifat kimia zat menggunakan reaksi-reaksi kimia.

IV. KELARUTAN

10
A. Dalam Air
 Larut → biasanya asam-asam
 Tidak larut (ada yang naik dinding tabung) → Talk, Vioform dan Bolus
(sedikit)
 Membentuk gel dengan air → Tragakan.

B. Dalam Asam
 Larut → biasanya basa (alkaloid, anthistamin)
 Apabila ada gelembung-gelembung berarti mengandung CO2 atau oksida
logam (hati-hati untuk Diuretin dengan H2SO4 dapat menghasilkan
berbusa/gas yang berbahaya).

C. Dalam Basa
 Larut → biasanya asam
 Berwarna :
1. Kuning → Vioform, HgCl2 dan Vitamin B1
2. Merah coklat → asam galat, Tannin, Dermatol dan Tannas kinin.
3. Hitam → HgCl2
 Tidak berwarna, setelah dipanaskan berwarna:
1. Kuning → Tragakanth, Gom arab dan Klorampenikol.
2. Kuning coklat → Laktosa, Glukosa dan Fruktosa.
3. Melepas NH3 → Salisilamid dan senyawa amin.

D. Dalam pelarut organik


Larut → biasanya senyawa organik.

V. FLUORESENSI
A. Padat/dalam larutan
1. Kuning terang atau kehijaun → Rivanol
2. Ungu → golongan Salisilat (asam Salisilat atau Na salisilat, Salipirin,
Salisilamid, Acetosal, Diuretin Na, Euchinin dan Golongan Xantin).
3. Biru → Papaverin HCl.

11
B. Dalam larutan asam atau larutan H2SO4 encer:
1. Biru/Biru Ungu →Kinin dan Tannnas Kinin.
2. Biru kehijauan → Euchinin (catatan: golongan Kinin cukup dilihat diluar
UV).
3. Biru atau → ungu (di UV → golongan Xanthin).

C. Dalam larutan basa:


1. Ungu → Gol Salisilat, β naftol dan Resorcin.
2. Biru toska → α naftol

VI. MIKROSKOPIK
A. Dalam air atau paraffin :
1. Melihat bentuk kristal zat asli
2. Melihat kristal amilum, Tragachanth, Saccharin.

B. Dalam Aseton-air :
Cara : 1. zat dilarutkan dulu dengan aseton, baru + air
2. zat + aseton + air.

C. Dengan Asam Pikrat.

D. Untuk kation-kation dengan reaksi kristal yang sudah ada.

VII. PEMBAKARAN/PEMIJARAN (Reaksi Nyala Api)


Untuk memeriksa adanya senyawa logam, biasanya sampel dibakar tetapi harus
diperhatikan sifat-sifat fisikokimia dari analit pada waktu pembakaran. Kalau sampel
mengandung Karbon, mula-mula akan merangsang, tetapi kalau dibakar terus akan
membentuk CO2 dan akan hilang, untuk mendapatkan sisa bersih perlu + HNO 3, pada
waktu pembakaran dapat mengenal zat itu dari baunya seperti : Bau bawang, preparat
mengandung logam As dan bau H2S, preparatnya mengandung S.

12
Selain itu kita lihat sisa pemijarannya:
1. Kalau zat organik, maka akan menguap sempurna atau menjadi arang
2. Kalau zat anorganik akan meninggalkan sisa kecuali garam-garam NH4, garam-
garan Hg, As. Yang meninggalkan sisa biasanya logam-logam alkali tanah atau
logam-logam alkali sebagai oksida.

Warna-warna dari sisa pemijaran:


1. Hitam : Cu dan Mn
 Jika hitam dari logam, bila ditambahkan HCl/HNO3/H2SO4 pekat, maka
warna hitam akan hilang.
 Jika hitam dari C, bila ditambahkan HCl/HNO3/H2SO4 pekat, maka warna
hitam hilang setelah dimasukkan tanur.
2. Putih: Na, K, Ca, Ba, Mg, Al.
Zn → panas berwarna kuning dan setelah dingin berwarna putih
3. Coklat : Fe
4. Kuning : Bi, Pb
Bi → panas berwarna jingga, jika dingin berwarna kuning
Pb → panas berwarna mera jingga, jika dingin berwarna kuning

Analisis sisa pemijaran:


1. Sisa pemijaran ditambahkan air, yang larut adalah Na, K ini diperiksa dengan
lakmus dimana apabila lakmusnya menjadi biru, berarti mengandun Na atau K.
2. Yang tida larut dalam air ditambahkan CH3COOH encer, yang larut adalah Ca,
Ba, Mg, Cu.
3. Sisa yang tidak larut air dan asam encer dilarutkan dalam HNO3 encer, yang larut
adalah Al, Pb, Ag, Fe, Mn.
4. Sisa dilarutkan dalam HCl p, didihkan/uapkan dan sisa larutan dalam HCl encer,
yang larut : Sb, Au.

a. Na →
1. Rasa Asin.
2. Larutan netral + reagen Zn Uranyl Asetat → kristal.

13
3. Sisa pijar + H2O + asam pikrat →kristal.
4. Sisa pijar + NBB (Nitrat Bismuth Basicus) + HNO3 encer → diamkan,
kristal jarum.
5. Sisa pijar + CH3COOH encer + Meditren → jingga → kristal.
6. Sisa pijar + H2SO4 → kristal.
7. Sisa pijar + CH3COOH encer + amm oksalat → kristal.
8. Sisa pijar + CH3COOH encer + diphenyl Carbazide → kristal.

b. K →
1. Sisa pijar + asam Pikrat → kristal.
2. Sisa pijar + NaNO2 + tripel nitrit → kristal → kristal tetap.
3. Sisa pijar + Asam perklorat → kristal.

c. Ca →
1. Sisa pijar + CH3COOH encer + Meditren → kristal.
2. Sisa pijar + H2SO4 → kristal.
3. Sisa pijar + CH3COOH encer + Na tartrat → kristal.
4. Sisa pijar + CH3COOH encer + amm oksalat → kristal.
5. Sisa pijar + HCl encer + NH4OH (lar Netral) + Amm. Molibdat → endapan
kuning lihat kristal.
6. Sisa pijar + HCl encer + reagen Parry, kertas saring basahi dan dibakar →
abu berwarna biru.
Sisa pijar dari Bolus alba dalah Al
o Garam – garam Ca dari zat organik apabila dipanaskan akan
menggelembung seperti rumah lebah, misalnya : Ca glukolat/Ca
laktat.
o Garam - garam Ca dari zar anorganik, apabila dipanaskan tidak
menggelembung, misalnya: CaCO3.

d. Mg →
1. Sisa pijar + HCl encer + NH4CL + NH4OH + Na fosfat → endapan putih
2. Sisa pijar + CH3COOH encer + NaOH ad alkalis + Titan yellow → rosa.

14
3. Sisa pijar + reagen uranyl astat → kristal.
Sisa pijar dari Talk adalah Mg.

e. Bi →
1. Sisa pijar + HCl encer + KI → kristal.
2. Sisa pijar + H2SO4 p + K2SO4/KHSO4 → kristal.
3. HNO3 encer + K oksalat → kristal.

f. Pb →
1. Sisa pijar + CH3COOH encer + K2Cr2O7 → endepan kuning, larut dalam
NaOH berlebih.
2. Sisa pijar + HCl → dinginkan + K2Cr2O7 → kuning.
3. Sisa pijar + CH3COOH + Na Tiosulfat → kristal.

g. Zn →
1. Sisa pijar + HCl encer + reagen Parry, kertas lakmus basahi kemudian
dibakar → abu berwarna hijau.
2. Sisa pijar + HCl encer + papaverin HCl →Kristal, kertas.
3. Sisa pijar + NaOH + Dithizon → ungu/merah ungu.
4. Sisa pijar + H2SO4/HNO3 encer + 1-2 tts reagen Zn → lihat kristal.
Reagen Zn : NH4CNS 9
HgCl2 8
Aqua add 100

h. Fe →
1. Sisa pijar + HCl encer + KCNS → jingga → kristal.
2. Sisa pijar + HCl encer + K3Fe(CN)6 → biru berlin.
3. Sisa pijar + HCl encer + NaOH → coklat.

i. Cu →
1. Sisa pijar + CH3COOH encer reagen yang terdiri dari (Pb asetat + KNO2
+ NaNO3) diamkan sebentar → kristal.

15
2. Sisa pijar + HCl encer + KI → Coklat.

j. Ag →
1. Sisa pijar + HNO3 encer + HCl encer → endapkan AgCl + NH4OH →
endapan larut.
2. Sisa pijar + HNO3 encer + KI → endapan kuning.
3. Sisa pijar + HNO3 encer + K2Cr2O7 → endapan merah.

Untuk zat-zat anorganik yang tidak meninggalkan sisa atau untuk zat yang
mengalami sublimasi, maka dilakukan terhadap zat asli:
1. Hg →
a. Zat dilarutkan dalam CH3COOH, lalu kita celupkan kawat Ca yang sebelummnya
telah dibersihkan → mengkilap yang disebut amalgam.
b. Zat dengan air brom, masukkan kawat Ca → mengkilap setelah digosok.
c. Membedakan merkuri dengan merkuri:
1) Lar zat + NaOH/KOH → merkuri, merah jingga : merkuro, hitam.
2) Lar zat + KI → merkuri, merah jingga : merkuri, hitam.

2. As →
a. Pemijaran menguap, bau bawang.
b. Reaksi gutzeit:
Zat dimasukkan kedalam tabung reaksi + HCl encer/H2SO4 encer + logam Zn. Ditengah-
tengah tabung sumbat dengan kapas yang telah dibasahi dengan Pb asetat/Pb asetat kering
(jangan rapat betul) ujung tabung ditutup dengan kertas saring yang diatasnta diberi
kristal AgNO3/HgCl3, kemudian dipanskan:
 Pada kertas dengan AgNO3 → kuning kemudian hitam.
 Pada kertas dengan HgCl3 akan berwarna kuning, kemudian coklat → hitam.
c. Zat + HNO3 + Amm. Molibdat → endapan kuning.
d. Lar dalam HCl dialiri gas H2S → endapan kuning.
e. Sublimasi → lihat kristal.

3. NH4 →

16
a. Zat + NaOH → NH3, dikenal dari:
 Bau.
 Lakmus merah basah → biru.
 Pengaduk basahi HCl → kabut putih.
 Pengaduk basahi reagen Nessler → coklat.
b. Zat + reagen K (NaNO3 = tripel nitrit) → kristal kotak-kotak hitam → kristal
hilang.

VIII. IDENTIFIKASI ANION


1. Fosfat →
a. Zat + HNO3 pekat + amm.molibdat → kuning.
b. Lar netral zar + Mg mixture → putih kristal.
Mg mixture : MgCL2 10
NH4Cl 14
NH4OH 70
Aqua 150
2. Cl, Br, I → Castellana.
3. Karbonat → Zat + HCl/H2SO4 encer → gas CO2 (amati secara mikroskopis
adanya gelembung-gelembung), kemudian alirkan dalam air barit → keruh dari
BaCO3.
4. Nitrat →
a. Zat + brucine padat sedikit + H2SO4 pekat → merah darah
b. Zat + reagen diphenyl amin dalam H2SO4 pekat → biru.
c. Lar zat + lar FeSO4 jenuh + H2SO4 p melalui dinding tabung → terbentuk
cincin coklat.
5. Sulfat →
a. Lar zat dalam HCl + BaCl2 → putih kristal pasir.
b. Lar zat dalam HCl encer + CaCl2 → putih kristal.

6. Sulfit →
a. Zat + HCl → gas yang terjadi diperiksa dengan kertas lakmus yang dibasahi
dengan K2Cr2O7 → hijau.

17
b. Oksidasikan → SO4 + BaCl2 → BaSO4.
7. Nitrit →
a. CH3COOH + 1 tts as sulfanilat + 1 tts caphthylamin → merah.
b. Pada kertas saring, 1 tts lar zat + lar benzidin → coklat kuning.
8. Tiosulfat → zat + HCl encer → bau S, SO2. Gas dapat diperiksa dengan kertas
yang dibasahi lar K2Cr2O7 → hijau dan terjadi S.
9. Borat →
a. Zat HCl + metanol kemudian bakar → nyala hijau.
b. Lar zat + HCl encer, teteskan pada kertas curuma kering → merah, basahkan
dengan NH4OH → abu-abu.
10. Sulfida →
a. Lar zat + NaOH sampai alkalis + Na nitroprusid →ungu.
b. Zat + 1 tts HCl → bau busuk.
c. Lar zat + Pb asetat (lar) → hitam.
11. Acetat →
a. Zat padat + KHSO4 padat kemudian digerus → bau cuka.
b. Esterifikasi → bau kuteks (etil asetat).

IX. IDENTIFIKASI UNSUR-UNSUR


a. Senyawa organik biasanya tersusun dalam unsur-unsur, yang pada umumnya
adalah: C, H, O, N, P, As dan halogenoda.
b. Untuk mengidentifikasi unsur-unsur tersebut diatas, biasanya senyawa tersebut
dijadikan senyawa lain yang berwarna dengan suatu reaksi warna.
c. Unsur C → ditunjukkan dengan cara pengarangan (hitam).
d. Unsur H dan O → secara kualitatif sukar ditunjukkan, sebab unsur-unsur tersebut
dengan cara oksidasi dan reduksi akan membentuk air, sedangkan tiap-tiap
senyawa dalam bagaimanapun juga akan mengandung air.
e. Unsur-unsur N, P, S, As dan halogenida dapat ditunjukkan dengan percobaan
“LASSAGNE-CASTELLANA” yang lebih dikenal dengan percobaan Castellana.
Dasar :
Atom-atom dalam persenyawaan tersebut didektruksi dengan Na sehingga terbentuk
garam-garam Na-nya.

18
N → Natrium sianida.
S → Natrium Sulfida.
Halogen → Natrium halogenida.
Untuk itu dibuat campuran serbuk dengan Na2CO3, monohidrat dengan perbnadingkan 1
: 2, yang berguna untuk menimbulkan logam Na yang sangat reaktif.
Cara:
1 bagian zat tambahkan 2-3 bagian serbuk castellana, campur ad homogen. Masukkan
kedalam pipa kapiler.
Mula-mula panaskan kapiler tersebut pada bagian yang terbuk kemudian bagian lain
dipanaskan hingga membara, kemudian dimasukkan dalam flacon/cawan yang berisi
aquadest, aduk/gerus dengan batang pengaduk. Saring dengan kertas saring.
Untuk N → pada filtrat + beberapa tetes lar FeSO4 jenuh → endapan hijau tua dari ferro
hidroksida (jika ada sulfur terjadi endapan hitam) campuran dipanaskan hingga mendidi
jika ada sulfur saring, setelah dingin lar diasamkan dengan HCl 4N + sedikit lar FeCl 3 →
Biru/hijau.

Untuk S →
a. Filtrat + lar Na nitroprusid jenuh → merah violet/ungu.
b. Filtrat diasamkan dengan CH3COOH + lar Pb asetat → endapan hitam dengan
reaksi Gutzeit.
Untuk P →

a. Filtrat + amm.molibdat + HNO3 p → endapan kuning.


b. Filtrat + HNO3 encer netralkan dengan NaOH + Mg mixture → endapan putih
(lihat mikroskop).

Untuk Halogen → jika filtrat + HNO3 encer + lar AgNO3 → endapan putih maka larutan
tersebut mengandung halogenida.

Identifikasi terhadap Klorida


a. Filtrat + H2SO2 pekat kemudian dihangatkan, kemudian ambil batang pengaduk
yang dibasahi amonia dan lekatkan pada mulut tabung → terjadi kabut putih.

19
b. Filtrat + HNO3 encer + AgNO3 → endapan putih + NH4OH encer → endapan larut
+ HNO3 → lagi.
c. Filtrat + lar Pb(CH3COOH)2 → endapan putih.
d. Filtrat + K2CrO7 (3x jumlah filtrat) dalam tabung reaksi + H2SO4 pekat sebanyak
jumlah kemudian hangatkan → terbentuk uap yang berwarna merah; uap ditangkap
dengan kertas orhto toluidine → violet.

Identifikasi terhadap Bromida :


a. Filtrat diasamkan dengan HNO3 encer + lar AgNO3 → kuning pucat + NH4OH encer
→ tidak larut, NH4OH pekat → larut + KCN/Na2S2O3 → larut.
b. Filtar + H2SO4 pekat + K2CrO7 → larutan berubah menjadi coklat kekuningan (gas
Br2), dimana dengan kertas fluorescein akan terjadi warna merah frambos pada
kertas.

Identifikasi terhadap yodida :


a. Filtrat diasamkan dengan HNO3 encer + Lar AgNO3 → kuning endpan + NH4OH
encer → tidak larut.
b. Filtrat + H2SO4 pekat + lar K2CrO7 maka akan terbentuk yodida bebas yang dapat
ditunjukkan dengan kertas lakmus yang dibasahi dengan amilum → biru.
c. Filtrat diasamkan dengan CH3COOH glasial + 1 mL CCl4 + natrium nitrit 20%
setetes demi setetes, kocok kuat-kuat → lapisan CCl4 berwarna violet.

Identifikasi klorida yang tercampur oleh bromida & yodida


Apabila brom dan iod ada, harus dihilangkan terlebih dahulu. Filtrat diasamkan dengan
CH3COOH encer + PbO2, panaskan tabung hingga bromida dan Iod-nya menguap semua,
yang dapat dibuktikan dengan mengocok cairan dengan kloroform → tidak memberikan
warna. Kemudian + HNO3 encer + Lar AgNO3 → endapan putih + NH4OH encer/ KCN/
Na2S2O3 → larut, dan akan mengendap kembali bila + HNO3 encer.

Identifikasi Bromida yang tercampur dengan Iodida.

20
Apabila Iod ada, harus dihilangkan terlebih dahulu. Filtrat diasamkan dengan CH3COOH
+ NaNO2 20%, panaskan hingga Iod menguapkan yang dapat dilihat dengan penambahan
Kloroform dan dikocok → lap kloroform tidak berwarna, kemudian + PbO2 kocok → lap
kloroform coklat.

BAB II
ALKOHOL
Alkohol adalah senyawa organik yang gengandung gugus ─ OH yang terikat pada atom C
pada rantai alifatis atau siklis. Alkohol memiliki rumus umum R – OH.

1. PEMBAGIAN ALKOHOL
A. Berdasarkan R-nya (strukturnya)
1. Alkohol alifatis
a) Jenuh, tidak mempunyai ikatan rangkap, contoh: etanol dan metanol

21
b) Tidak jenuh, mempunyai ikatan rangkap, contoh : alkil alkohol
2. Alkohol aromatis
a) Jenuh, contoh : benzil alcohol
b) Tidak jenuh, contoh : sinamil alkohol
3. Alkohol siklik
a) Monovalen, hanya ada satu gugus hidroksi (-OH) , contoh: mentol
b) Polivalen, mempunyai lebih dari dua gugus hidroksi (-OH) pada molekul ,
contoh : pirogalol

B. Berdasarkan jumlah gugus hidroksi (-OH)


1. Alkohol monovalen adalah alkohol yang hanya mempunyai satu gugus ─ OH.
Misalnya: dalam bentuk cair (methanol dan etanol) sedangkan dalam bentuk padat
(cetil alcohol).
2. Alkohol polivealen adalah alkohol yang mempunyai dua atau lebih gugus ─ OH.
Misalnya: dalam bentuk cair (propilen glikol) dan dalam bentuk padat (sorbitol dan
manitol)

C. Berdasarkan letak gugus hidrokasi (-OH) pada posisi atom C, dibedakan menjadi:
1. Alkohol primer yaitu alkohol yang gugus – OH nya terletak pada C primer yang
terikat langsung pada satu atom karbon yang lainnya, misalnya: etanol.
2. Alkohol sekunder yaitu alkohol yang gugus – OH nya terletak pada C sekunder
yang terikat pada dua atom C yang lain.
3. Alkohol tersier adalah alkohol yang gugus – OH nya terletak pada C tersier yang
terikat langsung pada tiga atom C yang lain.

2. SIFAT – SIFAT ALKOHOL


a. Index bias : makin banyak atom karbon maka makin tinggi imdek biasnya.
b. Kelarutan : Umumnya lebih mudah larut dalam pelarut polar. Makin banyak
gugus ─ OH maka makin mudah larut dalam air, tetpi semakin panjang rantai
karbon maka alkohol makin sukar larut dalam air.
c. Bobot Jenis : makin rendah makin baik larut dalam PAE

22
d. Titik didih : Makin pendek rantai karbon makin rendah titik didihnya dan
makin banyak jumlah gugus ─ OH maka titik didih makin tinggi.
e. Alkohol bersifat asam lemah karena gugus hidroksilnya dapat bertindak sebagai
pendonor proton.

3. PEMISAHAN ALKOHOL
Campuran alkohol dapat dipisahkan dengan cara destilasi bertingkat. Larutan yang tidak
terdestilasi dikocok dengan PAE hasil pemisahan terbagi dalam golongan yang larut dan
yang tidak larut. Yang tidak larut dalam PAE dilarutkan dalam air.

a. Pemisahan Alkohol dari Aldehida, Asam, Phenol dan Keton


Tidak dapat langsung didestilasi tetapi ditambah dulu NaOH supaya Fenol dan asam
membentuk Phenolat dan garam yang larut dalam air dan tidak ikut terdestilasi. Aldehida
dan keton ditambahkan NaHSO3 maka akan terikat dan tidak ikut terdestilasi.

b. Pemisahan alkohol dari Fenol


Sampel + Diazo A + diazo B + NaOH → merah anggur, lalu + amylalkohol → jika tertarik
amylalkohol (+) fenol tetapi yang tidak tertarik (+) alkohol. Untuk alkohol biasanya
dipanaskan terlebih dahulu tetapi untuk fenol tanpa pemanasan.

4. Identifikasi Pendahuluaan Alkohol


A. Uji Pendahuluan
1) Bentuk : Cair (misal: methanol, etanol, dan lain-lain), Padat (misal: setil alkohol,
dan lain-lain), Kental (missal: gliserin, etilen glikol, dan lain-lain), Zat padat putih
(setil alkohol), Larutan jernih (missal: etanol, metanol, dan lain-lain)
2) Rasa : Pahit (misal : khloreton, khlorahidrat) dan Manis (misal: manitol,
sorbitol)
3) Bau : Spesifik (amil alkohol) dan Harum (benzil alkohol)

23
Bila dipanaskan tidak meninggalkan sisa, maka senyawa tersebut adalah alkohol yang
mudah larut dalam air dan mudah menguap, misalnya metanol, etanol, propanol, dan lain-
lain. Bila alkohol bentuk padat mudah larut dalam air, maka senyawa tersebut adalah
alkohol polivalen padat, misalnya manitol, sorbitol, dan lain - lain. Alkohol bentuk padat
tidak larut dalam air, misalnya chloreton, setil alkohol, mentol, dan lain-lain.

B. Reaksi Umum
1) Dengan logam Na keluar gas H2 diganggu oleh adanya air
2) Dengan asetil-, benzoil, benzene sulfonklorida, gugusan NH2 juga memberi reaksi
yang positif
3) Reaksi Diazo
Zat + diazo A (asam sulfanilat) + HCl + diazo B (NaNO2) lalu dibasakan dengan NaOH.
Perbandingan diazo A : B = 4 : 1, bila perlu dipanaskan. Umumnya warna merah frambos.
Berbeda dengan Fenol : warna merah dari fenol umumnya dapat ditarik dengan eter /
amilalkohol. Yang memberi hasil positif pada reaksi diazo adalah:
a) Alkohol primer, sekunder yang larut dalam air. Yang tidak larut biasanya
negatif.
b) Aceton dan Fenol
c) Beberapa asam oxy : asam sitrat dan asam malat

4) Pembentukan Urethan
Isosianat + alkohol = urethane, ditentukan titik lelehnya. Penting untuk alkohol tunggal.
Yang sering dipakai : Fenilisosianat
Caranya : Isosianat + alcohol cair, direflux 30 menit, terbentuk Urethan yang mengkristal.
Untuk alkohol padat dilarutkan dalam ligroin dahulu.

5) Reaksi Esterifikasi
Adalah reaksi pembentukkan ester dari alkohol dengan asam karboksilat.
Cara : Zat + asam salisilat, asam benzoate, asam asetat dan asam karboksilat, kemudian
amati bau ester (bila mengandung alkohol). Perhatikan baunya, sukar dibedakan.

24
6) Reaksi Carletty
Prosedur : larutan zat dalam air + 0,5 ml asam oksalat + 0,5 ml
resorsin + H2SO4 pekat akan menghasilkan warna ungu.

7) Reaksi Iodoform
Reksi ini (+) untuk zat yang memiliki gugusan –C-C=O dan –C-COH : aseton,
asetaldehid, arecolin, arecolein, asam laktat, chloreton, isopropilalkohol, metilalkohol,
asam laevulinat, isobutilalkohol.
Prosesnya: Sampel + NaOH + Sol Iodi → endapan berwarna kuning. Hasil positif untuk
etanol, propanol dam isopropyl alkohol.

8) Reaksi Penggolongan
a. Reaksi Beckman
Untuk identifikasi gugus alkohol primer, sekunder dan tersier dengan dioksidasi oleh
K2Cr2O7 dalam suasana asam.
Prosesnya: sampel + H2SO4 + K2Cr2O4 (panaskan dalam WB) → Orange kemudian
berubah menjadi Hijau. Hasil positif untuk alkohol primer dan sekunder, tetapi tidak
untuk alkohol tersier.

b. Reaksi Lucas
Untuk membedakan alcohol primer, sekunder dan tersier.
Cara : 1 ml zat + reagen Lucas 6 ml, kocok, biarkan 15 menit, lalu amati yang terjadi
apabila terbentuk :
1) Alkohol primer : tidak terbentuk lapisan keruh
2) Alkohol sekunder : terbentuk lapisan keruh setelah 5 menit
3) Alkohol tersier : terbentuk lapisan keruh sesegera mungkin, dan muncul
endapan putih.

c. Reaksi Deniges

25
Untuk mengidentifikasi adanya senyawa alkohol tersier.
Reaksi deniges menggunakan pereaksi HgO 5 gram dan asam sulfat 20 m diadd dengan
aquades sampai 100 ml.
Cara: sampel + pereaski Deniges lalu panaskan lalu dinginkan kemudian terbentuk warna
abu – abu kemudian tambahkan KMnO4 lalu terbentuk endapan putih. Jika positif
Alkohol tersier : langsung memberi endapan putih karena adanya reduksi.

9) Memeriksa alcohol Polivalen


a. Mempertinggi keasaman asam Borat
Asam borat dilarutkan dalam aquqdest kemidian diukur pH nya tepat 4. Larutan yang ber-
pH 4 tersebut lalu ditambahkan zat yang akan diidentfikasi sebagai alkohol polivalen.
Bila zat tersebut memang benar alkohol polivalen maka cek pH larutan, bila tepat 3 maka
terbukti zat tersebut sebagai alkohol polivalen.
b. Reaksi Cuprifil : terjadi complex Cu yang jernih. Larutan dibasakan dengan
NaOH + 1 tts CuSO4 terbentuk complex Cu yang jernih.
c. Reaksi LANDWEHR
Sampel + FeCl3 : kuning tua sampai coklat jingga. Perlu blanko karena gula, asam
alfaoksi dan asam alfa keto juga positif.

10) Memeriksa Alkohol Polivalen


a. Propilen Glikol (Alkohol Polivalen)
Reaksi mulliken : 1 cc zat + 3 gtt pirogalol + 1cc H2SO4 didinginkan
sehingga menghasilkan warna ungu.
b. Trietanolamin (TEA) alkohol polivalen
Reaksi warna gozem dan tetramanzi
Larutan zat + Ca(NO3)2 + NH4OH merah ungu intensif lalu berubah menjadi
biru ungu dan menjadi kuning kotor.
c. Manitol
Manitol dipanaskan dalam waterbath bersama air akan membentuk sejenis
substrat seperti bentuk sarang laba-laba.

26
d. Isoamil alkohol
Zat + 0,5cc etil alkohol + 1,5cc air dalam larutan 5% larutan salisil dehid
murni/spiritus + 4cc H2SO4 pekat akan menghasilkan warna merah.

Identifikasi Senyawa - Senyawa Alkohol

1. AMYLALKOHOL
a. Karakteristik: cairan, bau khas, rasa agak pedas, dan diuapkan tak bersisa
b. TD : 138o – 139oC
c. Kelarutan: Sedikit larut dalam air dan larut dalam pelarut organik.
d. Zat + K2Cr2O7 dipanaskan dan didiamkan dalam tabung tertutup : bau asam
valerinat
e. Esterifikasi dengan asam asetat : zat + CH3COOH + H2SO4 pekat, dikocok bau
ester (frambos)
f. Zat + DAB - H2SO4 → jingga coklat
g. Zat + 2 tts 0,5% larutan furfural + H2SO4 pekat → cincin ungu merah
Dapat memberikan hasil positif pada Isopropilalkohol, amilenhydrat, isobutilalkohol,
hexilalkohol, heptilalkohol, siklohexanol, metilsiklohexanol.
h. Zat + vanillin + H2SO4 pekat → cincin violet, kocok : coklat, bau duren, + air
→ hijau

2. AMYLENHYDRAT
a. Karakteristik: Cairan mudah menguap, bau khas dan rasa membakar dan TD :
102 oC
b. Kelarutan dalam air = 1 : 8, dapat bercampur dengan : alkohol, eter benzene,
CHCl3, gliserin, minyak-2
c. 1 tts analit + 1 tts air + 10 mg vanillin + 2 tts H2SO4 pekat → merah coklat,
encerkan dengan air → biru violet
Untuk membedakan dengan amylalkohol :

d. zat + vanillin - H2SO4 pekat → hijau coklat, diencerkan : hijau


e. zat + 2 tts 0,5% furfural + H2SO4 pekat → cincin merah

27
f. zat + H2SO4 pekat + asam tartrat → merah anggur

3. N – BUTIL ALKOHOL
a. Karakteristik: Cairan dengan index bias tinggi, terbakar dengan nyala kuat,
meninggalkan noda di kertas dan bau menyerupai amilalkohol, hanya lebih
lemah dan TD : 117o – 118oC
b. Kelarutan dalam air = 1 : 15, bercampur dengan alkohol, eter dan pelarut organik
lainnya
c. Zat + campuran bikromat, kocok dibiarkan tertutup semalam → bau asam
butirat, menyerupai bau keringat
d. Esterifikasi dengan asam asetat sangat spesifik
e. Zat + larutan K4Fe(CN)6 1% → kuning
f. Zat + p-nitrobenzoat membentuk kristal dengan TL = 35o

4. CETIL ALKOHOL
a. Karakteristik: Kristal putih mengkilat, rasa seperti lemak, ada yang membentuk
keping-2 tak berwarna
b. Kelarutan : Tidak larut dalam air; Larut dalam alkohol, CHCl 3, eter
c. Perubahan menjadi monokarbonat dengan cara menambahkan bubuk KOH + 3
bag. CaO, panaskan pada 300o beberapa jam, setelah lemak dilebur di w.b., TL
pada sam nitrat = 62,5oC
d. Oksidasi dengan CrO4 dalam suasana asam.
1 bag. Zat + 20 bag. CH3COOH biang di w.b, setelah larut + kromat, setelah larut
terbentuk menjadi hijau, dituangkan kedalam air dingin dan massa dilumerkan dengan
H2SO4, lalu dengan air. Pemurnian dengan Na2CO3, pengendapan dalam HCl

e. Rekristalisasi dengan etanol


Dengan nitro + H2SO4 : zat dilarutkan dalam campuran HNO3 + H2SO4 setelah 24 jam,
diencerkan dengan air. Banyaknya kristal nitrit diperoleh dengan penambahan asetat.
Cetilnitrit direkristalisasi dengan alkohol atau eter.

5. CHLOROFORM

28
a. Karakteristik: Cairan berfraksi tinggi, tak mudah terbakar, bau khas, rasa manis
bau fosgen, dapat teroksidasi oleh udara dan mudah menguap,
b. TD : 61 – 62oC
c. Kelarutan dalam air = 1 : 200, Bercampur dengan alcohol, benzene, eter, PAE,
CCl4, CS2, minyak
d. Kristal dengan TL = 187oC
e. Uji FEHLING : (+)
f. Mereduksi Ag-ammoniakal
g. Uji NESSLER : dipanaskan → (+)
h. Reaksi isonitril : Zat dalam alcohol + aniline + NaOH dipanaskan → isonitril
i. Zat + resorcin dalam spiritus + basa → ungu merah, + HCl hilang warnanya
j. Zat + α - naphtol + basa → biru
k. Zat + Lar Asam → merah

6. ETHANOL
a. Karakteristik : Cairan mudah menguap, terbakar, tak berwarna, jernih,
menyerap air diudara, rasa membakar, bau enak dan TD = 78,5oC
b. Kelarutan : Bercampur dengan air dan pelarut organic lainnya
c. Esterifikasi :
1) dengan asam benzoate : bau spesifik ( bau pisang ambon), diencerkan makin
jelas
2) dengan asam salisilat : bau gandapura
3) dengan asam asetat : bau cutex remover
d. Zat + HCl + H2SO4 pekat lalu dinginkan, setelah dipanaskan : cium baunya
e. Zat + K2Cr2O7 → Hijau
f. Reksi Iodoform :
Larutan + NaOH + sol.Iodii aquosa → kuning ( lihat dibawah mikroskop )

Etanol Disamping Metanol


Dapat dibedakan dengan cara:
1) Zat + aqua brom → asetaldehid
Caranya: 0,2 cc campuran alcohol + 5 cc aq. Brom setelah jernih panaskan di wb 6 menit
hingga warna hilang, dinginkan dengan air. :

29
2) Zat + bisulfit encer untuk menghilangkan brom berlebih
3) Zat + reagen SHCIFF aa : 5 menit → violet atau asetaldehid membentuk kristal
dengan 2,4- dinitrofenilhidrazin dengan TL yang tajam
Etanol Disamping Isopropil alkohol
Dapat dibedakan dengan cara:
1) Reaksi Iodoform
Cara: larutan + NH4OH + sol Iodii aq terbentuk iodoform ( isopropilalkohol ) ethanol
harus dengan NaOH
2) Reaksi gandapura
Cara: Zat + asam salisilat + H2SO4 kons dipanaskan : etanol (+)

3) Reaksi DENIGES
Cara: sampel + pereaski Deniges lalu panaskan lalu dinginkan kemudian terbentuk
warna abu – abu kemudian tambahkan KMnO4 lalu terbentuk endapan putih. Jika positif
Alkohol tersier : langsung memberi endapan putih karena adanya reduksi. Hasilnya:
Etanol : (-) dan Isopropyl alcohol : (+)
4) Oksidasi dengan campuran asam khromat : etanol membentuk asetaldehid
dideteksi denga SCHIFF, isopropanol dioksidasi menjadi aseton dideteksi dengan
LEGAL ROTHERA
5) Zat + H2SO4 + piperonal 1% → hijau

7. GLYCERIN
a. Karakteristik: Cairan kental menyerupai sirop, jernih tak berwarna, rasa manis,
dilidah agak panas, menyerap air dari udara, juga HCN, H2S, dan SO2 dan
diuapkan tak dapat kering
b. Reaksi Carletti: Zat + As oksalat + H2SO4 pekat + resorsin → ungu violet + air
lalu hilang warna ungu + H2SO4 pekat → Warna ungu violet timbul lagi.
c. Zat + CuSO4 + NaOH → biru
d. Reaksi gula :
Zat + HNO3 dimasak → aldehid + dioksiaseton. Dinginkan, encerkan dan dinetralkan
dengan Na-karbonat + LUFF → CuO endapan
e. MULLIKEN

30
1 cc laruran dalam air + 3 tts pyrogallol + 1 cc H2SO4 pekat dipanaskan selama 2 menit,
dinginkan cepat dibawah kran → ungu merah lalu diencerkan dengan etanol → merah
purper, didiamkan warna hilang
f. ACROLEIN
zat yang bebas air + bubuk KHSO4 dipanaskan → akrolein, yang dinyatakan denga ciri :
Mengeluarkan air mata dan kertas saring yang dicelupkan dalam cairan LEWIN (1% Na-
nitroprusid + piperidin) → biru

8. GLYCEROPHOSPHAS NATRICUS
a. Karakteristik: Terurai pada 130o C; Kristal putih berupa sisik dan tak berbau,
reaksi alkalis pH 9,5
b. Kelarutan: larut dalam 1,5 bagian air dan tak larut dalam alcohol
c. Zat + H2SO4→merah rosa
d. Zat + KHSO4 kering, panaskan → akrolein
e. Zat + AgNO3 → Larutan putih, larut dalam HNO3
f. Zar + Pb(CH3COOH)2 → Larutan putih, larut dalam CH3COOH
g. CARLETTI : (+)
h. Dipijar, sisanya ditarik dengan HNO3 encer, ditentukan PO4 dengan NH4-
molibdat → Larutan kuning ( lihat mikroskopisnya)
i. CUPRIFIL : (+)
j. Yang dipakai garam-garam : Ca, K dan Na
9. ISO AMYL ALKOHOL
a. Karakteristik: Cairan jernih tak berwarna ,bau spesifik, uapnya beracun
b.Kelarutan dalam air 1 : 40, bercampur dengan alcohol, benzene, CHCl 3, eter, PAE,
HAc
c. Zat + 2 tts 0,5% lar furfural + H2SO4 pekat → cincin merah violet
Diberikan hasil positif juga oleh : isopropanol, isobutanol, tertierbutilalkohol,
amilalkohol, tertier amilalkohol
d.Zat + 0,5 cc etilalkohol + 1,5 cc air dalam 5 tts 5% lar salisilaldehid murni / spir.
Lalu + 4 cc H2SO4 pekat → merah, tidak spesifik (Isobutilalkohol : merah dan
Propanol : merah coklat)

31
10. MANNITOL
a. Karakteristik: Jarum-jarum orthorombik putih dan tak berbau rasa manis lemah
b. TL = 166 – 168oC
c. Kelarutan dalam air 1 : 5,5 dan dalam spiritus 1 : 83
d. MOLISCH : (-)
e. CUPRIFIL : (+)
f. CARLETTI : (+)
g. Zat + HNO3 kons terjadi gula dinyatakan dengan fehling (+)
h. Zat dalam air diuapkan di wb terbentuk kristal-kristal
i. Dalam HCl pekat + benzaldehid → kristal dengan TL = 22 oC

11. MENTHOL
a. Karakteristik: Butir-butir atau Kristal, rasa dan bau seperti permen serta dikulit
terasa dingin, kamper tidak
b.TL = 41 – 43oC
c. Kelarutan: Sedikit larut dalam air, larut dalam alcohol, CHCl 3, eter, PAE, HAc
d.Zat + H2SO4 kons terbentuk menthen dengan warna coklat merah muda, bau
menthol hilang
e. Zat + antipirin + HNO3 → agak merah
f. Zar + vanillin - H2SO4 pekat → hijau violet – jingga kuning jika diencerkan
dengan air → violet ( thymol → biru violet )
g.Zat dalam CH3COOH glacial + H2SO4 → (-) thymol hijau

12. METANOL
a. Karakteristik: Cairan beracun, mudah terbakar, agak bau etanol bila murni yang
kasar berbau pedas memuakkan dam warna nyala tidak ada, kebiru-biruan
b.TD = 64,7oC
c. Kelarutan: Bercampur dengan air, alcohol, eter & elarut organic lainnya
d.Merupakan pelarut baik daripada etanol, melarutkan banyak garam anorganik
e. Reksi gandapura : Zat + asam salisilat + H2SO4 pekat panaskan → bau gandapura,
reaksi peka tapi tak spesifik karena etanol juga (+)

32
f. Methanol disamping etanol dibedakan dengan cara sifat mereduksi dari
formaldehid yang dipakai. 5 cc zat + 2 cc H3PO4 (25%) + 3 cc KMnO4 biarkan
15 mnt kemudian warna dihilangkan dengan + 2 cc 10% H2O2
g.1 cc H2SO4 + 3 cc SCHIFF → biru violet
Catt : hanya formaldehid yang dalam suasana H3PO4 kuat dapat mereduksi SCHIFF →
biru violet
h.Zat + K2Cr2O7 → green
i. Formaldehid + resorcin + H2SO4 pekat : cincin merah ungu, bagian atas keruh.
Etanol (+) tapi bagian atas tak keruh. Hasil positif juga diberikan oleh sekuder
& tersier butilalkohol, tersier amilalkohol
j. Zat + morfin HCl / H2SO4 : cincin ungu
k.Zat + codein HCl / H2SO4 : merah
l. Zat + NH4OH → hexamine + tts fenol → kristal jarum
m. Oksidasi dapaat dilakukan dengan mencelupkan kawat Cu yang pijar 8 kali
kedalam lar zat jika perlu disaring, ditentukan formaldehida dengan cara diatas
n. Reaksi iodoform : Zat + NaOH hingga basis + sol Iodii aq, sampai warna kuning
tak hilang. Lihat dibawah mikroskop. Etanol keluar tanpa pemanasan
o. Zat + H2SO4 + 0,5% piperonal di wb → hjau coklat
p. Zat + KOH + hidroksilamin HCl setelah dingin + H2SO4 2 N → HCN lalu lakukan
reaksi biru berlin

13. ISOPROPILALKOHOL
a. Karakteristik: Cairan tak berwarna, jernih, mudah terbakar, bau mirip dengan
campuran etanol-aseton dan rasa agak pahit, tak boleh diminum
b. TD = 82,5oC
c. Kelarutan : Bercampur dengan air, alcohol, eter & CHCl 3 dan tak larut dalam lar
garam
d. Reaksi Iodoform: Zat + NaOH + sol Iodii aq → endapan, lihat dibawah mikroskop
dan hasilnya bandingkan dengan etanol
e. Esterifikasi dengan asam salisilat (-)
f. Oksidasi dengan campuran bikhromat → aseton ( legal rotera )

33
g. Zat + vanillin- H2SO4 kons → merah, diencerkan dengan air → ungu
h. Reaksi DENIGES : Zat + HgSO4 dalam asam → endapan putih
i. Membentuk kristal dengan p-nitro benzoate, TL = 111oC

14. n-PROPILALKOHOL
a. Karakteristik: Bau serupa alcohol, cairan jernih, agak membius
b. TD = 97 – 98oC
c. Kelarutan: Bercampur dengan air, alcohol, eter
d. Zat + H2SO4 → propilen
e. Zat + piperonal + H2SO4 kons di wb → merah ( isopropanol (+) )
f. Reaksi iodoform (-)
g. ropionaldehid + b-naftol membentuk kristal dengan titik leleh yang tajam

15. PROPYLENGLYCOL
a. Karakteristik: Cairan kental higroskopis dan rasa agak pedas, getir
b. Kelarutan: Bercampur dengan air, aseton, CHCl3 dan tak bercampur dengan
minyak lemak
c. Zat dioksidasi dengan aqua brom
d. Terjadi gula ( asetal dan alfa keto- propionate ) gugusan keto ditunjukkan oleh
reaksi LEGAL ROTHERA
e. Reaksi LUFF : (+)
f. Zat + lar codein 5% dalam spir port + H2SO4 kons → hijau-biru
Tetapi untuk Trimetilen glikol dioksidas tak membentuk gula
g. DENIGES (+)
h. Reaksi MULLIKEN: Zat + pyrogallol + H2SO4 kons masak 2 mnt → violet
i. Reaksi MIDLETON : Zat + HNO3 5% → asam keto propionate : legal rothera(+)
j. Reaksi Cuprifil : (+)
k. Reaksi akrolein : (+) Dapat dinyatakan dengan LEWIN

16. SORBITOL
a. Karaktersitik: Kristal jarum, rasa manis 60x gula, diuapkan tidak kering dan
Senyawa benzalnya ( dibenzal ) dengan TL = 215 o - 222oC

34
b. Kelarutan: Larut baik dalam air dan larut sedikit dalam alcohol
c. Reaksi CARLETTI : (+)
d. Reaksi MOLISH : (-)
e. Reaksi CUPRIFIL : (+): Dengan NH4OH + CuSO4 : biru
f. Reaksi asam lendir : Zat + HNO3 kons diuapkan 3-5x + air + KAc : endapan kristal
halus putih
17. Glyceryl Guaiacolate atau Guaifenesin
a. Karakteristik: kristal berwarna putih
b. Kelarutan: 1:33 dalam air. 1:11 dalam kloform, 1:11 dalam etanol, 1:100 dalam
eter, larut dalam gliserin dan propilen glikol.
c. Identifikasi:
1. Analit + Reagen Libermen’s → Hitam
2. Analit + reagen Mandelin’s → grey – Hijau
3. Analit + Reagen Marquis → Violet

BAB III

SENYAWA FENOL
Fenol adalah senyawa yang mempunyai gugus – OH yang terikat pada C aromatis,
dengan rumus umun R – OH .

Sifat Fisikokima fenol:


a. Sebagian asam lemah C6H5–O- + H+
b. Dengan NaOH → fenolat yang larut dalam air

35
c. Kelarutan baik dalam alkohol, eter dan pelarut organik, sedangkan kelarutan dalam
air hanya dalam batas-batasan tertentu umunya fenol monovalen lebih tercamper
dibandingkan fenol polivalen.
d. Titik cair untuk fnol monovalen lebih rendah daripada fenol polivalen, semakin
banyak gugus –OH dalam senyawa maka makin tinggi titik cairnya.
e. Fenol bersifat asam lemah karena ion fenoksidanya distabilkan oleh resonansi.
Muatan negatif pada ion alkoksida terkonsentrasi pada atom oksigen, tetapi muatan
negatif pada ion fenoksida dapat didelokalisasi pada posisi cincin orto dan para
melalui resonansi.
f. Memiliki titik didih yang tinggi karena memiliki ikatan hidrogen. Semakin banyak
gugus hidroksil, maka semakin tinggi titik didihnya, sehingga fenol monovalen
lebih mudah didestilasi daripada fenol polivalen.

Fenol dibagi ke dalam dua golongan.


1) Fenol monovalent, yaitu fenol yang hanya menigakt satu gugus hidroksil.
Contoh: Phenol, o-Chlorophenol, m-Cresol, p-Hydroxybenzoic acid.
2) Fenol polivalen , yaitu fenol yang memiliki banyak gugus hidroksil terikat pada
inti fenil. Contoh, catechol, hydroquinone dan resorcinol.

ANALISIS PENDAHULUAN

1) Reaksi dengan FeCl3 1% akan menghasilkan senyawa kompleks berwarna dari fenolat
besi (hijau sampai biru, violet – merah) atau hasil oksidasi oleh ferri hidrokinon →
kinon. Contohnya: naftol → dinaftol.
Cara: Larutan dalam air, netral dingin + FeCl 3 → warna-warna
2) Reaksi warna AZO
Zat + Diazo A + diazo B + NaOH → merah framboz. Dapat ditarik dengan eter /
amilalkohol
3) POUGNEAT = MARQUIS
Zat dilarutkan dalam H2SO4 pekat + larutan encer formalin ( formalin 1% - 0,1% ), hati-
hati → sehingga terbentuk cincin warna (merah, coklat, jingga, ungu, hijau) dari difrenol
atau trifenol metana.
4) Reaksi nitroso Lieberman

36
Reagens : H2SO4 pekat + KNO2 6N
Cara: Zat + reagens (1:4) → warna, lalu tuangkan dalam air → warna lalu basakan
dengan NH4OH → warna, asamkan dengan HAc → warna
5) Reaksi MUHLIMANN
Fenol + beberapa tts CHCl3 + 3 tts air + KOH atau NaOH padat lalu panaskan sebentar
akan terbentuk warna:

Nama Senyawa Warna Yang Terbentuk


Fenol Kuning
Thymol Merah Violet
Naftol Biru
Pirokatekhin Hijau
Resorcin Merah

Pembagaian Fenol Berdasarkan Jumlah Gugus -OH


A. Fenol monovalen
Dinyatakan dengan reaksi-reaksi
1) Reaksi LANDOLT
Larutan dalam air + aqua Brom berlebih → endapan putih yang tidak larut dalam air,
terjadi hasil substitusi.
2) Reaksi SPIRO
Larutan encer fenol + H2O2 5% + FeSO4 0,25% → hijau, kalau + ammonia → ungu.

3) Reaksi ALMEN
Lar fenol dalam air + reagens MILLON panaskan → merah violet lama-lama lemah
4) Reaksi Indofenol : JACQUEMIN
Akibat oksidasi aniline dan fenol. Larutan aniline encer (0,01%) + sedikit ammonia + Na-
hipoklorit + fenol, panaskan → hijau / hijau biru stabil. Larutan berubah menjadi merah
setelah ditambah asam.
5) Phtalein smelt
Zat + phtalein anhidrid + korrel puimsteen + H2SO4 kons panaskan diatas api kecil,
dinginkan, encerkan dengan air + NaOH 4N ad basis → fluoresensi

37
B. FENOL POLIVALEN
Dengan reaksi sebagai :
1) Reaksi dengan Fehling
Prosedur:
Zat + Fehling A : Fehling B (1:1) + NaOH sampai suasana basa, bila perlu
dipanaskan → endapan Cu2O yang berwarna merah bata / kuning.
2) Zat + FeCl3 → warna-warna, lalu + lar NaHCO3 5% r.p. mungkin berubah warna
3) Dengan aqua brom
Larutan zat diteteskan aqua brom, maka akan terbentuk endapan putih yang tidak larut
dalam air. Reaksi ini umumnya memberi hasil negatif pada fenol polivalen. Hanya fenol
polivalen tertentu yang memberi hasil positif.
4) Dengan air kapur : Ca(OH)2, karena sifatnya lebih mudah teroksidasi dalam suasana
alkalis lemah ini memberikan hasil oksidasi yang berwarna
5) Gerus dengan CaO yang lembab : hasil oksidasi berwarna
6) Pengendapan oleh Pb-asetat basis, lihat warna yang terjadi
7) Reaksi Asam Oksalat
Zat + asam oksalat kemudian dipanaskan 160oC terjadi perubahan warna sebagai berikut:
Pirogalol akan berwarna abu-abu, Fluoroglusin akan berwarna merah, Pirokatekol akan
berwarna merah rose dan Resorsin akan berwarna kuning coklat

MEMBEDAKAN FENOL MONOVALEN DENGAN FENOL POLIVALEN

A. Prinsip : fenol bervalensi banyak mempunyai daya reduksi


1) Lar fenol + fehling A + fehling B → bila perlu panaskan → mereduksi
Daya reduksi fenol terhadap FEHLING
Fenol Monovalen tidak dapat mereduksi larutan fehling, baik dalan keadaan dingin
maupun dipanaskan.
Valensi banyak dingin Dipanaskan
Pyrocatechin + Coklat – hijau
Resorcin - Spoor +
Hydrokuinon + Coklat
Orcin - Spoor +
Pyrogallol + Coklat
Phloroglucinol - Spoor +
Asam gallat + hijau

38
Tannin Coklat, endapan+, hijau kuning

2) Larutan Ag amoniakal
Reagen : AgNO3 + NH4OH → cermin perak

Momovalen 1 jam 1 malam


p-kresol - + lemah
Naftol + + kuat
Naftol + hijau + lemah
Eugenol kuning-endapan abu2 + lemah
Guaiacol Ungu muda + lemah

Yang hasilnya negatif :


Fenol, o-kresol, m-kresol, carvacol, thymol, vanillin, dan asam salisilat

Valensi banyak 1 jam 1 malam


Pyrocatechin biru, hijau +
Resorcin hijau, kuning, coklat +
Hydrokuinon hijau, hitam +
Orsin rm, merah +
Pyrogallol hijau, hitam +
Phloroglucin Ungu merah, coklat +
Asam gallat Ungu merah , c +
Tannin Coklat +

3) Reaksi Luff
Hanya hidrokuinon & pyrogallol (+), (+) lemah : pyrocatechin dan (-) : resorcin, orcin,
phloroglucinol

IDENTIFIKASI SENYAWA FENOL

1. Asam Pikrat
a. Identifikasi:
1) Pemerian: Berbentuk Kristal kuning jernih, bersifat higroskopis dan memiliki
rasa pahit. TL 121.5oC- 122,5oC
2) Kelarutan: larut dalam air dingin (1:90), air 100oC (1:30), spiritus (1:1), Benzene
(1:20), Eter (1:75) dan CHCL3 (1:52)

39
b. Reaksi Warna
1) Asam pikrat + NaOH → kuning terang.
2) Asam pikrat + KCNS → coklat ungu merah darah.
3) Asam pikrat dalam air akan menghasilkan warna kuning dan menandakan adanya
asam.
4) Asam pikrat dalam alcohol + glukosa → cairan berwarna merah darah
5) Asam pikrat dalam air + NH4OH + CuSO4 → cairan berwarna biru atau hijau
zamrud
6) Asam pikrat + Zn + HCl lalu saring, filtrat yang dihasilkan + FeCl 3 → biru hijau
7) Asam pikrat + garam alkaloida (mis: strychin NO3) → endapan dan terbentuk
Kristal zamrud.
8) Asam pikrat + FeCl3 → kuning terang.

4. Nipagin (Metil Paraben)


a. Identifikasi
1) Pemerian: Berbentuk serbuk halus, berwarna putih, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa, agak membakar dan bersifat anastetik.
2) Kelarutan: larut dalam air, etanol dan aseton. Mudah larut dalam eter dan
larutan alkali hidroksida.
b. Reaksi Warna
1) Analit dilarutkan dalam air + FeCl3 → ungu kemerahan
2) Analit larutkan dalam etanol, dididihkan dan dinginkan + 0,5 mL Hg(NO 3)2
→ ↓ dengan cairan diatas berwarna merah.
3) Analit + reagen Molisch → kuning kehijauan
4) Analit + HNO3 → kekuningan
5) Analit + NaOH + Asam pekat + Aq. Brom → ↓ putih
6) Akan terjadi rekristalisasi dengan Aceton-Air.
7) Analit + NaOH + Asam pekat + NH4OH berlebih, diuapkan, residu dilarutkan
dalam air + CuSO4 → lihat dibawah mikroskop akan terbentuk jarum- jarum
berwarna biru.

5. Nipasol (Propil Paraben)

40
b. Identifikasi
1) Pemerian: Kristal putih, TD 270oC, TL 96-97oC.
2) Kelarutan: larut dalam alcohol, air, eter dan air panas.
c. Reaksi Warna
1) Analit + FeCl3 → Kuning + K2Cr2O7 → Kuning Jingga
2) Analit + Reagen Millon → Merah Intensif
3) Analit + NaOH + NH4OH berlebih lalu dipanaskan di WB + CuSO4 →↓biru
muda berbentuk jarum
4) Analit + HNO3 dil lalu dipanaskan → cairan berwarna kuning

6. α-Naftol dan β-naftol


a. Identifikasi
1) Pemerian: serbuk hablur putih, memiliki bau yang khas. TL 93 – 96oC.
2) Kelarutan: larut dalam etanol tetapi β-naftol larut dalam alkalihidroksida.
b. Reaksi Warna
1) α-Naftol
a) Analit + FeCl3 → Hijua →↓ violet
b) fluorescensi: biru muda dalam NaOH dan dalam HNO3 warna biru muda
hilang
c) Analit + Reagen Marquis → coklat
d) Analit + Reagen Locco Milo → merah
e) Analit + NaOH + Aqua Iod → larutan keruh berwarna violet
f) Analit + NaHCO3 jenuh+ KCN 10% + CuSO4 1% → violet
g) Analit + Aqua Brom → violet atau ↓ putih
h) Analit + Reagen Molisch → Cincin Ungu
i) Analit + KOH 50% + CHCl3 → biru
2) β-naftol
a) Analit + FeCl3 → Larutan panas warna hijau dan gumpalan putih.
b) Fluorosensi : ungu dalam NaOH
c) Analit + Reagen Marquis → Hijau
d) Analit + Reagen Loco Millo → Kuning jingga
e) Analit + NaOH + lar Iod → Tidak berwarna

41
f) Analit + NaHCO3 jenuh + KCN 10% + CuSO4 1 % → kuning lemah
g) Analit + aqua brom →↓ putih
h) Analit + Reagen Molis → (-) cincin ungu
i) Analit + KOH 50% berlebih + CHCl3 → biru

7. Resorsin
a. Identifikasi
1) Pemerian: Kristal putih tidak berwarna dan memiliki rasa manis diikuti rasa
pahit, bila ada udara atau cahaya dapat berubah warna menjadi merah muda.
2) Kelarutan: mudah larut dalam etanol, eter dan gliserol
b. Reaksi warna
1) Analit + FeCl3 → ungu
2) Analit + Reagen Libermen → Violet
3) Analit + Ag-amonikal → hijau-kuning → coklat
4) Analit + Reagen marquis → terjadu dua lapisan. Lapisan bawah berwarna
keunguan dan lapisan atas berwarna putih susu.
5) Analit + Asam Tartarat + H2SO4 pekat lalu dipanaskan → merah tua
6) Analit + formalin-H2SO4 lalu dipanaskan → merah
7) Analit + AgNO3 → segera kelabu
8) Analit + Asam Oksalat + H2SO4 pekat → ungu
9) Analit + p-DAB HCl → ungu
10) Analit ++ Nessler → jingga ku
8. Dermatol
a. Identifikasi: Bubuk berwarna kuning dan tidak larut dalam air dan spirtus
b. Reaksi warna:
1) Analit + FeCl3 → hijau kotor
2) Analit + NaOH → rosa, merah
3) Analit + Cinchonin nitrat→ jingga
4) Reaksi Beilstein : (+)

9. Phenol

42
a. Identifikasi: Kristal tak berawarna, higroskopik berwarna kemerahan. Bau
sfesifik beracun, sukar larut dalam air, larut dalam eter.
b. Reaksi kimia:
1) Sampel + AgNO3 → putih lemah mengendap
2) Sampel + pereaksi Marquis → biru ungu
3) Sampel + aqua brom → putih mengendap

10. Rivanol
a. Identifikasi: Kristal kuning sperti jarum larut dalam air
b. Reaksi kimia:
1) Reaksi korek api: merah darah
2) Rivanol + DAB – HCl → merah jingga
3) Sampel + NaOH → kuning
4) Analit + HNO3 pekat → ungu cepat
5) Analit + P-DAB → merah karmin cepat
6) Flourosensi → kuning biru hijau (dalam Air)
7) Analit + Aqua yod → endapan hitam
8) Larutan dalam air → kuning coklat
9) Sampel + HNO3 + H2SO4 encer → merah kresen – ungu

11. Tanalbumin
a. Identifikasi: bubuk tak berbau, berwarna coklat tua.
b. Reaksi kimia:
1) Sampel + NaOH→ merah coklat
2) Sampel + aqua Brom → putih mengendap
3) Sampel + NH4OH → jingga

12. Vanilin
a. Identifikasi: Kristal putih tak berwarna berbentuk Kristal jarum. Bau aaromatis
b. Reaksi kimia:
1) Sampel + aqua brom → ungu, merah coklat mengendap
2) Sampel + H2SO4 pekat + methanol → violet

43
13. Tymol
a. Reaksi kimia :
1) Sampel + pereaksi marqiust → merah
2) Sampel + aqua Brom → putih mengendap . hijau.
3) Sampel + HNO3 pekat → jingga kuning

14. Vioform
a. Identufukasi : bubuk coklat kuning, tidak larut dalam air,
b. Reaksi kimia:
1) Sampel + AgNO3 → putih
2) Sampel + HNO3 encer → uap ungu
3) Sampel + HNO3 pekat + I2 → merah coklat
4) Sampel + FeCl3 → biru hijau

15. Hidrokuinon
a. Reaksi kimia:
1) Sampel + AgNO3 + NH4OH → grey – Kuning/coklat
2) Analit + Reagen Benedict → Merah
3) Analit + FeCl3 → Hujau
4) Sampel + Reagen marquist → coklat
5) Sampel + aqua Brom → kuning, coklat
6) Sampel + NaOH → coklat
7) Sampel + NH4OH → merah coklat

16. Tannin
a. Reaksi kimia
1) Sampel + nessler → uning jingga
2) Sampel + AgNO3 → merah – kelabu
3) Sampel + H2SO4 pekat → merah violet.
4) Sampel + NaOH → jingga
5) Sampel + NH4OH → jingga kuning

44
6) Sampel + Marquist → merah coklat

17. Albumin
a. Identifikasi: Cairan jernih agak kental, tidak berwarna hingga berwaran
kekuningan tergabtung kadar protein.
b. Reaksi Warna:
1) Analit + NaOH → Coklat
2) Analit + FeCl3 → coklat biru hijau
3) Analit dipijar: bau putih telur
4) Analit + Pb asetat → rosa
5) Analit + Nessler → kuning coklat rosa
6) Analit + Aq brom → endapan puti

18. Asam Galat


1) Analit + Ag ammoniakal → ungu segera hitam
2) Analit + FeCl3 → hitam
3) Analit + KCNS → merah Frambros
4) Reaksi kristal : A-A, FK

BAB IV
GOLONGAN ASAM

Asam adalah senyawa yang mempunyai gugus karboksilat. Asam dibagi dalam 2
kelompok yaitu asam anorganik dan asam organik.

A. BENTUK
a. Cair (asam formiat, asama asetat)
b. Kental (asam laktat)

45
c. Padat (asam oksalat, asam sitrat)

B. KELARUTAN
a. Makin alifatis dengan C1 – C4 dapat larut dalam air dalam segala perbandingan.
b. Asam alifatis dengan C4 – C9 dapat tercampur terbatas dalam air
c. Asam alifatis dengan C ± 9 tidak larut dalam air.
d. Umumnya asam aromatis sukar larur dalam air, dengan pemanasan kelarutannya
lebih baik
e. Makin banyak gugus –COOH, makin mudah larut dalam air.

C. PEMBAGIAN
Berdasarkan struktur kimianya asam karboksilat dibagi:

1. Alifatis: jenuh (asetat, formiat), tidak jenuh (asam argaricum) dan tertutup (siklik
dan asam askorbat).
2. Aromatis (asam asetilsalisilat/asetosal, asam benzoat)

D. ESTERIFIKASI
1. Dalam tabung zat + 1 ml etanol/methanol + 2 ml H2SO4 pekat kemudian
dipanaskan, dinginkan dan encerkan sampai mulut tabung → tercium bau (etil
asetat, etil benzoate, metal salisilat)
2. Dalam tabung zat + 1ml larutan KMnO4 + 2 ml H2SO4 pekat kemudian dipanaskan,
dinginkan dan encerkan → bau asetaldehid (seperti kelapa muda) (laktat dari
rivanol dan Ca Laktat)

E. IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN ASAM


1. Asam Benzoat :
a. Esterifikasi : sejumlah zat + etanol + H2SO4 pekat kemudian dipanaskan dan
diencerkan → bau frambosan
b. Pirolisa dapat menyebabkan batuk-batuk tetapi ditegaskan dengan reaksi
esterifikasi dan reaksi Kristal
c. Zat dengan CaCO3 + FeCl3 1 tetes → kuning
d. Reaksi Kristal dengan : Aseton air; Pb asetat yang dipanaskaN; Sublimasi

46
e. Bakar : menyebabkan batuk-batuk
f. Garamnya dengan DAB HCl → Kristal
g. Zat + NaOH + HCl e → kristal
h. Zat dengan aceton air → Kristal seperti bulu ayam
i. zat + NaOH ad larut + HCl/H2SO4 p ad netral + FeCl3 → Kristal
2. Sublimasi → Kristal
j. Dengan Pb asetat, WB → Kristal
k. Dengan AgNO3 → endapan putih (garam Na)

3. Asam Nikotinat :
a. Sejumlah zat (dalam cawan penguap) + as.sitrat + as.asetat anhidrat dan
dipanaskanWB → ungu
b. Zat + NaOH encer dan dipanaskan tercium bau amoniak
c. Zat + Cynagon Bromida → Orange
d. Zat + Reagen Nessler → coklat - orange
e. Zat (dalam krus) + Na2CO3 dan dipanaskan → bau piridin
f. Reaksi Kristal dengan aseton air
g. Zat + Cu asetat → endapan biru muda

4. Asam sitrat :
a. Zat + 50 mg Nikotinamid + 1 mL as.asetat anhidrat dan dipanaskan → ungu
(kerjakan juga untu as.tartrat dan as.oksalat)
b. Dengan deniges kemudian dipanaskan WB + 1-2 tetes KMnO4 → endapan putih
(bedakan dengan as.tartrat dan as.oksalat)
c. Lar.zat + 1ml H2SO4 pekat, panaskan di WB, encerkan + NaOH + NH4OH +
NH4Cl + Na Nitroprusid → merah ungu
d. reaksi Cuprifil: (+) hijau
e. H2SO4 + resorsin → biru hijau
5. Asam Oksalat
a. Dengan Carletti test → ungu (bedakan dengan as.tartrat dan as.sitrat)
b. Dengan deniges dan dipanaskan di WB → endapan putih (bedakan dengan
as.tartrat dan as.sitrat)

47
c. Reaksi Kristal dengan CaCl2
d. Menghilangkan warna KMnO4
e. Zat + HCl dan butir Zn dipanaskan, kemudian + fenilhidrazin klorida,panaskan
lagi, dinginkan + HCl pekat dan K.Ferrosianida
f. Zat + resorsin + H2SO4 pekat + gliserin : ungu merah
g. Zat + Fe2SO4 + HCl → Kuning
h. CaCl2 + CH3COOH → warna hilang
6. Asam Tartrat
a. Dengan cuprifil → biru (CuSO4 + NaOH)
b. Dengan resorcin + H2SO4 pekat → merah (reaksi ini diganggu oleh bahan
oksidasi, gula dan lain-lain zat yang dapat menjadi arang)
c. Dengan FeSO4 + 2-3 tetes H2O2 + NaOH berlebih → ungu
d. Reaksi Kristal dengan K.Asetat → endapan putih (lar asam yang bebas +
K.asetat + spiritus)
e. Resorsin + H2SO4 pekat → merah ungu
7. Asam Borat
a. Organoleptis : bubuk putih tak berasa
b. Kelarutan: lar dalam air,
c. Zat + methanol + H2SO4 pekat → bakar, nyala hijau
d. Zat + HCl e, kemudian celupkan kertas curcuma → orange merah + NH4OH
→ biru abu-abu

8. Asam Mefenamat
a. Fluorescensi : Padat → biru ungu/biru terang dan dalam H2SO4 encer → ungu
b. Dengan FeCl3 dalam etanol → ungu
c. Dengan Libermen test → biru
d. Dengan HCl pekat → biru kuat
e. Dengan H2SO4 pekat → fluorescensi putih biru + K2Cr2O7 0,1N lama menjadi
hijau biru
f. Dengan HNO3 p → kuning hijau
g. Dengan aseton air → Kristal
h. Dengan Vitalli → merah tua

48
9. ASAM SALISILAT
a. Fluorescensi : zat padat → biru terang, garam Na → ungu, lar.dalam NaOH →
ungu
b. Dengan FeCl3 → ungu - biru + alcohol → ungu tetap
c. Esterifikasi → bau menyerupai gandapura (metal salisilat)
d. Dengan marquis → merah rosa
e. Dengan reagen folin Ciocalteu → biru
f. Dengan McNally's Test → merah
g. Dengan CuSO4 + NaOH → hijau tosca, sedang garam Na → ungu
h. DAB-HCl → kuning muda
i. King → kuning jingga
j. Millon → ungu
k. NaOH ad larut + HCl e → kristal
l. Sublimasi → Kristal jarum
m. HNO3 p → ungu merah + NH4OH → kuning
n. Fronde → ungu (garam Na)

9.1 GOLONGAN SALISILAT (Salisilat, Asetosal, Salipirin, As.Salisilat, Diuretin)


a. FeCl3 → ungu
b. Fluorosensi dalam NaOH → ungu
c. Esterifikasi → bau minyak gandapura

Kemudian dibedakan masing-masing


a. Dengan DAB-HCl (1-2 tetes dan jangan diaduk)
1. Hijau → Na Salisilat, diuretin Na (lemah), hati-hati ZnO jg memberikan warna
biru tosca
2. Merah jambu → salipirin (hati-hati membedakan dengan resorcin → merah
jambu)
b. Dengan cara mureksid (hanya untuk diuretin dan gol.Xantin)
Cara :

49
Dalam cawan penguap masukkan sejumlah zat + 50 mg KClO3 padat dan HCl pekat aduk
homogen dan panaskan di WB sampai kering dan kemudian tambah uap amoniak →
merah jambu

c. Dengan KHSO4 padat digerus maka akan tercium bau asetat → asetosal dan juga
asetat
d. Dengan Marquish → merah ros, merah keunguan kecuali salisilamid karena ada
kondensasi dari aldehid
e. Dengan NaOH encer dipanaskan → bau amoniak,salisilamid
f. Dengan 1 tetes HCl encer + 1 tetes diazo B → hijau (salipirin)
g. Dengan reaksi Kristal : - Aseton air - HgCl2
- Zwiker - Asam Pikrat
10. ASAM FOLAT
a. Analit + NaOH → kuning, fluorescensi hijau biru
b. Analit + Na2CO3 → kuning
c. Analit + H2SO4 pekat → warna kuning hilang
d. Analit + Cuprifil → biru kehijauan
e. Analit + Marquis → sedikit ungu
f. Analit + KMnO4 + NaOH → hijau
g. Analit + Formalin_H2SO4 2N dipanaskan
h. Analit + HCl + Cu asetat padat → Kristal

11. ASAM ASETAT


a. Dengan + FeCl3 → merah coklat (warna hilang dengan penambahan asam).
b. Larutan dinetralkan dengan NaOH/Na2CO3, lalu diuapkan sampai kering +
As2O3 dan dipijarkan → bau yang tak sedap.
c. Lar netral + FeCl3 → merah darah.
d. Dengan + KHSO4 → bau cuka
e. Zat + vanillin + KOH padat → cicin merah tua → merah coklat.
f. Esterifikasi: lar + etanol + H2SO4 pekat → bau wangi etilasetat. Atau lar +
amilalkohol + H2SO4 pekat → bau ester.
g. Reaksi kristal : Cu asetat.

50
12. ACETOSAL
a. Bubuk putih berfluoresensi ungu.
b. Analit + FeCl3 : (-) akan ungu.
c. Analit + Reagen McNally → merah
d. Analit + Reagen Trinder’s → Ungu setelah dihidrolisis dengan asam.
e. Analit + Marquis : merah darah setelah beberapa saat.
f. Analit + Forhde : lama-lama berwarna ungu.
g. Lar dalam alkohol + zwikker →↓ halus.
h. Zat + asam + air + CaCO3, kocok lalu saring. Filtratnya + FeCl3 →↓ coklat
muda.

13. ASAM SULFANILAT


a. Zat + p-DAB→ kuning jingga
b. Zat + Reagen Roux : coklat ungu
c. Zat + KBrO3: ungu coklat
d. Uji Korek api: kuning jingga
e. Reaksi kristal: A-A, sublimasi.

14. ASAM SUKSINAT


a. Zat + FeCl3 → rosa
b. Dipijar: batuk-batuk
c. Zat + NH4OH + FeCl3 → coklat
d. Reaksi kristal: A-A, Pb acetat(bentuk seperti lupis)

51
BAB V
ALKALOID

Alkoloid adalah suatu senyawa N-heterosiklik yang bersifat alkalis, umumnya berasal
dari tumbuhan yang bersifat farmakologis dan biasanya sangat beracun.

A. Sifat Umum
1. Ikatan nitrogen dalam alkaloid dapat berbentuk amin primer, amin sekunder, amin
tertier, kuatener amoniumhidroksida atau siklis dan bersifat basa.
2. Sebagian basa umumnya sukar larut dalam air (kecuali nikotin).
3. Umumnya larut dalam pelarut organik (kloroform, eter dll) atau larut dalam
pelarut dimana garam alkoloid tidak larut.
4. Bentuk: kristal padat, amorf, cairan (garamnya umumnya padat)
5. Umumnya yang berupa padat tidak mudah menguap, sedangkan yang berbentuk
cairan mudah menguap (nikotin).

B. Reaksi Umum untuk Alkaloid

52
1. Dengan HCI e + reagen Mayer → endapan putih
2. Dengan HCI e + reagen Bouchardat → endapan
3. Dengan HCI e + reagen Dragendorf → endapan

C. Identifikasi Golongan Alkaloid berdasarkan Struktur adalah:


A. ALKALOID XANTIN
Pertama-tama dengan reaksi Mureksid : zat + 1 tetes H2O2 3% atau KCIO3 padat + 1 tetes
HCI 25% HCI pekat, aduk dan panaskan di wb + NH4OH → ungu merah (kerjakan pada
cawan porselen) Baru kemudian dibedakan masing-masing :
a. Dengan reagen Parry + uap amoniak pekat → Teofilin : ungu dan Aminofilin
: ungu coklat
b. Zat + Piramidon + 1 tetes CuSO4 → Teofilin/ Aminofilin : ungu dan Coffein/
Coffein sitrat: hijau
c. Zat + Reagen Marquis → merah ros (Diuretin)
d. Zat + FeCl3 → Ungu (Diuretin)
e. Larutan zat + lar. 0,1% tanin dalam air → - Coffein/ Aminofilin : endapan
putih
f. Dengan NaOH sampai larut + 1 tetes AgNO3 → Coffein : endapan hitam
g. Dengan Cu asetat → Aminofilin : ungu dan Teofilin : tidak berwarna
h. Pirolisa → bau pandan : Aminofilin
i. Reaksi kristal :
1) Dengan Aseton-air
2) Dengan HCI encer + Dragendorf
3) Dengan HCI encer + HgCb, dipanaskan, lihat kristal, dinginkan lihat
kristal
4) Dengan reagen NH4OH + CuSO4 : zat + 1 tetes reagen → lihat dibawah
mikroskop
5) Lar. jenuh diasamkan dengna asam asetat + Hg asetat → endapan
(Teofilin)
6) Sublimasi
j. Golongan Xantin diekstraksi dengan H2SO4 e + Kloroform, kocok, ambil
lapisan kloroform, uapkan kemudian periksa terhadap golongan xantin.

53
No Pereaksi COF TEO TEO AMINO DIURETIN
FEIN BROMIN FILIN FILIN

1. Mureksid
Zat + KCIO3/H2O2 + HCI e Merah Merah Merah Merah Merah Ungu
→ NH4OH / uap NH4OH Ungu Ungu Ungu Ungu
2. Piramidon + CuSO, Coklat Tua
Hijau Hijau Ungu Ungu
3. Pirolisa muda muda Bau
Pandan

IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN XANTIN

1. COFFEIN
a. Zat dalam cawan porselen + 2/3 tetes HCl pekat + KCIO3, panaskan dalam wb
→ setelah dingin + ½ tetes Amoniak terjadi warna purple. Hasil (+) untuk
Coffein, Teobromin,TeofiIin
b. Titan yellow + NaOH → merah
c. Dengan lar iodium + HCl encer → endapan coklat + NaOH 1 N → endapan
larut
d. Dengan Amalic Acid Test → orange/violet
e. Reaksi Murrexide: sampel + 1 tts H2O2 3% atau KCIO3 padat + 1 tts HCl 25%
panaskan di weterbat ad kering: agak jingga
f. Reaksi Kristal: Sublimat dan dalam reagen Dragendorf

2. TEOFILIN
a. Zat + aqua panas + AgNO3 → endapan agak kental tembus cahaya + NH4OH
→ tidak larut
b. Zat + NaOH 3N → sampai mendidih → dinginkan + asam sulfanilat terdiazotasi
→ merah ungu (reaksi teofilin) → (sulfanilat terdiazotasi) → 0,5 ml
As.sulfanilat + NaOH 10%
c. Dengan Amalic Acid Test → orange/violet
d. Dengan reagen Folin–Ciocalteu → biru
e. Zat+ Parry → ungu

54
f. Zat + Roux → hijau stabil
g. Reaksi Murexide : zat + HCl 25% + KCIO3 panaskan diatas waterbath →kuning
merah coklat + NH3 → ungu
h. Zat + asam asetat + piramidon → ungu
i. Reaksi kristal :
1) Larutan jenuh + AgNO3 → mikroskop
2) Reagen Dragendorf

3. DIURETIN
a. S + pereaksi murexside → +
b. S + FeCl3 → ungu rosa
c. Reaksi esterifikasi : bau gandapura
d. Lar dalam air + CH3COOH + FeCl3 → ungu
e. Flouresensi : biru ungu (dalam air)

4. Aminophylin
a. Zat + H2SO4 pekat → ada gas
b. Zat + HNO3 pekat →ada gas cepat hilang
c. Zat + FeCl3 → coklat
d. Zat + p-DAB → kuning
e. Zat + titan yellow + NaOH → merah jonjot
f. Zat + chen & Kao → biru ungu
g. Zat + parri → (-)
h. Zat + AgNO3 + NH4OH → seperti selai

B. ALKALOID GOL. PIRAZOLON (Antalgin, Piramidon, Antipyrin)


a. Dengan FeCl3
Cara: Dalam tabung reaksi masukkan lar FeCl3 yang diencerkan dengan air + zat →
terjadi warna-warna :
b. Piramidon : ungu (bandingkan dengan Gol.Salisilat)
1) Antalgin : mula-mula biru kemudian merah & akhirnya menghilang
2) Antipirin : merah coklat

55
c. Dengan FeCl3 → amati warna, kemudian + H2SO4 encer → amati lagi warna
d. Dengan AgNO3 → untuk Antalgin : ungu abu-abu, lihat dibawah mikroskop
bidang gelap, terlihat kristal segi 6 dan untuk Piramidon : ungu
e. Dengan HC1 encer + Diazo B → Antipirin : hijau tosca, Piramidon : ungu →
hilang dan Antalgin : biru tosca → kuning
f. Dengan DAB-HCl → amati warna yang terjadi
g. Dengan air brom → amati warna yang terjadi
h. Dengan reagen King (Diazo A 4 tts + Diazo B 1 tts + NaOH ad alkalis), panaskan
→ amati warnanya
i. Dengan CuSO4 + Aminofilin/ Teofilin → Piramidon : ungu
j. Antalgin, apabila dipijar → sisa pijar ada Na +
k. Reaksi kristal:
1. Aseton-air
2. Dengan HC1 encer + reagen Mayer
3. Dengan HC1 encer + reagen Bouchardat
4. Sublimasi
l. Golongan Pirazolon diekstraksi dengan H2SO4 encer + Kloroform, kocok,
lapisan kloroform diambil.

ANTALGIN/
No. PEREAKSI ANTIPIRIN PIRAMIDON
NOVALGIN
1. FeCl3 Merah darah- Biru ungu- Biru-hijau-
Merah coklat Merah anggur Coklat
2. FeCl3 yang diencerkan dengan Cepat turun Lambat turun Lambat turun
Air (terjun bebas) dengan warna Biru ungu - Biru-hijau-
merah darah- Ungu coklat
merah tua
3 DAB HCl Kuning – pink Agak jingga – Kuning muda
muda pink muda

4 Zat + NaOH atau + H2S04 Hijau intensif Biru hilang pd ─


encer pemanasan

IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN PIRAZOLON


1. PIRAMIDON
a. Zat + AgNO3 → warna ungu kemudian cermin perak

56
b. Vitalli tes → Coklat/ coklat merah
c. Liebermann's tes → biru
d. + HNO3 → violet atau kuning hijau cepat
e. + FeCl3 → ungu lama-lama rosa
f. Aqua yod → ungu
g. Diazo A + Daizo B + HCl pekat → ungu biru cepat hilang
h. S + HCl dil + NaNO3 → ungu biru

2. NOVALGIN/ ANTALGIN/ METAMPIRON


a. Panaskan zat dengan HC1 encer + FeCl3 → terjadi warna merah, gas belerang
dioksida
b. Larutan zat + AgNO3 → warna ungu dengan endapan perak metalik
c. S + FeCl3 → biru-hijua, kuning.
d. S + KMnO4 → warna KMnO4 hilang
e. Dalam bentuk antalgin Mg
a. S + H2SO4 pekat→rosa
b. S + HNO3 pekat → kuning biru hilang
c. S + Titan yelow + NaOH → (+)
d. S + p-Dab → amati warna
e. S+ Diazo B → kuning kersen
f. S + HCl pekat → biru hilang

3. Phenybutazon
a. Dengan Liebermann's Test (100°) → brown;
b. Dengan Mandelin's Test → violet

C. ALKALOID GOL. ANILIN (Acetanilid, Fenacetin, Parasetamol)


a. Dengan K.Bikromat + H2SO4/ HCI → amati warna yang terjadi
b. Zat + HCI pekat, panaskan 1 menit + air + 1 tts K.Bikromat → merah violet
c. Dengan FeCl3 → Parasetamol : hijau biru
d. Dengan HNO3 pekat → Parasetamol : coklat + gas
e. Esterifikasi → bau etil asetat

57
f. Reaksi Inofenol (HC1 pekat + Phenol + Kaporit + NH4OH berlebih) → amati
warna
g. Zat + HC1 pekat, panaskan, dinginkan + NaOH sampai alkalis → ungu
h. Zat + HCl 25%, panaskan → amati warna + Air brom → amati warnanya
i. Reaksi kristal :
1) Aseton-air
2) Dengan HC1 encer + dragendorf/ Mayer
3) Dengan HC1 encer + Fe kompleks (Parasetamol)
j. Gol. Anilin diekstraksi dengan NaOH encer + eter

No. PEREAKSI ASETANILID FENASETIN PARASETAMOL


1. HNO3 pekat Larut Kuning-orange Ada gas merah-
coklat
2. Zat + HC1 pekat / Jingga hijau Jingga hijau- Hijau kekuningan-
H2SO4 pekat + K2Cr207 hijau tua hijau daun
3. Isonitril reaksi Bau piridin (+) Bau piridin (+) Bau piridin (+)
Zat + spir + KOH → + merah muda Merah muda Merah muda
CHC13
4. → Bau
FeCl 3
piridin Lar. Kuning- Lar kuning- Hijau abu-abu
endapan putih endapan putih
5. + HC1 encer → dinginkan Abu-abu Hijau Jingga
encerkan dengan air + Biru tua Hijau tua Coklat-kopi
fenol + kaporit → warna +
NH4OHPenegasan
6 Reaksi lebih → warna (+) Violet → violet
Zat + HC1 encer → + air merah tua
+ 1 tts
K2Cr207 terjadi

IDENRIFKASI SENYAWA GOLONGAN ANILIN


1. PARASETAMOL
a. Zat + HCl encer + panaskan diatas wb → + FeCl3 → warna ungu (setelah
hidrolisa)
b. Zat + resorcin + H2SO4 pekat, panaskan diatas wb, dinginkan, encerkan dengan

58
air + NaOH ad alkalis, fluoresensi warna ungu
c. Zat + reagen Folin Ciocalteu→ biru
d. Zat + reagen Libermen → violet
e. Zat + Reagen Nessler → coklat
f. Zat + HCl encer dipansakan selama 3 menit + 10 mL aquadest + 0,5 mL 0,02M
K2Cr2O7 → violet
g. Zat + CuSO4 + NaOH → biru tosca
h. Zat + FeCl3 → biru-ungu muda atau coklat biru hijau
i. 50 mg zat dalam 3N HCl  panaskan 5 menit  larutan + diazo A + diazo B →
timbul warna jingga-merah
j. Zat + HNO3 pekat → kuning coklat, gas
k. Reaksi Kristal:
1) Aceton-air
2) KOH
3) K3 Fe(CN)6
2. ACETANILIDA
a. H2SO4 pekat + K2Cr2O4 aduk → ungu biru
b. Indofenol → biru
c. Dalam tabung dipanaskan samapai larut dinginkan pada air kran seperti lilin

D. ALKALOID GOL.KININ (Kinin, Kinidin, Euchinin,)


Lihat fluorescensinya dulu diluar UV dengan H2SO4 e baru dilakukan identifikasi yang
Iain (masing-masing)
1. Fluorescensi padat → Euchinin : ungu ; Air → ungu/ biru ; H 2S04 encer → -
biru keunguan (kinin, kinidin dan tanas kinin). Untuk tanas kinin setelah di +
H2SO4 encer disaring dulu dan biru kehijauan : euchinin
2. Talleochin reaksi
Cara : Lar.zat dalam asam asetat encer + 1-2 tts air brom + NH4OH kemudian tarik dengan
kloroform → Kinin : hijau dan Euchinin : hijau-merah rosa
3. Eritrosin reaksi
Lar.zat dalam HC1 encer + air brom sampai kuning + K.Ferrosianida + CHCI3 + NH4OH
kemudian kocok → lapisan CHCI3 merah

59
4. Iodoform reaksi → Euchinin (lihat kristal)
5. Zat + asam asetat + H2SO4 pekat, panaskan di wb, encerkan → bau etil asetat
(Euchinin)
6. Zat + NaOH → merah coklat (tannas Chinin)
7. Reaksi hereapatiti (asam asetat glasial + air + etanol sama banyak + 1 tts H2SO4
pekat + Sol.Iodii aquosa sampai agak kekuningan) zat + 1 tts pereaksi → lihat
kristal, bedakan kinin dengan kinidin
8. Reaksi kristal yang lain :
a) Dengan HCI encer + HgCl2
b) Dengan HCI encer + K.Ferrosianida
c) Dengan HCI encer + Mayer/ Dragendorf
9. Gol.Kinin diekstraksi dengan NaOH encer + eter, kocok, lapisan ete- diambil

No. PEREAKSI KUININ KUINIDIN EUKININ T.KININ


1. Fluorescensi
a. Padat/ air (-) atau ungu (-) atau ungu Ungu atau (-) atau biru
b. H2SO4 (UV) Biru muda Biru muda ungu Biru
atau atau Biru
Kuning Kuning kehijauan
Kuat
c. NaOH (UV) - - - -
2. Lar.kuning Kuning Ungu tua Coklat merah
Aqua Bromata Ungu muda
Talleokuin Hijau Hijau Hijau Hijau
3.

IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN KININ

1. Quinin Sulfat
a. Teleokuin reaksi
Zat + HCI encer + 2 tts Aqua bromata + NH4OH berlebih. → hijau muda (lambat)
b. Erytrosin
Zat + HCI + aqua bromata → kocok + K4 Fe(CN)6+ NaOH teteskan CHC13 → warna
kloroform → merah

60
c. Reaksi kristal herapatit
As.asetat glasial + sol.iodii + alkohol + H2S04C → amati di mikroskop
d. Sulfuric Acid → Kuning (fluoresces under UV light)
e. Thalleioquin Test → Hijau

2. Quinidin Sulfat
a. Sulfuric Acid → Kuning (fluoresces under UV light)
b. Thalleioquin Test → Hijau

3. Cholroquin Phosfat
a. Liebermann's Test (100°)—orange

E. ALKALOID GOL.OPIUM (Kodein HC1, Dionin, Papaverin HCI, Morfin


HCI)
a. Dengan reagen Marquis → ungu + air → lihat laig (bandingkan dengan GG,
thiocol maupun gol.salisilat)
b. Dengan FeCl3 → biru hijau (Morfin)
c. Dengan asam-asam pekat (HCI/HNO3/ H2S04) → amati warna
d. Dengan reagen Frohde (amm.molibdat + H2S04 pekat) → amati warnanya
e. Dengan reagen King, panaskan → amati warnanya
f. Dengan reagen Saches (vanilin + H2S04 pekat), panaskan di wb → merah fanta,
kecuali papaverin
g. Reaksi Serulas lefort
Zat + H2S04 encer + lar KI + CHC13, kocok + H2S04 pekat → ungu
h. Reaksi Huseman
Zat + H2S04 pekat, panaskan di wb, HNO3 pekat + KNO3 padat → merah jingga
i. Reaksi Gabrietti
Zat + H2S04 pekat, panaskan di wb, kloralhidrat → ungu muda → hijau biru
j. Reaksi kristal
1) Aseton - air

61
2) Dengan HCI encer + HgCI2
3) Dengan HCI encer + ZnCl2 (Papaverin HCI)
4) Dengan HCI encer + Mayer
5) Dengan HCI encer + Dragendorf
6) Dengan HCI encer + Bouchardat
7) Dengan HCI encer + K.Ferrisianida
Golongan Opium diekstraksi dengan eter suasana alkalis (NaOH) kecuali Papaverin
diekstraksi dengan NH4OH + CHCI3 : lsopropil alkohol = 3:1)

No. PEREAKSI MORF1N CODEIN PAPAVERIN


1. HNO3 pekat Larutan merah Larutan kuning Jingga lama
Coklat kuning Jingga
Jingga
2. H2S04 pekat Berbusa ungu Berbusa ungu Berbusa putih
muda muda lama-lama
biru muda
3. FeCl3 Biru kehijauan - -

4. K4 Fe(CN)6 + FeCl3 --biru tua Lama-lama biru --hijau


tua
5. Marquis Ungu tua Ungu Merah ungu
langsung Lama-lama ungu-
coklat
6. King Merah jingga Merah jingga Putih
7. Sanches Merah fanta Merah fanta kuning

8. Frohde Ungu lama-lama Hijau lumut → Hijau kebiruan


hijau biru ungu
9. Reaksi kristal HgCl2 Bouchardat HgCl2 Bouchardat HgCl2Bouchardat
Dragendorf - Dragendorf ZnC12 + HCl
Dragendorf

IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN OPIUM


1. Codein HCl

62
a. Zat + FeCl3 → ungu
b. Zat +H2SO4 pekat → ungu
c. Zat +Marquis → ungu
d. Zat +AgNO3 → endapan putih
e. Zat + reagen Liebermann's → Hitam
f. Zat + reagen Mandelin's → hijau

2. Morfin HCl
a. Zat + FeCl3→ biru
b. Zat + Reagen Liebermann's → hitam
c. Zat + Reagen Mandelin's → biru – grey
d. Zat + reagen Marquis → violet

3. Papaverin HCl
a. Liebermann's Test → black
b. Mandelin's Test → grey–green

F. ALKALOID LAIN (Atropin Sulfat, Ephedrin HCI, Strychnin Nitras)


Yang termasuk dalam alkaloid ini adalah:
1. Alkaloida goI.Solanaceae : atropin
2. Alkaloida seperti strychnin : Strychnin, Brucin
3. Alkaloida turunan amin alifatis dengan inti aromatis : Ephedrin

Reaksi Umum Golongannya:


a. Reaksi Vitalli
Cara: Zat + HNO3 pekat , panaskan di wb sampai kering + kan KOH – etanol → Atropin
: ungu + aseton → tetap dan Strychnin : ungu + aseton → merah
b. Reaksi Wassicky
Cara: Zat + pDAB + H2S04 pekat, panaskan di wb → Atropin : merah darah dan
Strychnin : merah orange
c. Reagen Mandelin → amati warnanya
d. Reaksi Chen-kao

63
Cara: Zat + 1-2 tts CuSO4 + NaOH ad alkalis, tarik dengan amil alkohol/ eter → lapisan
amil alkohol/ eter ungu
e. Zat + KOH padat + pyridin, panaskan di wb → amati warna
f. Iodoform reaksi (NaOH + Sol.Iodii aquosa) → bau Iodoform
g. Dengan asam sulfanilat + NaN02 → jingga
h. Zat + HCI pekat, panaskan di wb + NaN02 → merah
i. Dengan K2Cr2O7 + H2S04 pekat → amati warnanya
j. Reaksi kristal
1. Dengan Aceton-air
2. Dengan HCI encer + HgCl2/ Mayer/ Dragendorf/ Bouchar

IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN ALKALOID

1. ATROPIN
a. S + Vitalli → ungu + aseton → tetap
b. S + K2Cr2O7 (K.bikromat) → hijau tua
c. S + Mandelin → putih agak kotor
d. S + KMnO4 + H2SO4 → ungu muda
e. S + Marquis → kuning jingga
f. S + H2SO4 pekat → rosa muda agak lama
g. S + HNO3 cons → ungu cepat hilang
h. S + Reagen Liberment → merah – oarnge
i. S + p-DAB + H2SO4 pekat → merah ungu
Reaksi kristal:
1. HCl → HgC12
2. HCI Dragendorf
3. Bouchardat
4. Bi kompleks

2. STRICHNIN NITRAT

64
a. S + Nitrat → (+)
b. S + H2SO4 pekat → kuning
c. S + HN03 pekat → Merah atau kuning coklat
d. S + K2Cr2O7 + H2SO4 pekat → merah
e. S +HCl p + HNO3 pekat → merah
f. S + Vitalli → ungu biru + aseton → rosa
g. S + Wassicky → orange → coklat
h. S +Mandelin → merah ros---kekuningan
i. S + KMnO4 + H2S04 pekat → merah darah → coklat
j. S + Aqua bromata → endapan kuning-putih
k. S + Nessler → endapan putih
Reaksi kristal :
1. HCI → HgCl2
2. HCI Dragendorf
3. Bouchardat

3. EFEDRIN HCI
a. S + Chen & kao → ungu fase amil alkohol
b. S + FeCl3 → kuning
c. S + CuS04 + NaOH → ungu/ violet tua
d. Iodoform test → (+) (NaOH + sol.iodii)
e. S + Aqua iod → coklat hitam
f. S + Reagen Liberment → merah – oarnge
g. Reaksi Beillstein → (+)

4. PRIMAQUIN
a. Mandelin's Test—violet→orange
b. Marquis Test—orange.
c. Dissolve 10 mg in 5 mL of water and add 1 mL of a 5% solution of ceric
ammonium sulfate in dilute nitric acid—violet (distinction from chloroquine)

65
BAB VI
GOLONGAN BARBITAL dan OBAT TRANQUILIZER

A. Golongan Luminal (Luminal/ Luminal Na, Veronal)


Secara kimia, barbiturat merupakan derivat asam barbiturat. Asam barbiturat (2,4,6-
trioksoheksahidropirirmidin) merupakan hasil reaksi kondensasi antara urea dengan asam
malonat
1. Reaksi dengan 1 -2 tetes Parry + I -2 tts NH4OH → ungu
2. Reaksi dengan Zwikker → ungu apabila dengan Zwikker tidak berwarna ungu, maka
zat diekstraksi dengan eter suasana asam (H2SO4), kocok, ambil lapisan eternya,
uapkan, krital yang terbentuk dilarutkam kemudian lakukan lagi reaksi dengan
Zwikker
3. Dengan a-Naftol + H2SO4 pekat → amati warna
4. Dengan air brom → amati warna
5. Dengan vanillin + H2SO4 pekat, panaskan di wb (tidak khas untuk barbital)
6. Reaksi kristal :
a. Dalam paraffin
b. Dengan aseton-air
c. Dengan HCI encer + Fe.kompleks/ Bi.kompleks

66
d. Dengan Zwikker

No. PEREAKSI VERONAL LUMINAL/Na BROMEVAL


1. Parry
Zat + pereaksi Parry Ungu Ungu Ungu
2. +Zwikker Biru-ungu Hijautua Biru terang
3. Liebermann's tes NaN02 + - Merah orange -
H2S04
4. Sanches Ungu merah - -
1 g vanilla + H2SO4

IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN BARBITAL

1. VERONAL = BARBITAL
a. Zat + 1 tts piridin + Zwikker → ungu → kristal
b. Zat + NaOH → HCI encer → yang dapat dilihat
c. Zat + H2SO4 pekat + α- naftol → ungu samapi biru
d. Zat + reagent Zwikker → ungu
e. Zat + Hg2NO3 → hitam
f. Zat + Vanillin Reagent → coklat – merah/ungu

B. Obat Tranquilizer
1. Benzodiazepin
a. Alparazolam

b. Diazepam
Formaldehyde–Sulfuric Acid—orange.

c. Lorazepam
Formaldehyde–Sulfuric Acid—orange
Marquis Test—yellow
Sulfuric Acid—yellow

67
C. Non Benzodiazepin-Barbital
1. Dextromethorpharm
Aromaticity (Method 2)—yellow/orange–red
Liebermann's Test—black

2. Ketamin
3. Propadol
Folin–Ciocalteu Reagent—blue
Liebermann's Test—black
Mandelin's Test—blue–green→green
Marquis Test—orange→red–brown

BAB VII
ANTIBIOTIKA
Antibiotik merupakan zat-zat kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme hidup (jamur
dan bakteri) yang berkhasiat bakteriostatik atau bakteriosida terhadap mikrooorganisme
yang lain.

A. Pembagian
Berdasarkan daya kerjanya :
1. Antibiotik “Narrow Spectrum”
2. Antibiotik “Broad Spectrum”

B. Sifat umum
1. Bentuk : umumnya berbentuk hablur atau serbuk.
2. Warna : umumnya berwarna putih, kecuali:
a) Kuning : gol tetrasiklin
b) Putih agak abu-abu : bacitrasin, tyrotrosin
c) Merah: rimfapicin.
3. Rasa: umumnya tidak berasa/sedikit pahit, kecuali:
a) Pahit: kloramfenicol, oksitetrasiklin

68
b) Seperti bawang : golongan penicilin.
4. Bau: umumnya tidak berbau
5. Agak higroskopis:eritromycin, neomicin, oksitetrasiklin.
6. Kelarutan mudah larut dalam air dan alkohol, yang susah lar dalam air misalnya
kloramfenikol, ertromicin.

C. REAKSI UMUM GOLONGAN ANTIBIOTIK


1. Fluorescensi
a. Padat
Merah jingga → Tetrasiklin HC1 Jingga terang → Oksitetrasiklin HC1
b. Basa (NaOH)
Kuning terang → Tetrasiklin HC1
c. Asam(H2S04)
Merah jingga → Tetrasiklin

2. Pereaksi
a. Zat + H2SO4 pekat → merah-ungu : Tetrasiklin, Rifampicin, Oksitetrasiklin →
Coklat tua : Eritromisin H2SO4+ Air → Kuning : Tetrasiklin
b. Zat + KOH + Piridin → Merah-ungu : Kloramfenikol
c. Zat + Wasicky → Ungu : Eritromisin
d. Zat + DAB-HC1 → jingga : Proc.Penicillin
e. Zat + HC1 pekat → Merah : Rifampicin dan Jingga : Oksitetrasiklin
f. Zat + HNO3 pekat → Jingga-coklat: Tetrasiklin, Rifampicin dan Ungu muda:
Eritromisin Kuning-hijau : Ampisillin Kuning-tua: Proc.Penisillin
g. Zat + Fehling A + B → Endapan merah bata → (+) Ampicillin, Amoksisilin
h. Zat + King →Merah darah → Oksitetrasiklin dan Merah berbusa →
Proc.Penisillin

D. IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN ANTIBIOTIK


1. GOLONGAN KLORAMFENIKOL
1) Kloramfenikol
a. 10 mg zat + 2,0 g NaOH + mL air dipanaskan sampai mendidih → larutan

69
berwarna kuning kuat
b. 50 mg zat + 3 mL etanol 70% mL air dan 200 mg bubuk Zn, panaskan di wb 10
mnt → saring
1) Filtrat + 2 tts benzilklorida, kocok + ltts FeCI3 → terbentuk warna merah-ungu
pekat
2) Filtrat yang lain + 3 tts HC1 encer + 3 tts NaN0 2 10% + 5 tts larutan (10 mg
p-nafto dalam 5 ml NaOH 15%) → warna merah jingga
3) Filtrat + HN03 + AgN03 → endapan AgC1
c. Ion Cl(+)
d. Zat + HC1 c + serbuk Zn → setelah dingin + DAB HC1 → warna orange
e. Reaksi kristal dengan aseton-air
f. Zat + KOH + piridin → merah ungu
2) Thiamphenicol

2. GOLONGAN TETRASIKLIN
1) Tetrasiklin HCl
a. Zat + H2SO4 pekat terjadi warna ungu, encerkan terjadi warna kuning,+ FeCl 3 1%
1 tts warna ungu → coklat/ merah coklat
b. Asam nitrat pekat → jingga coklat encerkan → jingga
c. Zat + pereaksi Mureksid → merah jingga
d. Zat + Marquis : merh anggur.
e. Zat + Frohde : merah anggur
f. Zat + HNO3 : ↓
g. Zat + Aqua brom : ↓ kuning
h. Zat + Nessler : segera hitam.
i. Zat + Millon : rosa
j. Zat + AgNO3 : mereduksi
k. Za + H2SO4 pekat : coklat
l. Zat + FeCl3 : ungu coklat

2) Oksitetrasiklin HCl
a. Zat + H2SO4 pekat : ungu kemerah-merahan + air → kuning

70
b. Zat + HNO3 p : kuning

3. ERITROMISIN
a. S + H2SO4 pekat → kuning ungu Coklat tua diencerkan jadi hijau
b. S + FeCl3 + H2SO4 → Hijau
c. S + HNO3 pekat → ungu muda

4. AMOKSISILIN
a. Zat + Fehling → Hijau-coklat → endaan merah bata
b. Zat + Asam Kuat → kuning
5. PENICILIN
a. S + Resorsin → kuning hijau.
b. S + 5 tts Cu(NH3)nitras, panaskan → kining hijua.
c. S + HNO3 pekat → kuning coklat.
d. S + Reagen Marquis → coklat kuning
e. S + H2SO4 pekat → kuning
f. S + P-DAB → bau sulfur

6. ERYTROMYCIN
a. S + H2SO4 pekat → kuning coklat ungu + air → hijau
b. S + HNO3 pekat → kuning + air → hijau
c. S dalam NaOH : tak berflourosensi

7. SPIRAMYCIN
A. Zat + H2SO4 pekat : kuning coklat ungu + air → hijau
B. Zat dalam NaOH → flourosensi

8. STREPTOMYCIN SULFAT
A. Zat + H2SO4 pekat : kuning lama-lama biru hijau
B. Reaksi kristal : A-A

71
9. ISONIAZID
a. S + FeCl3 → coklat ada gas
b. S + Nessler →gas
c. S + NH3 → coklat abu-abu hitam segera
d. S + p-DAB →amati warna
e. S + Roux → jingga
f. Korek api → merah coklat

72
BAB VIII
VITAMIN

Vitamin berasal dari bahasa Latin (Vita artinya hidup dan amin artinya senyawa
mengandung N-basa).

A. Penggolongan Vitamin berdasarkan Kelarutannya


1. Vitamin yang larut dalam minyak: Vitamin A,D, E, K, F.
2. Vitamin yang larut dalam air: B1, B2, B6, B12, C, asam folat, asam Nikotinat,
Nikotinamid, Asam Pentotenat, Biotin, Inositol, P, Rutine.
3. Non identified Vitamin

B. Fluorescensi
1. Fluorosensi : Kuning hijau dalam air
2. Fluorescensi Padat:
a) Hijau → Vit.B1
b) Kuning-orange → Vit.B2
c) Ungu → Vit.B6
d) Kuning → Vitamin C
e) Hijau → Nikotinamida
f) Hijau-ungu → Ca-Pantotenat

C. Pirolisa
1. Bau kacang → Vit.B1 → sisa pijar putih → Ca++ → (+)
2. Hasil pemijaran seperti sarang tawon

D. Reaksi warna
a. Thiokrom reaksi → biru-ungu → Vit.B1
Zat + K3Fe(CN)6 + HC1 -+ diamkan + amil alkohol warna ungu : Vit.B1 (+)

b. Zat + NaOH panaskan → kuning : Vit.B1, Karbohidrat (bedakan dengan


Molisch)

73
c. Zat + FeCl3 → merah darah : Vit.B6 (bedakan dengan antipirin)
Antipirin + NaOH dipanaskan → tidak kuning
d. Fehling (A+B) → Segera terjadi merah bata : Vit.C (+)
Bedakan dengan karbohidrat dengan NaOH dipanaskan → tidak kuning
e. Zat + As.sitrat + asetat anhidrat dipanaskan → ungu : Nikotinamid (+)
f. H2SO4 pekat → Merah-jingga dan warna kuning-jingga → Vit.B2

E. Identifikasi Senyawa Golongan Vitamin


1. VITAMIN B1 (Thiamin)
a. Pirolisa → keluar bau seperti kacang
b. Zat + NaOH → larutan kuning
c. Tiokrom reaksi → (+)
Larutan zat + K3Fe(CN)6 + HC1 + NaOH ad alkalis + amil alkohol → lapisan amilalkohol
→ biru ungu
d. Zat + Pb asetat + NaOH (6N) → warna kuning, dipanaskan di wb → endapan
coklat hitam PbS
e. Cl → (+)
f. Zat + DAB-HC1 → Merah-rosa
g. Zat + Nesleer : kuning coklat langsung abu-abu hitam
h. Zat + H2SO4 pekat : kuning jingga
i. Reaksi kristal
1) AuCl3 → kristal roset
2) PtCl2 → kristal tipis/jarum
3) B1 kompleks, Fe kompleks, HC1 Bouchardat, HC1 Dragendorf

2. VITAMIN B2 = Riboflavin = Laktoflavin


a. Warna kuning-kuningjingga
b. Fluorescensi dalam air → kuning hijau tua, + HC1/ NaOH/ senyawa reduktor
c. Zat + AgN03 → merah, setelah beberapa lama → endapan merah
d. Zat + H2SO4 pekat → warna merah berbusa
e. Zat +Nessler → Merah-jingga
f. Zat + Na.Nitroprusid + NaOH → kuning tua

74
g. Reaksi kristal Fe-kompleks, B1.kompleks, HC1 Bouchardat, HC1 Dragendorf

3. VITAMIN B6 = PYRIDOXIN
a. Zat + FeCl3 → merah darah/ merah jingga
b. Zat + (camp.H2S04 + NaOH) → kuning tua-jingga, + Hac → merah
c. Larutan zat + (CuS04 + NaOH) → biru ungu
d. Zat + Na Nitroprusid + NaOH → kuning
e. Zat + Diazo A + Diazo B + NaOH → kuning – jingga merah
f. Zat + FeCl → merah darah
g. Reaksi Kristal :
1) Bi-kompleks
2) Fe kompleks
3) HC1 Bouchardat
4) HC1 Dragendorf

4. VITAMIN A = RETINOL
a. Zat + AgNO3 : rosa
b. Fluoresensi : hijau kuning pupus
c. Reaksi Carr dan Price : zat dalam CHCl3 + SbCl3 dalam CHCl3 → beberapa
menit ungu merah

5. VITAMIN C
a. Zat + FeCl3 → warna hilang
b. Reaksi Luff → mereduksi dingin
c. AgNO3 → abu-abu hitam
d. Zat + Nessler → kuning coklat abu-abu cepat hitam
e. Zat dalam air + NaOH 0,1N ad asam lemah + 1 tts FeSO4 → ungu
f. Zat + CuSO4 + NaOH → biru ungu
g. Zat + NaOH + Cu asetat → jingga
h. Zat + Na-nitroprusid→jika Di + NaOH → kuning, tetapi jika di + HCl → biru
i. Zat + Reagen Fehling → mereduksi (hijau merah)
j. Spot Test : zat + FeSO4 + NaHCO3 → ungu jika di + asam → hilang tetapi jika

75
ditambah basa → tetap.

5. Nicotinamidun
a. Zat + FeCl3 → coklat
b. Zat + p-DAB → hijau kuning
c. Zat + Reagen fehling → +
d. Zat + Reagen Cuprifil → +
e. Reaksi Korek api →kuning
f. Zat + Nessler → endapan putih

76
BAB IX
ANTIHISTAMIN

Yang termasuk ke dalam golongan athistamin adalah:


1. CTM = Klortrimeton
2. Difenhidramin HC1 → Benadril
3. Prometazin HC1→ Fenergan
4. Pheniramin Maleat → Avil
5. Anatazolin HCl → Antistin

Reaksi Warna
1. Antisin → Vitalli → Merah coklat
2. Zat + H2S04 pekat → Merah jingga : Antihistamin/ Antazolin HC1; Merah rosa/
mera : hijau : Prometazun HCI; Kuning-kuning tereang jingga/ ungu:CTM,
Difenhidramin HCI
3. Zat + FeCl3 → Kuning-kuning kehijauan: Antazolin HCI, Feniramin Maleat, CTM,
Difenhidramin; Jingga-coklat: Prometazin HCI, CTM
4. Frohde → ungu : Prometazin HCI
5. DAB-HCI → Endapan hijau tosca, lama-lama hilang : CTM; Kekuningan :
Difenhidramin HCI; Kuning muda endapan putih : Prometazin HCI

77
IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN ANTIHISTAMIN

ANTAZOLIN KLORPRO
No. PEREAKSl CTM DIFEN. HCL
ANTIHIST. MAZIN
1. HNO3C Merah darah Kuning Mera- -
kuning
Merah
ungu
Kuning
2. H2S04 pekat Ada gas merah Kuning Kuning terang -
jingga jingga

3. H2S04 + K2Cr207 Coklat Hijau Hijau ada Butir Merah coklat


merah

4. FeCl3 Kuning Kuning - -


kehijauan
5. AgN03 - - Lama-lama -
ungu
6. Aqua bromata - - - Hijau agak
kebiruan
7. Erlich (p DAB- - Hijau toska - -
HCI)
8. Wasicky (p DAB- Kuning tua Ungu dengan -
H2S04) tetes2 minyak

9. Frohde - - - Ungu
(amm.molibdat-
H2SO4)
10. HC1 pekat - - - Ungu

11. Marquis Coklat Kuning Ungu


merah
muda

78
BAB X
GOL. ANASTETIK LOKAL
No. PEREAKSI ANASTET1N PROCAIN LIDOCAIN
HCI HCI
1. DAB-HCI Kuning jingga Lar.jingga- -
kemerahan
2. Korek api Jingga Jingga -

3. Reduksi Calomel Zat + - Abu-abu Abu-abu hitam


calomel + HC1 e hitam
4. Carletti - - Ungu/ mereah
Zat + As.oksalat + resorc'm coklat
+H2S04
dipanaskan

5. Zat dalam As asetat taburkan Merah - -


PbO keatas larutannya
6. + NaOH + sol lodii Endapan kuning Endapan -
kuning
7. + H2S04 panaskan di wb → Bau etilasetat - -
encerkan

8. CuS04 + NaOH
9. Marquis Jingga Kuning Agak ungu

10. K2Cr207 + H2SO4 - - Jingga

11. KMn04 + NaOH

12. Fluorescensi padat Ungu Biru terang Kuning

13. Fluorescensi dalam H2S04 Biru - -


14. Reaicsi Wasicky - Kuning -
jingga

79
A. Reaksi Kristal : DAB-HC1 → kristal rambut kusut

B. Identifikasi Senyawa Golongan Anastetik Lokal


1. PROCAIN HCI
a. Zat + DAB-HC1 → larutan merah jingga
b. Reaksi Korek Api → larutan merah jingga
c. Zat + NaOH + KMnO4 → hijau ada minyak dipermukaan
d. Zat + FeCl3 → kuning terang
e. Zat + NaOH dipanaskan → + lar.iodium → warna kuning, bau iodoform &
bau amoniak
f. Zat + HCI + pereaksi alkaloid → terbentuk endapan
g. CI → (+) zat + HCI encer + fenol + KBr0 3 larutan → merah violet

2. LIDOCAIN HCI
a. Zat + DAB-HC1 → (-) zat + asam dipanaskan → + DAB-HC1 → kuning
jingga
b. Reaksi Korek Api → merah jingga
c. Zat + NaOH + KMn04 → hijau
d. Reaksi Carletti → coklat merah
e. CI → (+)
f. Zat + alkohol + parry + HCI pekat → hijau cerah endapan → mikroskopi

80
BAB XI
GOLONGAN OBAT CACING

1. PYRANTEL PAMOAT
a. Fluorescensi : Padat → Jingga terang; dalam air → kuning terang; dalam NaOH
→ kuning terang
b. Zat + H2SO4 → Kuning → Merah darah
c. Zat + HNO3 → Merah darah
d. Zat + FeCl3 → Hijau
e. Reaksi Diazo/King → Merah anggur
f. Zat + Fehling A+B, panaskan → (+)
g. Zat + Reagen Marquis → ungu
h. Zat + Reagen Wasicky → Merah coklat (ungu)

2. PIPERAZIN CITRAT
a. Fluorescensi : padat → (-); dalam H2S04 e → Biru; dlam NaOH → ungu
b. Zat + H2SO4 + resorcin, panaskan → ungu kemerahan dan bandingakan dengan
Blanko H2SO4 + resorcin → ungu
c. Zat + NaOH + Mayer → terjadi endapan
d. Zat + HCI + Mayer → tak ada endapan
e. Zat + Nessler → endapan putih bersih

81
BAB XII
GOLONGAN STEROID

No. PEREAKSI PREDNISON PREDNI DEKSA CORTISON HIDRO


SOLON METASON ASETAT CORTISON
1. H2S04 pekat Kuning- Lama2 Merah/pink Lama2 Coklat
Coklat Merah- kuning hitam-
coklat- kuning
Kuning-
Jingga
2. HNO3 pekat - - - Jingga Kuning pucat
3. HC1 pekat - - - Kuning -
(lama)
4. King Kuning Jingga Merah---- Kuning Merah fanta Kuning muda
(lama) kenari
5. Frohde Kuning hijau - Merah darah Biru hijau Coklat

6. Sanches Kuning coklat - Merah - Coklat tua

7. Marquis Coklat muda - Merah coklat - jingga

8. Wasicky Kuning tua - - Coklat tua -

Identifikasi Senyawa Golongan Hormon

1. PREDNISON
a. Zat + H2SO4 pekat → kuning-coklat
b. Zat + Reagen King → kuning jingga agak lama
c. Zat + Reagen Marquis → coklat muda
d. Zat + Reagen Frohde → kuning hijau
e. Zat + Reagen Sanches → kuning coklat
f. Zat + Reagen Wasicky → kuning tua

2. PEKSAMETASON

82
a. Zat + H2SO4 pekat → warna pink-Merah
b. Zat + Reagen Marquis → coklat-merah pink
c. Zat + Reagen Frohde → merah-rosa-Iar.hijau
d. Zat + Reagen Mandelin → merah-lar.coklat
e. Zat + Reagen Sanches → coklat/ merah pink
f. Zat + p-DAB - H2SO4 pekat → pink → merah, dipanaskan → hitam
g. Reaksi kristal → Aceton-Air

3. HIDROKORTISON
a. Zat + H2SO4 pekat → jingga → coklat tua → hijau
b. Zat + HNO3 pekat → kuning muda → lama-lama hijau
c. Zat + Reagen Mandelin → Coklat tua
d. Zat + Reagen Marquis → merah coklat-tua
e. Zat + p-DAB - H2SO4 pekat → coklat muda
f. Zat + NaOH, dipanaskan → kuning muda
g. Zat + Reagen Sanches → Coklat tua

BAB XIII

83
KARBOHIDRAT
(Glukosa, Laktosa, Gom, Tragacanth, Amylum, Saccharin)

A. Reaksi Warna
a. Dengan reagen Molisch + H2SO4 p melalui dinding → cincin ungu
b. Fehling A + B sama banyak kemudian dipanaskan → endapan merah bata (laktosa
& glukosa dengan reaksi ini warna larutannya semua berubah)
c. Dengan reagen Luff, Barfoed → endapan merah bata
d. Dengan NaOH yang dipanaskan → kuning atau kuning coklat
e. Raksi Osazon/ Hidrazon
Cara: 1 bag zat, 2 bag Phenylhidrazin chloride, 3 bag Na asetat dan 3-5 mL air, larutkan
dulu) kemudian dipanaskan sampai terbentuk endapan kuning, lihat kristal (perhatikan
cepat/ lambatnya terbentuk reaksi kristal)

B. Uji Penegasan
2. Amyium
a. Dilihat dibawah mikroskop dengan air (bedakan dengna tragakanth)
b. Dengan sol lodii → biru, sedangkan tragacanth hanya bintik-bintik biru

3. Saccharin
a. Dilihat di bawah mikroskop dengan paraffin, Zwikker
b. Zat + Resorcin + H2SO4 p, panaskan → hijau tua, dinginkan + air + NaOH
→ merah rose, fluorescensi hijau

4. Gom & Tragacanth


a. Lihat kelarutan dalam air (amati bentuknya) dikocok dengan air berbusa
b. Dengan NaOH + 1 tetes Titan Yellow → amati warna
c. Dengan sol lodii → bedakan
d. Lar. + Pb.asetat + alkohol → endapan putih (amilum juga terjadi endapan
putih)

BAB IV

84
GOLONGAN PENGISI (TALK & BOLUS)

1. Organoleptis diperhatikan
2. Tidak larut dengna hampir semua pelarut
3. Lihat sisa pijar → Mg : sisa pijar Talk
Al : sisa pijar Bolus

4. Dengan CH3COOH encer + NaOH 0,1N + 1 tetes Titan Yellow → amati warna,
panaskan → amati warna bandingkan de reaksi blanko
5. Reaksi kristal untuk Mg dari Talk, Al dari Bolus

BAB XV
BAHAN DASAR SALEP
No. PEREAKSI ADEPS VASELIN VASELIN
LANAE ALBUM FLAVUM

1. Fluorescensi - Ungu Ungu


2. Zat + CHC13 + Ac.anhidrat Hijau Kuning Agak hijau
+ H2S04 C
3 Zat + CHC13 + H2S04 C Coklat merah Orange Ungu
Lapisan atas Cincin hijau Pinggiran hijau
Lapisan bawah

85
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai