Anda di halaman 1dari 45

FUNGI

MIKROBIOLOGI DAN
PARASITOLOGI

Putri Eka Sari, M.Si


• Nutrition: Heterotrof (tidak berfotosintesis),
mengabsorpsi sumber makanan
• Cell wall. Mengandung Glukan dan kitin
• Nuclear status. Eukariotik, uni/multiseluer. Thalus
(homo/hetero kariotik, haploid, dikariotik atau
diploid.
WHAT ARE • Life cycle. Sederhana, biasanya kompleks
• Reproduction. Seksual (fusi nuclear dan meiosis),
FUNGI? paraseksual, aseksual (pembelahan inti mitosis)
• Habitat. Ubiquitous in terrestrial and fresh water
habitats, less so in the marine environment.
• Ecology. Sapotrof, simbion mutualistic, parasite.
• Distribution. Kosmopolit
Karakteristik Fungi
• Fungi mendapatkan makanan
dengancara mensekresikan enzim
digestif ekstraseler, diikuti dengan
absorpsi produk yang telah
dihancurkan.
• Hifa: Branching Tube, hifa berkumpul
membentuk Miselium
• Hifa secara umum seragam di semua
taksonomi fungi
• Pembeda antara 1 fungi dengan
lainnya adalah dengan adanya cross-
wall atau septa
• Oomycota dan Zygomicota memiliki hifa
tidak bersekat (asepta/Coenocytic).
Karakteristik • Ascomycota dan Basidiomycota memiliki
Fungi hifa bersekat
Specialize Hyphae
• Mikoriza adalah salah satu fungi
yang bersimbiosis dengan akar
tanaman.
• Memiliki hifa terspesialisasi yang
bernama haustoria yang
memungkinkan fungi untuk
mengekstrak nutrisi dari tanaman
atau mentransfer pertukaran nurtrisi
pada tanaman.
Kapang
Fungi Yeast

Mushroom
Kapang
(Mold)
Fungi mikroskopik
berfilamen,multiseluler
Tubuh kapang dibedakan menjadi dua bagian yaitu miselium dan
spora.
Miselium merupakan kumpulan bbrp filamen yang disebut hifa.

Kapang Bagian dari hifa yg berfungsi untuk mendapatkan nutrisi disebut hifa
vegetatif
Hifa yang berfungsi sebagai alat reproduksi disebut hifa reproduktif
atau hifa udara (aerial hypha)
• Beberapa fungi terutama fungi patogen
memiliki sifat dimorfisme yaitu memiliki
dua bentuk pertumbuhan, sebagai
kapang atau sbg khamir. Sifat
dimorfisme ini tergantung pada
temperatur; pada temperatur 37º C
merupakan fase khamir, sdgkn pada
temperatur 24-28º C merupakan fase
kapang.
Yeast
(Khamir)
Fungi Uni seluler , tidak berfilamen
Mushroom
Fungi multiseluler,
makroskopik, berfilamen
Comparison of
Fungi and
Bacteria
Life Cycle of
Fungi
Reproduksi Fungi

Aseksual :
Seksual : peleburan
pembelahan,
inti dari kedua
pembentukan tunas
induknya
atau spora
Aseksual
• Pada pembelahan, sel akan membagi
diri membentuk dua sel yg sama besar
• Sedangkan pertunasan (budding), sel
anak tumbuh dari penonjolan kecil pada
sel induk.
• Khamir bereproduksi dengan
pertunasan.
• Beberapa khamir menghasilkan tunas
yg tidak dapat melepaskan diri shg
membentuk sel-sel rantai pendek,
disebut pseudohifa.
• Spora fungi dibentuk dari hifa udara dan
dapat berupa spora seksual ataupun spora
aseksual.
• Spora aseksual dibentuk oleh hifa dari satu
individu fungi.
• Bila spora aseksual bergerminasi, spora tsb
akan mjd fungi yg scr genetik identik dgn
Spora Fungi induknya.
• Spora seksual dihasilkan dari fusi dua inti dgn
tipe yg berlawanan dari satu spesies fungi yg
sama.
• Fungi yg tumbuh dr spora seksual akan
memiliki karakteristik genetik kedua induknya.
• Dihasilkan dari reproduksi seksual, yaitu
Spora peleburan dua nukleus.
Seksual
Reproduksi Seksual

Plasmogamy Karyogamy Meiosis

1) Plasmogami, saat inti sel haploid dari sel donor (+) mempenetrasi
sitoplasma resipien
2) Karyogami, saat inti (+) dan inti (-) berfusi menghasilkan inti zigot diploid
3) Meiosis, saat inti diploid membelah menjadi banyak inti haploid (spora
seksual).
Fungi
Diversity
Zygomycetes
(Rhizopus
stolonifer)
Spora Seksual: Zygospora
Spora Aseksual
Zygomycetes
(Sporangia)
Ascomycetes
(Neurospora
crasa)
• Spora seksual : Askospora
• Spora aseksual: konidia
Basidiomycetes
(Agaricus bisporus)
Infeksi Jamur pada
Manusia
Superficial
Mycosis
Primary Mycosis
• Histoplasmosis (Histoplasma capsulatum)
• North American blastomycosis (Bllastomyces dermatidis)
• Coccidioidomycosis (Coccidioides immitis)

• Habitat alami pada tanah


• Spora nya dapat masuk melalui debu ke dalam paru-paru dan
menyebabkan primary pulmonary mycosis.
Histoplasmosis
(Histoplasmosis capsulatum)

• Fungi dimorfik
• Pada fase seksual bernama
Emmonsiella capsulata
• Patogenesis: konidia terhirup ke
dalam jalur respirasi, diambil
melalui makrofag alveolar dan
menjadi sel yeast yg bereproduksi
melalui budding.
• Terapi: Amfoterisin B
• Dapat menyerang kulit dan mukosa
serta organ dalam yg disebabkan
oleh yeast dan kapang.
• Dapat menyerang manusia dengan
kondisi imunitas yg lemah.
• Candidiasis merupakan infeksi
Opportunistic endogenous
mycoses • Infeksi eksogenus OM yg lain berasal
dari tanah atau tanaman, biasanya
menginvasi melalui jalur respirasi.
• Aspergillosis, Cryptococcosis dan
Mucormycosis
Candida
• 70% infeksi Candida pada manusia
disebabkan oleh Candida albicans.
• Biasanya menyerang mukosa, dapat
juga kulit bagian luar dan organ dalam.
Pada infeksi rongga mulut, muncul
bercak berwarna putih.
• Terapi: Nistatin dan azol dapat
digunakan untuk terapi topikal. Deep
candidiasi : amfoterisin B.
Echinocandins dapat igunakan pada
candidiasis orofaring dan esofagus.
• Fungi yg dapat menyebabkan
mikosis subkutan tumbuh pada
tanah dan pada tumbuhan mati.
• Dapat berpenetrasi melalui kulit
yg luka ke dalam jaringan
Subcutaneous subkutan.
Mycoses • Sporotrichosis (Sporothrix
schenckii)
• Chromomycosis (Black Molds)
• Mycetoma (Madurella sp.)
• Dermatomycoses
• Klasifikasi :
1. Trichophyton (T. mentagrophytes, T. rubrum,
T. schoenleinii, T. tonsurans)
2. Microsporum (M. audouinii, M. canis, M.
gypseum)
Cutaneous 3. Epidermophyton (E. floccosum)

Mycosis • Patogenesis: infeksi yg dapat ditransmisikan


langsung dr kontak manusia, kontak hewan-
manusia atau secara tdk langsung (baju,
karpet, lemari)
• Lokasi infeksi: kaki, uncovered skin (rambut,
kepala, kulit wajah)
Dermatophytes
Terapi: azol,
griseofulvin.
• Pityriasis (tinea) versicolor adalah
infeksi permukaan kulit yg
disebabkan oleh Malassezia furfur.
• Hipopigmentasi
• Tinea nigra (Exophiala werneckii).
Infeksi menghasilkan coklat
kehitaman pada kulit
• White and black piedras, infeksi
pada rambut yg disebabkan
Trichosporon beigelii atau Piedraia
hortae
Important
Mycoses in
Humans
Important
Mycoses in
Humans
Important
Mycoses in
Humans
Important Mycoses
in Humans
Mucormycosis
(sumber: CDC)
Terapi

Polien : berikatan pada sterol membran


dan menghancurkan struktur membran
• Amfoterisin B. dapat digunakan pada mikosis
sistemik
• Nistatin, natamycin. Penggunaan secara topikal pada
mikosis mukosa
• Azol : menganggu biosintesis ergosterol
• Ketokonazol
• Flukonazol
• Itrakonazol
• Vorikonazol
• Antimetabolit : 5-fluorocytosine. Mengganggu
sintesis DNA (analog basa nitrogen) . Dapat
digunakan pada candidiasis, aspergillosis dan
cryptococosis. Toksisitas amfoterisin B
dikurangi dengan penggabungan 5-
fluorocytosine.
• Alilamin. Terbinafin. Pemakaian secara oral
dan topical untuk dermatomycoses.
Menghambat biosintesis ergosterol.
Lanjutan…… • Echinocandins. Caspofungin dapat digunakan
pada aspergillosis. Berguna juga pada
candidiasis orofaring dan esofagus. Bekerja
dengan menghambat biosintesis glucan pada
dinding sel.
• Griseofulvin dapat digunakan pada
dermatomycoses.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai