Anda di halaman 1dari 107

PENYAKIT

NAMA ANGGOTA :
INFEKSI
1. FEBRI LAURENT S.L (1606827574) YANG
2. HANIFAH SAKINATUN (1606874904) DISEBABKAN
3. JIHAN AZMI NUR FIKRI (1606874841)
4. REZTAFADHILAH (1606829996) OLEH JAMUR
5. MERIANDA RAMADHIAN(1606

KELOMPOK 11
PENGERTIAN MIKOSIS
Mikosis adalah penyakit yang disebabkan oleh fungi dan dapat
menginfeksi manusia dan hewan.

Dermatofitosis
Superfisial
Non-
Mikosis
Dermatofitosis
Sistemik
MIKOSIS SUPERFISIAL
Mikosis superfisial adalah infeksi yang disebabkan oleh jamur dan
penyebarannya terjadi di permukaan tubuh.

Mikosis Dermatosis Mikosis Non-dermatosis


- Disebabkan oleh jamur dermatofit disebut
“Dermatofitosis” - Infeksi ini biasanya terjadi pada kulit
- Jamur tipe ini mempunyai daya tarik yang paling luar.
kepada keratin (keratinolitik) sehingga - Jamur tidak dapat mengeluarkan zat
dapat mencerna keratin kulit yang dapat mencerna keratin kulit
- Menyerang lapisan kulit mulai dari dan tetap hanya menyerang lapisan
stratum korneum sampai dengan stratum kulit yang paling luar.
basalis.
MIKOSIS SUPERFISIAL
A. Dermatofitosis

Microsporum canis Trichophyton rubrum

Microsporum audovini Trichophyton mentagrophytes

Microsporum gypseum Trichophyton violaceum

Trichophyton tosurans Epidermophyton floccosum


MICROSPORUM
CANIS

FEBRI LAURENT S.L


1606827574
MICROSPORUM CANIS
Microsporum canis termasuk ke dalam organisme fungi dermatoifit
zoofilik yaitu organisme fungi yang menyerang kulit (terutama kulit
kepala dan rambut) dan merupakan fungi yang umumnya hidup dan
tumbuh pada hewan (kucing dan anjing).
TAKSONOMI

Kingdom : Fungi
Divisi : Ascomycota
Kelas : Eurotiomycota
Ordo : Onygenales
Famili : Arthrodermataceae
Genus : Microsporum
Spesies : Microsporum canis
MORFOLOGI
– Morfologi Secara Makroskopis
 Memiliki diameter koloni yang mencapai 3 sampai 9 cm setelah masa inkubasi
selama 7 hari pada media SDA (Sabouraud Dextrose Agar) dengan suhu 25˚C.
 Tekstur atau permukaannya berbulu seperti wol atau halus dan datar.
 Warna koloninya bervariasi  dari warna putih sampai kekuningan.
 Bentuk koloni  menyebar atau spreading
MORFOLOGI

– Morfologi secara Mikroskopis


Microsporum canis memiliki :
 Makrokonidia  berbentuk gelondong dengan kenop apikal yang
asimetris.
 Hifa bersepta  dinding septalnya tipis.
 Mikrokonidia yang merupakan hialin, jarang, dan uniseluler.
REPRODUKSI
1. Aseksual
Menggunakan konidia yang disebut juga mitospora. Konidia ini memiliki satu nukleus
dan dapat disebarkan oleh angin, air, dan hewan. Konidia ini dibentuk oleh
konidiospora. Cara perkembangbiakan ini paling dominan dan berlangsung secara
cepat.
2. Seksual
Menggunakan askus yang sering disebut askospora. Askus adalah pembuluh yang
berbentuk saluran yang mengandung meiosporangium yang merupakan spora seksual
yang diproduksi secara meiosis. Yang terjadi pada reproduksi seksual ini adalah
bertemunya hifa yang terdiri dari antheridium dan arkegonium. Setelah keduanya
bertemu maka akan terjadi pertukaran materi genetik yang diberikan oleh antheridium
dan arkegonium masing-masing separuhnya. Peristiwa ini disebut dikariofase.
PENYAKIT YANG DITIMBULKAN
1. Infeksi pada kulit dan rambut kucing, anjing, dan hewan lain, seperti
menyebabkan kurap pada kucing.
2. Infeksi pada manusia yaitu pada kulit, rambut, dan kuku  contoh
penyakit kadas kurap (tinea)
Cara Penularan Microsporum canis

Kontak langsung
dengan penderita
Terinfeksi kurap

Menggunakan
barang yang
terinfeksi
PENCEGAHAN

1. Bersihkan tangan dan kaki termasuk bagian kuku tangan dan


kaki.
2. Jaga lingkungan agar selalu bersih terutama kamar mandi.
3. Jaga kebersihan pakaian.
4. Mencuci dengan detergen dan air hangat untuk membunuh
jamur.
PENGOBATAN

Terdapat dua cara pengobatan yaitu :


 Pengobatan secara topikal  pemberian obat anti jamur topikal seperti
krim dan salep yang mengandung mikonazol, klotrimazol, haloprogin, dan
ketokonazol. Untuk menyembuhkan ringworm yang terlokalisasi (terpusat)
dapat digunakan salep dan obat gosok. Sedangkan untuk membasmi spora
dan ringworm yang luas daerahnya ditambah dengan penggunaan
shampoo anti jamur.
 Obat oral  untuk jangka waktu lama
MICROSPORUM
AUDOUINII

FEBRI LAURENT S.L


1606827574
MICROSPORUM AUDOUINII
Microsporum audouinii adalah jamur anthropophilic pada genus
Microsporum. Jamur ini merupakan jenis dermatofit yang berkolonisasi pada
jaringan keratin (terutama rambut) yang menyebabkan infeksi. Jamur ini
ditandai dengan makrokonidia berbentuk spindel (7-30 x 35-160μm,
microconidia clavate (2,5-3,5 x 4-7μm), serta dinding eksternal berduri.
Microsporum audouinii dapat menyebabkan infeksi Tinea capitis (kurap pada
kulit kepala) dan Tinea corporis (kurap tubuh).
TAKSONOMI
Kingdom : Fungi
Divisi : Ascomycota
Kelas : Eurotiomycetes
Ordo : Onygenales
Famili : Arthrodermataceae
Genus : Microsporum
Spesies : Microsporum audouinii
TAHAPAN PATOGENESIS

Invasi Dermatofita Menembus batang


Memasuki
(memapar masuk melalui
rambut folikel
rambut dan tumbuh
Stratum korneum disepanjang rambut
kulit kepala)

Terbentuk cicin
Rambut rapuh Hifa tumbuh
(Adamson’s
dan rontok Fringe)
PENYAKIT YANG DITIMBULKAN
Salah satu penyakit yang disebabkan oleh Microsporum audouinii adalah
Tinea capitis. Tinea capitis merupakan kurap pada kulit kepala manusia,
paling sering ditemukan pada anak-anak berumur 3-7 tahun. Ciri-cirinya
yaitu terjadi kebotakan serta perubahan kulit kepala menjadi kering
bersisik.
Gejala-gejala dari Tinea capitis :
o Rontok rambut pada daerah permukaan kulit kepala bersisik
o Timbul bintik hitam atau titik hitam
o Timbul kerion (peradangan berat), seperti abses (penimbunan
nanah)
o Timbul favus, seperti kerak berwarna kuning pada kulit kepala
CARA PENULARAN

Penyebaran infeksi dari anak-anak lain

Penyebaran infeksi dari hewan peliharaan

Kebersihan yang buruk


PENCEGAHAN

Keramas secara
Menjaga kebersihan
teratur

Tidak saling berbagi


Menghindari hewan pemakaian barang
yang terinfeksi pribadi (untuk
mencegah penularan)
PENGOBATAN

– Perawatan primer  dengan menggunakan griseofulvin (sebagai agen


antimikotik. Dapat juga digunakan obat lain seperti itrakonazol,
flukonazol, dan terbinafin.
– Pengobatan sistemik  obat oral dan pemakaian shampoo anti jamur
(ketokonazol 2% atau selenium sulfida 2,5%).
– Pengobatan lain  pemberian salep topikal.
MICROSPORUM
GYPSEUM

FEBRI LAURENT S.L


1606827574
Microsporum gypseum
Microsporum gypseum merupakan fungi yang umum menginfeksi kulit dan rambut.
Taksonomi
Kingdom : Fungi
Divisi : Ascomycota
Kelas : Eurotiomycetes
Ordo : Onygenales
Famili : Arthrodermataceae
Genus : Microsporum
Spesies : Microsporum gypseum
MORFOLOGI

Jamur imperfecti (jamur Dindingnya tipis dengan


tidak sempurna) atau Koloni berwarna ketebalan 8-16 x 20 μ,
deuteromycotina karena kekuning-kuningan kasar dan memiliki 4-6
perkembangbiakannya sampai kecoklat-coklatan septa, dan berbentuk
hanya secara aseksual. oval

Memiliki hifa,
makrokonidia (terdiri Tumbuh dengan cepat
dari 4-6 sel), dan dan matang dalam 6
mikrokonidia (berukuran hingga 10 hari
2,5-3,0 x 4-6 μ)
TAHAP PATOGENESIS

Pengikatan  fungi harus resisten terhadap sinar UV, tahan terhadap berbagai
temperature dan kelembaban, kompetisi dengan flora normal kulit, spingosine
yang di hasilkan oleh keratinosit

Penetration  spora akan tumbuh dan memasuki stratum korneum dengan


kecepatan yang lebih cepat dari waktu deskuamasi (proses terkelupasnya
kulit) epidermis. Penetrasi juga didukung dengan keluarnya ensim proteinase,
lipase dan musinolitik yang juga membantu dalam pembuatan nutrisi untuk
fungi

Respon host  proses inflamasi yang terjadi sangat tergantung dari sistem
imun host dan juga oleh jenis organisme. Beberapa fungi dapat menghasilkan
faktor kemotaktik dengan berat molekul rendah seperti yang dihasilkan
bakteri
PENYAKIT YANG DAPAT DITIMBULKAN
a. Tinea capitis
Tinea capitis merupakan salah akibat dari infeksi dermatofita yang mengenai daerah kulit
kepala dan rambut.
b. Tinea favosa
Tinea favosa merupakan bentuk lain dari Tinea capitis, yang ditandai oleh skutula berwarna
kekuningan dan bau seperti tikus pada kulit kepala.
c. Tinea unguium
Tinea unguinum adalah kerusakan pada dasar kuku yang disebabkan oleh karena infeksi
dermatofita terutama oleh Microsporum gypseum.
CARA PENULARAN

Jamur Microsporum gypseum dapat ditularkan secara langsung melalui


epitel kulit, rambut yang mengandung jamur baik dari manusia, binatang
atau dari tanah. Disamping itu, untuk timbulnya kelainan-kelainan di kulit
tergantung dari beberapa faktor :
a) Faktor virulensi dari dermatofita
b) Faktor trauma
Kulit yang utuh tanpa lesi-lesi kecil, lebih susah untuk terserang jamur.
CON’T

c) Faktor suhu dan kelembaban


Tempat di mana banyak keringat seperti lipat paha dan sela-sela jari paling
sering terserang penyakit jamur ini.
d) Keadaan sosial serta kurangnya kebersihan
e) Faktor umur dan jenis kelamin
Penyakit ini lebih sering ditemukan pada anak-anak dibandingkan orang
dewasa, dan pada wanita lebih sering ditemukan infeksi jamur di sela-sela jari
dibanding pria dan hal ini banyak berhubungan dengan pekerjaan.
PENCEGAHAN

Mandi dua kali sehari dan Menjauhkan handuk sendiri, sedang


mengeringkan tubuh dengan terinfeksi kulit jamur untuk mengurangi
benar setelah mandi kesempatan menularkan jamur ke orang lain

Tidak berbagi handuk


Mengganti pakaian Tidak berjalan tanpa alas
dengan orang lain. Cucilah
setiap hari kaki
handuk dengan rutin
Bila berisiko tinggi terkena kaki atlet,
maka taburkan bubuk anti-jamur Tidak memakai sepatu orang lain
pada kaki dan di dalam sepatu

Mengenakan kaus kaki yang terbuat


Menyuci kaki setiap hari dengan
dari kain yang cepat kering atau
sabun, dan benar-benar keringkan
menjaga kelembaban kulit.
PENGOBATAN

Penyakit yang ditimbulkan oleh Microsporum gypseum dapat diobati


dengan menggunakan obat-obat seperti :
– Flukonazol
– Terbinafine
– Ketokonazol
– Itrakonazol
– Amphotericin B.
Trichopython Tosurans
Kingdom : Fungi

Filum : Ascomycota

Kelas : Euscomycetes

Taksonomi Ordo : Onygenales

Famili : Arthrodermataceae

Genus : Trichophyton

Spesies : Trichophyton tonsurans


Tricophyton Tonsurans,
memperbanyak diri dengan
Berbentuk pensil dengan
membelah. Biasanya banyak,
ujung-ujung yang tumpul dan
cepat, dan memungkinkan
berdinding halus.
untuk menghasilkan cabang-
cabang yang pendek.

Koloninya biasa dalam


bentuk serbuk.
Patogenesis
– Penyakit yang ditimbulkan oleh jamur ini salah
satunya adalah Tinea Kapitis.
– TINEA KAPITIS adalah infeksi jamur dermatofit
yang sering dijumpai pada anak-anak. Infeksi
mikrosporumnya terjadi pada anak-anak dan biasanya
sembuh secara spontan menjelang pubertas.
– Akan tetapi mekanismenya belum diketahui secara
pasti. Diduga jumlah kadar asam lemak tersaturasi
yang bersifat fungistatik meningkat pada masa
pubertas, dan hal ini yang menyebabkan tinea kapitis
jarang pada orang dewasa.
Cara Infeksi
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
Infeksi dimulai pada kulit kepala, yang selanjutnya
infeksi jamur pada kulit kepala antara lain :
dermatofita tumbuh kebawah mengikuti dinding
keratin folikel rambut. Infeksi pada rambut – Faktor virulensi jamur : kemampuan spesies
berlangsung tepat diatas akar rambut. Jamurnya jamur menghasilkan keratinase dan mencerna
akan terus tumbuh kebawah pada batang rambut keratin di kulit.
yang tumbuh keatas. Sebagian memasuki batang – Faktor trauma : Kulit yang utuh tanpa lesi-lesi
rambut (endodotrix), yang dapat membuat rambut kecil, lebih susah untuk terseranga jamur.
mudah patah didalam atau pada permukaan folikel
rambut. – Faktor suhu dan kelembaban
– Keadaan sosial serta kurangnya kebersihan
– Faktor usia.
Cara Penularan Pencegahan
Melalui kontak langsung dengan
individu atau hewan yang tertular atau Selalu menjaga kebersihan tubuh
dan lingkungan,
tanah dan barang-barang yang tercemar.
Pada hewan, penularan secara kontak
langsung umumnya terjadi pada hewan
yang dipelihara dalam jumlah banyak Rajin mencuci rambut dengan
sampo untuk menjaga kebersihan
namun dalam tempat yg terbatas kulit kepala,

Jika memiliki hewan peliharaan


(anjing, kucing) rawatlah dengan
baik, jaga kebersihannya
(memandikannya secara teratur).
Pengobatan
a. Pengobatan pada anak biasanya diberikan peroral dengan griseofulvin 10-25 mg/kg berat
badan perhari selama 6 minggu.Dosis pada dewasa sebesar 500 mg per hari selama 6
minggu,
b. Pengobatan dapat dilakukan dengan mencuci kepala dan rambut dengan sampo desinifektan
antimikotik seperti larutan asam salisilat, asam benzoat, dan sulfur presipitatum,
c. Obat-obat derivat imidazol 1-2% dalam krim atau larutan dapat menyembuhkan, demikian
pula ketokonazol krim atau larutan 2%.
Trichophyton rubrum
Kingdom : Fungi

Filum : Ascomycota

Kelas : Eurotiomycetes

Taksonomi Ordo : Onygenales

Famili : Arthrodermataceae

Genus : Trichophyton

Spesies : Trichophyton rubrum


Morfologi

Mikrokonidia berdinding
Pada jamur ini, halus, berbentuk tetesan air
mikrokonidia adalah mata sepanjang sisi- sisi
bentuk spora yang paling hifa, pada beberapa strain
banyak. terdapat banyak
mikrokonidia bentuk ini.

Beberapa strain dari T.


Koloni sering rubrum telah dibedakan
menghasilkan warna merah yaitu, T. rubrum berbulu
pada sisi yang sebaliknya. halus dan T. rubrum tipe
granuler.
Karakteristik T. rubrum tipe granuler
T. rubrum berbulu halus memiliki yaitu produksi mikrokonidia dan
karakteristik yaitu produksi makrokonidia yang jumlahnya
mikrokonidia yang jumlahnya sangat banyak. Mikrokonidia
sedikit, halus, tipis, kecil, dan tidak berbentuk clavate dan pyriform ,
mempunyai makrokonidia. makrokonidia berdinding tipis, dan
berbentuk seperti cerutu.

T. rubrum berbulu halus adalah strain


jamur yang paling banyak Sedangkan T. rubrum tipe granuler
menginfeksi manusia. Strain ini menyebabkan penyakit Tinea
dapat menyebabkan infeksi kronis corporis.
pada kulit.
Penyebab tersering Tinea Korporis adalah Trichophyton
Patogenesis rubrum dan Trichophyton mentagrophytes.
Patogenesis
TINEA KORPORIS

Patologi dan Gejala


Penyebab Distribusi Geografik
Klinis
• Spesies dari • Penyakit terdapat • Kelainan mengenai
mikrosporum, terutama di daerah kulit badan, tangan dan
Tricophyton dan tropic, banyak terdapat tungkai. Kelainan pada
flocostum di Indonesia bagian badan yang
tertekan oleh sesuatu
misalnya tali pinggang
biasanya disebabkan
oleh T. rubrum
Pengobatan
Pengobatan topikal Pengobatan sistemik
– Kombinasi asam salisilat (3-6%) dan • Griseofulvin 500 mg sehari untuk
asam benzoat (6-12%) dalam bentuk dewasa, sedangkan anak-anak 10-25
salep ( Salep Whitfield). mg/kgBB sehari.
Lama pemberian griseofulvin pada tinea
– Kombinasi asam salisilat dan sulfur korporis adalah 3-4 minggu, diberikan
presipitatum dalam bentuk salep (salep bila lesi luas atau bila dengan
2-4, salep 3-10) pengobatan topikal tidak ada perbaikan.
– Derivat azol : mikonazol 2%, klotrimasol • Ketokonazol 200 mg per hari selama 10
1%, ketokonazol 1% dll. hari – 2 minggu pada pagi hari setelah
makan
• Antibiotika diberikan bila terdapat
infeksi sekunder.
Pada kasus yang resisten terhadap
griseofulvin dapat diberikan deriivat
azol seperti itrakonazol, flukonazol dll.
Trychophyton
mentagrophytes
Kingdom : Fungi

Filum : Ascomycota

Kelas : Euscomycetes

Taksonomi Ordo : Onygenales

Famili : Arthrodermataceae

Genus : Trichophyton

Spesies : Trichophyton mentagrophytes


Morfologi

Bentuk makroskopis Trichophyton


mentagrophytes adalah merupakan Karakter dari jamur: merupakan
tenunan lilin, berwarna putih jamur filamentous yang menyerang
sampai putih kekuningan yang agak kulit yang menggunakan keratin
sebagai nutrisinya. Keratin adalah
terang atau berwarna violet merah. protein utama dalam kulit, rambut
Kadang bahkan berwarna pucat dan kuku.
kekuningan dan coklat.
Patogenesis

Tinea Pedis jamur tumbuh dan menular lewat kontak langsung atau
Trichophyton mentagrophytes tumbuh
menggandakan diri pada kaki, hubungan dengan materi seperti
dengan subur di area yang hangat dan
terutama pada jari kaki, dan sedikit sepatu, kaus kaki, atau permukaan
lembab
darinya menyerang tangan kolam
hifa yang menyerang kulit pada jari kaki dan
menyebabkannya kering dan kawasan lesion
yang bersisik

Lesion membesar bergantung kepada


kelembapan.

Seterusnya kulit akan merekah, pucat dan


terdapat jangkitan sekunder dari bakteria yang
menyebabkan gatal-gatal, lembap dan kawasan
putih terbentuk di antara jari-jari kaki
Gejala

Penyakit ini terdapat diantara kuku jari. Jamur


Athlete's foot dapat menyebabkan kerak
air,pengelupasan dan rasa gatal pada kulit yang
terinfeksi. Dapat juga menyebabkan kulit terbelah,
pembengkakan dan rasa nyeri serta perih. Infeksi dapat
menyebar hingga ke seluruh bagian tubuh seperti
ketiak, lutut, siku, dan selangkangan.
Pencegahan
Mencuci kaki dan sela jari dengan sabun setiap hari

Mengeringkan kaki dengan handuk yang bersih dan kering

Menjaga agar kaki tetap kering

Tidak menggunakan peralatan mandi secara bergantian

Tidak menggunakan sepatu yang dapat menyebabkan keringat berlebihan

Memakai kaus kaki dri bahan yang dapat menyerap keringat

Tidak menggunakan kaus kaki dalam keadaan kaki masih basah


Trychophyton violaceum
Trichophyton violaceum

Kingdom: Fungi

Filum: Ascomycota

Kelas: Euascomycetes

Ordo: Onygenales

Famili: Arthrodermataceae

Genus: Trichophyton

Spesies : Trichophyton violaceum


Morfologi
Koloni: Seperti lilin dan bertumpuk, warna merah
keunguan

Gambaran mikroskopik: hifa irreguler dengan


klamikonidia di antaranya. Pada SDA tidak ada mikro
atau makrokonidia
Patogenesis

– Penyebab dari penyakit Tinea Kapitis


– Tinea Kapitis adalah infeksi jamur dermatofit yang sering dijumpai pada
anak-anak pada bagian kulit dan rambut dengan gambaran klinis yang
bervariasi. Infeksi mikrosporumnya terjadi pada anak-anak dan biasanya
sembuh secara spontan menjelang pubertas.
Pencegahan dan Pengobatan
Pencegahan: Pengobatan :
a. Selalu menjaga kebersihan tubuh dan – Griseofulvin, Pada dosis 125mg/hari dan
lingkungan 500mg/hari dalam tablet. Atau jika dalam
b. Rajin mencuci rambut dengan bentuk sediaan suspensi, pada dosis
shampoo untuk menjaga kebersihan 125mg/5ml per hari.
kulit kepala – Itrakonazol, Pada dosis 100mg/hari
c. Menjaga kebersihan hewan peliharaan dalam 6 minggu atau, pada dosis
dengan memandikannya secara teratur 400mg/hari dalam 1 minggu.
– Terbinafin, Pada dosis 125mg/hari dalam
6 minggu atau, pada dosis 500mg/hari
dalam 1 minggu.
Epidermophyton floccosum
Epidermophyton floccosum

Merupakan jamur patogen yang menginfeksi jaringan


yang mengandung banyak keratin seperti kulit dan
kuku.
Gambar 2. Tinea Unguium

Termasuk salah satu penyebab penyakit kaki pada


atlit (athlete's foot) /tinea pedis tipe mokasin dan
Tinea unguium (onikomikosis) pada kuku.

Gambar 1. Tinea Pedis


Taksonomi/Klasifikasi

Kingdom: • Fungi

Filum: • Ascomycota

Kelas: • Euascomycetes

Orde: • Onygenales

Famili: • Arthrodermataceae

Genus: • Epidermophyton

Spesies: • Epidermophyton Floccosum


Sumber: http://www.doctorfungus.org/thefungi/epidermophyton.php
Morfologi

Tumbuh lambat pada Satu-satunya spesies


Bentuk mikroskopik: GPA (Glucose Peptone Epidermophyton yang
jamur berfilamen Agar). patogen.

Hospes utamanya
Hidup secara berkoloni,
adalah manusia dan Mewabah dan tersebar
dan tumbuh secara
bersifat antropofilik di seluruh penjuru
cepat antara 3-5 hari,
(afinitas tinggi dunia.
pada suhu 23-30°C.
terhadap manusia).

Salah satu dari tiga


genera jamur yang
diklasifikasikan sebagai
dermatofit.
Morfologi
• Koloni berwarna kuning kecoklatan sampai keabu-
abuan buah zaitun dari tampak depan setelah
diinkubasi pada 25°C pada potato dextrose agar
TAMPILAN • Jika dibalik, koloninya berwarna oranye kecoklatan
MAKROSKOPIK dengan beberapa garis tepi kuning.
• Tekstur datar dan kasar pada awalnya dan menjadi
radial beralur dan beludru dengan penuaan. Koloni
cepat menjadi berbulu halus dan steril

• Terdapat septate, hifa hialin, macroconidia,


terkadang terdapat sel-sel klamidokonidium.
TAMPILAN Terdapat Macroconidia (10-40 x 6-12 pM) yaitu
MIKROSKOPIK dinding tipis, bersel halus, dan clavate berbentuk
dengan ujung bulat.
• Ditemukan secara tunggal atau dalam kelompok.
Patogenesis

Memiliki sifat keratinofilik dan keratinolitik pada E. floccosum yang


diketahui dari cetakan ascomycetous dan dikenali oleh macrospora
khas mereka

Mempunyai daya tarik kepada keratin (keratinolitik) sehingga dapat


mencerna keratin kulit yang nantinya akan menyebabkan infeksi
Gejala Penyakit

• Terjadi penebalan kulit disertai sisik, terutama pada telapak


kaki, tepi kaki, dan punggung kaki. Bila hiperkeratosis hebat
Tinea Pedis dapat terjadi fisura yang dalam pada bagian lateral telapak
(Infeksi Kulit) kaki.
• Keluhan utama gatal saat panas dan berkeringat Kelainan
berbatas tegas.

• Perubahan warna pada kuku


• Distrofi (perubahan bentuk)
Tinea Unguium • Hiperkeratosis (lapisan kuku menjadi sangat keras)
(Infeksi Kuku) • dan kadang-kadang onikolisis.
• Efek utama adalah estetika dan akan bertahan sampai
diobati dengan obat yang tepat
Cara Penularan

Ditularkan melalui kontak langsung dengan penderita.

Melalui kontak tidak langsung dengan penderita (seperti


pakaian, kolam renang, debu, karpet, gym, lemari)

• Dikarenakan adanya lokalisasi dari tempat yang telah berkontak langsung


dengan penderita (contact site) kepada calon penderita
Pencegahan dan Pengobatan
Pencegahan
• Selalu menjaga kesehatan maupun kebersihan diri dan
lingkungan.
• Menimalisir dan mencegah kontak langsung dengan patogen dan
penderita.
• Melakukan penyemprotan desinfektan (senyawa fenolik,
formaldehida, glutaraldehida, iodophors dan natrium
hipochorida 1%) secara regular baik pada lemari maupun kamar
mandi.

Pengobatan
• Terapi obat yaitu dengan agen antimikosis /obat antifungi:
Alilamin Terbinafin oral, ketoconazol, itraconazol,
vorikonazol, flukonazol, Griseofulvin.
• Atau penggunaan obat topikal yaitu salep yang bersifat
fungistatik dan keratolitik.
Pencegahan
– Pencegahan lainnya:
Dapat dinonaktifkan oleh UV C, gamma dan microwave (aerosol) radiasi; panas
lembab (121° C selama minimal 20 menit); dan panas kering (165-170° C
selama 2 jam).
b. Non - Dermatofitosis

Malassezia furfur

Clasdoporium werneckii

Piedraia

Trichosporon beigelii
Malassezia Furfur
Malassezia Furfur
Taksonomi Morfologi
Kerajaan • Fungi

Divisio • Basidiomycota Malassezia furfur adalah jamur, secara


spesifik ragi, dengan ukuran sekitar 1,5-4,5
Kelas • Hymenomycetes pM lebar dan 2-6 pM panjang. Malassezia
fufur berbentuk coccus, dan sel-selnya
mempunyai membran plasma serta
Ordo • Tremellales dinding sel yang tebal dan multilaminar.
Selain itu, sel-selnya mengandung
Familia • Filobasidiaceae collarette di ujung yang memberi mereka
bentuk botol berleher yang unik.
Genus • Malassezia

Spesies • Malassezia furfur


Patogenesis
Malassezia furfur adalah agen penyebab utama Pityriasis
versicolor, penyakit kulit pada manusia yang menyebabkan
baik hiperpigmentasi atau hipopigmentasi kulit, bersisik,
kulit tumbuh lambat, dan gatal-gatal
Malassezia furfur kadang dapat dikaitkan dengan Malassezia furfur juga dapat menyebabkan
penyakit yang menyebabkan lesi kulit, plak besar, Onychomycosis, infeksi kuku yang
berminyak, kulit berminyak, ketombe, gatal, kemerahan, menyebabkan perubahan warna dan
dan rambut rontok. Malassezia furfur menyebabkan pengerasan kuku. Onychomycosis terjadi
dermatitis seboroik ketika kulit terkena stress seperti ketika trauma yang menimpa kuku,
radiasi UV atau mikroorganisme lainnya memberikan jamur kesempatan untuk
menginfeksi kuku.

Cara Penularan: Kontak langsung dengan rambut/kulit


penderita yang terinfenksi.
Pencegahan/pengobatan
Topical agents. : Lotion atau sampo Selenium sulfide (2.5%), Sampo
ketokonazol. Krim Azole (ketoconazole, econazole, micronazole, clotrimazole),
Solusio Terbinafine 1% solution. Topikal Terbinafine efektif pada pitriasis
versikolor, dengan penggunaan satu atau dua kali sehari selama dua minggu

Systemic therapy. Ketokonazol termasuk kelas antijamur imidazoles.


Ketokonazol bekerja dengan memperlambat pertumbuhan jamur yang
menyebabkan infeksi. Obat ini diminum satu kali sehari. Sediaan tablet
ketokonazol adalah 200mg. Dosis Ketoconazole 400 mg (diminum satu jam
sebelum beraktifitas). Fluconazole 400 mg. Itraconazole 400 mg.

Secondary profilactic.. Sampo ketokonazol digunakan satu atau dua kali


seminggu. Selain itu juga dapat digunakan losion atau sampo selenium
sulfide, Salicylic acid/sulfur bar Pyrithione zinc ketokonazol 400 mg peroral
sebulan sekali 1.
Clasdoporium werneckii MERIANDA RAMADHIAN
PUTRI
Taksonomi

 Kingdom : Fungi
 Divisi : Ascomycota
 Kelas : Dothideomycetes
 Order : Capnodiales
 Famili : Davidiellaceae
 Genus : Clasdoporium
 Spesies : Clasdoporium werneckii
PATOGENESIS
Infeksi hanya terbatas pada stratum
Disebabkan karena telapak tangan
Menyebabkan penyakit Tinea Nigra korneum dan biasanya tidak
yang hyperhidrosis atau berkeringat
Palmaris. merangsang timbulnya reaksi
secara berlebihan.
inflamasi.

GEJALA
Lesi khas berupa satu makula Lesi mula-mula kecil lalu dapat Lesi umumnya hanya pada satu
berbatas jelas, berwarna cokelat melebar secara sentrifugal/bersatu telapak tangan tapi dapat mengenai
kehitaman, tidak berskuama dan dengan lesi lainnya membentuk tepi jari tangan, telapak kaki, pergelangan
asimptomatik (tidak gatal dan nyeri). yang tidak beraturan (polisiklis). tangan, dada, dan leher.

CARA PENULARAN

Jamur penyebab berada saprofit di tanah, limbah, Lesi diduga terjadi melalui inokulasi langsung pada kulit
sampah/tumbuh-tumbuhan busuk dan humus. Juga yang sebelumnya mengalami trauma minor. Dapat terjadi
tumbuh di kayu dan cat pada lingkungan lembab dan tirai autoinokulasi. Dicurigai dapat penularan dari manusia ke
kamar mandi. manusia, yang biasanya jarang terjadi.
Pengobatan
Topikal
• Obat keratolitik: Salep Whitfield, dioleskan pagi dan malam.
• Krim asam undesilenik
• Krim imidazole : mikonazol, klotrimazol, ketokonazol, dioleskan 2x sehari
• Obat topical dilanjutkan selama 2-4 minggu sesudah sembuh klinis untuk
mencegah kambuh, minimal 3 minggu pengobatan.
Oral
• Diberikan bila setelah pengobatan topical yang adekuat tidak sembuh.
• Ketokonazol 200 mg/hari selama 3 minggu.
• Itrakonazol.
Trichomycosis nodularis MERIANDA RAMADHIAN
PUTRI
Black piedra

• Piedra hitam adalah infeksi jamur pada rambut di


sepanjang corong rambut yang mengakibatkan
benjolan-benjolan di luar permukaan rambut
tersebut.

• Penyebab penyakit ini adalah jamur Piedraia


hortae. Jamur ini umumnya menyerang rambut
kepala, kumis atau jambang, dan dagu. Piedra
hitam biasanya diderita oleh hewan, khususnya
monyet, dan juga manusia.

• Biasanya penyakit ini dapat timbul karena adanya


kontak langsung dari orang yang sudah terkena
infeksi.
Gejala
Morfologi Penularan Pengobatan
Penyakit
Kontak langsung dengan
Askospora berbentuk Rambut mudah patah spora melalui sisir yang Sebaiknya rambut
seperti pisang. saat disisir. digunakan oleh dicukur.
penderita.

Terdengar bunyi seperti


kawat apabila rambut Keramas dalam larutan
Askospora dibentuk
disisir yang ditimbulkan sublimat: 1/2000 dalam
didalam askus.
karena adanya benjolan alkohol dilutes.
pada rambut.

Askus + anyaman hifa ->


Menggunakan sampo
benjolan hitam keras di
antimikotinik.
bagian luar rambut.
Trichosporon beigelii MERIANDA RAMADHIAN
PUTRI
TAKSONOMI
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Tremellomycetes
Order : Tremellales
Famili : Trichosporonaceae
Genus : Trichosporon
Spesies : Trischosporon belgel
White piedra

• Piedra putih adalah infeksi jamur pada rambut yang disebabkan oleh Trichosporon
beigelii.
• Biasa ditemukan pada daerah yang beriklim tropis dan subtropis, seperti Amerika
Selatan, Timur Tengah, Asia, Afrika, dan Eropa
• Biasanya penyakit ini dapat timbul karena adanya kontak langsung dari orang yang
sudah terkena infeksi.
Morfologi
Secara mikroskopis menghasilkan arthroconidia
Hifa tidak berwarna
dan blastoconidia

Gejala Penyakit

Ada benjolan warna tengguli pada rambut, kumis, jenggot, dan kepala.

Penularan

Kontak langsung dengan penderita.

Pengobatan
Keramas dalam larutan sublimat: Menggunakan sampo
Sebaiknya rambut dicukur.
1/2000 dalam alkohol dilutes. ketokonazol.
Mikosis
Sistemik

Rezta Fadhilah Ramadhanty

1606829996
Mikosis Sistemik

Blastomikosis Koksidioidomikosis

Hitoplasmosis
Blastomikosis
Taksonomi dan Gambaran
umum
Kingdom : Fungi  Blastomikosis (Blastomikosis Amerika
utara, Penyakit Gilchrist) adalah
Phylum : Ascomycota infeksi yang disebabkan oleh jamur
Class : Euascomycetes Blastomyces dermatitidis

Ordo : Onygenales  Blastomikosis terutama menyerang


paru-paru namun bisa menyebar ke
Family : Onygenaceae seluruh bagian tubuh melalui aliran
Genus : Blastomyces darah

Spesies : Blastomyces dermatitidis


Morfologi

 Jamur tampak sebagai sel ragi bertunas dengan basis lebar.


Tergolong jamur dimorfik
 Blastomyces dermatitidis dikatakan bersifat dimorfik karena fungi
ini memiliki dua bentuk yaitu bentuk hifa dan ragi yang
berkembang pada kondisi pertumbuhan yang berbeda yakni pada
suhu 25○C dan 37○C
 Pada suhu 25○C → mold phase/mycelial form/bentuk hifa.
 Pada suhu 37○C → yeast form/ bentuk ragi.
 Ketika ditanam pada agar Sabaraud terbentuk koloni putih atau
kecokelatan
Patogenesis

konidia fungi masuk melalui sistem


pernapasan.

Perubahan bentuk dari mold


form menjadi yeast form
terjadi di jalur pernapasan.
Blastomikosis paru-paru

timbul demam, Terjadi penyebaran


menggigil dan pada kulit dan
berkeringat banyak tulang

disertai batuk
nyeri dada dan
berdahak maupun
kesulitan bernafas
kering
Gejala Penyakit
– Batuk, bisa menghasilkan lendir atau berdarah
– Nyeri pada tubuh bagian atas
– Demam
– Badan berkeringat
– Cepat merasa lelah
– Gangguan pada pernapasan
– Nyeri sendi
– Bisa terjadi luka pada kulit, benjolan kecil atau lecet yang kemudian
tumbuh bisul dengan permukaan berkerak
– Timbul kutil yang dikelilingi abses (nanah) yang tidak terasa nyeri
Cara Penularan

B. dermatitidis banyak
ditemukan di tanah yang B.dermatitidis
mengandung sisa-sisa terhirup oleh
bahan organik dan kotoran manusia
hewan

sistem imun manusia penyakit akan


terjadi perubahan bentuk dari tidak sempat menyebar melalui
menghasilkan respon
miselium menjadi khamir sistem limfa dan
imun terhadap perubahan aliran darah
tersebut

Uji keberadaan infeksi dalam tubuh dapat dilakukan dengan biopsi jaringan tubuh untuk
mengkultur dan melihat histopatologinya, mengambil sampel dari sekresi(pembuangan) sisa
kotoran tubuh dan jaringan.
Pencegahan dan Pengobatan

– Makan makanan sehat, makanan organik yang tidak mengandung bahan kimia
akibat perawatan seperti sayuran yang diberi pestisida
– Amfoterisin B intravena (melalui pembuluh darah) 0,4mg/kg selama 10 hari
– Itrakonazol 200-400mg per hari per-oral (melalui mulut).
– Ketokonazol 400-800mg per hari selama 6-12 bulan dengan pemakaian oral.
– Dengan pengobatan, perbaikan akan terjadi dalam waktu 1 minggu dan jamur
dengan cepat akan menghilang. Jika terlambat dilakukan penanganan, infeksi
akan memburuk dan bisa menyebabkan kematian.
Coccidioidomycosis
Taksonomi dan gambaran
umum
– Kingdom : Fungi – Coccidioides Immitis merupakan
– Filum : Ascomycota suatu jamur yang menyebabkan
koksidioidomikosis (demam san
– Kelas : Euascomycetes joaquin, demam lembah)
– Ordo : Onygenales
– Family : Onygenaceae
– Genus : Coccidioides
– Spesies : Coccidioides
Immitis
Morfologi

 Jamur dimorfik
 Berbentuk Coccus
 Diameter 30-120 micrometer
 Hifa mudah pecah dan mengeluarkan spora
 Spora bersifat ringan
 Spora mengapung di udara
Patogenesis

Infeksi dari jamur ini didapat melalui inhalasi


artrospora yang terdapat di udara. Infeksi
pernafasan yang nantinya timbul dapat
bersifat asimptomatis

penyakit yang menyerupai influenza,


yang disertai demam, lesu, batuk, dan
rasa sakit di seluruh tubuh juga dapat
terjadi
Gejala yang ditimbulkan
Koksidioidomikosis Koksidioidomikosis
primer akut Progresif

infeksi paru – paru yang ringan, sifat dari infeksinya adalah menyebar
yang biasanya tanpa gejala, jika dan berakibat fatal.
ada gejala timbul 1 – 3 minggu
setelah terinfeksi seseorang yang telah terinfeksi telah
mengalami gangguan system kekebalan

Gejala :
gejala :
-batuk berdahak, bisa sampai batuk
darah, nyeri dada, demam dan -demam ringan, nafsu makan
menggigil. hilang, berat badan turun, dan
-konjungtivitis (peradangan pada badan terasa lemah.
selaput mata)
-infeksi juga menyebar ke tulang,
-arthritis (peradangan sendi) sendi, hati, limpa, ginjal dan
-eritema nodosum (peradangan kulit). otak.
Pencegahan dan pengobatan

 Infeksi ini dapat dicegah dengan mengurangi debu, menanam


pepohonan
 Pada koksidioidomikosis disseminate, Amfoterisin B diberikan
secara intravena (0,4 – 0,8 mg/kg/hari). Amfoterisin B (AMB)
merupakan suatu anti jamur polien yang diberikan secara
intravena.
 Mikonazol dan ketokonazol sistemik juga cukup efektif dalam
pengobatan koksidioidomikosis paru – paru menahun.
Histoplasmosis
Taksonomi

– Kingdom : Fungi
– Phylum : Ascomycota
– Subphylum : Pezizomycotina
– Kelas : Eurotiomycetes
– Order : Onygenales
– Family : Onygenaceae
– Genus : Histoplasma
– Spesies : Histoplasma capsulatum
Morfologi

– Dimorphic Patogen.

– Pada suhu kamar berbentuk miselium, pada suhu tubuh berubah menjadi ragi.

– Pada Sabourad yang dextrose agar pada 25° C, koloni miselium yang tumbuh lambat,
bisa putih berwarna coklat, dan kuning pucat.

– Morfologi mikroskopisnya besar, bulat.

– Spora yang tertiup menyebabkan infeksi.

– Koloni tampak halus, lembab , putih , dan bulat.


Patogenesis

– Inhalasi mikrokonidia merupakan stadium awal infeksi manusia. Konidia


mencapai alveoli, bertunas, dan berproliferasi sebagai ragi.
– Infeksi awal adalah bronkopneumonia. Ketika lesi paru awal bertambah usianya.
terbentuk sel raksasa disertai dengan pembentukan granuloma dan nekrosis
sentral.
– Pada saat pertumbuhan spora, sel ragi masuk ke dalam sistem
retikuloendotelial melalui sistem limfatik paru dan limfonodi hilus. Penyebaran
dengan keterlibatan limpa khas menyertai infeksi paru primer.
– Pada hospes normal, respons imun timbul pada sekitar 2 minggu. Lesi paru awal
sembuh dalam 2-4 bulan tetapi dapat mengalami kalsifikasi menyerupai
kompleks Ghon tuberkulosis, atau mungkin ditemukan kalsifikasi buckshot yang
melibatkan paru dan limpa.
Pengobatan

– Pada bentuk diseminata yang mengancam nyawa pengobatan dimulai dengan


pemberian amfotersin B secara intravena dengan dosis 0,7 – 1 mg/hari tiap hari
selama 1 – 2 minggu.
– Ketokonazol dan itrakonazol. Untuk blastomikosis maupun histoplasmosis
dibutuhkan 400-800 mg ketokonazol atau 200-400 mg itrakonazol sehari
sebagai alternatifdari amfoterisin B

Anda mungkin juga menyukai