Anda di halaman 1dari 15

 

                                                                                                                         
BAB I 
   PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
. Mikologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang jamur
(fungi) - banyak orang juga menyebut cendawan.Kajian dalam mikologi antara lain
meliputi taksonomi jamur, fisiologi jamur, bioteknologi jamur, budidaya jamur
(mushroom culture).
Mikologi berasal dari kata ‘ mykes’ yang berarti Myceane yaitu salah satu
kelompok mushroom ( jamur mikro ) dan dari kata logos yang berarti ilmu.Jadi bisa
dikatakan mikologi adalah ilmu yang mepelajari tentang jamur dan pemanfaatnya
dalam kehidupan sehari – hari oleh manusia.
Jamur (Fungi ) merupakan organisme uniseluler atau multiseluler, dengan dinding
sel mengandung kitin, eukariotik, tidak berklorofil.Jamur multiseluler tersusun atas
rangkaian sel-sel yang membentuk benang dengan atau tanpa sekat melintang, disebut
hifa. Hifa dapat berfungsi sebagai : penyerap makanan yang dilakukan oleh miselium
(Kumpulan Hifa ).
Jamur adalah mikroorganisme yang termasuk golongan eukariotik dan tidak
termasuk golongan tumbuhan. Ilmu yang mempelajari jamur disebut mikologi.
Penyakit yang disebabkan oleh jamur disebut mikosis. Mikosis dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu : mikosis superfisial dan mikosis sistemik/profunda.
Dengan alat reproduksi, misalnya sporangium dan konidium Reproduksi jamur
uniseluler secara : aseksual membentuk tunas, atau membentuk spora. Sedangkan
seksual dengan membentuk spora askus / askuspora. Reproduksi jamur multiseluler
secara aseksual dengan cara fragmentasi menghasilkan spora aseksual. Sedangkan
reproduksi seksual dengan peleburan inti jantan dan betina, akhirnya membentuk spora
askus atau spora basidium.
Beberapa jenis Jamur hidup secara heterotrof dengan jalan menguraikan sampah
organic ( saprofit ), ada juga yang “mengambil” senyawa organic dari tubuh mahkluk
hidup lainnya (parasit ), ataupun hidup bersama dengan organisme lain ( simbiosis ).
Dalam klasifikasi, kingdom Fungi dikelompokkan menjadi beberapa divisi yaitu :

1
Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota dan Deuteromycota berdasarkan struktur
tubuh dan cara reproduksinya.
Karakteristik Taksonomi jamur ; Morfologi hifa ( Ukuran,warna,bentuk
permukaan), morfologi spora/Konidia ( Ukuran,warna,bentuk permukaan.
Karakteristik Reproduksi ( Spora jantan, Spora betina), karakteristik Fisiologi ( Bentuk
pertumbuhan pada medium khusus dan sifat pertumbuhan pada suhu,pH,dan
kelembaban tertentu), karakteristik selular ( bentuk dinding sel,komposisi dinding
sel,pola pembelahan sel,karakteristik organel sel dan karakteristik sekuen asam amino
dari protein dan sekuen nuleotida DNA. Organisme yang tergolong fungi adalah
kapang, khamir, dan jamur (mushroom).
Kapang merupakan golongan fungi yang multiseluler dan memilki filamen .
kapang memliki beberapa pengelompokkan. Antara jenis kapang yang satu dengan
yang lain tentunnya memiliki perbedaan cirri dan sifat .

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Mikosis?
2.  Apa yang termasuk Mikosis Superfisialis ?
3.   Apa yang termasuk Mikosis Profunda?

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui definisi Mikosis, Mikosis Supefisialis dan Mikosis Profunda .
2. Untuk mengetahui penyebab Mikosis.
2.  Untuk mengetahui factor penyebab Mikosis.
3.  Untuk mengetahui morfologi Mikosis.
4. Untuk mengetahui gejala klinis Mikosis

2
BAB II 
PEMBAHASAN

A. MIKOSIS
Mikosis ( Mycoses ) adalah infeksi jamur yang dapat menyerang permukaan  dan
lapisan kulit hingga organ dalam tubuh manusia.Mikosis umumnya menyerang
orang dengan sistem imun. Mikosis dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu : Mikosis
Superfisial dan Mikosis Sistemik/Profunda.

B. MIKOSIS SUPERFISIALIS
Mikosis Superfisialis adalah infeksi jamur superfisial yang disebabkan oleh kolonisasi
jamur atau ragi. Penyakit yang termasuk mikosis superfisialis adalah dermatofitosis,
pitiriasis versikolor, dan kandidiasis superfisialis.
1. Dermatofitosis
Dermatofitosis adalah penyakit yang disebabkan oleh kolonisasi jamur dermatofit
yang menyerang jaringan yang mengandung keratin seperti stratum korneum
epidermis, rambut, dan kuku .Penyebab dermatofitosis adalah spesies dari
Microsporum, Trichophyton, dan Epidermophyton. Dermatofitosis ialah mikosis
superfisialis yang disebabkan oleh jamur golongan dermatofita. Jamur ini
mengeluarkan enzim keratinase sehingga mampu mencerna keratin pada kuku,
rambut dan stratum korneum pada kulit.

Etiologi
Dermatofitosis disebabkan jamur golongan dermatofita yang terdiri dari tiga genus
yaitu genus: Mikrosporon, Trikofiton dan Epidermofiton. Dari 41 spesies dermafito
yang sudah dikenal hanya 23 spesies yang dapat menyebabkan penyakit pada
manusia dan binatang yang terdiri dari 15 spesies Trikofiton, 7 spesies
Mikrosporon dan 1 spesies Epidermafiton.

Gambaran Klinis/ Gejala klinis


Umumnya gejala-gejala klinik yang ditimbulkan oleh golongan geofilik pada
manusia bersifat akut dan sedang dan lebih mudah sembuh. Dermatofita yang
antropofilik terutama menyerang manusia, karena memilih manusia sebagai hospes

3
tetapnya. Golongan jamur ini dapat menyebabkan perjalanan penyakit menjadi
menahun dan residif , karena reaksi penolakan tubuh yang sangat ringan. Contoh
jamur yang antropofilik ialah: Mikrosporon audoinii Trikofiton rubrum.

Cara Penularan
Cara penularan jamur dapat secara langsung dan secara tidak langsung.
Penularan langsung dapat secara fomitis, epitel, rambut-rambut yang mengandung
jamur baik dari manusia, binatang atau dari tanah. Penularan tak langsung dapat
melalui tanaman, kayu yang dihinggapi jamur, barang-barang atau pakaian, debu
atau air.

Penyakit yang Ditimbulkan


1. Tinea Kapitis
Biasanya penyakit ini banyak menyerang anak-anak dan sering ditularkan melalui
binatang- binatang peliharaan seperti kucing, anjing dan sebagainya.

Tinea Kapitis

Berdasarkan bentuk yang khas Tinea Kapitis dibagi dalam 4 bentuk :


a. Gray pacth ring worm
Penyakit ini dimulai dengan papel merah kecil yang melebar ke sekitarnya
dan membentuk bercak yang berwarna pucat dan bersisik. Warna rambut
jadi abu-abu dan tidak mengkilat lagi, serta mudah patah dan terlepas dari
akarnya, sehingga menimbulkan alopesia setempat. Dengan pemeriksaan

4
sinar wood tampak flourisensi kekuning-kuningan pada rambut yang sakit
melalui batas “Grey pacth” tersebut. Jenis ini biasanya disebabkan spesies
mikrosporon dan trikofiton.
b. Black dot ring worm
Terutama disebabkan oleh Trikofiton Tonsurans, T. violaseum,
mentagrofites. infeksi jamur terjadi di dalam rambut (endotrik) atau luar
rambut (ektotrik) yang menyebabkan rambut putus tepat pada permukaan
kulit kepala. Ujung rambut tampak sebagai titik-titik hitam diatas
permukaan ulit, yang berwarna kelabu sehingga tarnpak sebagai gambaran
” back dot”. Biasanya bentuk ini terdapat pada orang dewasa dan lebih
sering pada wanita. Rambut sekitar lesi juga jadi tidak bercahaya lagi
disebabkan kemungkinan sudah terkena infeksi penyebab utama
adalah Trikofiton tonsusurans dan T.violaseum.

c. Kerion
Bentuk ini adalah yang serius, karena disertai dengan radang yang hebat
yang bersifat lokal, sehingga pada kulit kepala tampak bisul-bisul kecil
yang berkelompok dan kadang-kadang ditutupi sisik-sisik tebal. Rambut di
daerah ini putus-putus dan mudah dicabut. Bila kerion ini pecah akan
meninggalkan suatu daerah yang botak permanen oleh karena terjadi
sikatrik. Bentuk ini terutama disebabkan oleh Mikosporon kanis,
M.gipseum , T.tonsurans dan T. Violaseum.
d. Tinea favosa
Kelainan di kepala dimulai dengan bintik-bintik kecil di bawah kulit yang
berwarna merah kekuningan dan berkembang menjadi krusta yang
berbentuk cawan (skutula), serta memberi bau busuk seperti bau tikus
“moussy odor”. Rambut di atas skutula putus-putus dan mudah lepas dan
tidak mengkilat lagi. Bila menyembuh akan meninggalkan jaringan parut
dan alopesia yang permanen. Penyebab utamanya adalah Trikofiton
schoenleini, T. violasum dan T. gipsum. Oleh karena Tinea kapitis ini sering
menyerupai penyakit-penyakit kulit yang menyerang daerah kepala, maka
penyakit ini harus dibedakan dengan penyakit-penyakit bukan oleh jamur
seperti: Psoriasis vulgaris dan Dermatitis seboroika.

5
2. Tinea Korporis

Penyakit ini banyak diderita oleh orang-orang yang kurang mengerti kebersihan
dan banyak bekerja ditempat panas, yang banyak berkeringat serta kelembaban kulit
yang lebih tinggi. Predileksi biasanya terdapat dimuka, anggota gerak atas, dada,
punggung dan anggota gerak bawah.

Bentuk yang klasik dimulai dengan lesi-lesi yang bulat atau lonjong dengan tepi
yang aktif. Dengan perkembangan ke arah luar maka bercak-bercak bisa melebar dan
akhirnya dapat memberi gambaran yang polisiklis, arsiner, atau sinsiner. Pada bagian
tepi tampak aktif dengan tanda-tanda eritema, adanya papel-papel dan vesikel,
sedangkan pada bagian tengah lesi relatif lebih tenang. Bila tinea korporis ini menahun
tanda-tanda aktif jadi menghilang selanjutnya hanya meningggalkan daerah-daerah
yang hiperpigmentasi saja. Kelainan-kelainan ini dapat teIjadi bersama-sama dengan
Tinea kruris.
Penyebab utamanya adalah : T.violaseum, T.rubrum, T.metagrofites. Mikrosporon
gipseum, M.kanis, M.audolini.
 Penyakit ini sering menyerupai :
a. Pitiriasis rosea
b. Psoriasis vulgaris
c. Morbus hansen tipe tuberkuloid
d. Lues stadium II bentuk makulo-papular.

Tinea Corporis

6
3. Tinea Unguium
Penyakit ini dapat dibedakan dalam 3 bentuk tergantung jamur penyebab dan
permulaan dari dekstruksi kuku. Subinguinal proksimal bila dimulai dari pangkal kuku,
Subinguinal distal bila di mulai dari tepi ujung dan Leukonikia trikofita bila di mulai
dari bawah kuku. Permukaan kuku tampak suram tidak mengkilat lagi, rapuh dan
disertai oleh subungual hiperkeratosis. Dibawah kuku tampak adanya detritus yang
banyak mengandung elemen jamur. Onikomikosis ini merupakan penyakit jamur yang
kronik sekali, penderita minta pertolongan dokter setelah menderita penyakit ini
setelah beberapa lama, karena penyakit ini tidak memberikan keluhan subjektif, tidak
gatal, dan tidak sakit. Kadang-kadang penderita baru datang berobat setelah seluruh
kukunya sudah terkena penyakit.Penyebab utama adalah : T.rubrum, T.metagrofites

Tinea unguium

4. Tinea Barbae
Penderita Tinea barbae ini biasanya mengeluh rasa gatal di daerah jenggot, jambang
dan kumis, disertai rambut-rambut di daerah itu menjadi putus.

Tinea Barbae

7
Ada 2 bentuk yaitu :
a. Superfisialis : kelainan-kelainan berupa gejala eritem, papel dan skuama
yang mula-mula kecil selanjutnya meluas ke arab luar dan memberi
gambaran polisiklik, dengan bagian tepi yang aktif. Biasanya gambaran
seperti ini menyerupai tinea korporis.
b. Kerion : bentuk ini membentuk lesi-lesi yang eritematous dengan ditutupi
krusta atau abses kecil dengan permukaan membasah oleh karena erosi.
Penyebab utama : Berbagai spesies jamur yang zoofilik misalnya T.verrucosum

2. Non Dermatofitosis
Infeksi non-dermatofitosis pada kulit biasanya terjadi pada kulit yang paling
luar. Hal ini disebabkan jenis jamur ini tidak dapat mengeluarkan zat yang dapat
mencerna keratin kulit dan tetap hanya menyerang lapisan kulit yang paling luar.
Yang masuk ke dalam golongan ini adalah :
a. Tinea Versikolor/ Pityriasis versicolor
Tinea versikolor/Pityriasis versikolor adalah infeksi ringan yang sering
terjadi disebabkan oleh Malasezia furfur. Penyakit jamur kulit ini adalah
penyakit yang kronik dan asimtomatik ditandai oleh bercak putih sampai
coklat yang bersisik. Kelainan ini umumnya menyerang badan dan kadang-
kadang terlihat di ketiak, sela paha, tungkai atas, leher, muka dan kulit
kepala.Pertumbuhannya pada kulit (stratum korneum) berupa kelompok sel-
sel bulat, bertunas, berdinding tebal dan memiliki hifa yang berbatang
pendek dan bengkok, biasanya tidak menyebabkan tanda-tanda patologik
selain sisik halus sampai kasar. Bentuk lesi tidak teratur, berbatas tegas
sampai difus dan ukuran lesi dapat milier,lentikuler, numuler sampai plakat.
Ada dua bentuk yang sering dijumpai :
1) Bentuk makuler : Berupa bercak-bercak yang agak lebar, dengan
sguama halus diatasnya dan tepi tidak meninggi.
2) Bentuk folikuler : Seperti tetesan air, sering timbul disekitar
rambut.
3) Mallasezia furfur, merupakan organisme saprofit pada kulit normal.
Bagaimana perubahan dari saprofit menjadi patogen belum
diketahui. Organisme ini merupakan “lipid dependent yeast”.

8
Timbulnya penyakit ini juga dipengaruhi oleh faktor hormonal, ras,
matahari,peradangan kulit dan efek primer pytorosporum terhadap
melanosit.Timbul bercak putih atau kecoklatan yang kadang-kadang
gatal bila,berkeringat. Bisa pula tanpa keluhan gatal sama sekali,
tetapi penderita mengeluh karena malu oleh adanya bercak tersebut.
Pada orang kulit berwarna, lesi yang terjadi tampak sebagai bercak
hipopigmentasi, tetapi pada orang yang berkulit pucat maka lesi bisa
berwarna kecoklatan ataupun kemerahan. Di atas lesi terdapat sisik
halus.

Tinea Versikolor/ Pityriasis versicolor


a. Piedra
Merupakan infeksi jamur pada rambut sepanjang corong rambut yang
memberikan benjolan-benjolan di luar permukaan rambut tersebut.
Ada dua macam :
1) Piedra putih
Disebabkan oleh jamur jenis Trikosporon beigelii merupakan yang
terdapat pada rambut. Piedra putih ditemukan pada rambut ketiak
dan pubis, jarang mengenai rambut kepala. Piedra putih
terutama terdapat didaerah subtropis, daerah dingin, (di Indonesia
belum ditemukan). Jamur penyebab piedra putih mempunyai hifa
yang tidak berwarna, termasuk moniliaceae. Jamur berbentuk hifa
berukuran 2-4 mikron, artokondria dan blastokonidia. Benjolan pada
piedra putih terlihat lebih memanjang pada rambut dan anyaman
hifa tidak padat. Benjolan mudah dilepas dari rambut. Tidak terlihat
askus pada massa jamur.
Biasanya penyakit ini dapat timbul karena adanya kontak langsung
dari orang yang sudah terkena infeksi. Pada piedra putih, kelainan

9
rambut tampak sebagai benjolan yang berwarna putih kekuningan.
Selain pada rambut kepala, dapat juga menyebabkan kelainan pada
rambut kumis dan rambut janggut.
2) Piedra hitam
Merupakan jamur penyebab piedra hitam (infeksi pada rambut
berupa benjolan yang melekat erat pada rambut, berwarna hitam)
yang disebabkan oleh jamur Piedraia hortae.  
Penyakit ini umumnya terdapat di daerah tropik, terutama Indonesia.
Jamur ini tergolong kelas ascomycetes dan membentuk spora
seksual. Piedraia hortae, termasuk jamur Dematiaceae. Pada
sediaan langsung dari koloni yang padat ini terlihat hifa hitam
berseptum. Dalam koloni yang padat tersebut juga dibentuk askus
yang berisi askospora.Infeksi terjadi karena rambut kontak dengan
spora jamur penyebab dan jamur akan tumbuh membentuk koloni di
sepanjang batang rambut. Diagnosis piedra hitam ialah dengan
memriksa benjolan pada rambut.

10
C. MIKOSIS PROFUNDA (MIKOSIS SISTEMIK )
Merupakan infeksi jamur yang menyerang organ tubuh bagian dalam, seperti paru-
paru, hingga dapat menyebar ke dalam aliran darah. Gejala mikosis organ dalam
tergantung dari organ yang terkena. Misalnya mikosis paru dapat menimbulkan
gejala batuk, demam, penurunan berat badan, nyeri dada, hingga sesak napas.Mikosis
organ dalam biasanya terjadi pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah,
sehingga bersifat lebih serius hingga berakibat fatal.
Mikosis sistemik/profunda ialah penyakit jamur yang mengenai alat dalam.
Penyakit ini dapat terjadi karena jamur langsung masuk ke alat dalam (misalnya paru),
melalui luka, atau menyebar dari permukaan kulit atau alat dalam lain. Jamur yang berhasil
masuk bisa tetap berada di tempat (misetoma) atau menyebabkan penyakit sistemik
(misalnya, histoplasmosis). Mikosis sistemik terdiri atas beberapa penyakit yang
disebabkan oleh jamur dengan gejala klinis tertentu di bawah kulit misalnya traktus
intestinalis, traktus respiratorius, traktusurogenital, susunan kardiovaskular, susunan saraf
sentral, otot, tulang, dan kadang kulit.
1. Kandidiasis
Merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur Candida , Candida yang paling
patogen adalah Candida albicans  dan paling sering ditemukan . Genus ini hidup
sebagai saprofit dan merupakan flora normal kulit dan selaput mukosa, saluran
pencernaan, vagina dialam ditemukan pada air , tanah.Infeksi terjadi melalui
kontak, tertelan,dan lesi/ traumatik Jamur ini berbentuk dimorfik yaitu berbentuk
hifa / speudohifa ditemukan pada penyakit atau bentuk patogen dan berbentuk
ragi / yeast merupakan bentuk istirahat sebagai saprofit.
Kandida berada pada jaringan yang mati dan melakukan invasi kebawah
permukaan kulit atau mukosa yang luka, terjadinya invasi ke jaringan bawah kulit
dipengaruhi oleh faktor virulensi, kolonisasi pada kulit serta terjadinya penurunan
daya tahan tubuh. Faktor virulensi berperan dalam terjadinya adhesi candida pada
endotel dan epitel, sekresi enzim memudahkan invasi jaringan dan kemampuan
mengatasi imunitas inang, candida mampu membentuk pseudohifa dan enzim
proteinase aspartat untuk menembus sel jaringan inang.

11
Terdapat beberapa bentuk gambaran klinik yaitu:
a. Kandidiasis kutis
terdiri dari : Kandidiasis intertriginosa, Paronikia, Diaper   diseases (kandidiasis
popok) dan Granuloma kandida
b. Kandidiasis mukokotan
terdiri dari :
 Pada mulut : thrush, glosistis, stomatis, chelitis, perleche
 Vaginitis
 Bronkhus dan paru –paru
 Saluran pencernaan
 Kandidiasis mukokutan kronik
Bahan pemeriksaan berasal dari swab vagina, sputum, LCS, sekret mata, mukosa
mulut. Pemeriksaan langsung dengan pulasan gram dan KOH 10 %. Secara
mikroskopik tampak spora yang berbentuk oval, pada pulasan gram bersifat gram
positip. Ditemukan blastospora, klamidospora, pseudohifa. Pada media Sabaroud
agar koloni tampak krem konsistensi smooth Bau seperti ragi.

2. Sporotrikosis
Sporotrikosis adalah infeksi kronis yang disebabkan oleh Sporotrichium
schenckii dan ditandai dengan pembesaran kelenjar getah bening. Kulit dan
jaringan subkutis diatas nodus bening sering melunak dan pecah membentuk ulkus
yang indolen. Infeksi terjadi karena jamur masuk ke dalam jaringan subkutis
melalui luka pada kulit oleh duri atau kayu lapuk. Infeksi dapat juga melalui
inhalasi spora.
Sporotrikosis disebabkan oleh Sporotrichum schenckii atau Sporothrix
schenckii. Dialam bebas, S.schenckii sering terdapat di tanah dan tumbuh-
tumbuhan yang sudah lapuk. Sporotrichum schenckii adalah jamur dimorfik
bergantung suhu (thermally dimorphic). Biakan jamur pada suhu kamar
membentuk koloni filamen putih dengan hifa halus dan spora yang tersusun
menyerupai bunga pada ujung konidiofora. Pada suhu 37°C biakan membentuk
koloni ragi dengan blastospora yang bulat dan lonjong.

12
Sporotrikosis

3. Kromoblastomikosis / kromomikosis
Merupakan infeksi jamur kronis pada jaringan kutis dan subkutis. Seperti
halnya mikosis subkutan lainnya terjadinya infeksi jamur ini disebabkan oleh
adanya elemen jamur yang masuk ke dalam kulit melalui luka. Lesi berawal pada
area inokulasi dan berkem-bang dalam beberapa bulan sampai beberapa tahun
kemudian
Kromomikosis merupakan infeksi lokal yang menahun pada kulit dan jaringan
subkutis orang sehat dan imunokompeten, yang sering terjadi pada kaki atau
tungkai bawah, dengan kelainan khas berbentuk kutil (verrucous) yang secara
lambat tumbuh terus. Kelainan ini disebabkan oleh beberapa spesies jamur
berwarna gelap coklat kehitaman (dematiaceae).
Kromomikosis disebabkan oleh beberapa spesies jamur yang tergolong
Dematiaceae. Diantaranya adalah Phialophora verrucosa, Fonseceae pedrosoi,
Fonseceae compacta, Cladosporium carrionii dan Rhinocladiella
aquaspersa. Jamur penyebab kromomikosis terdapat di tanah, kayu dan tumbuh-
tumbuhan yang sudah busuk. Jamur ini tergolong Dematiaceae, berwarna gelap
coklat sampai coklat kehitaman dan membentuk koloni filamen. Masing-masing
spesies mempunyai jenis sporulasi yang berbeda.
Pengobatan yang biasanya dengan pemberian larutan kaliumIodida jenuh oral.
Dalam hal yang rekalsitran pengobatan dengan amfoterisin B atauitrakonazol dapat
diberikan

13
DAFTAR PUSTAKA

Suhardi, Rizal.Mikologi. http://rizalsuhardieksakta.blogspot.com/2011/12/mikologi.html


https://www.alodokter.com/mikosis
http://eprints.umm.ac.id/29385/2/jiptummpp-gdl-evaanggrea-31212-2-babi.pdf
https://rennyambar.wordpress.com/2013/04/12/mikosis/

14
15

Anda mungkin juga menyukai