Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

Uji Komparasi Efek Diuretik Furosemid - HCT oral-ip


FUROSEMID ORAL – FUROSEMID IP - HCT ORAL – HCT IP
– NORMAL ORAL – NORMAL IP

DOSEN PEMBIMBING :

Dra.Sujati Indijah M.Si, Apt.

Yudha Sukowati S.Si, M.Farm, Apt.

DISUSUN OLEH :

Riana Fakhirah Muthi (332198420102) Kelas : DF 20-1A


Robiyatul Adawiyah (332198420138)
Safira Salsabila (332198420249)
Sarah Az- Zahrah Awanis (332198420154)
Shafira Dwi Putri (332198420185)
Zahra Julianti (332198420161)
Zahra Mutiara Rasidin (332198420118)
 
KELOMPOK 4
PENDAHULU
AN
“Diuretika adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran urin
(diuresis) melalui kerja langsung terhadap ginjal. Obat - obat lainnya
yang menstimulasi diuresis dengan memengaruhi ginjal secara tak
langsung tidak termasuk dalam definisi ini, misalnya zat-zat yang
memperkuat kontraksi jantung (digoksin, teofilin), memperbesar
volume darah (dekstran) atau merintangi sekresi hormon antidiuretik
ADH (air, alkohol)”.
Tujuan Praktikum
1 2 3
Membuktikan bahwa Furosemid Membandingkan onset Membandingkan % efek
HCT secara oral dan ip diuretik setiap kelompok diuretik setiap kelompok
mempunyai efek diuretik

4 5 6
Membuktikan bahwa Furosemid kerja
Menetapkan golongan diuretic Membuktikan adanya hubungan cepat dan durasi singkat melalui gambar
kuat, sedang ,lemah. cara pemberian dengan efek grafik curam sebaliknya HCT berefek
sedang dan durasi lama sehingga grafik
datar
Manfaat Praktikum
1 Mahasiswa mengetahui perbandingan waktu obat memberikan efek diuretik
pada hewan percobaan dengan menggunakan Furosemide dan HCT

2 Dapat mengetahui dampak obat diuretik dari dosis tertentu yang diberikan
kepada mencit

3 Mengetahui efek obat diuretik yang ditimbulkan oleh obat Furosemid dan HCT
URAIAN
BAHAN
Furosemid adalah obat yang mencegah tubuh kita untuk menyerap lebih banyak garam, membantu
mengeluarkan urin dan mengurangi cairan berlebih (edema). Furosemid merupakan derivate asam
antranilat yang efektif sebagai diuretik

1. Forusemid
Pemerian : Serbuk hablur; putih sampai hampir kuning;tidak
berbau.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; mudah larut dalam aseton,
dimetilformamida dan larutan alkali hidroksida; larut
dalam etanol; agak sukar larut dalam etanol; sukar larut
dalam eter; sangat sukar larut dalam kloroform
Kegunaan : untuk mengeluarkan kelebihan cairan dari dalam tubuh
melalui urine.
URAIAN BAHAN
Hidroklorthiazid (HCT) adalah senyawa sulfamoyl ini (1959) diturunkan dari klorthiazida yang
dikembangkan dari sulfanilamide. Bekerja dibagian tubuli distal, efek diuretisnya lebih ringan dari
diuretika lengkungan tetapi bertahan lebih lama 6 – 12 jam. Daya hipotensif lebih kuat (pada jangka
panjang), maka banyak digunakan sebagai pilihan pertama untuk hipertensi ringan sampai sedang.
Seringkali pada kasus yang lebih berat dikombinasikan dengan obat – obat lain untuk memperkuat
efeknya, khususnya betablockers.

Efek optimal ditetapkan pada dosis 12,5 mg dan dosis diatasnya tidak akan menghasilkan
penurunan tensi lagi (kurva dosis efek data) zat induknya klortiazida 10x lebih lemah, maka kini tidak
digunakan lagi. Responsi nya dari usus 80%, PPnya KI 70% dengan plasma tl/2 6-15 jam. Ekskresinya
terutama lewat kemih secara utuh.

Dosis : hipertensi ; 12,5 mg, pagi p.c, udema; 1-2 dd 25 -100 mg, pemeliharaan 25 – 100 mg 2 – 3 kali
seminggu.
2. Hidroklorthiazid (fi III hal.288)

Pemerian : Serbuk hablur; putih atau hampir putih; tidak


berbau;agak pahit
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; dalam klorofom P dan
dalam eter P; larut dalam 200 bagian etanol (95%) P
dan dalam 20 bagian aseton P; larut dalam larutan
alkali hidroksida.
Kegunaan : untuk menangani tekanan darah tinggi dan
pembengkakan karena penimbunan cairan.
URAIAN BAHAN
3. Gom 4. Larutan NaCl
Pemerian : Tidak berbau Pemerian : hablur bentuk kubus, tidak berwarna atau
Kelarutan : Larut hampir sempurna dalam 2 bagian serbuk hablur putih;rasa asin.
bobot air, tetapi sangat lambat Kelarutan : mudah larut dalam air; larut dalam
Kegunaan : Zat tambahan gliserin; sukar larut dalam etanol.
3 4
Prosedur Praktikum
1. Semua mencit dipuasakan 18 jam, Menggunkan kandang bulat ambil 6 mencit untuk tiap meja
2. Buatlah sediaan
3. gambarlah nomor di ekor mencit
4. Hitung , ukur dosis dan berikan per-oral masing masing 2% gom NaCl 3,6%, F 40, HCT 50 ml
5. Gambarlah volume kedua sonde atau spuit baik indicator maupun perlakuan
6. Tiap mencit diberi per oral NaCl 3,6% disusun dengan
7. Perlakuan oral atau ip kontrol HCT 50 dan Fu 40
8. Tempatlah dalam kendang metabolism individual diuretik
9. VUT tiap jam dan hitung VUT 2 jam
10. Hitung efek diuretic tiap kelompok perlakuan dengan rumus volume urin ke 1 dan 2 tersedia
DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasionalMenjadikan konsep yang masih bersifat abstrak menjadi
bersifat operasional yang memudahkan pengukuran suatu variabel operasional
• Hewan coba adalah mencit jantan DDY berat 18-23(+10%) yang diperoleh
dari BPOM
• Induktor adalah NaCl 3,6%.
• Kelompok perlakuan adalah 6 kelompok hewan yang diberi oral dan i.p:
Furosemidmg, HCT 50 mg dan Normal
• Mencit kelompok kontrol Normal bersyarat dapat berurin 20-40%
CARA ANALISIS
Hasil pengamatan volume pada ke-6 kelompok perlakuan hewn uji:
• Dihitung untuk tiap jam sampai dengan 2 jam harga: VUT/VCB x 100%
VUT = vol, urin tertampung (terbaca pada jam ke 2 di penampung urin)
VCB = vol, cairan diberikan (total volume NaCI 3,6% + volume perlakuan)
● Sediaan uji berefek diuretik jika % efek diuretik lebih bear dari % kelompok N.
● Perlakuan zat uji oral dibandingkan Normal-oral; perlakuan zat uji i.p dbandingkan
Normal-i.p
● Penamaan efek diuretik :
- jika > 100% = diuretik kuat
- jika 80-100% = diuretik sedang
- jika 41-79% = diuretik lemah
atau pada pengujian statistik, efek diuretiknya berbeda secara bermakna dengan
kelompok.
lanjutan

kontrol normal
• Menilai kecepatan kerja : data untuk tap jam dalam % digambarkan sebagai
fungsi waktu vs
• efek diuretik
% jam ke 1 = (ml jam ke 1)VCB x 100%
% jamke 2 = (ml jam ke-2 dikurangi ml jam ke-1)CB x 100%
Atau persen efek = % jam ke-1 ditambah % jam Ke-2?
• Hub cara pemberian positip bila:
- Persen efek i.p lebih kuat dari oral
- Menit onset i.p lebih cepat dari oral
PENOMORAN EKOR

MENCIT
• Satu Tanda (+), satu aris melintang dan satu tanda (+) = 19 Dua tanda (++), dua garis melintang = 22

++
+ +
• Dua tanda (++) = 20
• Dua tanda (++), tiga garis melintang = 23

+ + + +

• Dua tanda (++), satu garis melintang = 21


• Dua tanda (++), satu garis melintang dan dan
satu garis sejajar = 24
+ +
+ +
Perhitungan sediaan
Dosis Sediaan untuk
Perlakuan vol vol etiket
HUMAN m'cit obat
dosis sediaan (ekor)
(mg/60kg) (mg/20g) (mg)
(ml) (ml)

Induktor 0,5 1440 40 NaCL 3.6 %


Normal/pembawa 0,5 1200 60 Gom 2%
Sediaan induk Fu
40 mg/tabl 40 10 Fu 4mg/ml
Fu40 40 0,16 0.35 8 18 50 Fu 8mg/18ml
Sediaan induk HCT HCT
25 mg/tabl 25 10 2,5mg/ml
HCT
H50 50 0,21 0.35 11 18 50 11mg/18ml
Perhitungan sediaan
 
1. Perhitungan dosis mencit
 
1.) Fu40 = × 12,3 × 0,02 kg = 0,16 mg
 
2.) H50 = × 12,3 × 0,02 kg = 0,21 mg

2. Perhitungan sediaan obat


 
1.) Fu40 = 50 ekor × 0,16 mg = 8 mg
 
2.) H50 = 50 ekor × 0,21 mg = 10,5 mg ~ 11 mg
 
Perhitungan sediaan

3. Perhitungan volume sediaan


 
1.) Fu40 = 50 ekor × 0,35 ml = 17,5 ~ 18 ml
 
2.) H50 = 50 ekor × 0,35 ml = 17,5 ml ~ 18 ml
Prosedur pembuatan sediaan
Perhitun
gan
Dosis
 a) AED Furosemid 40 mg = x 12,3 x 0,02 kg = 0,164 mg/20g
Sediaan Furosemid 4 mg/12 mL
Perhitungan
  Mencit No. 1 (Fu-or)   Mencit No. 23 (Fu-or) Dosis
  Mencit No. 6 dan No. 20 (Fu-ip)
A = x 0,5 mL = 0,6 mL A = x 0,5 mL = 0,67 mL A = x 0,5 mL = 0,65 mL
B = x 0,164 mg = 0,197 mg B = x 0,164 mg = 0,221 mg B = x 0,164 mg = 0,213 mg
= x 12 mL = 0,59 mL = x 12 mL = 0,66 mL = x 12 mL = 0,64 mL
VCB = 0,6 + 0,59 = 1,19 ~ 1,2 mL VCB = 0,67 + 0,66 = 1,33 ~ 1,3 mL VCB = 0,65 + 0,64 = 1,29 ~ 1,3 mL
   
 Mencit No. 5 dan No. 9 (Fu-or)  Mencit No. 2 (Fu-ip)  Mencit No. 24 (Fu-ip)
A = x 0,5 mL = 0,7 mL A = x 0,5 mL = 0,72 mL A = x 0,5 mL = 0,75 mL
B = x 0,164 mg = 0,227 mg B = x 0,164 mg = 0,238 mg B = x 0,164 mg = 0,246 mg
= x 12 mL = 0,68 mL = x 12 mL = 0,71 mL = x 12 mL = 0,74 mL
VCB = 0,7 + 0,68 = 1,38 ~ 1,4 mL VCB = 0,72 + 0,71 = 1,43 ~ 1,4 mL VCB = 0,75 + 0,74 = 1,49 ~ 1,5 mL
b) Normal

  Mencit No. 3 (N-or) dan No. 22 (N-ip)   Mencit No. 4 (N-ip)

A dan B = x 0,5 mL = 0,62 mL A dan B = x 0,5 mL = 0,5 mL


VCB = 0,62 + 0,62 = 1,24 ~ 1,2 mL VCB = 0,5 + 0,5 = 1 mL
   
 Mencit No. 21 dan No. 15 (N-or)  Mencit No. 10 (N-ip)
A dan B = x 0,5 mL = 0,67 mL A dan B = x 0,5 mL = 0,7mL
VCB = 0,67 + 0,67 = 1,34 ~ 1,3 mL VCB = 0,7 + 0,7 = 1,4 mL
   
 Mencit No. 9 (N-or)  Mencit No. 16 (N-ip)
A dan B = x 0,5 mL = 0,57 mL A dan B = x 0,5 mL = 0,6 mL
VCB = 0,57 + 0,57 = 1,14 ~ 1,1 mL VCB = 0,6 + 0,6 = 1,2 mL
 
c) AED Hidroklortiazid 50 mg = x 12,3 x 0,02 kg = 0,205 mg/20g
Sediaan HCT 5 mg/12 ml

  Mencit No. 7 (H-or) dan No. 14 (H-ip)   Mencit No. 13 (H-or)   Mencit No. 8 (H-ip)
A = x 0,5 mL = 0,6 mL A = x 0,5 mL = 0,5 mL A = x 0,5 mL = 0,8 mL
B = x 0,205 mg = 0,205 mg B = x 0,205 mg = 0,328 mg
B = x 0,205 mg = 0,246 mg
= x 12 mL = 0,49 mL = x 12 mL = 0,79 mL
= x 12 mL = 0,59 mL
VCB = 0,6 + 0,59 = 1,19 ~ 1,2 mL VCB = 0,5 + 0,49 = 0,99 ~ 1 mL VCB = 0,8 + 0,79 = 1,59 ~ 1,6 mL

     

 Mencit No. 11 (H-or) dan No. 12 (H-ip)  Mencit No. 17 (H-or)  Mencit No. 18 (H-ip)

A = x 0,5 mL = 0,75 mL A = x 0,5 mL = 0,62 mL A = x 0,5 mL = 0,55 mL


B = x 0,205 mg = 0,256 mg B = x 0,205 mg = 0,225 mg
B = x 0,205 mg = 0,307 mg
= x 12 mL = 0,74 mL = x 12 mL = 0,61 mL = x 12 mL = 0,54 mL

VCB = 0,75 + 0,74 = 1,49 ~ 1,5 mL VCB = 0,62 + 0,61 = 1,23 ~ 1,2 mL VCB = 0,55 + 0,54 = 1,09 ~ 1,1 mL
Volume Spuit Indikator dan Perlakuan
Uji Komparasi Efek Diuretik
Furosemid/HCT oral-ip
Data memuat 6 perlakuan : Fu40mg (F-or dan F-ip), HCT50mg (H-or dan H-ip) dan Normal (N- or dan
N –ip).
No Perla Berat NaCl obat VCB Onset jam dan ml VUT jam ke- Rata2
%
cit kuan (g) A(ml) jam B(ml) (ml) jam (') jam 1 % jam 2 % efek
Dosis Manusia : 1 Fu-or. 24 0.60 9.21 0.60 1.2 9.38 17 10.21 1 83,3 11.21 1.4 33.3
F40 = 0,164mg/20g 5 Fu-or. 28 0.70 9.35 0.70 1.4 9.57 22 10.35 2.1 150 11.35 2.8 50
19 Fu-or. 28 0.70 9.37 0.70 1.4 10.15 38 10.37 0.8 57.1 11.37 1.7 64.3
HCT50 = 0,205mg/20 g 30.7
23 Fu-or. 27 0.68 9.01 0.68 1.3 10.21 80 10.01 1.7 130.7 11.01 2.1 6
Nacl 3,6% = 0,5 ml/20 g 44.5
Rata-rata 1.32 39 1.4 105.3 2 9 149.9
2 Fu-ip 29 0.73 9.22 0.73 1.4 9.40 18 10.22 0.4 27.4 11.22 0.6 13.7
6 Fu-ip 26 0.65 9.42 0.65 1.3 10.06 24 10.42 1 76.9 11.42 1.6 46.2
20 Fu-ip 26 0.65 9.49 0.65 1.3 10.12 23 10.49 1.5 115.4 11.49 1.9 30.8
24 Fu-ip 30 0.75 9.40 0.75 1.5 10.00 20 10.40 1.5 100 11.40 2.2 46.7
Rata-rata 1.37 21 1.1 79.9 1.58 34.3 114.2
3 N-or 25 0.62 9.26 0.62 1.2 9.45 19 10.26 0.5 41.6 11.26 0.5 0
21 N-or 27 0.67 9.56 0.67 1.3 10.14 18 10.56 0.8 61.5 11.56 1.2 30.76
9 N-or 23 0.57 9.24 0.57 1.1 9.30 6 10.24 0.3 27.2 11.24 0.4 9
15 N-or 27 0.67 9.43 0.67 1.3 10.32 49 10.43 0.4 30.76 11.43 0.4 0
Rata-rata 1.22 23 0.5 40.26 0.63 9.9 50,1
4 N-ip 20 0.50 9.35 0.50 1 9.49 14 10.35 0.1 10 11.35 0.3 20
22 N-ip 25 0.62 9.14 0.62 1.2 10.00 46 10.14 0.4 33.3 11.14 0.8 33.3
10 N-ip 28 0.70 9.59 0.70 1.4 10.30 31 10.59 0.9 64.2 11.59 0.9 0
16 N-ip 24 0.60 9.23 0.60 1.2 9.45 22 10.23 0.3 25 11.23 0.5 16.6
Rata-rata 1.2 28 0.43 33.1 0.63 17.4 50.5
7 H-or 24 0.60 9.22 0.59 1.2 9.25 3 10.22 0.2 16.7 11.22 0.5 25
11 H-or 30 0.75 9.56 0.74 1.5 10.26 30 10.56 1.3 86.7 11.56 1.6 20
13 H-or 20 0.50 9.38 0.49 1 10.10 32 10.38 0.3 30 11.38 0.5 20
17 H-or 25 0.62 9.58 0.61 1.2 10.26 28 10.58 0.6 47.6 11.58 0.9 23.8
Rata-rata 1.22 23 0.6 45.3 0.88 22 67.3
8 H-ip 32 0.80 9.53 0.79 1.6 10.09 16 10.53 0.4 25 11.53 0.8 25
12 H-ip 30 0.75 9.44 0.74 1.5 10.26 42 10.44 0.6 40 11.44 0.6 0
14 H-ip 24 0.60 9.51 0.59 1.2 10.20 29 10.51 0.3 25 11.51 0.3 0
18 H-ip 22 0.55 9.34 0.54 1.1 10.01 27 10.34 0.3 27.3 11.34 0.6 27.27
Rata-rata 1.35 28 0.4 29.3 0.58 13 42,3
Perlakuan Onset Efek Kesimpulan
(‘) (%)
F – or 39 149 Kuat
F – ip 21 114 Kuat
N – or 23 40 Tidak Normal
N – ip 28 50 Tidak Normal
H – or 23 68 Lemah
H – ip 28 42 Lemah

Tabel 4.2 Rata – rata Onset dan Persen Efek Diuretik

Gambar 4.2 Rata – rata Onset dan Persen Efek Diuretik


Tabel 4.3 Rata – rata Persen VUT tiap jam/perlakuan

%VUT Jam ke-


Perlakuan 1 2
F-or 103.9 44.3
F-ip 79.9 34.4
N-or 38.5 9.5
N-ip 32.8 17
H-or 45.3 22
H-ip 29.3 13
Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan uji coba efek diuretik terhadap mencit menggunakan Furosemide dan
Hidroklortiazid. Data memuat 6 perlakuan , yaitu perlakuan Furosemide oral-ip , Normal oral-ip, Hidroklortiazid
oral-ip. Berdasarkan data pada percobaan efek diuretik hasil rata-rata onset dan persen efek adalah sebagai berikut :

Pada perlakuan furosemid oral didapatkan rata-rata onset sekitar 39 menit, lebih lama daripada perlakuan
furosemid ip dengan rata-rata onset sekitar 21 menit
Pada perlakuan hidroklortiazid oral didapatkan rata-rata onset sekitar 23 menit, lebih cepat daripada perlakuan
hidroklortiazid ip dengan rata-rata onset sekitar 28 menit. Maka didapat rata-rata onset lebih lama adalah furosemid
oral dengan rata-rata onset 39 menit, sedangkan rata-rata onset lebih cepat adalah furosemid ip dengan rata-rata
onset 21 menit.

Pada perlakuan furosemid oral didapatkan rata-rata % efek sekitar 148 % yang dapat disimpulkan bahwa furosemid
oral termasuk diuretik kuat, sedangkan rata-rata % efek furosemid ip didapatkan sekitar 114,3% yang dapat
disimpulkan bahwa furosemid ip termasuk diuretik lemah. Pada perlakuan hidroklortiazid oral didapatkan rata-rata
% efek sekitar 67,3% yang dapat disimpulkan bahwa hidroklortiazid oral termasuk diuretik kuat, sedangkan rata-
rata % efek hidroklortiazid ip didapatkan sekitar 42,3 % yang dapat disimpulkan bahwa hidroklortiazid ip termasuk
diuretik lemah. Maka didapat rata-rata % efek yang merupakan diuretik kuat adalah furosemid oral dengan rata-rata
148% dan yang merupakan diuretik lemah adalah hidroklotiazid dengan rata-rata 42,3%
Lanjutan pembahasan

Pada perlakuan furosemid oral didapatkan rata-rata persen VUT jam ke 1 sekitar
103,9%, lebih kuat daripada perlakuan furosemid ip dengan rata-rata VUT jam ke
1 sekitar 79,9%. Sedangkan untuk perlakuan furosemid oral didapatkan rata-rata
persen VUT jam ke 2 sekitar 44,3%, lebih kuat daripada perlakuan furosemid ip
dengan rata-rata persen VUT jam ke 2 sekitar 34,4%. Maka dapat disimpulkan
bahwa volume urin tertampung furosemid oral dan ip jam ke 1 dan ke 2
mengalami penurunan.

Pada perlakuan hidroklortiazid oral didapatkan rata-rata persen VUT jam ke 1


sekitar 45,3%, lebih kuat daripada perlakuan hidroklortiazid ip dengan rata-rata
persen VUT jam ke 1 sekitar 29,3%. Sedangkan untuk perlakuan hidroklortiazid
oral didapatkan rata-rata VUT jam ke 2 sekitar 22%, lebih kuat daripada perlakuan
hidroklortiazid ip dengan rata-rata persen VUT jam ke 2 sekitar 13 %. Maka dapat
disimpulkan bahwa volume urin tertampung hidroklortiazid oral dan ip jam ke 1 dan
ke 2 mengalami penurunan.
Kesimpulan
1. Rata-rata onset memiliki hasil negatif pada perlakuan furosemid oral
didapatkan rata-rata onset 39 menit, lebih lama daripada perlakuan
furosemid ip dengan rata-rata onset 21 menit.
2. Rata-rata onset memiliki hasil positif pada perlakuan furosemid ip
didapatkan rata-rata onset 21 menit, lebih lama daripada perlakuan
furosemid oral dengan rata-rata onset 39 menit memberikan efek positif.
3. Rata-rata onset memiliki hasil positif pada perlakuan hidroklortiazid oral
didapatkan rata-rata onset 23 menit, lebih cepat daripada perlakuan
hidroklortiazid ip dengan rata-rata onset 28 menit memberikan efek
positif.
4. Rata-rata onset memiliki hasil negatif pada perlakuan hidroklortiazid ip didapatkan rata-
rata onset 28 menit, lebih lama daripada perlakuan hidroklortiazid oral dengan rata- rata onset
23 menit .

5. Pada perlakuan furosemid oral didapatkan rata-rata persen efek 148%, lebih kuat daripada
perlakuan furosemid ip dengan rata-rata persen efek 114,3%. Maka yang merupakan diuretik kuat
adalah furosemid oral

6. Pada perlakuan hidroklortiazid oral didapatkan rata-rata persen efek 67,3%, lebih kuat
daripada perlakuan hidroklortiazid ip dengan rata-rata persen efek 42,3%. Maka yang merupakan
diuretik lemah adalah hidroklortiazid ip.
Saran
Jika ditiadakannya praktikum secara online di
laboratorium, sebaiknya bisa diperlihatkan
beberapa video materi tersebut. Agar kami
mendapatkan gambaran pada saat proses
praktikum berlangsung.
Anonim, 1995. Farmakope Indonesia. Edisi VI.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Tjay, Tan Hoan, Kirana Rahardja 2015. Obat Obat

Penting. Jakarta : Kelompok Gramedia Daftar


Badan Pengawas Obat dan Makanan.

www.pionas.pom.go.id (daikses pada 14 Oktober


Pustaka
2021)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai