Anda di halaman 1dari 9

JURNAL VI

SUPPOSITORIA
I. TINJAUAN TENTANG BAHAN OBAT
1. LATAR BELAKANG BAHAN OBAT
Nama bahan obat : Aminophyllinum
Nama kimia : Aminofilina / Teofilina
Etilendiamina
Struktur kimia : C16H24N10O4

Berat moleku : 420,43 gr/mol


Kemurnian : Butir atau serbuk, putih atau agak
kekuningan, bau lemah mirip
amoniak, rasa pahit
Efek terapeutik :
Dosis pemakaian : Sekali 500 mg, sehari 1,5 g
2. TINJAUAN FARMAKOLOGI
Indikasi : Asma bronkial asma akut
insufisiensi koroner kolik biliaris
spasme saluran empedu syok
anafilaktik
Farmakologi : Aminofilin merupakan kombinasi
antara teofilin dan etilendiamin.
berupa garam yang bersifat basa
sangat merangsang selaput lendir
Efek Samping : Gastrointestinal : mual, muntah,
diare susunan saraf

pusat : palpitasi,
tachycardia aritmia
ventrikulerpernapasan
: tachypnea sakit
kepala, hipotensi,
rash, hiperglikemia
Interaksi : kortikosteroid :
kortikosteroid intravena
dapat diberikan
bila respon terapi
aminofilin kurang baik
atau pasien
sudah biasa
menggunakannya.
teofilin : phenobarbital
meningkatkan
metabolisme
theophylline dengan
menginduksi berbagai
enzim mikrosom hati.
jangan
diberikan bersamaan
dengan preparat
xanthine lain
simetidine,
erythromycin,
troleandomisin dan
kontrasepsi oral dapat
menaikkan serum
theophylline
rifampicin
menurunkan serum
theophylline
Kontra Indikasi : Hipersensitif terhadap derivat
xanthine penderita tukak
lambung, diabetes
Peringata : hati-hati pada pada
penderita hipoksemia, hipertensi,
riwayat tukak lambung
dapat mengiritasi
saluran
pencernaan hati-hati
pemberian pada wanita
hamil,
menyusui dan anak-
anak hati-hati pada
kerusakan
fungsi hati, penderita
diatas usia 55 tahun
terutama pria
dan penderita penyakit
paru-paru kronis”
3. ORGANOLEPTIS
Warna : Putih atau agak
kekuningan
Bau : Bau amoniak
Rasa : Rasa pahit
4. MIKROSKOPIS
Bentuk Kristal : Butiran atau bubuk
5. STABILITAS
Stabilitas bahan padat
Terhadap suhu : 20-25 oC
Terhadap cahaya : Jauh dari paparan
cahaya matahari dan kelembaban

II. FORMULA
1. FORMULA ASLI

R/ Aminofilinum 250 mg
Oleum cacao q.s
m.f supp dtd no.ll
S. 2 dd 1 supp

2. FORMULASI YANG DIBUAT

No Nama Bahan Jumlah (mg) Fungsi


1 Aminofilinum 250 mg Zat aktif
2 Oleum cacao q.s Basis salep
3. PERHITUNGAN BAHAN

Aminofilinum = 2 x 250 mg
= 500 mg
Berat suppositoria = 2 x 2000 mg =
4000 gram
Nilai tukar = 500 mg x 0,86 = 430 mg
Oleum cacao = 4000 mg – 430 mg = 3,570 mg
Ditambahkan 10% oleum cacao = 10% x 3,570 =
0,357 mg
Oleum cacao yang di ambil = 3,570 mg + 0,357
mg = 3,927 mg

III.PELAKSANAAN
PENIMBANGAN BAHAN
No Nama Bahan Jumlah (mg/kapsul)

1 Aminofilinum 0,5 g

2 Oleum cacao 3,57 g

Alat dan Bahan


Alat
Batang Pengaduk
Cawan Porselin
Cetakan Suppositoria

Lumpang dan Alu


Neraca Analitik
Penangas air
Sendok Tanduk
Sudip
Bahan
Aminofilinum
Oleum Cacao
Kertas aluminium
Prosedur Pembuatan
Siapkan alat dan bahan
Ditimbang aminofilin 30 mg dan Ditumbang oleum cacao
3.927 g

Dioleskan paraffin dalam beton supositoria


Dilebur oleum cacao hingga berbentuk seperti massa
krim, diangkat.
Dimasukkan aminofilin ke dalam hasil lebaran, diaduk ad
homogen.
Dituang ke dalam beton supositeria
Dibiarkan dingin dahulu. Kemudian dimasukkan kulkas
agar memadat
(membeku),
Dilepas supositorin dari beton, dibungkus dengan
alumunium foil
Dimasukkan kedalam plastik dan diberi etiket biru
PEMBAHASAN
Menurut Farmakope Indonesia suppositoria adalah
suatu bentuk sediaan padat yang umumnya dimaksudkan
untuk dimasukkan melalui lubang atau celah pada tubuh.
Suppositoria setelah dimasukkan ke dalam lubang tubuh
ia akan melebur, melunak atau melarut, dan memberikan
efek lokal atau sistemik. Tujuan pengobatan
menggunakan sediaan suppositoria adalah :
1. untuk pengobatan lokal pada rektum, vagina,
urethra, misal wasir, infeksi dan
lain lain,
2. sebagai alternatif bila oral tidak bisa dilakukan,
misal pada bayi, pasien
debil (lemas, tidak bertenaga), muntah-muntah,
gangguan system pencernaan (mual, muntah),
kerusakan saluran cerna agar obat lebih cepat
bekerja, karena absorpsi obat oleh selaput lendir
rektal langsung.

KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum kali ini, maka dapat disimpulkan
bahwa :
Suppositoria adalah suatu bentuk sediaan padat yang
umumnya dimaksudkan untuk dimasukkan melalui
lubang atau celah pada tubuh. Didapatkan berat
Aminofilinum 0,5 g dan oleum cacao 3,57 g.
PUSTAKA
Farmakope Indonesia Edisi III, 1979. Departemen
Kesehatan Inonesia.
Gloria Murtini, dkk, 2018. Teknologi Sediaan Padat.
Kementerian Kesehatan republik Indonesia.

BROSUR DAN ETIKET

APOTEK LISA
Jl. Soekarno Hatta, KM 9
APA ; Nur Janna, S. Farm, Apt.
SIPA : G70121046
No. 14 Tgl : Palu, 21/09/2022

Nama : sandra
Umur : 20 thn Suppositoria Rektal

OBAT DALAM
SEMOGA LEKAS SEMBUH

Anda mungkin juga menyukai