Anda di halaman 1dari 38

Farmasetika Dasar

[Extractum &Tingtura]

Dosen pengampu : Aries Meryta.,S.Farm.Apt

Disusun oleh :
Naufal Aushaf (332198420201)
Muhaimin Darmawan (332198420117)
Desty Pramadini (332198420191)
Safira Salsabila (332198420249)

Kelas : Reguler 1- 20 A
EXTRACTUM
1. DEFINISI EXTRACTUM

MENURUT FARMAKOPE INDONESIA EDISI V :


Extractum ( Ekstrak ) adalah sediaan pekat yang di peroleh dengan
mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani
menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut
di uapkan dan massa atau serbuk yang tersisa di perlakukan sedemikian hingga
memenuhi baku yang telah di tetapkan

3
2. KEUNTUNGAN
& KERUGIAN
Keuntungan:
1. Zat berkhasiat yang terdapat di simplisia terdapat dalam bentuk yang mempunyai kadar tinggi
2. Zat berkhasiat lebih mudah diatur dosisnya.
3. Untuk menstandardisasi  kandungannya sehingga menjamin keseragaman mutu, keamanan, dan
khasiat produk akhir
4. Penggunaan ekstrak dibandingkan dengan simplisia  asalnya adalah bisa lebih simple dari segi
bobot, pemakaian ekstrak lebih sedikit dibandingkan dengan bobot tumbuhan asalnya.
5. Dengan adanya teknologi ekstrak ini, biasanya pihak yang diuntungkan diantaranya industri

Aa Aa
bidang obat tradisional dari segi keseragaman mutu hasil produk jadinya, dan pemerintah dari
sisi keamanan  dan khasiat produk jadi        

Kerugian
1. Pada pembuatan ekstrak tidak semua zat berkhasiat
dapat tersari dalam pelarutnya.
3. KARAKTERISTIK SEDIAAN YANG BAIK
Telah dilakukan penelitian tentang karakterisasi sediaan ekstrak daun belimbing
wuluh sebagai pembersih wajah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
karakteristik sediaan ekstrak daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) untuk
digunakan sebagai pembersih wajah.  Sedian dibuat dengan menggunakan metode
ekstraksi maserasi dan evaporasi, Rendemen produk ekstrak kental daun belimbing
wuluh 30.93%.

Karakterisasi sediaan dilakukan dengan beberapa pengujian sesuai SNI


masker wajah yang meliputi uji homogenitas, uji pH, dan uji daya sebar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk masker dari ekstrak daun
belimbing wuluh memiliki sifat homogen, nilai pH 5 dan daya sebar 6,
dengan demikian sediaan masker daun belimbing wuluh telah memenuhi
standar SNI dan dapat direkomendasikan untuk dipergunakan sebagai
masker wajah.
5
4. JENIS – JENIS
1. Extractum Siccum ( ekstrak kering )
•Pengerjaannya seperti membuat serbuk dengan zat padat halus contohnya Opii extractum, Strychni extractum
2. Extractum Spissum ( ekstrak kental )
•Dikerjakan dalam lumpang panas dengan sedikit penambahan pelarut ( etanol 70% ) untuk
mengencerkan ekstrak, kemudian tambahkan zat tambahan sebagai pengering. Contohnya : Belladonnae
extractum, Hyoscyami extractum. Ekstrak Cannabis Indicae dan ekstrak valerianae menggunakan etanol 90%.
Ekstrak Filicis dengan eter
3. Extractum Liquidum ( Ekstrak cair )
•Dikerjakan seperti mengerjakan serbuk dengan tinctur. Contohnya : Rhamni Purshianae ext, Ext. Hydrastis
Liq. Catatan : Ekstrak Chinae Liq. Bisa diganti dengan ekstrak Chinae Siccum sebanyak sepertiganya.

6
5. CARA PEMBUATAN
1. Ekstrak Belladonae
Cara pembuatan : perkolasi 100 bagian serbuk belladon  dengan campuran etanol encer dan larutan
dalam air asam asetat 2% v/v volume sama sehingga alkaloid tersari sempurna yang diperiksa dengan
cara sebagai berikut : Kocok kuat-kuat campuran 3 ml eter,5 tetes amonia encer dan 2ml
perkolat.Uapkan 2ml lapisan eter,larutkan sisa dalam satu tetes H 2SO4 encer,kemudian tambahkan 5 tetes
air dan satu tetes larutan kalium tetraiodida hidrargyrant (II) tidak terjadi kekeruhan.suling etanol dengan
perkolat,Biarkan ditempat sejuk selama 24jam.Tambahkan talk,saring,cuci sisa dengan 100 bagian air.
Uapkan Filtrat menurut cara yang tertera pada extracta hingga diperoleh ektra kental.ektra ini berkadar
1,3% alkaloida.
2. Ekstrak Hiosiami(Hyosyami Extractum)
Cara Pembuatan:Sama dengan cara pembuatan Belladonae Extractum yang dibuat dari
serbuk hiosiamin.Extra Hiosiamin kental disimpan dalam persedian dalam bentuk serbuk. 7
LANJUTAN

3.Ekstra Akar Manis (Glycyrrhizae Succus Exctractum)

Cara pembuatan : Penyarian dilakukan dengan air mendidih kemudian diuapkan


hingga kering.

4.Ekstra Timi (Thymi Exctractum)


1)Campurkan 500 bagian serbuk  () herba timi dengan campuran 125
bagian air, 50 bagian gliserol  dan 75 bagian etanol (90%). Biarkan
campuran selama 24 jam dalam sebuah bejana tetutup,pindah kan
kedalam  perkolator ,perkolasi dengan campuran yang terdiri dari 1
bagian etanol (90%) dan 3 bagian air q.s.hingga diperoleh 175 bagian 
cairan,simpan  cairan ini.
8
6. PEMBUATAN SEDIAAN
SECARA UMUM DAN KHUSUS
Metode pembuatan ekstrak yang umum digunakan antara lain maserasi, perkolasi, soxhletasi.
Metode ekstraksi dipilih berdasarkan beberapa faktor seperti: sifat dari bahan mentah obat dan
daya penyesuaian dengan tiap macam metode ekstraksi dan kepentingan dalam memperoleh
ekstrak yang sempurna (Ansel, 1989). Maserasi (macerare: mengairi, melunakkan) adalah cara
ekstraksi yang paling sederhana. Bahan simplisia yang dihaluskan sesuai dengan syarat
farmakope (umumnya terpotong-potong atau berupa serbuk kasar) direndam dalam bahan
pengekstraksi. Rendaman tersebut disimpan terlindung dari cahaya langsung (mencegah reaksi
yang dikatilisis cahaya atau perubahan warna) dan dikocok kembali.

Waktu lamanya maserasi berbeda-beda, masing-masing farmakope mencantumkan 4-10 hari. Maserasi pada
umumnya dilakukan dengan cara: 10 bagian simplisia dengan derajat halus yang cocok dimasukkan ke dalam
bejana, kemudian dituangi dengan 75 bagian cairan penyari, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari terlindung
dari cahaya, sambil berulang-ulang diaduk. Setelah 5 hari diserkai, ampas diperas. Ampas ditambah cairan
penyari secukupnya, diaduk dan diserkai, sehingga diperoleh seluruh 9
7. EVALUASI SEDIAAN
Produk dievaluasi untuk beberapa parameter seperti organoleptik, kerapuhan,
pengeringan penyusutan, pH, ketebalan, isi flavonoid dan responden preferensi. Hasil
evaluasi menunjukkan bahwa edible film dari ekstrak daun kemangi memenuhi
persyaratan seperti yang dipersyaratkan oleh Standar Nasional Indonesia (SNI) dan
memiliki kualitas seperti produk di pasar. Analisis statistik menggunakan uji Kruskal
Wallis menunjukkan bahwa responden lebih suka untuk formulasi F0 dalam hal
penampilan mereka dan rasa sementara sebagai penyegar mulut, responden lebih
memilih formulasi F3.

10
CONTOH RESEP SEDIAAN EXTRACTUM

Date Your Footer Here 11


CONTOH SOAL EVALUASI SEDIAAN
1. Definisi Extractum adalah .....
a. Campuran kering bahan obat atau zat kimia yang di haluskan, ditujukkan untuk
pemakaian oral atau untuk pemakaian luar
b. Merupakan sediaan yang pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat dari
simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan zat pelarut yang sesuai
c. Sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat
larut
d. Sediaan setengah padat ditujukkan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput
lendir
e. Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia

2. Jenis – jenis extractum, sebagai berikut .....


a) Extractum Siccum, Extractum Spissum, Extractum Liquidum
b) Solute atau solvent, Cosolvensi dan kelarutan
c) Cerata, Gelones Spumae, Unguenta
d) Pulvis Adspersorius, Pulvis Dentifricius, Pulvis Sternutatorius,
e) Pulvis Effervescent 12
3. Apa yang di maksud Extractum Spissum .....
a. Pengerjaannya seperti membuat serbuk dengan zat padat halus
b. Di kerjakan seperti mengerjakan serbuk dengan tinctur
c. Di kerjakan dalam lumpang panas dengan sedikit penambahan pelarut ( etanol
70% ) untuk mengencerkan ekstrak
d. Serbuk ringan, bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk obat luar
e. Serbuk gigi, biasanya meggunakan carmin sebagai pewarna

4. Cara pembuatan perkolasi 100 bagian serbuk Belladon dengan campuran etanol encer dan
larutan dalam air asam asetat. Seperti di atas merupakan cara pembuatan dari ekstrak ….
a. Ekstrak Hiosciami
b. Ekstrak Timi
c. Ekstrak Akar Manis
d. Ekstrak Belladonae
e. Ekstrak Sesami

13
CONTOH SOAL EVALUASI SEDIAAN

5. Campurkan 500 bagian serbuk herba timi dengan campuran 125 bagian air, 50 bagian gliserol dan
75 bagian etanol 90 %. Ini merupakan cara pembuatan ekstrak .....

a. Ekstrak Belladone

b. Ekstrak Hiosciami

c. Ekstrak Akar Manis

d. Ekstrak Timi

e. Ekstrak Siccum

Date Your Footer Here 14


CONTOH SEDIAAN DI PASARAN

15
Daftar pustaka :
• https://repository.ut.ac.id/4684/1/PEKI4421-M1.pdf
• https://
docplayer.info/amp/69068018-2-pulveres-keuntungan-ker
ugian-s-u-c.html
• https://adalah.co.id/ekstraksi/

16
TINGTURA
1. DEFINISI TINGTUR
Menurut FI (Farmakope Indonesia) edisi IV :

Tingtur adalah Larutan yang mengandung etanol atau hidroalkohol yang dibuat dari bahan
tumbuhan atau senyawa kimia. Jumlah obat dalam tingtur yang berbeda tidak selalu
seragam, tetapi bervariasi sesuai dengan masing-masing standard yang telah ditetapkan.
Secara tradisional, tingtur dari tumbuhan berkhasiat obat menunjukkan aktivitas 10 gram
obat dalam tiap 100 ml tingtur. Potensi ditetapkan setelah dilakukan penetapan kadar.
Sebagian tingtur tumbuhan lain mengandung 20 gram bahan tumbuhan dalam tiap 100 ml
tingtur.
Tingtur adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara maserasi atau
perkolasi simplisia nabati atau hewani atau dengan cara
melarutkan senyawa kimia dalam pelarut yang tertera pada
masing-masing monografi. Kecuali dinyatakan lain, tingtur dibuat
menggunakan 20% zat berkhasiat dan 10% untuk zat berkhasiat
keras.
Lanjutan

Dalam literatur yang lain, tingtur disebutkan sebagai sari (ekstrak) simplisia
nabati atau hewani yang kering, dengan zat cair yang mengandung etanol.
Protein yang terdapat dalam simplisia tidak larut dalam cairan yang
mengandung etanol, sehingga sediaan menjadi stabil dan tidak akan busuk.
Di dalam sediaan ini juga tidak terjadi proses pemeraman (fermentasi),
karena enzim tidak bekerja di dalam cairan yang mengandung etanol
dengan jumlah yang tertera dalam tingtur. bagian simplisia diekstraksi
dengan 2-10 bagian pelarut untuk mendapatkan tingtur. Pelarut yang umum
digunakan adalah etanol, eter atau campuran keduanya.

19
2. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
 Keuntungan :
01. Sangat baik digunakan untuk pemberian dosis kecil
02 Memberikan kemudahan dalam pemberian, khususnya bagi usia bayi dan balita yg
. belum dapat menelan obat dengan baik
03. Obat mudah diabsorbsi
04. Mudah ditelan dibandingkan sediaan kapsul dan tablet

Aa Aa
 Kerugian
1. Kesulitan dalam masalah formulasi untuk menutupi rasa zat aktif yg
pahit
2. Karena tingtur mengandung alkohol yang tinggi
3. Diperlukan ketepatan dosis yg presisi
3. KARAKTERISTIK SEDIAAN YANG BAIK
• Sediaan tingtur harus jernih
• untuk bahan dasar yang mengandung harsa/damar digunakan cairan penyari
etanol 90% dan pada umumnya cairan penyari adalah etanol 70%
• Jumlah kandungan alkoholnya berkisar Antara 15-80%
• Terbuat dari bahan tradisional yang mengandung alkohol
4. JENIS-JENIS TINGTUR
1. MENURUT KEKERASAN ( Perbandingan Bahan Dasar Dengan Cairan Penyari)
• Tingtur Keras
Tingtur yang dibuat dengan menggunakan 10% simplisia berkhasiat keras.

Contoh : Belladonae Tincture, Opii Tincture, Digitalis Tincture, Lobelia Tincture,

Stramonii tincture, Strychnine tincture, ipecacuanhae tincture


• Tingtur Lemah
Tingtur yang dibuat menggunakan 20% simplisia yang tidak berkhasiat keras.

Contoh : Cinnamomi Tincture, Valerianae Tincture, Polygalae tincture, Myrrhae Tincture.

22
2. BERDASARKAN CAIRAN PENARIKNYA
1. TINCTURE AETHEREA

Jika cairan penariknya adalah eter atau campuran eter dengan


etanol.
4. TINCTURE AQUOSA
Contoh : Tincture Valerianae Aetherea.
Jika sebagai cairan penarik dipakai air
2. TINCTURE VINOSA

Jika cairan yang dipakai adalah campuran anggur dengan Contoh : Tincture Rhei Aquosa
etanol.
5. TINCTURE COMPOSITA
Contoh : Tincture Rhei Vinosa (Vinum Rhei)
Jika penarikan yang dilakukan dengan
3. TINCTURE ACIDA cairan penarik selain etanol. Hal ini harus
Jika kedalaman etanol yg dipakai sebagai dinyatakan pada nama tingtur tersebut,
misalnya campuran simplisia.
penarik ditambahkan suatu asam sulfat.
Contoh : Tincture Chinae Composita
Contoh : Tincture Acida Aromatica
23
3. MENURUT CARA PEMBUATANNYA.

 Asli
Tincture yang dibuat secara maserasi/ perkolasi.
Contoh tingtur secara Maserasi : Contoh tingtur secara Perkolasi:
1. Opii Tincture. 1. Belladonae Tincture.
2. Valerianae Tincture. 2. Cinnamomi Tincture.
3. Capsici Tincture. 3. Digitalis Tincture.
4. Myrrhae Tincture. 4. Lobeliae Tincture.
5. Opii Aromatic Tincture 5. Strychine Tincture.
6. Polygalae Tincture. 6. Ipecacuanhae Tincture.

Aa Aa
 Tidak Asli (Palsu)
Tingtur yang dibuat dengan jalan melarutkan bahan dasar atau
bahan kimia dalam cairan pelarut tertentu.
Contoh :
1. iodii Tincture.
2. Secalis Cornuti Tincture.
Contoh Tingtur Dengan Cara Pembuatannya
1. Tingtur Kina (Chinae Tinctura)

Cara pembuatan : Perkolasi 20 bagian kulit kina yang diserbuk agar kasar
(22/60) dengan aethanol 70% hingga diperoleh 100 bagian tingtur. Tetapkan
kadar alkaloida, jika perlu encerkan dengan aethanol 70% hingga memenuhi
syarat.

2. Tingtur Ipeka (Ipecacuanhae Tinctura)

Cara pembuatan : Perkolasi 10 bagian serbuk (8/34) akar ipeka dengan etanol
encer, hingga diperoleh 100 bagian tingtur.
3. Tingtur Gambir (Catechu Tinctura)

Cara pembuatan : Maserasi 200 g gambir yang telah


diremukkan dengan 50 g kulit kayu manis yang
dimemarkan dengan 1000ml etanol 45%, biarkan selama 7
hari, serkai dan jernihkan dengan penyaringan 25
4. Tingtur Polygala (Polygalae Tinctura)
Cara pembuatan : Maserasi 20 bagian irisan halus herba
polgala dengan etanol 60% secukupnya hingga diperoleh
7. Tingtur Strichni (Strychni Tinctura)
100 bagian tingtur.
Cara pembuatan : Perkolasi 10 bagian serbuk
(24/34) biji strichni yang telah dihilangkan
5. Tingtur Ratania (Ratanhiae Tinctura)
lemaknya dengan eter minyak tanah, yg
Cara pembuatan : Maserasi 20 bagian serbuk (6/8) akar
menggunakan pekarut penyari etanol 70% hingga
ratania dengan etanol 60% secukupnya hingga diperoleh 100
diperoleh 100 bagian tingtur. Tetapkan kadar
bagian tingtur.
strichnii, jika perlu dengan etanol 70%
secukupnya hingga memenuhi persyaratan kadar.
6. Tingtur Stramonii (Stramonii Tinctura)
Cara pembuatan : Perkolasi 10 bagian serbuk (8/24) herba
stramonium dengan etanol 70 % hingga diperoleh 100 8. Tingtur Kemenyan (Benzoes Tinctura)
bagian tingtur. Tetapkan kadar alkaloida, jika perlu encerkan Cara pembuatan : Larutkan 20 bagian serbuk
dengan etanol 70% hingga memenuhi persyaratan kadar, (6/8) dalam 100 bagianetanol 90%, kemudian saring
biarkan selama tidak kurang dari 24 jam, saring.
9. Tingtur Lobelia (Lobelia Tinctura)
Penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari Cara pembuatan : Perkolasi 10 bagian serbuk (6/34)
cahaya, ditempat sejuk. Tidak boleh disimpan lebih dari satu herba lobelia dengan etanol 70% secukupnya, hingga
tahun sejak tanggal pembuatan. Pada etiket harus tertera diperoleh 100 bagian tingtur.
tanggal pembuatan
26
10. Tingtur Mira (Myrrhae Tinctura)
13. Tingtur Belladon (Belladonnae Tinctura)
Cara pembuatan : maserasi 20 bagian serbuk
Cara pembuatan : perkolasi 10 bagian serbuk beladon
(24/34) mira dengan etanol 90% hingga diperoleh 100
dengan etanol encer, hingga diperoleh 100 bagian tingtur.
bagian tingtur.
Tetapkan kadar alkaloida, atur dengan penambahan etanol
encer hingga memenuhi syarat, biarkan selama tidak kurang
11. Tingtur Jeruk Manis (Aurantii Tincctura)
24 jam, saring.
Cara pembuatan : 8 bagian kulit jeruk manis yg telah
dipotong – potong halus, maserasi dengan etanol
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
encer hingga diperoleh 1001 bagian tingtur.
cahaya, ditempat sejuk. Tidak boleh disimpan lebih dari 1
tahun sejak tanggal pembuatan.
12. Tingtur Cabe (Capsici Tinctura)
Cara pembuatan : maserasi 100 gr serbuk (10/24) 14. Tingtur Kayu Manis (Cinnamomi Tinctura)
cabe dengan campuran 9 bagian etanol 95% dan 1 Cara pembuatan : Perkolasi 20 bagian serbuk (44/60) kulit
bagian air selama 3 jam. Perkolasi dengan cepat kayu manis dengan etanol encer hingga diperoleh 100
hingga diperoleh 1000 ml tingtur bagian tingtur.

15. Tingtur Digitalis ( Digitalis Tinctura)


Cara pembuatan : Perkolasi 10 bagian serbuk digitalis
dengan etanol 70 % hingga diperoleh 100 bagian tingtur.
Tetapkan potensi atur potensi jika perlu encerkan dengan
etanol 70 % hingga memenuhi syarat.
27
16. Tingtur Iodium (Iodii Tinctura)
Cara pembuatan : Larutkan Iodum 1,8 – 2,2 %, Natriun Iodida 2,1 – 2,6 % dalam etanol encer.

17. Tingtur Opium (Tinctura Opii)


Cara pembuatan : Maserasi 10 bagian serbuk opium dengan etanol 70 % hingga diperoleh 100 bagian tingtur.
Tetapkan kadar dan atur hingga memenuhi syarat, jika perlu encerkan dengan etanol 70 % secukupnya.

18. Tingtur Opium Wangi (Opii Tinctura Aromatica)


Cara pembuatan : Maserasi campuran 1 bagian kulit kayu manis serbuk (22/60), 1 bagian serbuk (22/60) cengkeh
dan 12 bagian serbuk opium dengan campuran etanol 90 % dan air volume sama banyak hingga diperoleh 100
bagian tingtur.

19. Tingtur Sekale Cornutum (Secalis Cornuti Tinctura)


Cara pembuatan : Campur 1 bagian ekstrak sekale kornutum dengan 9 bagian
etanol encer.

20. Tingtur Valerian (Valerianae Tinctura)


Cara pembuatan : maserasi 20 bagian serbuk (10/22) akar valerian
dengan etanol 70 % hingga diperoleh 100 bagian tingtur.
28
5. CARA PEMBUATAN

MASERASI PERKOLASI

29
1. MASERASI
Merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi
dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam
cairan penyari. Cairan penyari akan menembus dinding sel
dan masuk kedalam rongga sel yang mengandung zat aktif,
zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan
konsentrasi, maka larutan yang terpekat dideak keluar.

Peristiwa tersebut berulang-ulang sehingga konsentrasi


antara  larutan  di luar sel - sel dan didalam sel mengalami
keseimbangan.
MASERASI
10 Bagian simplisia atau campuran simplisia dengan derajat halus
yang cocok dimasukan kedalam sebuah bejana

Tuangkan 75 bagian cairan penyari

Tutup dan dibiarkan selama 5 hari sambil sering diaduk, serkai, dan
diperas.

Dicuci ampasnya dengan cairan penyari secukupnya ad 100


bagian.

Pindahkan kedalam bejana tertutup, biarkan ditempat sejuk,


terlindung dari cahaya, selama 2 hari. Enap tuangkan atau saring
31
2. Perkolasi
Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari melalui serbuk
simplisia yang telah dibasahi. Prinsip kerja dari cara ini adalah:

1. Serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu bejana yang bagian bawahnya diberi sekat berpori.
Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut. Cairan penyari akan
melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui. Gerakan ke bawah disebabkan oleh kekuatan gaya
beratnya sendiri dan cairan di atasnya, dikurangi dengan daya kapiler yang cenderung untuk
menahan.
2. Kekuatan yang berperan dalam perkolasi antara lain: gaya berat, kekentalan, daya larut,
tegangan permukaan, difusi, osmosis, adhesi, daya kapiler dan daya gerakan (friksi).

Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk 32
Massa dipindahkan
Siapkan 10 bagian simplisia/
diamkan sedikit demi sedikit
campuran simplisia dengan Dibasahi dengan
sekurang- kedalam perkolator
derajat halus yang cocok 2,5-5 bagian
kurangnya 3 sambil tiap kali
dimasukan ke dalam bejana cairan penyari.
jam. ditekan dengan hati-
tertutup.
hati.

Dituangi cairan penyari


secukupnya sampai cairan Cairan dibiarkan Cairan penyari
Tutup perkolator dan menetes dengan ditambahkan
mulai menetes dan diatas dibiarkan selama 24 kecepatan 1 ml berulang-ulang
simplisia masih terdapat jam. permenit. secukupnya.
cairan penyari.

Masa diperas, campurkan cairan perasa Pindahkan kedalam


Sampai diperoleh bejana, tutup dan biarkan
kedalam perkolat. Cairan penyari
80 bagian selama 2 hari ditempat
ditambahkan secukupnya hingga di sejuk terlindungi cahaya.
diperkolat.
peroleh perkolat 100 bagian Enap tuang atau saring
Date Your Footer Here 33
8. CONTOH SOAL EVALUASI SEDIAAN
1. Tinctura yang dibuat dengan cara melarutkan bahan dasar atau bahan
kimia dalam cairan pelarut tertentu disebut...
A. Tinctura asli  C. Tinctura kimia E. Tinctura palsu
B. Tinctura keras D. Tinctura lemah

2. Contoh tinctura yang dibuat dengan cara maserasi adalah...


A. Belladonnae Tinctura C. Digitalis Tinctura E. Cinnamomi Tingtura
B. Opii Tinctura D. Strychni Tinctura

Aa Aa
3. Tinctura vinosa yaitu tinctura yg cairannya adalah campuran anggur dengan etanol. 
tinctura vinosa tersebut termasuk pengelompokan tinctura...
A.Berdasarkan Cara Pembuatannya  C.Berdasarkan Cairan Penariknya
B.Berdasarkan Kekerasannya D.Berdasarkan Cara Melarutkannya
E.Berdasarkan Simplisia Yang digunakan
4. Sediaan tingtura adalah contoh sediaan galenika yang didapat dari
proses….
A. Penarikan C. Pemerasan E. Penggerusan
B. Pengirisan D. Penyulingan
5. Cara maserasi dan perkolasi pada pembuatan tingture berlaku untuk….
A. Simplisia kering B. Simplisia nabati C. Simplisia hewani D.
Simplisia olahan E. Simplisia nabati dan hewani

35
9. CONTOH SEDIAAN DI PASARAN :

1. Propolis Tincture 3. Belladonna Tincture


2. Tinctura sunatoare

36
Daftar pustaka
• https://aleriskyhendarmuharto.blogspot.com/2017/01/cara-
membuat-tinctura.html
• https://www.slideshare.net/asyaffa/ekstrak-tingtur
• TINCTURA | syairazahra22 (wordpress.com)
• Howard C. Ansel. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi.
Penerbit universitas Indonesia (ui-press), 2011

37
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai