MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Mikologi Yang diampu oleh Ibu Prof. Dr. Dra.
Utami Sri Hastuti M.Pd dan Ibu Sitoresmi Prabaningtyas, S.Si, M.Si
Oleh:
JURUSAN BIOLOGI
Oktober 2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Panu dan kurap dapat menular dari inang ke inang lain melalui penggunaan
bersama handuk, pakaian, atau perlengkapan olahraga. Kebersihan pribadi merupakan
hal yang sangat penting dalam proses pencegahan dari penyebaran kedua penyakit ini.
Organisme yang biasanya menjadi perantara penyebaran penyakit ini adalah hewan
peliharaan, seperti kucing dan anjing (Ratini, 2015; NHS, 2014).
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Dapat menjelaskan pengertian dari mikosis
2. Dapat menjelaskan klasifikasi dari mikosis
3. Dapat mendeskripsikan jamur yang menyebabkan panu dan kurap
4. Dapat menjelaskan ciri-ciri dari pengidap panu dan kurap
5. Dapat menjelaskan mekanisme aktivitas dari jamur panu dan kurap pada kulit
6. Dapat memberikan cara-cara pencegahan penyakit panu dan kurap
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
(a) (b)
Gambar 1. (a) Penyakit grey patch ringworm pada kulit kepala (b) bagian
yang ditunjuk panah adalah sel jamur Microsporum penyebab penyakit
grey patch ringworm (Sumber: Fuller, dkk., 2003)
2. Kerion (Kerion celsi)
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Microsporum canis, Mycrosporum
gypseum. Penyakit ini menyebabkan peradangan berat/pembengkakan
6
pada kulit. Gejala klinis beserta jamur penyebabnya dapat dilihat pada
gambar berikut.
(a) (b)
Gambar 2. (a) Penyakit kerion pada kulit kepala (b) bagian yang ditunjuk
panah adalah sel jamur Microsporum canis penyebab penyakit kerion
(Sumber: Fuller, dkk., 2003)
3. Black dot ringworm
Penyakit ini juga disebabkan oleh jamur Microsporum. Rambut yang
terkena infeksi patah tepat pada muara folikel dan yang tertinggal adalah
ujung rambut yang penuh spora. Gejala klinis beserta jamur penyebabnya
dapat dilihat pada gambar berikut.
(a) (b)
Gambar 3. (a) Penyakit Black dot ringworm pada kulit kepala (b) bagian
yang ditunjuk panah adalah sel jamur Microsporum penyebab penyakit
black dot ringworm (Sumber: Fuller, dkk., 2003)
b. Tinea Barbae
7
Tinea barbae ialah infeksi jamur kronis pada daerah dagu (jenggot)
dan leher oleh spesies Tricophyton dan Microsporum yang menyerupai tinea
korporis. Bila infeksi lebih dalam, dapat juga mengenai folikel rambut. Gejala
klinis beserta jamur penyebabnya dapat dilihat pada gambar berikut.
(a) (b)
Gambar 4. Penyakit tinea barbae pada jenggot (b) bagian yang ditunjuk panah
adalah sel jamur Trichophyton penyebab penyakit tinea barbae (Sumber: Mekkes,
2013)
c. Tinea unguium
Trichophyton rubrum dan Trichophyton mentagrophytes adalah
penyebab penyakit tinea unguium yang mengakibatkan infeksi pada kuku.
Gejala klinis beserta jamur penyebabnya dapat dilihat pada gambar berikut.
.
(a) (b)
Gambar 5. (a) Penyakit tinea unguium (b) bagian yang ditunjuk panah adalah
sel jamur Trichophyton mentagrophytes penyebab penyakit tinea barbae (Sumber:
Anugrah, 2016)
d. Tinea kruris
Tinea kruris ialah penyakit jamur dermatofit pada sela paha, perineum
dan sekitar anus. Penyebabnya spesies Trichophyton dan Epidermophyton
8
(a) (b)
Gambar 6. (a) Penyakit tinea kruris pada kelamin (b) bagian yang ditunjuk
panah adalah sel jamur Epidermophyton floccosum penyebab penyakit tinea kruris
(Sumber: Yossela, 2015)
e. Tinea korporis
Tinea korporis merupakan kelainan pada kulit tidak berambut oleh
jamur dermatofita, terutama spesies Tricophyton dan Microsporum.
1. Tinea imbrikata
Tinea imbrikata adalah bentuk khas tinea korporis yang disebabkan
oleh Tricophyton concentricum. Lesi berbentuk lingkaran-lingkaran
skuama konsentris, yang bila lingkaran skuamanya besar dapat bertemu
dengan lingkaran-lingkaran lain membentuk pinggir, polisiklis. Gejala
klinis penyakit ini dapat dilihat pada gambar berikut.
(a) (b)
Gambar 8. (a) Penyakit tinea favosa (b) bagian yang ditunjuk panah adalah sel
jamur Trichopyton violaceum penyebab penyakit tinea favosa (Sumber: Anane &
Chtourou, 2013)
f. Tinea pedis
Tinea pedis dikenal pula sebagai Athlete’s foot adalah dermatofitosis
pada kaki, terutama di sela jari dan telapak kaki. Umurnnya disebabkan oleh
Epidermophyton floccosum, serta beberapa spesies Tricophyton seperti T.
rubrum dan T. Mentagrophytes. Tinea pedis banyak terlihat pada orang yang
dalarn kehidupan sehari-hari bersepatu tertutup disertai higiene kaki yang
buruk misalnya tentara atau para pekerja dengan kaki yang selalu basah.
Gejala klinis beserta jamur penyebabnya dapat dilihat pada gambar berikut.
10
(a) (b)
Gambar 9. (a) Penyakit tinea pedis pada kaki (b) bagian yang ditunjuk panah adalah
sel jamur Trichopyton rubrum penyebab penyakit tinea pedis (Sumber: wikipedia)
g. Tinea manuum
Tinea manuum memiliki bentuk klinis hampir sama seperti kelainan
yang terdapat pada kaki, hanya saja letak infeksinya pada tangan dan
kasusnya lebih jarang dibandingkan tinea pedis. Penyebab penyakit ini adalah
jamur Epidermophyton floccosum, T. rubrum dan T. Mentagrophytes. Gejala
klinis beserta jamur penyebabnya dapat dilihat pada gambar berikut.
(a) (b)
Gambar 10. (a) Penyakit tinea manuum pada tangan (b) bagian yang ditunjuk panah
adalah sel jamur Trichopyton rubrum penyebab penyakit tinea manuum (Sumber:
Tamer & Yuksel, 2017)
Perlekatan Dermatofit pada Keratinosit
Di bawah ini disajikan gambar mekanisme perlekatan dermatofit pada
keratinosit.
11
Dermatofit
Dermatofit
2.2.2 Kandidiasis
Kandidiasis adalah suatu infeksi akut atau subakut yang disebabkan oleh
Candidicia albicans atau kadang-kadang oleh spesies kandida yang lain, yang
dapat menyerang berbagai jaringan tubuh. (Siregar, 2005).
Candidiasis atau kandidiasis adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh
jamur dari spesies Candida albicans.Adanya jamur pada diri manusia adalah hal
yang alami dan memang selalu ada pada diri manusia seperti di daerah mulut,
tenggorokan, vagina, dan pada sistem pencernaan lainnya.
12
embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda. Lapisan luar adalah
epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan
dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan
lapisan jaringan ikat.
Epidermis
Epidermis adalah suatu lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri
dari epitel berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit. Langerhans dan
merkel. Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh. Paling
tebal pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari
seluruh ketebalan kulit. Terjadi regenarasi setiap 4-6 % minggu. Epidermis terdiri
atas lima lapisan (dari lapisan paling atas sampai yang dalam) :
1. Stratum korneum : terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan
berganti
2. Stratum Lusidum berupa garis translusen biasanya terdapat pada kulit tebal
telapak
Jenis-Jenis Candidiasis
Berbagai jenis kandidiasis mempunyai ciri khas yang bergantung pada alat-
alat yang terkena. Conant, 1971 (dalam Siregar, 2005) membagi kandidiasis
dalam beberapa kelompok meliputi: kandidiasis selaput lendir, kandidiasis
kutis, dan reaksi id.
1. Kandidiasis selaput lendir
a. Kandidiasis oral
Secara umum, kandidiasis oral dapat diklasifikasikan atas tiga kelompok, yaitu:
1. Akut, dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
c. Kronik
Dibedakan atas 2 jenis, yaitu :
15
b. Perlece
Kelainan tampak pada kedua sudut mulut, yang terjadi perlunakan kulit
yang mengalami erosi. Dasarnya merah dan bibir menjadi pecah-pecah,
kemudian terjadi fisura pada kedua sudut mulut. Faktor predisposisi yang
dapat menimbulkan penyakit ini ialah kekurangan vitamin B2 (riboflavin),
pada orang tua yang tidak dapat menutup mulutnya dengan baik hingga air
liur keluar terus. Hal ini akan menyebabkan maserasi kedua sudut mulut.
16
17
Gambar 7. Penderita perlece pada sudut mulut, terlihat erosi dan fisura
2. Kandidiasis kutis
a. Lokalisata: intertriginosa dan daerah perianal
1) Kandidiasis Intertriginosa
Lesi-lesi timbul pada tempat predileksi, yaitu daerah-daerah lipatan
kulit, seperti ketiak, bawah payudara, lipat paha, intergluteal, antara ari-
jari tangan dan jari-jari kaki, sekitar pusat, dan lipat leher. Kelainan yang
tampak berupa kemerahan kulit yang terbatas tegas, erosi dan berisik.
Lesi-lesi tersebut sering dikelilingi oleh lesi-lesi satelit berupa vesikel-
vesikel dan pustula milier, yang bila memecah meninggalkan daerah-
daerah yang erosi dan selanjutnya dapat berkembang menyerupai lesi-lesi
primernya. Kelainan pada sela-sela jari sering ditemukan pada orang yang
banyak berhubungan dengan air, seperti tukang cuci atau petani sawah,
orang-orang yang memakai kaus dan sepatu terus-menerus.
Kandidiasis pada kaki dan sela-sela jari ini sering dikenal “kutu air”.
Kulit di sela-sela jari menjadi lunak, terjadi maserasi dan dapat
mengelupas menyerupai kepala susu. Faktor predisposisi kandidiasis
intertriginosa ini ialah diabetes melitus, kegemukan , banyak keringat,
pemakaian obat-obat antibiotik, kortikosteroid. Sitostatik, dan penyakit-
penyakit yang mrnyebabkan daya tahan tubuh menurun.
2) Kandidiasis Perianal
Infeksi kandida pada kulit sekitar anus, yang banyak ditemukan pada
bayi-bayi, dikenal sebagai kandidiasis popok (Diaper rash). Hal ini sering
disebabkan oleh popok basah yang tidak segera diganti sehingga
menyebabkan iritasi kulit sekitar genitalia dan anus. Popok yang basah
menyebabkan maserasi kulit, dan karena adanya lubang-lubang alamiah
19
ETIOLOGI
20
penderita AIDS, pasien yang dalam pengobatan kortikosteroid dan tentu saja
bayi yang system imunnya belum sempurna.
Jamur Candida ini adalah jamur yang banyak terdapat di sekitar kita, bahkan
di dalam vagina ibu pun terdapat jamur candida. Bayi bias saja mendapatkan jamur
ini dari alat-alat seperti dot dan kampong atau bias juga mendapatkan candida dari
vagina ibu ketika persalinan.
Selain itu, kandidiasis oral ini juga dapat terjadi akibat keadaan mulut bayi
yang tidak bersih karena sisa susu yang diminum tidak dibersihkan sehingga akan
menyebabkan jamur tumbuh semakin cepat.
Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya candida pada seseorang
digolongkan dalam dua kelompok :
1. Faktor endogen
a. Perubahan fisiologi tubuh yang terjadi pada :
i. Kehamilan, terjadi perubahan di dalam vagina
ii. Obesitas, kegemukan menyebabkan banyak keringat, mudah terjadi
maserasi kulit, memudahkan infestasi candida.
iii. Endokrinopatti, gangguan konsentrasi gula dalam darah, yang pada
kulitakan menyuburkan pertumbuhan candida
iv. Penyakit menahun, seperti tuberculosis, lupus eritematosus,
karsinomadan leukemia
v. Pengaruh pemberian obat-obatan, seperti antibiotic, kortikosteroid dan
sitostatik
vi. Pemakaian alat-alat di dalam tubuh, seperti gigi palsu, infus dan
kateter.
b. Umur
Orang tua dan bayi lebih mudah terkena infeksi karena status
imunologinya tidak sempurna.
c. Gangguan imunologis
Pada penyakit genetic seperti Atopik dermatitis, infeksi candida
mudah terjadi.
2. Factor eksogen
22
PATOFISIOLOGI
Kandidiasis oral sering disebabkan oleh candida albicans, atau kadang oleh
candida glabrata dan candida tropicalis. Jamur candida albicans umumnya memang
terdapat di dalam rongga mulut sebagai saprofit sampai terjadi perubahan keseimbangan
flora mulut atau perubahan mekanisme pertahanan lokal dan sistemik, yang menurunkan
daya tahan tubuh. Baru pada keadaan ini jamur akan berproliferasi dan menyerang
jaringan. Hal ini merupakan infeksi jamur rongga mulut yang paling sering ditemukan.
Penyakit yang disebabkan jamur candida albicans ini yang pertumbuhannya dipelihara
dibawah pengaturan keseimbangan bakteri yang normal. Tidak terkontrolnya
pertumbuhan candida karena penggunaan kortikosteroid dalam jangka waktu yang lama
dan penggunaan obat-obatan yang menekan sistem imun serta penyakit yang menyerang
sistem imun seperti Aquired Immunodeficiency Sindrome (AIDS). Namun bisa juga
karena gangguan keseimbangan mikroorganisme dalam mulut yang biasanya
dihubungkan dengan penggunaan antibiotik yang tidak terkontrol. Sehingga, ketika
pertahanan tubuh/antibodi dalam keadaan lemah, jamur candida albicans yang dalam
keadaan normal tidak memberikan reaksi apapun pada tubuh berubah tumbuh tak
terkontrol dan menyerang sistem imun manusia itu sendiri yang menimbulkan penyakit
disebut candidiasis oral atau moniliasis.
Kelainan yang disebabkan oleh spesies kandida ditentukan oleh interaksi yang
komplek antara patogenitas fungi dan mekanisme pertahanan pejamu. Faktor penentu
patogenitas kandida adalah :
23
kemudian menjadi bentuk nodular atau plak. Papul yang muncul akan
terasa gatal dan nyeri. Apabila menggaruk papul tersebut maka persebaran
papul yang muncul akan semakin meluas. Papul yang meluas memberikan
bentukan lesi pada kulit. Lesi menyebar pada bagian lateral ke daerah
kulit yang sehat dan biasanya akan tampak gambaran seperti kembang kol
(cauliflower like) seperti gambar 1 yang menyebar secara perlahan pada
bagian kulit sekitarnya (Lasus, 2015).
A B
Gambar 2 : Jamur Phialophora verrucosa salah satu penyebab kromoblastomikosis. (A) Jamur
Phialophora verrucosa yang dikembangbiakkan dalam medium. (b) Jamur Phialophora
verrucosa dengan pewarnaan lactophenol cotton blue dengan mikroskop cahaya perbesaran 400X
(Sumber: Haryo, 2015)
26
b. Sporotrikosis
Sporotrikosis adalah infeksi jamur kronis pada kutis atau subkutis
dengan ciri khas lesi berupa nodus yang supuratif sepanjang aliran getah
bening. Sporotrikosis disebabkan oleh jamur Sporothrix schenckii.
Sporothrix schenckii dapat dijumpai di seluruh tanah di dunia, namun
Sporotrikosis endemic di Meksiko, Amerika tengah, Amerika selatan, juga
di daerah lain seperti Afrika selatan. (Hay, 2012). Sporotrikosis
berkembang lambat, dengan gejala pertama muncul dalam 1- 12 pekan
(rata-rata 3 pekan) setelah pemaparan pertama oleh jamur. Jamur
Sporothrix schenckii menginfeksi melalui luka yang ada pada kulit. Mula-
mula timbul papula atau nodula subkutan, disusul pembengkakan dari lesi
yang terbentuk pada kulit yang mengikuti bentuk aliran getah bening.
Papula atau nodula tersebut kemudian pecah membentuk ulkus
granulomatosa disertai peradangan pembuluh limfe yang menyebar
mengikuti aliran pembuluh limfe. Sporotrikosis terutama mempengaruhi
kulit dan daerah dekat pembuluh limfatik (Burns, 2009).
Sporotrikosis subkutan merupakan bentuk sporotrikosis yang paling
sering dijumpai. Jenis sporotrikosis ini memiliki 2 bentuk utama infeksi
yaitu infeksi limfatik dan fixed infection. Bentuk limfatik lebih sering dan
umumnya terjadi pada area kulit yang sering terlihat seperti tangan dan
kaki (Lihat gambar 4). Infeksi ditandai dengan adanya nodul di kulit yang
selanjutnya pecah menjadi ulkus kecil. Aliran limfe menjadi membengkak
dan meradang, dan terbentuk rantai ke nodul sekunder sepanjang aliran
limfe. Aliran ini juga dapat pecah. (Moore, 2004)
27
A B
27
Gambar 4 : Misetoma yang menyerang bagian kaki kanan. (A) Misetoma menginfeksi dan merusak
jaringan sehingga membentuk abses pada kulit. (B) Jamur Madurella mycetomatis yang merupakan
salah satu penyebab misetoma dengan perbesaran 400X (Sumber: Kiran, 2009)
28
bawah kulit, yaitu jaringan lemak, otot, sampai tulang. Kerusakan yang
terjadi memunculkan abses pada area tubuh yang terinfeksi yang Nampak
seperti pada gambar 5A. Bila sudah terbentuk abses, sewaktu-waktu
kumpulan nanah ini bisa pecah dan membentuk fistula. Fistula ini dapat
mengeluarkan butir-butir berwarna putih, kuning kemerahan, atau hitam
yang bercampur nanah. Warna bulir yang dikeluarkan tergantung pada
jamur penyebabnya dimana butiran tersebut merupakan koloni jamur.
Penyakit ini disebabkan oleh Pseudallescheria boydii dan Madurella
mycetomatis (Lihat gambar 5B). Jamur ini berbentuk benang, hidup di
tanah dan pada tumbuh-tumbuhan. Infeksi dari jamur penyebab misetoma
ini biasanya masuk ke tubuh melalui luka, tertanam ke dalam jaringan
subkutan kemudian berkembangbiak dengan nutrisi-nutrisi yang ada
didalam tubuh yang terinfeksi (Nugrahaeni, 2012).
d. Basidiobolomikosis
Penyakit basidiobolomikosis merupaka suatu infeksi yang disebabkan
oleh genus basidiobolus dari spesies Basidiobolus ranarum. Basidiobolus
ranarum dapat ditemukan sebagai organisme komensal dalam intestine
reptil dan tumbuhan yang membusuk. Basidiobolomikosis sering
menyerang alat pergerakan dan sumbu tubuh namun paling sering
diserang adalah bagian pantat dan paha. Infeksi Basidiobolus ranarum
kedalam tubuh diduga melalui gigitan serangga atau nyamuk. Saat
serangga menggigit korban, jamur Basidiobolus ranarum ikut masuk ke
dalam tubuh dan berkembangbiak di dalam tubuh. Akibat dari infeksi
Basidiobolus ranarum adalah munculnya nodus subkutan yang membesar
dan tidak nyeri namun saat di raba terasa keras seperti kayu atau papan.
Terkadang muncul rasa gatal diarea tubuh yang terinfeksi oleh
Basidiobolus ranarum (Sjamsoe, 2005)
e. Fikomikosis
Fikomikosis atau lebih sering dikenal sebagai fikomikosis subkutis
adalah infeksi jamur Mucor sp (Gambar 6B) yang memberikan gejala
28
29
A B
Gambar 5 : (A)Fikomikosis yang menyerang tungkai kaki menampakkan
benjolan dengan batas tegas pada kulit. (B) Jamur Mucor sp. penyebab
fikomikosis yang menghasilkan banyak spora (400x) (Sumber: Siregar,
2005)
1. Mikosis Oportunistik
Mikosis sistemik oportunistik yang paling banyak ditemukan pada manusia
adalah kandidiasis sistemik atau profunda, dan aspergilosis. Mikosis-mikosis ini
menyerang pasien-pasien yang dilatarbelakangi oleh penyakit yang berat, seperti
keadaan AIDS, neutrofeni karena keganasan, transplantasi organ padat, atau
pembedahan yang luas. Saat terapi kombinasi antiretrovirus digunakan, insiden
mikosis sistemik pada pasien yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus
(HIV) menurun secara signifikan. Pada pasien-pasien neutrofeni, jamur-jamur
lain terkadang juga dapat menyebabkan infeksi. Penyebab mikosis sistemik
adalah jamur patogen atau jamur saprofit yang menjadi patogen.
Secara umum, sebagian besar infeksi oportunistik ini jarang melibatkan kulit,
meskipun infeksi dapat terjadi pada lingkungan dan cuaca apapun. Ada beragam
31
spesies jamur yang bisa menyebabkan mikosis tetapi hampir 70% jamur
invasif sebagai agen penyebab mikosis oportunistik adalah spesies Candida dan
Aspergillus.
a. Spesies Candida (Kandidiasis sistemik)
Spesies Candida yang paling banyak menyebabkan kandidiasis invasif
pada manusia yaitu Candida albicans (C. albicans). Infeksi sistemik
Candida ternyata berhubungan dengan peningkatan angka kematian
sebesar 38% (Jawetz, 2001). Infeksi terjadi melalui kontak, tertelan. Jamur
ini berbentuk dimorfik yaitu berbentuk hifa atau speudohifa ditemukan
pada penyakit atau memiliki bentuk patogen dan bentuk ragi atau yeast,
dimana bentuk tersebut merupakan bentuk istirahat sebagai saprofit.
Candida mampu membentuk pseudohifa dan enzim proteinase aspartat
untuk menembus sel jaringan inang.
b. Blastomycosis
Pada infeksi ini disebabkan oleh jamur Blastomycetes dermatitidis dan
Blastomycetes brasieliensi klinis. Blastomycosis dapat terjadi melalui saluran
pernafasan dengan cara menyerang kulit, paru-paru, organ vicera tulang dan
sistem syaraf sehingga pada penderita ini akan mengalami demam, batuk, dan
berkeringat malam. Ciri-ciri dari penderita yaitu lesi-lesi pada kulit di
permukaan terbuka (leher, muka, lengan dan kaki). Pada infeksi ini dapat diobati
dengan cara ketokonazol dan intrakonazol selama sekitar 6 bulan.
https://www.merckmanuals.com/en-ca/professional/infectious-diseases/fungi/blastomycosis
c. Coccidioidomycosis
Pada infeksi ini disebabkan oleh Coccidiodes immitis yang dapat
menyerang paru-paru. Infeksi ini dapat terjadi melalui inhalasi, sehingga gejala
34
yang umum timbul adalah demam, batuk, dan sakit kepala. Pada infeksi ini
dapat diobati dengan cara pemberian amfoterisin B dan diikuti dengan
pemberian azol oral.
d. Cryptococcosis
Pada infeksi ini disebabkan oleh ragi cryptococcus neoformans yang
berkapsul. Meskipun jalan utamanya melalui inhalasi ke dalam paru-paru,
penyakit ini biasanya menunjukkan tanda-tanda penyebaran ekstra paru seperti
meningitis. Lesi-lesi kulit dapat terjadi sebagai akibat perluasan atau jarang
melalui inokulasi. Penyakit ini dihubungkan dengan infeksi HIV. Ciri-ciri
penderita infeksi ini yaitu papul atau pustul menyerupai akne berkembang
menjadi plak berkrusta, kutil-kutil atau vegetasi, ulkus dan nodul atau plak
dengan infiltrasi yang keras adalah karakteristik telah terjadinya infeksi sistemik
yang menyebar luas.
Sumber : https://www.epainassist.com/infections/cryptococcosis
e. Nocardiosis
35
Pada infeksi ini disebabkan oleh jamur Nocardia asteroides yang terjadi
melalui inhalasi (pemberian obat dalam bentuk uap langsung menuju alat pernapasan
dengan menggunakan alat nebulizer). Kelainan primer terjadi pada paru–paru
menyebar melalui darah dapat menginfeksi ginjal dan otak.
Sumber : https://www.primehealthchannel.com/nocardiosis.html
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Mikosis merupakan suatu infeksi jamur yang bisa mengenai tumbuhan, hewan dan
juga manusia.
2. Mikosis ini terbagi menjadi 2 jenis: (1) Mikosis Superfisial (mikosis di lapisan
permukaan kulit), dan (2) Mikosis Profundal/ M. Sistemik (mikosis yang terjadi pada
alat dalam).
3. Jamur yang menyebabkan penyakit panu (tinea versocolor) adalah Malessezia furfur
sedangkan jamur yang menyebabkan penyakit kurap (tinea corporis) adalah dari 3
genus jamur, yaitu Epidennophyton, Microsporum, dan Trychophyton.
4. Penyakit panu ditandai dengan bercak yang ada pada kulit dibarengi rasa gatal pada
waktu berkeringat. Bercak-bercak ini dapat berwarna putih, coklat atau merah
bergantung warna kulit si penderita. Sedangkan kurap ditandai dengan bentukan
cincin berwarna merah, dilanjutkan dengan sisik-sisik putih pda bagian pinggir
bulatan.
5. Mekanisme penyakit panu dibagi menjadi 3 tahapan, Tinea versikolor timbul ketika
fungi Malassezia furfur yang secara normal mengkoloni kulit berubah dari bentuk
yeast menjadi bentuk miselia yang patologik, kemudian menginvasi stratum
korneum kulit. Beberapa kondisi dan faktor yang berperan pada patogenesis pitiriaris
versikolor (tinea versikolor) antara lain lingkungan dengan suhu dan kelembaban
tinggi, produksi kelenjar keringat yang berlebih. Sedangkan kurap, memiliki
mekanisme yang pertama perlekatan ke keratinosit, jamur superfisial harus melewati
berbagai rintangan untuk bisa melekat pada jaringan keratin di antaranya sinar UV,
suhu, kelembaban, kompetisi dengan flora normal lain, sphingosin yang diproduksi
oleh keratinosit. Kedua adalah penetrasi yang ketiga adalah respon dari dari sel inang.
6. Pencegahan dari kedua penyakit ini adalah dengan cara menjaga kebersihan diri dan
lingkungan, tidak memakai alat-alat pribadi secara bergantian, dan pengobatan secara
teratur.
36
DAFTAR RUJUKAN
37
38