Anda di halaman 1dari 33

Paper Mikologi

“Klasifikasi Penyakit Fungi”


Disusun untuk memenuhi tugas Mikologi

Dosen Pembimbing :
Hamtini M.Si

Disusun oleh :
KELOMPOK 8
1. Annida Zahrani
2. Monica Annastasya
3. Nuriatul Fadhilah

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
2020
BAB I
PEMBAHASAN

1.1 PENGERTIAN FUNGI


Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof yang
mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya. Fungi
memiliki bermacam-macam bentuk. Awam mengenal sebagian besar anggota Fungi sebagai
jamur, kapang, khamir, atau ragi, meskipun seringkali yang dimaksud adalah penampilan luar yang
tampak, bukan spesiesnya sendiri. Kesulitan dalam mengenal fungi sedikit banyak disebabkan
adanya pergiliran keturunan yang memiliki penampilan yang sama sekali berbeda (ingat
metamorfosis pada serangga atau katak). Fungi memperbanyak diri secara seksual dan aseksual.

1.2 KLASIFIKASI PENYAKIT JAMUR

a. Geographic grouping.
Yaitu klasifikasi jamur menurut letak penyebarannya, penyakit jamur yang menyerang
seluruh dunia atau beberapa tempat di dunia.
Contoh :
1) Jamur yang tersebar luas yang dapat menyerang seluruh permukaan bumi ,
misalnya : Trikopitosis dan Histoplasmosis.
2) Jamur yang hanya menyerang beberapa bagian di dunia ini, misalnya :
Bakstimikosis Amerika Utara dan blastomikosis Amerika Selatan.
b. Taxonomy grouping
Pengelompokan secara ilmiah berdasarkan morfologi dan karakteristik kultur; bisa
berbeda menurut authornya masing-masing, contoh:
1) Jamur yang berfilamen yaitu jamur yang pada pembiakan memberikan koloni
filamen misalnya Tricophyton dan Microsporum
2) Jamur ragi yaitu jamur yang pada pembiakan memberikan koloni ragi misalnya
kandida
3) Jamur yang mempunyai 2 bentuk (jamur ganda) yaitu jamur yang pada pembiakan
temperatur 370C menghasilkan koloni ragi tetapi pada temperatur kamar akan
memberikan koloni filamen misalnya : Spotrikosis.
c. Berdasarkan etiologi
Pembagian ini sukar karena kita harus sampai pada spesies jamur sebagai
penyebab penyakitnya misalnya :
1) Trikopitosis : penyebabnya Trichophyton
2) Aspergilosis : penyebabnya spesies aspergilus
3) Epidermopitosis : penyebabnya spesies epidermophyton
d. Topographic grouping
Klasifikasi berdasarkan topografi (bentuk klinis).
1) Mikosis superfisialis yaitu jamur yang menyerang lapisan terluar pada kulit, kuku
dan rambut. Dibagi dalam dua bentuk yaitu :
 Dermatofitosis
Penyakit yang disebabkan oleh jamur golongan dermatofit, jamur ini dapat
mencerna keratin kulit ( keratinofilik ), sehingga jamur ini dapat menyerang
lapisan kulit mulai dari stratum korneum sampai stratum basalis. Penyebabnya
adalah fungi dari genus: Trichophyton, Epidermophyton, dan Microsporum.
Penularan penyakit ini melalui : Kontak langsung , kontak tak langsung (
alat-alat ) dari penderita ( manusia / Antropofilik ).

Genus Trichophyton
Secara Mikroskopik ditemukan hifa bersepta / bersekat, hifa spiral, ditemukan
makrokonidia berbentuk ganda berdinding tipis terdiri dari 6 – 12 sel juga
ditemukan mikrokonidia yang bentuknya seperti tetes air. Secara makroskopik
ditemukan koloni yang kasar berserbuk / radier pada bagian tengah
menonjol. Contoh: Trichophyton mentagropytes. Trichophyton rubrum.
Gambar. Bentuk koloni dan mikrokonidia serta makrokonidia fungi
Trichophyton mentagrophytes.

Genus Microsporium
Genus Microsporum secara mikroskopik memiliki ciri hifa bersekat, bentuk
Makrokonidia seperti gada dengan dinding sel tebal dan berduri / kasar, sel
pada makrokonidia terdiri dari 8 – 12 sel. Secara makroskopik koloni tampak
granuler berserbuk. Spesies-spesies dari anggota genus ini diantaranya: M.
Cannis, M . gypseum. M. nannum. M. cookei.

Gambar. Makrokonidia dari M. cannis, M. cookie, dan M. gypseum.

Genus Epidermophyton
Genus Epidermophyton secara mikroskopik tampak hifa bersekat,
ditemukan makrokonidia berbentuk seperti gada berdinding halus mengandung
2 - 4 sel, ditemukan klamidospora. Makrokonidia ini tersusun pada satu
konidiophore 2– 3 buah. Tidak ditemukan mikrokonidia.
Secara makroskopik koloni epidermophyton tampak granuler, berserabut,
menonjol pada bagian tengah. Contoh : Epidermophyton floccosum.

Gambar. Koloni, Makrokonidia, dan Klamidospora E. floccosum.


 Non-dermatofitosis
Infeksi non dermatofitosis pada kulit biasanya terjadi pada kulit yang paling
luar, karena jamur ini tidak dapat mencerna keratin kulit sehingga hanya
menyerang lapisan kulit bagian luar. Yang termasuk jamur non dermatofitosis
antara lain: Pitiriasis versicolor, Tinea nigra palmaris, Piedra.

Pitiriasis versicolor
Disebut juga Pityrosporum ovale / Pytirosporum orbiculare / Tinea
versicolor atau Panu disebabkan oleh jamur Malassezia furfur. Penyakit ini
bersifat kronik, ditandai dengan adanya bercak putih sampai coklat bersisik
menyerang pada bagian badan, ketiak, paha, leher, tungkai dan kulit
kepala. Infeksi terjadi jika jamur / hifa/ spora melekat pada kulit. Penderita
mengalami kelainan pada kulit , orang yang berkulit putih maka jamur akan
tampak bercak-bercak coklat atau merah ( hiperpigmentasi ) sedangkan pada
penderita berkulit sawo matang / hitam maka jamur akan tampak bercak-bercak
lebih muda ( hipopigmentasi ). Dengan demikian warna kulit tampak
bermacam-macam (versicolor).
Penderita mengeluh merasa gatal jika berkeringat atau tanpa keluhan gatal
sama sekali, tetapi penderita merasa malu karena adanya bercak-bercak pada
kulit. Penyebaran jamur ini melalui kontak atau alat- alat pribadi yang
terkontaminasi kulit penderita dan predisposisi kebersihan pribadi.
Koloni M. furfur biasanya ditemukan di kulit kepala, tungkai atas, dan
daerah lipatan, area yang kaya akan kelenjar sebasea dan sekresinya. Dalam
kondisi tertentu Malassezia akan berkembang dari bentuk jamur sporofit
menjadi bentuk miselial dan bersifat pathogen.
Diagnosis terhadap adanya infeksi Pitiriasis versikolor dapat dilakukan
dengan pemeriksaan langsung melalui pengamatan mikroskopis menggunakan
pelarut KOH dan dengan pemeriksaan dengan lampu wood. Pemeriksaan
dengan lampu wood dilakukan pada suatu ruangan yang gelap. Bagian yang
terinfeksi akan menunjukkan fluororesensi berwarna kuning keemasan.
Gambar. Koloni dan konidia Malassezia
Malassezia memiliki ciri sel yeast berbentuk bulat, oval sampai silindris.
Reproduksi dengan dimulai pada basis yang luas dan dari situs yang sama pada satu
kutub (unipolar). Kecuali M. pachydermatis, Malassezia yang merupakan yeast
lipofilik, sehingga pertumbuhan in vitro-nya harus distimulasi dengan minyak
alami atau substansi mengandung lemak lainnya.
Metode yang paling umum digunakan adalah dengan menanam pada
Sabouraud’s dextrose agar (SDA) mengandung sikloheksamid (actidione) dengan
olive oil atau sebagai alternatif dapat menggunakan media yang lebih khusus seperti
Dixon’s agar yang mengandung gliserol mono-oleate. Pada media tersebut, koloni
tampak berwarna kream sampai kekukinan, halus atau agak berkeriput, berkilau
atau kusam, dan tepi menyeluruh atau berlobus. Sejauh ini telah diketahui 7 spesies
anggota genus Malassezia (Gueho et al. 1996).

Tinea nigra palmaris


Tinea Nigra Palmaris merupakan infeksi jamur yang mengenai tangan atau
kaki yang mengalami bercak-bercak putih atau hitam. Penyebabnya adalah
Phaeoannellomyces werneckii (sebelumnya Cladosporium werneckii atau
Exophiala werneckii – penyebab superficial phaeohyphomycosis (tinea nigra).
Infeksi jamur ini biasanya menyerang telapak tangan atau kaki yang menimbulkan
bercak-bercak warna tengguli hitam, tidak ada keluhan yang jelas hanya dari segi
estetika kurang sedap dipandang karena tampak kotor pada tangan dan kaki,
kadang-kadang terasa gatal.
Gambar. Konidiofor dan konida Cladosporium cladosporioides
Bahan pemeriksaan berasal dari kerokan kulit tempat infeksi, hasil
kerokan langsung dilakukan pemeriksaan mikroskopik dengan menggunakan KOH
10 %. Jamur akan tampak hifa dan tunas yang berwarna hitam atau hijau tua dengan
spora yang bergerombol.
Piedra
Merupakan infeksi jamur pada rambut, berupa tonjolan, keras melekat pada
rambut. Ada dua jenis piedra yaitu : Piedra hitam dan Piedra putih.
Piedra hitam Merupakan infeksi jamur pada rambut kepala yang disebabkan
oleh Piedraia hortai. Infeksi terjadi karena rambut kontak dengan spora jamur.
Rambut yang terinfeksi mengalami kelainan berupa benjolan yang keras pada
rambut yang berwarna coklat kehitaman. Benjolan sulit dilepaskan jika dipaksakan
rambut akan patah. Penderita tidak mengalami gangguan hanya pada saat menyisir
rambut mengalami kesulitan. Bahan pemeriksaan berasal dari potongan rambut
yang terinfeksi, dilakukan pemeriksaan langsung dengan menggunakan KOH 10
%. Hasil mikroskopik akan tampak hifa yang padat berwarna tengguli dan
ditemukan askus yang mengandung askospora. Jika ditaman pada media SGA
tampak koloni yang berwarna Hitam.
Piedra putih merupakan infeksi jamur pada rambut yang disebabkan oleh
Trichosporon cutaneum. Infeksi terjadi karena rambut kontak dengan spora jamur.
Rambut yang terifeksi mengalami kelainan berupa benjolan yang tidak berwarna.
Bahan pemeriksaan berasal dari rambut yang terinfeksi dilakukan pemeriksaan
langsung dengan menggunakan KOH 10 %. Tampak anyaman hifa yang padat tidak
berwarna atau putih kekuningan, ditemukan arthrospora pada ujung hifa. jika
ditanam pada media akan tumbuh koloni yang berwarna kuning, granuler.
Gambar. Nodul rambut, arthrospora dan koloni Piedra.
Perbedaan antara dermatofitosis dan nondermatofitosis terletak pada infeksi
di kulit. Golongan dermatofitosis menyerang atau menimbulkan kelainan di dalam
epidermis, mulai dari stratum korneum sampai stratum basalis, sedangkan
golongan nondermatofitosis hanya pada bagian superfisialis dari epidermis. Hal ini
disebabkan dermatofitosis mempunyai afinitas terhadap keratin yang terdapat pada
epidermis, rambut dan kuku sehingga infeksinya lebih dalam.

2) Mikosis Intermediat (subkutan)


Yaitu jamur-jamur yang menyerang kulit, mukosa, subkutis dan alat-alat
dalam terutama yang disebabkan oleh spesies kandida sehingga penyakitnya
disebut kandidiasis seperti Candida albicans.
Mikosis subkutan merujuk pada jaringan subkutan dan jarang menyebar
secara sistemik. Biasanya membentuk lesi kulit berupa borok/bisul yang dalam atau
masa fungi, paling umum terdapat pada kaki dan tangan bagian bawah. Organisme
penyebabnya adalah saprofit tanah, yang menginfeksi melalui trauma/luka ke kaki
atau tungkai kaki.
Merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur pada jaringan bawah kulit,
bersifat menahun dan menyebabkan pembengkakan dan menimbulkan kelainan
pada alat yang terkena, disertai pembentukan abses dan fistel. Infeksi yang sering
terjadi yaitu: Misetoma, kromomikosis, sporotrikosis, rinospiridiosis, fikomikosis.
Misetoma
Infeksi yang disebabkan oleh jamur pada jaringan bawah kulit bersifat
menahun dan terjadi pembengkakan serta menimbulkan abses pada daerah yang
terinfeksi. Penyebabnya adalah Actinomyces, Nocardia, Streptomyces, Madurella
sp.

Kromomikosis
Infeksi jamur yang disebabkan oleh jamur Phialophora verrucosa dan
Cladosporium carionii. Jamur ini terdapat di tanah, kayu dan tumbuhan yang
busuk. Infeksi terjadi karena spora masuk melalui luka/lesi pada kulit. Penyebaran
melalui pembuluh limfe dan secara hematogen keseluruh organ dan menjadi
sistemik
 Diagnosa

Bahan pemeriksaan berasal dari kerokan kulit atau biopsi jaringan bawah kulit.
Pemeriksaan langsung dengan KOH 10 % tampak spora tengguli berdinding tebal,
satu – satu atau berkelompok hifa bersekat atau tidak bersekat.
 Kultur

Pada media Sabaroud agar tumbuh koloni mold pada inkubasi suhu ruang
berwarna tenggeli atau hitam.

Gambar koloni da spora Cladosporium

Sporotrikosis
Merupakan infeksi jamur yang disebabkan oleh Sporotrichum schenckii.
Merupakan jamur tanah yang dimorfik yaitu tumbuh pada suhu ruang membentuk
koloni mold dan pada suhu 37˚ C membentuk koloni ragi ( Yeast ). Infeksi terjadi
karena masuknya spora melalui inhalasi dan luka. Ada tiga macam gambaran
klinik :
- Sporotrikosis limfatika
- Sporotrikosis pulmonum
- Sporotrikosis desiminata
 Diagnosa
Bahan pemeriksaan berasal dari kulit, biopsi jaringan atau sputum.Pemeriksaan
langsung dengan KOH 10 % tampak blastospota dan sukar ditemukan.

Gambar koloni dan spora Sporotrichum

3) Mikosis Dalam (Sistemik)


Yaitu jamur-jamur yang menyerang subkutis dan alat-alat dalam. Adapun jamur
yang termasuk dalam golongan ini yaitu: Aktinomikosis, Nokardiosis,
Kriptokokosis, Fikomikosis sublutis, Aspergilosis, Histoplasmoosis,
Kromomikosis, Sporotrikosis, Blastomikosis Amerika Utara dan Amerika Selatan,
Misetoma “Madura Foot”.
Mikosis sistemik merupakan infeksi jamur yang mengenai organ – organ
dalam. Ada dua macam infeksi yaitu: Infeksi sistemik primer dan infeksi oportunis.
a. Infeksi sistemik primer. Disebabkan jamur Nocardiosis, Kriptokokosis,
Histoplasmosis, Koksidioidomikosis, Blastomikosis.
b. Infeksi oportunis. Disebabkan oleh jamur Candida dan Aspergilus.

Nocardiosis
Terdapat 2 bentuk nokardiosis yaitu: Nokardiosis sistemik, Nokardiosis misetoma.
Nokardiosis sistemik : Penyakit ini disebabkan oleh jamur Nocardia asteroides,
infeksi terjadi melalui inhalasi. Kelainan primer terjadi pada paru – paru menyebar
melalui darah dapat menginfeksi ginjal dan otak.
 Diagnosa
Bahan berasal dari sputum, biopsi dan bahan klinik lainnya. Pada pemeriksaan
langsung dengan pulasan Gram atau tahan asam N. asteroides atau N. Brasiliensis
tampak sebagai hifa halus bercabang dan tahan asam pada pulasan gram bersifat
Gram positip.
 Kultur
Tumbuh lambat pada media jamur atau nutrient agar berwarna putih atau
kuning. Koloni Glabrous, irreguler atau granuler.

Kriptokokosis
Merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur Cryptococcus neoformans.
Jamur ini hidup ditanah yang mengandung kotoran burung merpati, menyebabkan
penyakit Meningitis. Infeksi terjadi jika spora masuk melalui inhalasi ke paru –
paru, jamur berkembang biak dalam alveoli dan dapat menimbulkan penyakit pada
paru-paru jika faktor predisposisi mendukung. Sering kali gejala infeksi paru tidak
diperhatikan karena ringan, tetapi jika telah masuk ke otak dan timbul gejala yang
menonjol barulah dilakukan pemeriksaan terhadap kriptokokosis.
 Diagnosis
Bahan pemeriksaan berasal dari sputum, LCS, darah, Urin, kotoran burung
merpati. Pemeriksaan langsung dilakukan dengan menggunakan tinta cina untuk
melihat adanya kapsul pada spora yang berbentuk oval.
 Kultur
Biakan pada media Sabaroud agar tampak koloni berwarna krem, konsistensi
mucoid (berlendir).

Histoplasmosis
Merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur His toplasma capsulatum
yang bersifat dimorfik dan menyebabkan penyakit histoplasmosis. Infeksi terjadi
jika spora masuk melalui inhalasi pada paru-paru dan menimbulkan peradarangan
setempat, diikuti dengan pembesaran kelenjar limfe regional. Dengan foto Rontgen
tampak gambaran menyerupai tuberculosis paru. Jika infeksi dibiarkan maka akan
menimbulkan penyakit yang lebih parah lagi menyebar ke seluruh organ dalam dan
dapat menimbulkan kematian.
 Diagnosa
Bahan pemeriksaan berasal dari sputum , darah, LCS, urin dan bahan biopsi.
Pemeriksaan langsung dari bahan yang berasal dari jaringan maka akan tampak
spora yang berbentu bulat / oval (yeast).

 Kultur
Bahan pemeriksaab ditanam pada media Saboraud agar akan tumbuh koloni :
- Koloni Yeast jika diinkubasi pada suhu 37˚ C
- Koloni Mold jika diinkubasi pada suhu ruang.
Jika dilakukan pemeriksaan mikroskopik maka pada koloni yeast tampak spora
yang berbentuk oval. Dan pada koloni mold jika dilakukan pemeriksaan
mikroskopik maka tampak hifa- hifa dan makrokonidia.

Kandidiasis
Merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur Candida. Candida yang
paling patogen dan paling sering ditemukan adalah Candida albicans. Genus
ini hidup sebagai saprofit dan merupakan flora normal kulit dan selaput mukosa,
saluran pencernaan, vagina dialam ditemukan pada air, dan tanah. Infeksi terjadi
melalui kontak, tertelan, dan lesi/traumatic. Jamur ini berbentuk dimorfik yaitu
berbentuk hifa/pseudohifa ditemukan pada penyakit atau bentuk patogen dan
berbentuk ragi (yeast) merupakan bentuk istirahat sebagai saprofit.
Candida berada pada jaringan yang mati dan melakukan invasi kebawah
permukaan kulit atau mukosa yang luka, terjadinya invasi ke jaringan bawah kulit
dipengaruhi oleh faktor virulensi, kolonisasi pada kulit serta terjadinya penurunan
daya tahan tubuh. Faktor virulensi berperan dalam terjadinya adhesi. Candida pada
endotel dan epitel, sekresi enzim memudahkan invasi jaringan dan kemampuan
mengatasi imunitas inang, Candida mampu membentuk pseudohifa dan enzim
proteinase aspartat untuk menembus sel jaringan inang. Terdapat beberapa bentuk
gambaran klinik yaitu:
1. Kandidiasis kurtis, terdiri dari: Kandidiasis intertriginosa, Paronikia, Diaper
diasease (kandidiasis popok) dan Glanuloma kandida.
2. Kandidiasis mukokotan terdiri dari:
o Pada mulut: thrush, glosistis, stomatis, chelitis, perleche
o Vaginitis
o Bronchus dan paru-paru
o Saluran pencernaan
o Kandidiassis mukokutan kronik
3. Kandidiasis sistemik terdiri dari: Tractusurinarius, Endokarditis,
Meningitis, Septikemia, kandidemia latrogenik, dan Kandidiasis
desiminata.
 Diagnosa
Bahan pemeriksaan berasal dari swab vagina, sputum, LCS, sekret mata,
mukosa mulut. Pemeriksaan langsung dengan pulasan gram dan KOH 10
%. Secara mikroskopik tampak spora yang berbentuk oval, pada pulasan gram
bersifat gram positip. Ditemukan blastospora, klamidospora, pseudohifa.
 Kultur
Pada media Sabaroud agar koloni tampak krem konsistensi smooth. Bau
seperti ragi.

Aspergilosis
Merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur Aspergillus. Jamur ini
terdapat dialam bebas, sehingga sporanya sering diisolasi dari udara. Aspergilus
termasuk jamur kontaminan. Species yang sering dianggap penyebab penyakit
adalah : A. Fumigatus, A. niger, dan A. flavus. Cara infeksi tergantung lokasi
yang diinfeksi ada beberapa bentuk yaitu: Aspergilosis kulit, Aspergilosis
sinus, Aspergilosis paru, Aspergilosis sistemik.

 Diagnosis
Bahan pemeriksaan berasal dari sputum, sekret hidung, nanah, kerokan
kulit, kerokan kuku, biopsi jaringan dll. Pemeriksaan langsung dari bahan
pemeriksaan ditemukan hifa bersekat, bercabang dengan atau tanpa spora,
ditemukan bangunan aspergilus vesikel, sterigmata.
 Kultur
Pada media Sabaroud agar dapat tumbuh cepat pada suhu ruang
membentuk koloni mold yang granuler, berserabut dengan beberapa warna
sebagai salah satu ciri identifikasi. Aspergilus fumigatus koloni berwarna hijau,
Aspergilus niger koloni berwarna hitam dan Aspergilus flavus koloni berwarna
putih atau kuning.

Gambar. Aspergillus sp.


BAB II
PENUTUP

2.1 Kesimpulan

Klasifikasi penyakit jamur dapat terbagi menjadi 4 yaitu, Geographic grouping (Yaitu
klasifikasi jamur menurut letak penyebarannya), Taxonomy grouping (Pengelompokan secara ilmiah
berdasarkan morfologi dan karakteristik), Berdasarkan etiologic (Pembagian ini pada spesies jamur
sebagai penyebab penyakitnya misalnya: Trikopitosis, Aspergilosis, Epidermopitosis), Topographic
grouping ( yaitu Klasifikasi berdasarkan topografi bentuk klinis )
DAFTAR PUSTAKA

 Lasmini, Titi. 2016. Klasifikasi Penyakit Jamur. id.scribd


KLASIFIKASI FUNGI
KELOMPOK 5 :

• ANNIDA ZAHRANI
• MONICA ANNASTASYA
• NURIATUL FADHILAH

TLM 2B
PENGERTIAN FUNGI

Fungi adalah nama regnum dari


sekelompok besar makhluk hidup
eukariotik heterotrof yang mencerna
makanannya di luar tubuh lalu
menyerap molekul nutrisi ke dalam
sel-selnya.
KLASIFIKASI PENYAKIT JAMUR

Geographic Taxonomy
grouping grouping

Berdasarkan Topographic
etiologi grouping
Geographic grouping

Yaitu klasifikasi jamur menurut letak


penyebarannya, contohnya :

• Jamur yang tersebar luas yang dapat menyerang


seluruh permukaan bumi , misalnya :
Trikopitosis dan Histoplasmosis.

• Jamur yang hanya menyerang beberapa bagian


di dunia ini, misalnya : Bakstimikosis Amerika
Utara dan blastomikosis Amerika Selatan.
Taxonomy grouping

Pengelompokan secara ilmiah berdasarkan morfologi


dan karakteristik contoh nya:

• Jamur yang berfilamen yaitu jamur yang pada


pembiakan memberikan koloni filamen misalnya
Tricophyton dan Microsporum

• Jamur ragi yaitu jamur yang pada pembiakan


memberikan koloni ragi misalnya kandida

• Jamur yang mempunyai 2 bentuk (jamur ganda)


yaitu jamur yang pada pembiakan temperatur
370C menghasilkan koloni ragi tetapi pada
temperatur kamar akan memberikan koloni
filamen misalnya : Spotrikosis.
Berdasarkan etiologi

Pembagian ini pada spesies jamur sebagai penyebab


penyakitnya misalnya:

• Trikopitosis : penyebabnya Trichophyton


• Aspergilosis : penyebabnya spesies aspergilus
• Epidermopitosis : penyebabnya spesies
epidermophyton
Topographic grouping

Mikosis superfisialis
• Jamur yang menyerang lapisan terluar pada kulit, kuku dan rambut. Dibagi
dalam dua bentuk yaitu : Dermatofitosis dan non-dermatofitosis.

Mikosis Intermediat (subkutan)


• Infeksi yang disebabkan oleh jamur pada jaringan bawah kulit, bersifat
menahun dan menyebabkan pembengkakan dan menimbulkan kelainan pada
bagian yang terkena. Infeksi yang sering terjadi yaitu: Misetoma,
kromomikosis, sporotrikosis, rinospiridiosis, fikomikosis.

Mikosis dalam (sistemik)


• Infeksi jamur yang mengenai organ – organ dalam. Jamur yang termasuk
dalam golongan ini yaitu: Nokardiosis, Kriptokokosis, Histoplasmoosis,
Kandidiasis dan Aspergilosis.
Mikosis Superfisialis

Dermatofitosis
• Penyakit yang disebabkan oleh jamur golongan
dermatofit, jamur ini dapat mencerna keratin
kulit (keratinofilik), sehingga jamur ini dapat menyerang
lapisan kulit. Penyebabnya adalah fungi dari genus:
Trichophyton, Epidermophyton, dan Microsporum.

Non-dermatofitosis
• Infeksi non dermatofitosis pada kulit biasanya terjadi pada
kulit yang paling luar, karena jamur ini tidak dapat
mencerna keratin kulit sehingga hanya menyerang lapisan
kulit bagian luar. Yang termasuk jamur non dermatofitosis
antara lain: Pitiriasis versicolor, Tinea nigra
palmaris, Piedra.
Dermatofitosis
Genus Trichophyton

Mikroskopik : ditemukan hifa bersepta / bersekat, hifa spiral,


ditemukan makrokonidia berbentuk ganda berdinding tipis terdiri dari
6 – 12 sel juga ditemukan mikrokonidia yang bentuknya seperti tetes
air.

Makroskopik : ditemukan koloni yang kasar berserbuk / radier pada


bagian tengah menonjol. Contoh: Trichophyton mentagropytes.
Trichophyton rubrum
 Genus Microsporium

Mikroskopik : memiliki ciri hifa bersekat, bentuk Makrokonidia


seperti gada dengan dinding sel tebal dan berduri / kasar, sel
pada makrokonidia terdiri dari 8 – 12 sel.
Makroskopik : koloni tampak granuler berserbuk. Spesies-spesies
dari anggota genus ini diantaranya: M. Cannis
Genus Epidermophyton

Mikroskopik : tampak hifa bersekat, ditemukan makrokonidia


berbentuk seperti gada berdinding halus mengandung 2 - 4 sel,
ditemukan klamidospora. Makrokonidia ini tersusun pada satu
konidiophore 2– 3 buah. Tidak ditemukan mikrokonidia.

Makroskopik : koloni epidermophyton tampak granuler, berserabut,


menonjol pada bagian tengah. Contoh : Epidermophyton floccosum
Non-dermatofitosis

Pitiriasis versicolor
Disebut juga Pityrosporum ovale / Pytirosporum orbiculare / Tinea
versicolor atau Panu disebabkan oleh jamur Malassezia
furfur. Penyakit ini ditandai dengan adanya bercak putih sampai
coklat bersisik menyerang pada bagian badan, ketiak, paha, leher,
tungkai dan kulit kepala.

Malassezia memiliki ciri sel yeast berbentuk bulat, oval sampai


silindris.
Tinea nigra palmaris

Tinea Nigra Palmaris merupakan infeksi jamur yang


mengenai tangan atau kaki yang mengalami bercak-bercak
putih atau hitam. Penyebabnya adalah Phaeoannellomyces
werneckii

Jamur akan tampak hifa dan tunas yang berwarna hitam atau
hijau tua dengan spora yang bergerombol.
 Piedra
Merupakan infeksi jamur pada rambut, berupa tonjolan, keras
melekat pada rambut.

Piedra hitam Merupakan


infeksi jamur pada rambut
kepala yang disebabkan oleh
Piedraia hortai.

Piedra putih merupakan infeksi


jamur pada rambut yang
disebabkan oleh Trichosporon
cutaneum.
Mikosis Intermediat (subkutan)
 Kromomikosis
Infeksi jamur yang disebabkan oleh jamur Phialophora verrucosa dan
Cladosporium carionii.
 Diagnosa
Bahan pemeriksaan berasal dari kerokan kulit atau biopsi jaringan bawah
kulit. Pemeriksaan langsung dengan KOH 10 % tampak spora tengguli
berdinding tebal, satu – satu atau berkelompok hifa bersekat atau tidak
bersekat.
 Kultur
Pada media Sabaroud agar tumbuh koloni mold pada inkubasi suhu ruang
berwarna tenggeli atau hitam.
Mikosis Dalam (Sistemik)
 Aspergilosis
Infeksi yang disebabkan oleh jamur Aspergillus. Species yang sering dianggap
penyebab penyakit adalah : A. Fumigatus, A. niger, dan A. flavus.
 Diagnosis
Dari sputum, sekret hidung, nanah, kerokan kulit, kerokan kuku, biopsi jaringan
dll. Pemeriksaan langsung dari bahan pemeriksaan ditemukan hifa bersekat,
bercabang dengan atau tanpa spora, ditemukan bangunan aspergilus vesikel,
sterigmata.
 Kultur
Pada media Sabaroud agar membentuk koloni mold yang granuler, berserabut
dengan beberapa warna sebagai salah satu ciri identifikasi. Aspergilus
fumigatus koloni berwarna hijau, Aspergilus niger koloni berwarna hitam dan
Aspergilus flavus koloni berwarna putih atau kuning.

Anda mungkin juga menyukai