Anda di halaman 1dari 34

hubungan dosis efek

hipoglikemik
gliben & A
beda mekanisme kerja

Efek Hipoglikemik
Glibenklamid (G) dan Akarbose (A)
Metode TTGO pada Mencit DDY
MATERI
1. Diabetes Melitus
2. Definisi –definisi: glukosa darah puasa (GDP), GD
postprandial (GDpp) , Makan (WHO), Normal ,
Gangguan GDP, Gangguan toleransi glukosa
3. Penggolongan obat antidiabetik oral (ADO)
4. Tujuan Praktikum, PRINSIP METODE, BAHAN DAN
ALAT, ALAT ACCUCHECK, Hewan Coba
5. Pembagian Kelompok Perlakuan, RANCANGAN
PERCOBAAN, PROSEDUR, Perhitungan Dosis
6. Perhitungan pembuatan sediaan, Contoh Blanko
Lembar Data, Definisi operasional
7. Data tahun lalu
8. LATIHAN
Diabetes Melitus
Adalah suatu sindroma klinik yang ditandai oleh
poliuri (sering berkemih), polidipsi (sering minum),
dan polifagi (sering makan).disertai peningkatan
kadar glukosa darah :
- glukosa puasa ≥ 126 mg/dL,
- 2 h pc ≥ 200 mg/dL
- post prandial atau glukosa sewaktu ≥ 200 mg/dL
- Hipoglikemia adalah kondisi ketika kadar gula
darah tubuh (glukosa) rendah berada di bawah
batas normal, yaitu kurang dari 70mg/dL

Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Diabetes Mellitus


Definisi.
• glukosa darah puasa (GDP) : kadar GD setelah puasa
semalaman (>10 jam)

• GD postprandial (GDpp) : puncaknya pada GD 1 h pc

• Pada mencit berdasarkan percobaan puncak GDpp = ½ h pc

• Makan : (WHO) jumlah Karbohidrat setara dengan 75 g glukosa

• Normal : GDP <110 mg/dL, 1 h pc < 180 mg/dL,

2 h pc < 140 mg/dL

• Gangguan GDP : ≥ 110 ≤ 126 mg/dL

• Gangguan toleransi glukosa : 2 jam setelah tes toleransi glukosa


GD ≥ 140 ≤ 200 mg/dL . 23

Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Diabetes Mellitus


Golongan obat antidiabetik oral (ADO)
• Sulfonilurea : tolbutamid, glibenklamid (Gb)
• Biguanida : metformin
• Glukosidase inhibitor : akarbose (A)
• Thiazolidindion : troglizaton
• Miglitimida : repaglinida.13

OOP
Tujuan praktikum
Membuktikan

1. Mekanisme kerja ADO Glibenklamid dan Akarbose dengan


metode Uji Toleransi Glukosa Oral terhadap mencit putih DDY
melalui induktor sakarosa

2. Membuktikan glibenklamid dan akarbose berefek hipoglikemik

3. Menetapkan kekuatan efek hipoglikemik


1) Akarbose berdasar persen peningkatan GDP ke GD ½ h pc
2) Glibenklamid berdasar persen penurunan GDP ke GD 2 h pc
Glibenklamid (1)
Glibenklamid adalah antidiabetik oral golongan sulfonil-urea yang
praktis tidak larut dalam air.8

• Sulfonilurea menstimulasi sel-sel beta dari pulau langerhans,


sehingga sekresi insulin dan kepekaan sel-sel beta bagi kadar
glukosa darah diperbesar melalui pengaruhnya atas protein-
transpor glukosa.

• Obat ini hanya efektif bagi penderita tipe 2 (Non-Insulin-Dependent


Diabetes Mellitus) yang tidak begitu berat, yang sel-sel betanya
masih bekerja cukup baik.

• Pola kerjanya adalah dengan single dose pagi hari mampu


menstimulir sekresi insulin pada setiap pemasukan glukosa
(sewaktu makan  selama 24 jam tercapai regulasi gula darah
optimal yang mirip pola normal.3 Farmakologi & terapi

Dosis: permulaan sekali sehari 2,5-5 mg, bila perlu dinaikkan


setiap minggu sampai maksimal dua kali sehari 10 mg.2
OOP
*gejala hipoglikemia 
I. gejala otonom  stimulasi saraf adrenergik keringat,
gemetar, muka pucat, jantung berdebar, kesemutan
Glibenklamid (2) sekitar mulut & lidah,  saraf kolinergik: lapar
II. kurang glukosa otak  ggn konsentrasi, penglihatan,
pusing, termangu-mangu & mengantuk  stupor & koma
• Efek samping :
– Yang terpenting adalah hipoglikemia yang dapat terjadi
secara terselubung dan adakalanya tanpa gejala khas.
– Agak jarang terjadi gangguan lambung-usus (mual,
muntah, diare) sakit kepala, pusing, rasa tidak nyaman di
mulut juga gangguan kulit alergis.
– Nafsu makan diperbesar dan berat badan bisa naik,
terutama pada mereka yang tidak mentaati diet.
– Toleransi dapat timbul pada 5-10% pasien sesudah
beberapa tahun, mungkin karena sel-sel beta hilang
kepekaannya terhadap insulin.3 Farmakologi & terapi
glukosa dan fruktosa

GLUKOSIDASE INHIBITOR.3
• MEKANISME KERJA
inhibisi enzim glukosidase (maltase, amilase,
glukoamilase) di mukosa duodenum ad hambat
penguraian di-/polisakarida  monosakarida  abs
glukosa diperlambat  No hipoglikemia

• SASARAN
Penderita overweight yang tidak berhasil diet
 kombinasi dg obat lain untuk memperkuat efek
• Monoterapi DM usila bersama antidiabetik oral lain &/ insulin

• EFEK SAMPING
banyak gas di usus (bertahak, kentut) & kejang usus
(penumpukan KH tak dicerna & pean penguraian flora
usus, dosis tinggi & bila digunakan bersama gula  diare
3. GLUKOSIDASE INHIBITOR (LANJUTAN)

• KINETIK
Resorpsi usus buruk, eks. cepat lewat kemih

• CONTOH
– Akarbose (Glucobay, 1990): 50 mg & 100 mg
– Miglitol (Diastabol, 1995) = akarbose, abs > baik ad
ES usus <
– Dosis : mula2 3 dd 50 mg a.c. , maks 3 dd 100 mg2

dc
Pemeriksaan Tes Toleransi Glukosa Oral
(TTGO) standar (WHO)
• Tes toleransi terhadap glukosa ada dua cara: cara oral
dan cara intravena (IV). Cara IV hanya dilakukan pada
keadaan khusus, misalnya terdapat gangguan
penyerapan (absorbsi) akibat operasi pada saluran
cerna.

• Umumnya untuk keperluan Tes toleransi terhadap


glukosa dilakukan secara oral. Tes ini dilakukan untuk
konfirmasi diagnosis diabetes mellitus bila pemeriksaan
penyaring terhadap kadar glukosa darah hasilnya
meragukan.4
An O-toluidine Method for Body-Fluid Glucose Determination
Prosedur TTGO standar (WHO)
– Tiga hari sebelum dilakukan pemeriksaan, orang ybs melakukan aktivitas
seperti biasa. (Makan dan kegiatan jasmani)

– Malam sebelum dilakukan pemeriksaan harus berpuasa selama 10-12 jam.

– Pagi hari diambil darah dari vena sekitar lipat siku.

– Darah yang diambil adalah darah puasa didapat kadar glukosa darah
puasa (GDP). data 1

– Setelah pengukuran GDP, diberi minum 75 g glukosa/250 ml air minum.


data 2 data 3
– Selanjutnya diperiksa kembali kadar glukosa darahnya 1 jam dan 2 jam
sesudah minum larutan glukosa tadi. Selama pemeriksaan ia tetap istirahat
dan tidak merokok.

– Glukosa darah post prandial (PP) = kadar glukosa darah setelah makan
yang biasanya meningkat dengan puncaknya pada 1 jam pp. Setelah itu
kadarnya ber-angsur2 turun

– kadar glukosa darah pada 2 jam pp mendekati kadar glukosa darah


puasa.4 An O-toluidine Method for Body-Fluid Glucose Determination
diagnostik klinik
Metode pemeriksaan kadar glukosa darah. -C=O
H
1. Metode oksidasi reduksi
– Pengukuran kadar glukosa darah berdasar sifatnya sbg zat
pereduksi/alkali panas fehling --> end merah bata, cincing coklat
– tidak spesifik  adanya zat-zat non glukosa lain yang juga bersifat
mereduksi.
2. Metode kondensasi.
– Senyawa amin aromatik seperti o-toluidin, as. p-aminobenzoat, as.
p-aminosalisilat dan m-aminofenol + glukosa/larutan asam panas
 produk berwarna.
– Banyak digunakan untuk penentuan kadar glukosa darah adalah o-
toluidin (lebih cepat dan spesifik)  glikosil amin  produk
berwarna hijau biru (spektrofotometer pada λ ±630 nm).
– Reaksi cepat dan sensitifitas yang tinggi.
3. Metode enzimatis
– Menggunakan enzim yang bekerja secara spesifik terhadap
glukosa  hasil yang relatif lebih cepat dibanding metode lainnya.
– Metode heksokinase, glukosa oksidase dan glukosa hidrogenase.5
The Technology behind glucosemeters: test strips
Accucheck5
Alat glukometer menggunakan metode enzimatis
– Hanya dibutuhkan sejumlah kecil sampel darah
(1-2 μL) diaplikasikan pada strip yang sekali pakai.
– Beberapa detik  layar pada glukometer  hasil
pengukuran.
– Prinsip kerja: strip mengandung enzim yang secara
spesifik bereaksi pada glukosa.
– Enzim tersebut  menyampaikan elektron ke
elektroda untuk pengukuran secara elektrokimia,
atau ke molekul indikator (perubahan
warna/fotometri).
ALAT ACCUCHECK

• Accucheck mengukur kadar glukosa darah


10-600 mg/dL;
• dibawah 10 mg/dL dia bilang Lo (low);
• diatas 600 mg/dL dia bilang Hi (high)
• Lembar enzim (oranye/hijau)
• Tidak boleh dipegang, akan rusak
• Simpan dalam tube tertutup atau akan rusak
• harus oleh darah atau error
FILM ACCUCHECK
PRINSIP METODE PRAKTIKUM
• Aktivitas dan mekanisme hipoglikemik akan
dievaluasi berdasarkan pengaruhnya terhadap
penurunan kadar Glukosa Darah (GD) dibandingkan
kadar gula darah normal (N) dengan induktor
sakarosa
• Glibenklamid merangsang sekresi insulin
 Penurunan GD
 Persen penurunan glukosa darah GDP ke 2 h pc
lebih besar dari N

• Akarbose menghambat konversi sakarosa  glukosa


 absorsi glukosa dihambat
 persen peningkatan glukosa darah GDP ke ½ h pc lebih
kecil dari N
BAHAN DAN ALAT
Bahan
• Larutan sakarosa 20%
• Tabl glibenklamid 5 mg
• Tabl akarbose 50 mg
• Gom 2% --> N
• Mencit putih DDY, 20-25 g
• Etanol & kapas
• Strip Accu Check
Alat
• Timbangan mencit
• Sonde oral mencit
• Wadah pengamatan PER perlakuan
• restrainer pemegang ekor
• gunting
• Accu Check meter
• Alat gelas qs
Pembagian Kelompok Perlakuan
Terdapat 5 perlakuan:
1. Kelompok kontrol (N)
Diberikan sediaan Gom 2% dosis 0,4 ml/20 g BB
2. Kelompok Glibenklamid (G)
Diberikan glibenklamid dengan dosis
manusia 5 & 10 mg
3. Kelompok akarbose (A)
Diberikan akarbose dengan dosis manusia
50 & 100 mg

Jumlah mencit/perlakuan = …….


frederer -->
Jumlah mencit 1 curah percobaan = …….
A: 1.GDP langsung Akar + sakarosa --> 2.30'pc ---> 3. 2h pc
mis N=4 ekor--> 50% =2 ekor

RANCANGAN PRAKTIKUM
(ke-1)

Mencit
Timbang t = 0 • Ukur glukosa darah
Beri nomor • Perlakuan kelompok
Mulai puasa 18 jam
Hitung, ukur dosis (50%N) dan G5 dan
G10

30 menit
Ke-2 : t=30’ pc &
A (ke-2 pada G5, G10 ac
ke-3 : t=120’ pc
• Berikan akarbose pada A50 dan A100
Ukur glukosa darah
• Beri sakarosa (makan) untuk semua kel uji
G Ke-3 : t=30’ pc &
ke-4 : t=120’ pc Penapisan Farmakologi
PROSEDUR PRAKTIKUM. G: GDP--> ac ----> 30'pc---> 2hpc
1. Puasakan mencit 10-12 jam. 1 G 2 3 4
2. Ambil 4-6 mencit untuk tiap meja beri nomor, timbang makan
3. Ukur glukosa darah ke-1 dari ekor mencit dan ukur dengan accu check meter
(glukosa darah PUASA)
4. Langsung berikan perlakuan Gb5, Gb10 , A50, A 100 dan normal (N) = Gom
2% dilanjutkan dengan pemberian larutan sakarosa (gula pasir) 20% dosis 4
g/kg BB pada A50, A100 dan 50%-N
5. Ditunggu ½ jam ukur glukosa darah ke 2 pada glukagon
1) Gb5, Gb10 dan 50%-N (ac) langsung beri lar. Gula pasir
2) A50, A100 dan 50%-N (1/2 h.p.c )
GRUP 1 GRUP 2 GRUP 3 GRUP 4
6. ½ jam lagi ukur glukosa darah Gb5, Gb10 dan 50%-N ke 3 = 1/2 h.p.c.
ANESTETIK F-K-FD-KD F0,9 vs F0,6D0,05 K2,5 vs K2D0,05 FD vs KD
7. Ukur glukosa darah 2 h.p.c. : A & 50%-N ke 3 dan Gb & 50%-N ke4
grup 1 presentasi
8. Rata-2kan data tiap perlakuan dan buatlah grafik kadar glukosa darah vs waktu
untuk setiap
GRUP 1perlakuan GRUP 2 GRUP 3 GRUP 4
DIURETIK
9. Buatlah
Fu-orallaporan
vs Fu-ip dan serahkan
HCT-oral vs maksimum
HCT-ip 3
Fuhari sesudah
vs HCT oral responsi
Fu-HCT oral ip
grup 4 presentasi
2(R-1)=2r-2>15 --> r=9 Penapisan Farmakologi
GRUP 1 GRUP 2 GRUP 3 GRUP 4
TTGO G5 vs G10 G5-10 & A50-100 A50 vs A100 G10 vs A100
N grup 2 presentasi N
Dosis
• Dosis N: Gom 2% 0.4 mL / 20 gBB
• Perlakuan yang lain dirancang 0,4 ml/20 g mencit

• Dosis Glibenklamid 5 mg
AED Gb5 = 5 mg/60 kgx12,3x0,02 kg = 0.021 mg/20gBB

• Glibenklamid 10 mg, Akarbose 50 mg dan 100 mg  dihitung

• Dosis glukosa 75 g/60 kg BB = 1,25 g/kg BB mencit5


Sakarosa = 2x glukosa = 2,5 g/kg BB mencit dinaikkan menjadi
4 g/kg BB  = 20g/1000g x 4g = 0.08 g/20 g mencit
Diambil sediaan 20%: 0.08g/20 gx 100 mL = 0.4 mL
Perhitungan pembuatan sediaan
Rancang vol dosis: 0,4 ml
TTGO dosis obat
manusi mencit vol vol
Perlakuan (mg) Etiket
gom 2% a (mg) (mg) (ml) (ml)
tragakan (N) - 0,5% 0.41 500 2000 100 trag 1/2% gom 2%
Akarbose 50mg/tab 50 10 Akarbose 5mg/ml (sed. induk)
Ak50 50 0.206 0.41 5 =1ml10 Akarbose 0.5 mg/ml
Ak100 100 0.411 0.41 10 =2ml10 Akarbose 1 mg/ml
Glibenklamid 5 mg/tab 5 10 Glib 0.5mg/ml (sed. induk)
G5 5 0.021 0.41 0.5 10 Glib 0.05 mg/ml
G10 10 0.041 0.41 1 10 Glib 0.1 mg/ml
Sakarosa 4 g/kg 80 0.4 2000 10 sakarosa 20% (dalam aq.des.)
Strip tiap meja = 4 strip x 6 ekor x 1.25 = 30 strip

Praktikum pembuatan sediaan


Tentukan sesuai kebutuhan masing2
kelompok untuk berapa ekornya
kelompok 1: kelompok 2:
Contoh Blanko Lembar Data G5-G10
kelompok 3:
G5-10 & A 50-100
kelompok 4:
A50-A100 G10-A100
AKFAR IKIFA
Efek Toleransi Glukosa Akarbose vs Glibenklamid
Akarbose (A) 50 mg/100 mg dan Glibenklamid 5 mg/10 mg (G)
Tanggal percobaan : Mencit betina/jantan* DDY
kelompok: Sakarosa dosis 4 g/kg BB
1 2 3 4
No Perla Berat 0' uji 30 p plksakarosa 30' pc 120' pc
cit kuan (g) mg/dl jam (ml) mg/dl Jam (ml) mg/dl jam mg/dl jam

Ak50 20 90 10.00 ? 10.10 0,4 90 10.40 85


Ak50 30 100 10.05 0,6 100 10.35 95
G5 100 10.00 80 10.30 175 75 12.30
G5 105 10.00 82 10.30 165 77
N 110 10.00 115 10.30 180 120
N 105 10.08 175 115

Praktikum Dosis

Praktikum Analisis data

DATA
Definisi Operasional
• Zat uji adalah glibenklamid dosis 5 dan 10 mg serta akarbose dosis 50 dan 100 mg
• Induktor adalah sakarosa dosis 4 g/kg BB
19 22
• Hewan coba adalah mencit ddy jantan berat …g sampai …g
• Alat ukur GD adalah accucheck
• Glukosa darah puasa (GDP) : kadar GD setelah puasa semalaman (>10jam)
• Puncak GD postprandial (GDpp) pada mencit berdasarkan percobaan = ½ h pc
• Makan : (WHO) jumlah Karbohidrat setara dengan 75g glukosa= sakarosa 4g/kg mencit
• Normal : GDP <110 mg/dL, 1 h pc < 180mg/dL, 2 h pc < 140 mg/dL
• Gangguan GDP : ≥ 110 ≤ 126mg/dL
• Gangguan toleransi glukosa : 2 jam setelah testoleransi Glukosa GD ≥ 140 ≤ 200
mg/dL

Cara analisa
Zat ber-EFEK hipoglikemik jika:
– Akarbose: % peningkatan GDP ke GD ½ h pc < Normal
(GD ½ hpc – GDP) mg/dL/GDP mg/dL x 100%
– Glibenklamid: % penurunan GDP ke 2 h pc > Normal
(GDP-GD 2 hpc)mg/dL/GDP mg/dL x 100%
Efek Toleransi Glukosa Akarbose vs Glibenklamid Sed: Perla a b c b-a a-c
Akarbose (Ak) 50 mg/100 mg dan Glibenklamid 5 mg/10 mg (G) sakarosa 20% kuan GDP 30'pc 120'pc %pe+an %pe-an
Tanggal percobaan : 30-10-18 Mencit betina/jantan* DDY Akarb 0,5 mg-1mg/ml Ak50 71 78 72 3 10 4 -1
kelompok: Kary-17/SELASA Sakarosa dosis 4 g/kg BB Glib 0,05 mg-0,1mg/ml Ak100 75 82 72 9 2 4 3
No Perla Berat 0' uji 30 p plksakarosa 30' pc 120' pc N 61 110 87 5 80 5 -43
cit kuan (g) mg/dl jam (ml) mg/dl Jam (ml) mg/dl jam mg/dl jam G5 88 68 78 -23 1 2 11
7 Ak50 21 53 9.44 0.43 9.45 0.42 87 10.15 63 11.44 G10 74 96 56 4 30 24 1
8 Ak50 20 73 9.37 0.41 9.38 0.40 66 10.08 50 11.37
13 Ak50 22 61 9.48 0.45 9.50 0.44 54 10.20 73 11.50 TTGO: % pe+an dan % pe-an
100
14 Ak50 22 97 9.49 0.45 9.50 0.44 106 10.20 101 11.50
71 78 72
1 Ak100 22 94 9.30 0.45 9.30 0.44 107 10.00 75 11.30 80
2 Ak100 21 50 9.39 0.43 9.39 0.42 75 10.09 67 11.39
19 Ak100 19 85 9.51 0.39 9.52 0.38 87 10.40 77 11.54
%pe+an
20 Ak100 20 69 9.49 0.41 9.55 0.40 58 10.41 70 11.54 60
75 82 72 %pe-an
5 N 20 64 9.40 0.39 9.40 0.40 122 10.10 70 11.40
6 N 19 53 9.45 0.37 9.45 0.38 104 10.15 84 11.45 40
11 N 22 66 9.42 0.43 9.54 0.44 115 10.24 160 11.42
12 N 20 51 9.40 0.39 9.54 0.40 161 10.24 78 11.40

persen
17 N 20 55 9.53 0.39 75 10.31 0.40 78 11.01 50 12.31 20
18 N 19 61 9.51 0.37 55 10.33 0.38 66 11.03 55 12.33
23 N 18 71 9.48 0.35 9.51 0.36 118 10.40 90 12.56
24 N 19 66 9.48 0.37 9.51 0.38 112 10.42 109 11.51 0
61 110 87 Ak50 Ak100 N G5 G10
9 G5 22 79 9.49 0.45 65 10.19 0.44 76 10.49 120 11.49
10 G5 22 105 9.44 0.45 71 10.14 0.44 88 10.44 89 11.49 -20
15 G5 22 95 9.57 0.45 78 10.28 0.44 55 10.58 53 12.28
16 G5 20 74 9.48 0.41 42 10.26 0.40 54 10.56 51 12.26
22 88 64 68 78 -40
3 G10 22 89 9.33 0.45 59 10.03 0.44 79 10.33 39 12.03
4 G10 20 64 9.33 0.41 86 10.03 0.40 166 10.33 59 12.03
21 G10 18 58 9.53 0.37 32 10.35 0.36 77 11.18 48 12.40 -60
Perlakuan
22 G10 20 83 9.52 0.41 68 10.40 0.40 62 11.23 76 12.40
74 61 96 56
LATIHAN
1. Dosis Gom 2% 0.4 mL / 20 g, berapa ml harus diberikan pada mencit 35 g

2. Dosis Glibenklamid 5 mg manusia, Berapa dosis untuk mencit 30 g?

3. Tersedia sediaan glibenklamid 0,05 mg/ml, berapa ml harus diberikan pada mencit pada soal
nomor 2?

4. 1 tablet glibenklamid 5 mg disuspensi ad 10 ml, bila diambil 1 ml, sampai berapa ml harus
diencerkan supaya diperoleh kadar 0,05 mg/ml ?

6. Dosis Glukosa, 4 g/kg BB. Hitung berapa mL glukosa yang diberikan bila berat mencit 28 g dari
sediaan 20%

7. Berapa g sakarosa harus ditimbang untuk membuat 50 ml sakarosa 20% ?

8. 1 ekor mencit membutuhkan 4 strip accuchec, bila 1 strip = Rp 5000,-; berapa strip & berapa
biaya pembelian strip accuchec dibutuhkan untuk 24 ekor mencit pada praktikum ? (harga 1
tabung accucheck strip 200rb/50 strip)

9. Pada percobaan TTGO digunakan 6 ekor mencit. Direncanakan tiap mencit akan mendapat
0,2 ml/20g BB glukosa 10%. Mencit anda berbobot 18 g, 22g, 23 g, 25 g, 23 g dan 26 g. Volum
ml glukosa yang benar untuk mencit anda adalah .... , .... , .... , .... , .... , dan .... ml

10. Percobaan efek hipoglikemik jamu X menggunakan glibenklamid. Jamu X adalah .... ,
glibenklamid adalah ... Gom 2% adalah ... dan accucheck strip adalah ...
LATIHAN LANJUTAN
11. Buatlah judul percobaan, tujuan percobaan dan 5 kesimpulan bila
didapat data sebagai berikut:
No Perla Berat 0' uji 30 p plk sakarosa 30' pc 120' pc
cit kuan (g) mg/dl jam (ml) mg/dl Jam (ml) mg/dl jam mg/dl jam
1 Ak50 27 79 9.14 0.55 9.14 0.54 82 9.44 85 11.14
2 Ak50 30 84 9.15 0.61 9.23 0.60 79 9.53 73 11.23
82 81 79
3 Ak100 26 76 10.00 0.53 10.04 0.52 71 10.34 72 12.04
4 Ak100 23 72 9.33 0.47 9.37 0.46 58 10.07 61 11.37
74 65 67
5 N 26 80 9.46 0.51 9.55 0.52 94 10.25 100 11.55
6 N 23 90 9.12 0.45 9.16 0.46 212 9.46 92 11.16
90 212 92
7 G5 24 89 8.54 0.49 83 9.24 0.48 118 9.54 50 11.24
8 G5 24 89 8.53 0.49 76 9.23 0.48 71 9.53 45 11.23
89 80 95 48
9 G10 25 73 9.13 0.51 62 9.43 0.50 114 10.13 64 11.43
10 G10 27 85 9.13 0.55 71 9.43 0.54 134 10.13 70 11.43
93 66 112 90
Daftar Pustaka
1. Dalimartha S. Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Diabetes Mellitus.
Jakarta: Penebar Swadaya; 2007.
2. Tan HT, Rahardja K. Obat-obat Penting. Ed 5.. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo; 2007.
3. Ganiswara GS, dkk. Farmakologi & Terapi. ed 5.. Jakarta: Bagian
Farmakologi Kedokteran UI; 2007.
4. Dubowsky KM. An O-toluidine Method for Body-Fluid Glucose
Determination. Clin Chem; 2008.
5. Hones J, Muller P, Surrige N. The Technology behind glucosemeters: test
strips. Diabetes Technol Ther; 2008.
6. Hanafiah KA. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada; 2005.
7. Kelompok kerja ilmiah Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phyto
Medica. Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian
Klinik. Jakarta: Depkes RI; 1993.
8. Martidale, The Extra Pharmacopoeia , 27th Edition, The Pharmaceutical
Press, London; ….
SILAHKAN
MENGISI
DAFTAR
HADIR

Selamat Mencoba
Easy Touch
1. Normal Glucose Values The normal fasting
glucose range for a non-diabetic adult is 70 to
110 mg/dL (3.9 to 6.1 mmol/L)
2. One to two hours after meals, normal
glucose values should be less than 140 mg/dL
(7.8 mmol/L).
3. For people with diabetes, consult your
physician or healthcare professional for the
target glucose values that are right for you.
Easy Touch
Limitations The Easy•Touch® Glucose Test Strips give accurate results
when the following limitations are observed:
1. Use only the Easy•Touch® Glucose Test Strips with the
Easy•Touch® Blood Glucose Meter.
2. Use only capillary whole blood from finger, palm and forearm. Do
not use plasma or serum.
3. Do not use neonate samples. Easy•Touch® Glucose Test Strips are
not validated for and should not be used for testing neonatal blood
specimens.
4. The system is tested to accurately read the measurement of
glucose in whole blood within the range of 20 to 600mg/dL (1.1-
33.3 mmol/L).
5. This system can be used up to an altitude of 7545 feet.
6. The test strips are for single use only. Do not reuse test strips.
http://mhcmed.com/wp-content/uploads/2014/04/ET_Meter_TestStripInsert.pdf
Additional Information for Healthcare Professionals
7. Easy•Touch® Glucose Test Strip does not interfere with the hematocrit at a
normal range (35-55%) of blood glucose.
8. Acetaminophen, uric acid, ascorbic acid (vitamin C), and other reducing
substances when occurring in normal blood or normal therapeutic concentrations
do not significantly affect results. However, abnormally high concentrations in
blood may cause inaccurately high results.
9. Lipemic samples; Cholesterol up to 375 mg/dL or triglycerides up to 2,000 mg/dL
do not significantly affect test results. However, glucose values in specimens
beyond these levels, should be interpreted with caution.
10.Blood samples that contain a high concentration of dissolved oxygen may lower
the test result.
11.Antiglycolysis and anticoagulants in blood samples may affect the test results.
12.Severe dehydration, diabetic ketoacidosis, hyperosmolar non-kitotic state,
hypotension, shock, or peripheral vascular disease.3,4,5 may cause inaccurate
results.
13.Critically ill patients should not be tested with home use blood glucose monitors
as it may lead to inaccurate results.
Fingertip results
For glucose results lower than 75mg/dL, 100%
the percent (and the number) of meter (12 / 12)
results that match the laboratory method
within 15 mg/dL
For glucose results at or higher than 98%
75mg/dL, the percent (and the number) of (98 / 100)
meter results that match the laboratory
method within 20%
Total number of patients in the study 98% (110 / 112)

Anda mungkin juga menyukai