3 SSP_faal/ikun/2006
OBAT PREMEDIKASI
Pemberian obat premedikasi bertujuan:
a) Menimbulkan rasa nyaman pada pasien (menghilangkan
kekhawatiran, memberikan ketenangan, membuat amnesia,
memberikan analgesi)
b) Memudahkan/memperlancar induksi, rumatan, anestesi
c) Mengurangi jumlah obat-obatan anestesi
d) Mengurangi timbulnya hipersalivasi, bradikardi, mual, dan muntah
pasca anestesi contoh atropin dan skopolamin (bersama morfin)
e) Mengurangi stress fisiologis (takikardia, nafas cepat, dll)
f) Mengurangi keasaman lambung
g) Memperkuat efek anestesi
h) Memperkuat relaksasi otot; co: tubokurarin, galamin
Obat-obat yang dapat diberikan sebagai
premedikasi pada tindakan anestesi
A. Analgetik Narkotik
• Morfin
Dosis premedikasi dewasa 5-10 mg (0,1-0,2 mg/kgBB)
intramuskular. Diberikan untuk mengurangi kecemasan dan
ketegangan pasien menjelang operasi, dan agar anestesi
berjalan dengan tenag dan dalam.
• Petidin
Dosis premedikasi dewasa 50-75 mg (1-1,5 mg/kgBB)
intravena. Diberikan untuk menekan tekanan darah dan
pernafasan serta merangsang otot polos.
B. Barbiturat
Pentobarbital dan Sekobarbital
• Diberikan untuk menimbulkan sedasi. Dosis dewasa
100-200 mg, pada anak dan bayi 1 mg/kgBB secara
oral atau intramuskular.
• Keuntungannya adalah masa pemulihan tidak
diperpanjang dan kurang menimbulkan reaksi yang
tidak diinginkan. Yang mudah didapat adalah
fenobarbital dengan efek depresan yang lemah
terhadap pernafasan dan sirkulasi serta jarang
menyebabkan mual dan muntah.
C. Antikolinergik
Atropin
• Diberikan untuk mencegah hipersekresi
kelenjar ludah dan bronkus selama 90 menit.
Dosis 0,4-0,6 mg intramuskular bekerja
setelah 10-15 menit.
D. Obat Penenang (transquillizer)
Diazepam
• Diazepam (valium®) merupakan golongan
benzodiazepin. Pemberian dosis rendah bersifat
sedatif sedangkan dosis besar hipnotik.
• Dosis premedikasi dewasa 10 mg intramuskular atau
5-10 mg oral (0,2-0,5 mg/kgBB) dengan dosis
maksimal 15 mg. Dosis sedasi pada analgesi regional
5-10 mg (0,04-0,2 mg/kgBB) intravena. Dosis induksi
0,2-1 mg/kgBB intravena.
Post medikasi
• Untuk menghilangkan eso: gelisah, mual
• Co: klorpromazin, anti emetikum lain
(ondansetron)
9 SSP_faal/ikun/2006
ANESTESI UMUM
• Anestesi umum : tindakan menghilangkan rasa nyeri/sakit
secara sentral disertai hilangnya kesadaran dan dapat
pulih kembali (reversible). Komponen trias anestesi ideal
terdiri dari hipnotik, analgesik, dan relaksasi otot.
• Obat anaestesi adalah: obat yang dapat menimbulkan
anestesia atau narkosa (yun. An=tanpa; aisthesis=
perasaan), yakni suatu keadaan depresi umum dari
berbagai pusat di SSP yg reversibel dimana seluruh
kesadaran dan perasaan ditiadakan sehingga mirip
pingsan.
• Obat Anestesi digunakan pada pembedahan dengan
maksud : mencapai keadaan pingsan, merintangi
rangsangan nyeri, memblokir reaksi refleks dan relaksasi
otot.
Anestetik Umum:
a.Anestetik intravena
b.Anestetik inhalasi
c.Antimuskarinik
d.Sedatif dan analgesik peri-operatif
e.Pelemas otot
f.Antikolinesterase yang digunakan dlm anestesia
g.Antagonis u/ depresi syaraf pusat dan pernafasan
h.Obat u/ hipertermia maglina
•
11
Anestetika Inhalasi
• Diberikan sebagai uap melalui saluran nafas.
• Mekanisme: hidrat gas dapat merintangi transmisi
rangsangan di sinaps sehingga terjadi anestesia.
• Keuntungan:
– resorpsi cepat melalui paru-paru.
– Mudah dipantau, jika diperlukan setiap waktu dapat
segera dihentikan
• Dosis pemberian pertama kali harus tinggi kemudian
diturunkan sampai hanya sekedar memelihara
keseimbangan antara pemberian dan pengeluaran
(ekshalasi)
• Ekskresi melalui gelembung 12paru (alveoli)
Anestetika inhalasi samb...
ESO
1.Menekan pernafasan
2.Menekan sistem kardiovaskular
3.Merusak hati dan ginjal
4.Oliguri (reversibel) karena berkurangnya
pengaliran darah ke ginjal, pasien perlu
dihidratasi secukupnya
5.Menekan sistem regulasi suhu
13
Teknik pemberian obat inhalasi
• Sistem terbuka: cairan terbang (eter, kloroform,
trikloretilen) diteteskan tetes demi tetes ke atas sehelai
kain kasa di bawah suatu kap dari kawat yang menutupi
mulut dan hidung pasien.
– Kerugian: kurang ekonomis (gas banyak terbuang),
mengganggu lingkungan
• Sistem tertutup: suatu mesin khusus menyalurkan
campuran gas dengan oksigen kedlm suatu kap, dimana
sejumlah CO2 dari ekshalasi dimasukkan kembali.
Fungsinya untuk mengisi kembali kebutuhan oksigen
basal. Fungsi CO2: memperdalam pernafasan,
mencegah timbul apnoea (henti nafas)
• Insuflasi: gas atau uap ditiupkan kedalam
mulut atau tenggorokan melalui mesin (co:
pembedahan amandel)
15 SSP_faal/ikun/2006
Cara pemberian anestesi umum:
Menurut penggunaannya anestesi umum dapat digolongkan menjadi 2, :
1.Anaestesi injeksi : cont : diazepam, midazolam, ketamin dll
•Parenteral (intramuskular/intravena). Digunakan untuk tindakan yang singkat
atau induksi anestesi. Umumnya diberikan Tiopental, namun pada kasus
tertentu dapat digunakan ketamin, diazepam, dll. Untuk tindakan yang lama
anestesi parenteral dikombinasikan dengan cara lain.
•Perektal. Dapat dipakai pada anak untuk induksi anestesi atau tindakan
singkat.
2. Anaestesi Inhalasi : diberikan sebagai uap melalui saluran pernafasan, cont :
halotan, isofluran, enfluran dll
•Anestesi inhalasi, yaitu anestesi dengan menggunakan gas atau cairan
anestesi yang mudah menguap sebagai zat anestesi melalui udara pernafasan.
Zat anestetik yang digunakan berupa campuran gas (dengan O2) dan
konsentrasi zat anestetik tersebut tergantung dari tekanan parsialnya.
Tekanan parsial dalam jaringan otak akan menentukan kekuatan daya
anestesi, zat anestetik tersebut dikatakan bila dengan tekanan parsial yang
rendah sudah dapat memberikan anaestesi yang adekuat dan
mempertahankan rasa tidak sadar.
• Untuk prosedur tertentu dibutuhkan hipotensi
terkendali, obat yang digunakan : labetolol
dan gliseril trinitrat.
• Dan untuk mengendalikan aritmia selama
Anaestesi digunakan obat : Amiodaron,
adenosin, amiodaron dan verapamil.
OBAT ANESTESI INTRAVENA
Natrium Tiopental (tiopental,pentotal)
• Ultra short acting barbital
•Tiopental berupa bubuk kuning yang bila akan digunakan dilarutkan dalam air
menjadi larutan 2,5% atau 5%.
•Indikasi sebagai anestetika injeksi baik, tp efek singkat (lk 5 menit), pemberian
tiopental adalah induksi anestesi umum, operasi/tindakan yang
singkat(reposisi fraktur, insisi, jahit luka, dilatasi serviks, dan kuretase), sedasi
pada analgesi regional, dan untuk mengatasi kejang-kejang eklampsia atau
epilepsi.
• Kontra indikasinya adalah status asmatikus, syok, anemia, disfungsi hepar,
asma bronkial, miastenia gravis dan riwayat alergi terhadap tiopental.
Keuntungan penggunaan tiopental adalah induksi mudah dan cepat, tidak ada
delirium, masa pemulihan cepat, tidak ada iritasi mukosa jalan napas.
Sedangkan kerugiannya adalah dapat menyebabkan depresi pernapasan,
depresi kardiovaskuler, cenderung menyebabkan spasme laring, relaksasi otot
perut kurang dan bukan analgetik.
Ketamin
– Derivat sikloheksana
– Ketamin adalah suatu rapid acting nonbarbiturat general anaesthetic. Indikasi
pemakaian ketamin adalah prosedur dengan pengendalian jalan napas yang sulit,
prosedur diagnosis, tindakan ortopedi, pasien resiko tinggi, tindakan operasi sibuk,
dan asma. Kontra indikasinya adalah tekanan sistolik 160 mmHg dan diastolik 100
mmHg, riwayat penyakit serebrovaskular, dan gagal jantung.
– Metabolitnya mempunyai daya analgetika lama dibanding efek hipnotis.
– Disalahgunakan untuk halusinasi
– Eso: hipertensi, kejang-kejang, peningkatan intrakranial dan intraokuler.
32
Mekanisme kerja
• Pusat mekanisme kerja ada di membran sel ,
menghambat penerusan impuls dengan jalan
menurunkan permeabilitas membran sel saraf untuk ion
Natrium yang perlu bagi fungsi saraf . Hal ini disebabkan
oleh adanya persaingan dengan ion calcium yang berada
berdekatan dengan saluran Natrium di membran Neuron.
Akibat turunnya laju depolarisasi ambang kepekaan
tehadap rangsangan listrik lambat laun meningkat
sehingga terjadi kehilangan rasa setempat secara
reversibel.
33
Persyaratan anestetika lokal
• Tidak merangsang jaringan
• Tidak menimbulkan kerusakan permanen
pada susunan saraf
• Toksisitas sistemis rendah
• Efektif dengan jalan injeksi atau penggunaan
stempat pada selaput lendir
• Mula kerja cepat, bertahan lama
• Larut dalam air, menghasilkan larutan yang
stabil. 34
Penggolongan
• Senyawa ester: cocain; ester-PABA (benzokain,
prokain, oksibuprokain, tetrakain)
• Senyawa amida ; lidokain, prilokain, mepivakain,
bupivakain, cinchokain
• Lainnya: fenol, benzilalkohol, etil klorida
Semua senyawa diatas sinetis kecuali cocain
(anestetika lokal pertama yang diperoleh dari
daun tumbuhan alang-alang di pegunungan
Andes)
35
Eso anestetika lokal
• Menekan SSP
• Menekan sistem kardiovaskular.
• Reaksi hipersensitisasi.
36 SSP_faal/ikun/2006
Penggunaan
• Secara parenteral
1. Anestesia infiltrasi: injeksi diberikan pada atau sekitar jaringan yang
akan dianestesir sehingga mengakibatkan hilangnya rasa di kulit dan
jaringan yang terletak lebih dalam. Cara infiltrasi yang sering
digunakan adalah blokade lingkar dan obat disuntikkan intradermal
atau subkutan, misalnya pada daerah kulit dan gusi (pencabutan gigi,
THT).
2. Anestesi konduksi (blokade saraf perifer):
– penyuntikan analgetik lokal langsung ke saraf utama atau pleksus
saraf (injeksi di tulang belakang pada suatu tempat berkumpulnya
banyak saraf) hingga tercapai anestesia dari suatu daerah yang lebih
luas terutama pada operasi lengan atau kaki, bahu.
– Anaestesi blok, yaitu Analgesik regional intravena, yaitu penyuntikan
larutan analgetik lokal intravena.
37
3. Anestesia spinal (intrathecal) atau injeksi punggung :
obat disuntikkan di tulang punggung yang berisi cairan
otak dengan demikian injeksi melintasi selaput luar dari
sumsum belakang (dura mater). Biasanya antara ruas
lumbal ketiga dan keempat sehingga dapat dicapai
dalam beberapa menit.
4. Anestesia epidural: juga termasuk injeksi punggung,
obat disuntikkan di ruang epidural yakni ruang antara
kedua selaput luar sumsum belakang. Anestesia dicapai
setelah kl ½ jam.
co: secara lumbal untuk persalinan, obstetri dan
pembedahan perut bagian bawah, secara cervical:
untuk hilang rasa di tengkuk, secara thoracal: untuk
pemotongan paru-paru dan 38 perut bagian bawah.
5. anestesia permukaan:
• suntikan untuk penghilang rasa sakit oleh dokter pada cabut
gigi.
• pengolesan atau penyemprotan analgetik lokal diatas selaput
mukosa seperti mata, hidung atau faring, misalnya pada tetes
mata untuk mengukur tekanan okuler mata atau mengeluarkan
benda asing di mata.
• Secara Oral: larutan untuk nyeri di mulut, atau tablet hisap
(sakit tenggorokan)
• Tetes mata: untuk mengukur tekanan intraokuler atau
mengeluarkan benda asing
39 SSP_faal/ikun/2006
• Anestetik Lokal kecuali Kokain menyebabkan
dilatasi pembuluh darah. Adrenalin menyebabkan
vasokonstriksi yang menyebabkan absorbsi
anestesi lokal menurun sehingga menyebabkan
efek enestesi menjadi panjang Adrenalin tidak
boleh berlebihan karena menyebabkan nekrosos
iskemik.
40
Obat anestetika lokal
A. Senyawa ester
1. Cocain:
• derivat tropan dengan struktur atropin dari tanaman
Erythroxylon Coca, bersifat vasokonstriksi, kerja lebih lama,
krn merintangi re-uptake noradrenalin di ujung neuron
adrenergik shg kadar di daerah reseptor meningkat, berefek
simpatomoimetik sentral dan perifer. Eso: gelisah, tegang,
konvulsi, eufori. Cocain juga dapat bekerja medriasis
(melebarkan pupil mata).
• Indikasi: anestesi permukaan pada pembedahan THT, mata
41 SSP_faal/ikun/2006
2. Benzokain: ester PABA, derivat asam p-
aminobenzoat dengan resorpsi lambat, anestetika lemah,
indikasi untuk anestetika permukaan menghilangkan nyeri
dan gatal
3. Prokain: derivat benzoat, bekerja singkat, dalam
tubuh dihidrolisa oleh kolinesterase menjadi
dietilaminoetanol dan PABA (asam para amino benzoat )
yang mengantagonir daya kerja sulfonamida. Resorpsi di
kulit buruk maka dignkan injeksi biasanya bersama
adrenalin untuk memperpanjang daya kerja. Eso:
hipersensitisasi. Co: oksibupracain, tetracain
42
4. Lidokain
Derivat asetanilid, kelompok amida, drug of choice
untuk anestesia permukaan atau infiltrasi, digunakan
pada selaput lendir dan kulit untuk nyeri, terbakar
dan gatal. Khasiat kuat, mula kerja cepat, bertahan
lama (t1/2 1,5-2 jam)
5. Mepivakain: derivat piperidin, kelompok amida, mula
kerja dan kekuatan mirip lidokain, tdk vasodilatasi shg
tdk perlu ditambah vasokonstriksi. Gol ini :
Bupivakain
43 SSP_faal/ikun/2006
B. Senyawa Amida:
1. Cinchocain (dibukain); derivat kinolin, lebih kuat
dari lidokain, tapi toksis. Vasodilatasi
2. Articain: derivat tiofen
C. Lain-lain:
1. etilklorida: gas mudah menyala, eksplosif, toksis
bagi hati dan jantung, eso: nyeri dan kejang otot.
2. fenol: anestetika, antigatal, bakterisid, fungisid
3. Benzilalkohol: anestetika, antigatal lemah,
bakteriostatis, virustatis, fungistatis lemah.
44
• Obat yang tidak boleh dihentikan sebelum
pembedahan : Analgesic, Antipilepsy, Anti-
parkinson, Broncodilator, Obat Kardiovaskuler,
Obat Glaucoma, Hormon Tiroid&anti-tiroid
• Obat yang harus dihentikan : Kontrasepsi Oral
Lithium
45
OBAT ANESTESI REGIONAL/LOKAL
• Obat anestesi regional/lokal adalah obat yang
menghambat hantaran saraf bila dikenakan secara
lokal. Anertesi lokal idealnya adalah yang tidak
mengiritasi atau merusak jaringan secara permanen,
batas keamanan lebar, mula kerja singkat, masa
kerja cukup lama, larut dalam air, stabil dalam
larutan, dapat disterilkan tanpa mengalami
perubahan, dan efeknya reversible.
OBAT ANESTESI REGIONAL/LOKAL
• Lidokain
Lidokain (lignikaon,xylocain) adalah anestetik lokal
kuat yang digunakan secara topikal dan suntikan.
Efek anestesi terjadi lebih cepat, kuat, dan ekstensif
dibandingkan prokain.
• Bupivakain
Bupivakain adalah anestetik golongan amida dengan
mula kerja lambat dan masa kerja panjang.
TERIMA KASIH