MIKROBIOLOGI DAN
PARASITOLOGI
Mushroom
Kapang
(Mold)
Fungi mikroskopik
berfilamen,multiseluler
Tubuh kapang dibedakan menjadi dua bagian yaitu miselium dan
spora.
Miselium merupakan kumpulan bbrp filamen yang disebut hifa.
Kapang Bagian dari hifa yg berfungsi untuk mendapatkan nutrisi disebut hifa
vegetatif
Hifa yang berfungsi sebagai alat reproduksi disebut hifa reproduktif
atau hifa udara (aerial hypha)
• Beberapa fungi terutama fungi patogen
memiliki sifat dimorfisme yaitu memiliki
dua bentuk pertumbuhan, sebagai
kapang atau sbg khamir. Sifat
dimorfisme ini tergantung pada
temperatur; pada temperatur 37º C
merupakan fase khamir, sdgkn pada
temperatur 24-28º C merupakan fase
kapang.
Yeast
(Khamir)
Fungi Uni seluler , tidak berfilamen
Mushroom
Fungi multiseluler,
makroskopik, berfilamen
Comparison of
Fungi and
Bacteria
Life Cycle of
Fungi
Reproduksi Fungi
Aseksual :
Seksual : peleburan
pembelahan,
inti dari kedua
pembentukan tunas
induknya
atau spora
Aseksual
• Pada pembelahan, sel akan membagi
diri membentuk dua sel yg sama besar
• Sedangkan pertunasan (budding), sel
anak tumbuh dari penonjolan kecil pada
sel induk.
• Khamir bereproduksi dengan
pertunasan.
• Beberapa khamir menghasilkan tunas
yg tidak dapat melepaskan diri shg
membentuk sel-sel rantai pendek,
disebut pseudohifa.
• Spora fungi dibentuk dari hifa udara dan
dapat berupa spora seksual ataupun spora
aseksual.
• Spora aseksual dibentuk oleh hifa dari satu
individu fungi.
• Bila spora aseksual bergerminasi, spora tsb
akan mjd fungi yg scr genetik identik dgn
Spora Fungi induknya.
• Spora seksual dihasilkan dari fusi dua inti dgn
tipe yg berlawanan dari satu spesies fungi yg
sama.
• Fungi yg tumbuh dr spora seksual akan
memiliki karakteristik genetik kedua induknya.
• Dihasilkan dari reproduksi seksual, yaitu
Spora peleburan dua nukleus.
Seksual
Reproduksi Seksual
1) Plasmogami, saat inti sel haploid dari sel donor (+) mempenetrasi
sitoplasma resipien
2) Karyogami, saat inti (+) dan inti (-) berfusi menghasilkan inti zigot diploid
3) Meiosis, saat inti diploid membelah menjadi banyak inti haploid (spora
seksual).
Fungi
Diversity
Zygomycetes
(Rhizopus
stolonifer)
Spora Seksual: Zygospora
Spora Aseksual
Zygomycetes
(Sporangia)
Ascomycetes
(Neurospora
crasa)
• Spora seksual : Askospora
• Spora aseksual: konidia
Basidiomycetes
(Agaricus bisporus)
Infeksi Jamur pada
Manusia
Superficial
Mycosis
Primary Mycosis
• Histoplasmosis (Histoplasma capsulatum)
• North American blastomycosis (Bllastomyces dermatidis)
• Coccidioidomycosis (Coccidioides immitis)
• Fungi dimorfik
• Pada fase seksual bernama
Emmonsiella capsulata
• Patogenesis: konidia terhirup ke
dalam jalur respirasi, diambil
melalui makrofag alveolar dan
menjadi sel yeast yg bereproduksi
melalui budding.
• Terapi: Amfoterisin B
• Dapat menyerang kulit dan mukosa
serta organ dalam yg disebabkan
oleh yeast dan kapang.
• Dapat menyerang manusia dengan
kondisi imunitas yg lemah.
• Candidiasis merupakan infeksi
Opportunistic endogenous
mycoses • Infeksi eksogenus OM yg lain berasal
dari tanah atau tanaman, biasanya
menginvasi melalui jalur respirasi.
• Aspergillosis, Cryptococcosis dan
Mucormycosis
Candida
• 70% infeksi Candida pada manusia
disebabkan oleh Candida albicans.
• Biasanya menyerang mukosa, dapat
juga kulit bagian luar dan organ dalam.
Pada infeksi rongga mulut, muncul
bercak berwarna putih.
• Terapi: Nistatin dan azol dapat
digunakan untuk terapi topikal. Deep
candidiasi : amfoterisin B.
Echinocandins dapat igunakan pada
candidiasis orofaring dan esofagus.
• Fungi yg dapat menyebabkan
mikosis subkutan tumbuh pada
tanah dan pada tumbuhan mati.
• Dapat berpenetrasi melalui kulit
yg luka ke dalam jaringan
Subcutaneous subkutan.
Mycoses • Sporotrichosis (Sporothrix
schenckii)
• Chromomycosis (Black Molds)
• Mycetoma (Madurella sp.)
• Dermatomycoses
• Klasifikasi :
1. Trichophyton (T. mentagrophytes, T. rubrum,
T. schoenleinii, T. tonsurans)
2. Microsporum (M. audouinii, M. canis, M.
gypseum)
Cutaneous 3. Epidermophyton (E. floccosum)