Oleh:
REZHA ERLANGGA, S.KH
180130100111020
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Patogenesis dermatofitosis tergantung pada faktor lingkungan, antara lain iklim yang
panas, higiene perseorangan, sumber penularan, penggunaan obatobatan steroid, antibiotik
dan sitostatika, imunogenitas dan kemampuan invasi organisme, lokasi infeksi serta respon
imun dari pasien.
Dengan memperhatikan kejadian dermatofitosis yang cukup penting untuk dipelajari,
maka perlu dilakukan cara identifikasi yang tepat untuk dapat menentukan diagnosa terhadap
hewan yang diduga menderita dermatofitosis..
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penyakit kulit yang disebabkan oleh kapang dermatofit disebut dermatofitosis dikenal
dengan nama ringworm. Pada manusia penyakit ini menimbulkan gejala kulit bersisik
kemerahan dan di pinggirnya berbentuk cincin (ring), dan di bagian tengahnya adalah sel-sel
kulit yang mengalami persembuhan. Gejala ini disangka penyebabnya adalah cacing (worm),
maka istilah ringworm digunakan untuk menamakan penyakit ini. Nama dermatofit
(dermatophyte) bagi jenis kapang penyebabnya diartikan sebagai ‘tanaman yang hidup di
kulit’ karena zat keratin yang terdapat di kulit diperlukan untuk pertumbuhannya. Sehingga
nama yang tepat untuk penyakit ini adalah dermatophytosis (dermatofitosis). Gejala pada
hewan menunjukkan kerontokan bulu berbentuk bulat, kulit bersisik, berwarna abu dan
keadaannya kering, kadang-kadang mirip dengan gejala penyakit kulit lainnya (Harkness dan
Wagner, 1983).
Penularan dapat terjadi akibat kontak dengan artrospora atau konidia. Infeksi biasanya
dimulai pada rambut yang sedang tumbuh atau pada stratum komeum kulit.Penularan
diantara inang terjadi akibat kontak langsung dengan inang yangmenunjukkan gejala maupun
yang tidak menunjukkan gejala klinis atau kontak langsung maupun melalui udara dengan
rambut atau kulit yang terkelupas yang mengandung spora kapang dermatofita (CFSPB,
2005). Faktor yang menyokong terjadinya penyakit antara lain cara pemeliharaan hewan,
faktor nutrisi, lingkungan dan stress. Populasi yang padat, suhu tinggi dan kelembaban, juga
ektoparasit, umur muda atau tua, kehamilan adalah faktor predisposisi timbulnya penyakit
(Harkness dan Wagner, 1983).
BAB III
CASE REPORT
3.1. Signalement
Jenis hewan : Kucing
Ras : Persian
Jenis kelamin : Jantan
Umur : 6 Bulan
3.2.3 Anamnesa
Simetris, hiperpigmentasi, pruritus dan kehilangan nafsu makan
3.3.4 Pemeriksaaan penunjang
Morfologi koloni dari strain pada biakan skin scrap pada agar plate
3.2.4 Diagnosa
3.2.5 Pengobatan
fluconazol diberikan dosis 5 mg / kg / hari, sama dengan dosis oral
infus NS tiga kali seminggu.
BAB IV
PEMBAHASAN
Identifikasi berikutnya yaitu menanam sampel kerokan kulit pada media biakan SDA
yang diberi antibiotik, kemudian diinkubasikan pada suhu kamar selama 7 hari. Hasil biakan
tersebut kemudian diamati baik secara makroskopis dengan mengamati morfologi koloni dan
secara mikroskopis dengan mengamati morfologi mikroskopisnya. Pengamatan morfologi
mikroskopis dilakukan secara natif, yaitu dengan menggunakan selotape yang ditempelkan ke
gelas objek yang ditetesi LPCB dan dibuat slide culture dengan teknik Riddel. Penentuan
kapang dilakukan dengan mengidentifikasi berdasarkan morfologi hifa, konidia dan
konidiosporanya. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah sanitasi kesehatan, lingkungan
maupun hewannya. Terdapat 5 kelompok macam obat dengan berbagai cara dapat dipakai
untuk menghilangkan dermatofit, yaitu: (1). Iritan, dilakukan untuk membuat reaksi radang
sehingga tidak terjadi infeksi dermatofit; (2). Keratolitik, digunakan untuk menghilangkan
dermatofit yang hidup pada stratum korneum; (3) Fungisidal, secara langsung merusak dan
membunuh dermatofit; (4). Perubah. Merubah dari stadium aktif menjadi tidak aktif pada
rambut. Salah satu cara yang efektif untuk penanggulangan adalah mencegah penyebaran
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad., R.Z. 2009. Permasalahan & Penanggulangan Ring Worm Pada Hewan. Lokakarya
Nasional. Penyakit Zoonosis. Balai Penelitian Veteriner.Bogor.
Boel.,T. 2009. Mikosis superficial. Fakultas kedoteran gigi. Universitas Sumatera Utara.
Harkness, JE. and JE. Wagner. 1983. The Biology and Medicine of Rabbits and Rodents,
Second Edition, Lea & Febiger. pp. 115-117.
Rippon JW. Medical Mycology The Pathogenic Fungi. 3rd ed. Philadelphia : WB Saunders
Company; 1988.