DOSEN PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH :
4 5 6
Membuktikan bahwa Furosemid kerja
Menetapkan golongan diuretic Membuktikan adanya hubungan cepat dan durasi singkat melalui gambar
kuat, sedang ,lemah. cara pemberian dengan efek grafik curam sebaliknya HCT berefek
sedang dan durasi lama sehingga grafik
datar
Manfaat Praktikum
1 Mahasiswa mengetahui perbandingan waktu obat memberikan efek diuretik
pada hewan percobaan dengan menggunakan Furosemide dan HCT
2 Dapat mengetahui dampak obat diuretik dari dosis tertentu yang diberikan
kepada mencit
3 Mengetahui efek obat diuretik yang ditimbulkan oleh obat Furosemid dan HCT
URAIAN
BAHAN
Furosemid adalah obat yang mencegah tubuh kita untuk menyerap lebih banyak garam, membantu
mengeluarkan urin dan mengurangi cairan berlebih (edema). Furosemid merupakan derivate asam
antranilat yang efektif sebagai diuretik
1. Forusemid
Pemerian : Serbuk hablur; putih sampai hampir kuning;tidak
berbau.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; mudah larut dalam aseton,
dimetilformamida dan larutan alkali hidroksida; larut
dalam etanol; agak sukar larut dalam etanol; sukar larut
dalam eter; sangat sukar larut dalam kloroform
Kegunaan : untuk mengeluarkan kelebihan cairan dari dalam tubuh
melalui urine.
URAIAN BAHAN
Hidroklorthiazid (HCT) adalah senyawa sulfamoyl ini (1959) diturunkan dari klorthiazida yang
dikembangkan dari sulfanilamide. Bekerja dibagian tubuli distal, efek diuretisnya lebih ringan dari
diuretika lengkungan tetapi bertahan lebih lama 6 – 12 jam. Daya hipotensif lebih kuat (pada jangka
panjang), maka banyak digunakan sebagai pilihan pertama untuk hipertensi ringan sampai sedang.
Seringkali pada kasus yang lebih berat dikombinasikan dengan obat – obat lain untuk memperkuat
efeknya, khususnya betablockers.
Efek optimal ditetapkan pada dosis 12,5 mg dan dosis diatasnya tidak akan menghasilkan
penurunan tensi lagi (kurva dosis efek data) zat induknya klortiazida 10x lebih lemah, maka kini tidak
digunakan lagi. Responsi nya dari usus 80%, PPnya KI 70% dengan plasma tl/2 6-15 jam. Ekskresinya
terutama lewat kemih secara utuh.
Dosis : hipertensi ; 12,5 mg, pagi p.c, udema; 1-2 dd 25 -100 mg, pemeliharaan 25 – 100 mg 2 – 3 kali
seminggu.
2. Hidroklorthiazid (fi III hal.288)
kontrol normal
• Menilai kecepatan kerja : data untuk tap jam dalam % digambarkan sebagai
fungsi waktu vs
• efek diuretik
% jam ke 1 = (ml jam ke 1)VCB x 100%
% jamke 2 = (ml jam ke-2 dikurangi ml jam ke-1)CB x 100%
Atau persen efek = % jam ke-1 ditambah % jam Ke-2?
• Hub cara pemberian positip bila:
- Persen efek i.p lebih kuat dari oral
- Menit onset i.p lebih cepat dari oral
PENOMORAN EKOR
•
MENCIT
• Satu Tanda (+), satu aris melintang dan satu tanda (+) = 19 Dua tanda (++), dua garis melintang = 22
++
+ +
• Dua tanda (++) = 20
• Dua tanda (++), tiga garis melintang = 23
+ + + +
Mencit No. 7 (H-or) dan No. 14 (H-ip) Mencit No. 13 (H-or) Mencit No. 8 (H-ip)
A = x 0,5 mL = 0,6 mL A = x 0,5 mL = 0,5 mL A = x 0,5 mL = 0,8 mL
B = x 0,205 mg = 0,205 mg B = x 0,205 mg = 0,328 mg
B = x 0,205 mg = 0,246 mg
= x 12 mL = 0,49 mL = x 12 mL = 0,79 mL
= x 12 mL = 0,59 mL
VCB = 0,6 + 0,59 = 1,19 ~ 1,2 mL VCB = 0,5 + 0,49 = 0,99 ~ 1 mL VCB = 0,8 + 0,79 = 1,59 ~ 1,6 mL
Mencit No. 11 (H-or) dan No. 12 (H-ip) Mencit No. 17 (H-or) Mencit No. 18 (H-ip)
VCB = 0,75 + 0,74 = 1,49 ~ 1,5 mL VCB = 0,62 + 0,61 = 1,23 ~ 1,2 mL VCB = 0,55 + 0,54 = 1,09 ~ 1,1 mL
Volume Spuit Indikator dan Perlakuan
Uji Komparasi Efek Diuretik
Furosemid/HCT oral-ip
Data memuat 6 perlakuan : Fu40mg (F-or dan F-ip), HCT50mg (H-or dan H-ip) dan Normal (N- or dan
N –ip).
No Perla Berat NaCl obat VCB Onset jam dan ml VUT jam ke- Rata2
%
cit kuan (g) A(ml) jam B(ml) (ml) jam (') jam 1 % jam 2 % efek
Dosis Manusia : 1 Fu-or. 24 0.60 9.21 0.60 1.2 9.38 17 10.21 1 83,3 11.21 1.4 33.3
F40 = 0,164mg/20g 5 Fu-or. 28 0.70 9.35 0.70 1.4 9.57 22 10.35 2.1 150 11.35 2.8 50
19 Fu-or. 28 0.70 9.37 0.70 1.4 10.15 38 10.37 0.8 57.1 11.37 1.7 64.3
HCT50 = 0,205mg/20 g 30.7
23 Fu-or. 27 0.68 9.01 0.68 1.3 10.21 80 10.01 1.7 130.7 11.01 2.1 6
Nacl 3,6% = 0,5 ml/20 g 44.5
Rata-rata 1.32 39 1.4 105.3 2 9 149.9
2 Fu-ip 29 0.73 9.22 0.73 1.4 9.40 18 10.22 0.4 27.4 11.22 0.6 13.7
6 Fu-ip 26 0.65 9.42 0.65 1.3 10.06 24 10.42 1 76.9 11.42 1.6 46.2
20 Fu-ip 26 0.65 9.49 0.65 1.3 10.12 23 10.49 1.5 115.4 11.49 1.9 30.8
24 Fu-ip 30 0.75 9.40 0.75 1.5 10.00 20 10.40 1.5 100 11.40 2.2 46.7
Rata-rata 1.37 21 1.1 79.9 1.58 34.3 114.2
3 N-or 25 0.62 9.26 0.62 1.2 9.45 19 10.26 0.5 41.6 11.26 0.5 0
21 N-or 27 0.67 9.56 0.67 1.3 10.14 18 10.56 0.8 61.5 11.56 1.2 30.76
9 N-or 23 0.57 9.24 0.57 1.1 9.30 6 10.24 0.3 27.2 11.24 0.4 9
15 N-or 27 0.67 9.43 0.67 1.3 10.32 49 10.43 0.4 30.76 11.43 0.4 0
Rata-rata 1.22 23 0.5 40.26 0.63 9.9 50,1
4 N-ip 20 0.50 9.35 0.50 1 9.49 14 10.35 0.1 10 11.35 0.3 20
22 N-ip 25 0.62 9.14 0.62 1.2 10.00 46 10.14 0.4 33.3 11.14 0.8 33.3
10 N-ip 28 0.70 9.59 0.70 1.4 10.30 31 10.59 0.9 64.2 11.59 0.9 0
16 N-ip 24 0.60 9.23 0.60 1.2 9.45 22 10.23 0.3 25 11.23 0.5 16.6
Rata-rata 1.2 28 0.43 33.1 0.63 17.4 50.5
7 H-or 24 0.60 9.22 0.59 1.2 9.25 3 10.22 0.2 16.7 11.22 0.5 25
11 H-or 30 0.75 9.56 0.74 1.5 10.26 30 10.56 1.3 86.7 11.56 1.6 20
13 H-or 20 0.50 9.38 0.49 1 10.10 32 10.38 0.3 30 11.38 0.5 20
17 H-or 25 0.62 9.58 0.61 1.2 10.26 28 10.58 0.6 47.6 11.58 0.9 23.8
Rata-rata 1.22 23 0.6 45.3 0.88 22 67.3
8 H-ip 32 0.80 9.53 0.79 1.6 10.09 16 10.53 0.4 25 11.53 0.8 25
12 H-ip 30 0.75 9.44 0.74 1.5 10.26 42 10.44 0.6 40 11.44 0.6 0
14 H-ip 24 0.60 9.51 0.59 1.2 10.20 29 10.51 0.3 25 11.51 0.3 0
18 H-ip 22 0.55 9.34 0.54 1.1 10.01 27 10.34 0.3 27.3 11.34 0.6 27.27
Rata-rata 1.35 28 0.4 29.3 0.58 13 42,3
Perlakuan Onset Efek Kesimpulan
(‘) (%)
F – or 39 149 Kuat
F – ip 21 114 Kuat
N – or 23 40 Tidak Normal
N – ip 28 50 Tidak Normal
H – or 23 68 Lemah
H – ip 28 42 Lemah
Pada perlakuan furosemid oral didapatkan rata-rata onset sekitar 39 menit, lebih lama daripada perlakuan
furosemid ip dengan rata-rata onset sekitar 21 menit
Pada perlakuan hidroklortiazid oral didapatkan rata-rata onset sekitar 23 menit, lebih cepat daripada perlakuan
hidroklortiazid ip dengan rata-rata onset sekitar 28 menit. Maka didapat rata-rata onset lebih lama adalah furosemid
oral dengan rata-rata onset 39 menit, sedangkan rata-rata onset lebih cepat adalah furosemid ip dengan rata-rata
onset 21 menit.
Pada perlakuan furosemid oral didapatkan rata-rata % efek sekitar 148 % yang dapat disimpulkan bahwa furosemid
oral termasuk diuretik kuat, sedangkan rata-rata % efek furosemid ip didapatkan sekitar 114,3% yang dapat
disimpulkan bahwa furosemid ip termasuk diuretik lemah. Pada perlakuan hidroklortiazid oral didapatkan rata-rata
% efek sekitar 67,3% yang dapat disimpulkan bahwa hidroklortiazid oral termasuk diuretik kuat, sedangkan rata-
rata % efek hidroklortiazid ip didapatkan sekitar 42,3 % yang dapat disimpulkan bahwa hidroklortiazid ip termasuk
diuretik lemah. Maka didapat rata-rata % efek yang merupakan diuretik kuat adalah furosemid oral dengan rata-rata
148% dan yang merupakan diuretik lemah adalah hidroklotiazid dengan rata-rata 42,3%
Lanjutan pembahasan
Pada perlakuan furosemid oral didapatkan rata-rata persen VUT jam ke 1 sekitar
103,9%, lebih kuat daripada perlakuan furosemid ip dengan rata-rata VUT jam ke
1 sekitar 79,9%. Sedangkan untuk perlakuan furosemid oral didapatkan rata-rata
persen VUT jam ke 2 sekitar 44,3%, lebih kuat daripada perlakuan furosemid ip
dengan rata-rata persen VUT jam ke 2 sekitar 34,4%. Maka dapat disimpulkan
bahwa volume urin tertampung furosemid oral dan ip jam ke 1 dan ke 2
mengalami penurunan.
5. Pada perlakuan furosemid oral didapatkan rata-rata persen efek 148%, lebih kuat daripada
perlakuan furosemid ip dengan rata-rata persen efek 114,3%. Maka yang merupakan diuretik kuat
adalah furosemid oral
6. Pada perlakuan hidroklortiazid oral didapatkan rata-rata persen efek 67,3%, lebih kuat
daripada perlakuan hidroklortiazid ip dengan rata-rata persen efek 42,3%. Maka yang merupakan
diuretik lemah adalah hidroklortiazid ip.
Saran
Jika ditiadakannya praktikum secara online di
laboratorium, sebaiknya bisa diperlihatkan
beberapa video materi tersebut. Agar kami
mendapatkan gambaran pada saat proses
praktikum berlangsung.
Anonim, 1995. Farmakope Indonesia. Edisi VI.