Anda di halaman 1dari 11

PETUNJUK UMUM

PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

1.   Pada praktikum farmakologi, percobaan dilakukan pada hewan percobaan. Perlu


diingat bahwa dalam percobaan yang menggunakan hewan percobaan tidak selalu
diperoleh hasil yang tepat. Pelaksanaan yang tidak wajar terhadap hewan percobaan
dapat memperbesar penyimpangan hasil percobaan. Perlakukanlah hewan percobaan
secara manusiawi.
2. Penanganan hewan percobaan :
Hewan percobaan yang paling banyak dipakai adalah mencit, tikus, marmot, kelinci.
Karakteristik beberapa hewan percobaan dapat dilihat pada Tabel 1. Penanganan
hewan percobaan adalah cara memperlakukan hewan baik selama masa pemeliharaan
maupun selama masa percobaan.
2.1. Mencit
Mencit bersifat penakut, fotofobik. Cenderung berkumpul sesamanya; lebih aktif
pada malam hari dibandingkan siang hari.
Pengambilan dan pemegangan mencit:
Buka kandang hati-hati, kira-kira cukup untuk masuk tangan saja, angkat mencit
dengan cara memegang ekor (3-4 cm dari ujung). Letakkan pada lembaran kawat
atau alas kasar lainnya. Dengan tangan kiri, jepit tengkuk di antara telunjuk dan
ibu jari. Pindahkan ekor dari tangan kanan ke antara jari manis dan jari kelingking
tangan kiri (lihat gambar). Mencit siap mendapat perlakuan.
2.2. Tikus
Tenang, mudah ditangani, tidak begitu fotofobik seperti halnya mencit.
Aktivitasnya tidak demikian terganggu dengan adanya manusia. Bila
diperlakukan kasar tikus menjadi galak.
Pengambilan dan pemegangan tikus :
Buka kandang, angkat tikus pada pangkal ekornya dengan tangan kanan,
letakkan diatas permukaan kasar/kawat. Luncurkan tangan kiri dari belakang
tubuh/punggung ke arah kepala. Selipkan kepala antara ibu jari dan jari tengah,
sedangkan ibu jari, jari manis dan kelingking selipkan di sekitar perut sehingga
kaki depan kiri dan kanan terselip diantara jari-jari (lihat gambar). Tikus juga
dapat dipegang dengan cara menjepit kulit pada tengkuknya (lihat gambar).
Penuntun Praktikum Farmakologi

2.3. Kelinci
Kelinci harus diperlakukan dengan halus namun sigap karena ia cenderung
berontak.
Pengambilan dan pemegangan kelinci :
Jangan memegang telinga karena dapat mengganggu pembuluh darah dan syaraf.
Pegang kulit pada leher kelinci dengan tangan kiri dan angkat belakangnya
dengan tangan kanan (lihat gambar).
2.4. Marmot
Marmot amat jinak dan jarang menggigit.
Pengambilan dan pemegangan marmot :
Pegang badan bagian atas dengan tangan yang satu dan pegang badan bagian
belakang dengan tangan yang lain (lihat gambar).

3. Cara pemberian obat


Ukuran jarum kateter yang sesuai untuk pemberian obat pada berbagai hewan
percobaan dapat dilihat pada Tabel 1

Tabel 1
Ukuran dan alat yang dipergunakan untuk pemberian obat pada hewan percobaan

IV IP SC IM ORAL
Mencit Jarum Jarum Jarum Jarum Ujung tumpul
27 g 25 g 25 g 25 g 15 g / 16 g
½ inch ¼ inch ¾ inch ¾ inch 2 inch
Tikus Jarum Jarum Jarum Jarum Ujung tumpul
25 g 25 g 25 g 25 g 15 g / 16 g
1 inch 1 inch 1 inch 4 inch
Kelinci Jarum Jarum Jarum Jarum Kateter
25 g 21 g 25 g 25 g Karet no. 9
1 inch 1 ½ inch 1 inch 1 inch
Marmot Jarum Jarum Jarum
- 25 g 25 g 25 g -
1 inch 1 inch 1 inch
Kucing Jarum Jarum Jarum
- 21 g 25 g 25 g -
1 ½ inch 1 inch 1 inch

1
Penuntun Praktikum Farmakologi

3.1. Oral
Mencit dan tikus :
Diberikan dengan alat suntik yang dilengkapi dengan jarum/kanula berujung
tumpul atau berbentuk bola. Jarum/kanula dimasukkan ke dalam mulut perlahan-
lahan, diluncurkan melalui tepi langit-langit ke belakang sampai oesofagus.
Pemberian oral pada kelinci dilakukan dengan pertolongan “mouth block” (alat
penahan rahang) berupa pipa kayu / plastik yang berlubang, panjang 12 cm,
diameter 3 cm dan diameter lubang 7 mm. Letakkan mouth block di antara gigi
depan dengan cara menahan rahang dengan ibu jari dan telunjuk. Masukkan
kateter melalui lubang pada mouth block sekitar 20-25 cm. Untuk memeriksa
apakah kateter benar masuk ke oesofagus bukan ke trakea, celupkan ujung luar
kateter masuk ke trakea.
Pemberian oral pada marmot dapat dilakukan seperti pada tikus dan kelinci.

3.2. Intra vena


Mencit :
Penyuntikan dilakukan pada vena ekor (ada 4 vena pada ekor). Letakkan hewan
pada wadah tertutup sedemikian rupa sehingga mencit tak leluasa untuk bergerak-
gerak dengan ekor menjulur keluar. Hangatkan ekor dengan mencelupkan ke
dalam air hangat (40o-50o). Pegang ujung ekor dengan tangan satu dan suntik
dengan tangan yang lain.
Tikus :
Pada tikus yang tidak dianastesi, penyuntikan dapat dilakukan pada ekor seperti
pada mencit, pada vena penis (khusus untuk tikus jantan), atau vena di permukaan
dorsal kaki.
Pada tikus yang dianastesi, penyuntikan dapat dilakukan pada vena femoralis.
Kelinci dan marmot :
Dapat dilakukan pada vena marginalis, untuk marmot besar atau untuk marmot
yang dianastesi.

3.3. Sub-kutan
Pada tikus dan mencit dilakukan di bawah kulit pada daerah tengkuk. Pada kelinci
dilakukan di bawah kulit di daerah tengkuk atau sisi pinggang. Angkat sebagian

2
Penuntun Praktikum Farmakologi

kulit dan tusukkan jarum menembus kulit, sejajar dengan otot di bawahnya (untuk
marmot dan kelinci).

3.4. Intra muskuler


Untuk mencit dan tikus dilakukan pada otot gluteus maximus atau bisep femoris
atau semi tendinosus paha belakang.

3.5. Intra peritoneal


Untuk semua hewan percobaan, penyuntikan dilakukan pada perut sebelah kanan
garis tengah, jangan terlalu tinggi agar tidak mengenai hati dan kandung kemih.
Hewan dipegang pada punggung supaya kulit abdomen menjadi tegang. Pada saat
penyuntikan posisi kepala lebih rendah dari abdomen. Suntikan jarum membentuk
sudut 10o menembus kulit dan otot masuk ke rongga peritoneal.

3.6. Intra dermal


Pada tikus dan marmot dilakukan pada perut dan tubuh belakang atau kaki
belakang. Cukur bulu. Tusukkan jarum ke kulit yang ditegangkan sedalam 2/3
mm.

Mengorbankan Hewan :
Pembunuhan dilakukan sedemikian rupa sehingga hewan mengalami penderitaan
seminimal mungkin. Dapat dilakukan dengan cara pemberian suatu anastetik dengan
dosis berlebih. Secara intra vena untuk kelinci, secara intra peritoneal untuk mencit,
marmot dan tikus atau dengan menggunakan kloroform, CO2, N2, inhalasi. Dapat juga
secara fisik atau disembelih.

Pemberian tanda pada hewan :


Hewan percobaan perlu diberi tanda untuk dapat dibedakan dengan yang lain. Dapat
digunakan larutan 10% pikrat atau tinta cina atau pewarna lain. Tanda dapat diberikan
berupa titik dan garis pada punggung atau ekor.

3
Penuntun Praktikum Farmakologi

Tabel 2

Konversi perhitungan dosis untuk berbagai jenis hewan dan manusia


(Lawrence & Bacharach, 1964)

Mencit Tikus Marmot Kelinci Kucing Kera Anjing Manusia


20 g 200 g 400 g 1,5 kg 2 kg 4 kg 12 kg 70 kg
Mencit 1,0 7,0 12,25 27,8 29,7 64,1 124,2 387,9
20 g
Tikus 0,14 1,0 1,74 3,9 4,2 9,2 17,8 56,0
200 g
Marmot 0,08 0,57 1,0 2,25 2,4 5,2 10,2 31,5
400 g
Kelinci 0,04 0,25 0,44 1,0 1,08 2,4 4,5 14,2
1,5 kg
Kucing 0,03 0,23 0,41 0,92 1,0 2,2 4,1 13,0
2 kg
Kera 0,016 0,11 0,19 0,42 0,45 1,0 1,9 6,1
4 kg
Anjing 0,008 0,06 0,10 0,22 0,24 0,52 1,0 3,1
12 kg
Manusia 0,0026 0.018 0,031 0,07 0,076 0,16 0,32 1,0
70 kg

Tabel 3

Volume maksimum larutan obat yang dapat diberikan pada hewan (Ritchel, 1974)

Volume maksimum (ml) sesuai jalur pemberian


Hewan
IV IM IP SC PO
Mencit (20-30 g) 0,5 0,05 1,0 0,5-1,0 1,0
Tikus (200 g) 1,0 0,1 2-5,0 2,0-5,0 5,0
Hamster (50 g) - 0,1 1-2,0 2,5 2,5
Marmot (250 g) - 0,25 2-5,0 5,0 10,0
Merpati (300 g) 2,0 0,5 2,0 2,0 10,0
Kelinci (1,5 kg) 5-10,0 0,5 10-20,0 5-10,0 20,0
Kucing (3 kg) 5-10,0 1,0 10-20,0 5-10,0 50,0
Anjing (5 kg) 10-20,0 5,0 20-50,0 10,0 100,0

4
Penuntun Praktikum Farmakologi

Tabel 4

Data Anastetik Umum pada Hewan Percobaan

Hewan Anastetika Kepekaan larutan Dosis Rute


percobaan & pelarut pemberian
Mencit & Eter inhalasi
tikus
Kloralose 2 % dalam NaCl 300 mg/kg i.p.
fisiologis
Uretan 10-25 % dalam 1 - 1,25 g/kg i.p.
NaCl fisiologis
Nembutal 65 mg/ml 40-60 mg/kg (kerja i.p./ i.v.
singkat)
80-100 mg/kg (kerja
lama)
Pentobarbital 4,5-6 % dalam 45-60 mg/kg i.p.
Na NaCl fisiologis 35 mg/kg i.v.
Heksobarbita 7,5 % dalam NaCl 75 mg/kg i.p.
l fisiologis
4,7% dalam NaCl 47 mg/kg i.v.
Kelinci Eter Inhalasi
Uretan 10% dalam NaCl 19 mg/kg i.p./i.v.
fisiologis
(Kloralose + 1% dalam NaCl 100 mg/kg i.v.
fisiologis
Nembutal) 65 mg/ml 10 mg/kg
Pentobarbital 5% dalam NaCl 22 mg/kg (kerja lama) i.v.
fisiologis 11 mg/kg (kerja i.v.
singkat)
Pentotal 5% dlm aquadest 10-20 mg/kg (menurut i.v.
jangka waktu kerja)
Morfin 5% dlm aquadest 100 mg/kg s.c.
Marmot Eter Inhalasi
Kloroform Inhalasi
Uretan 10-25% dalam 19 mg/kg i.p.
NaCl fis. hangat
Kloralose 2% dalam NaCl 150 mg/kg i.p.
fisiologis
Pentobarbital 28 mg/kg
Nembutol Seperti pada tikus
Kera Eter Inhalasi
Kloralose 1-2 % dalam NaCl 100-200 mg/kg i.v.
fisiologis
Pentotal 1% dalam aquadest 20-25 mg/kg i.v.
Anjing Kloralose 100-200 mg/kg i.v.

5
Penuntun Praktikum Farmakologi

LAMPIRAN

A.   Cara  memegang  mencit  

B.   Cara  memegang  tikus  

6
Penuntun Praktikum Farmakologi

C.   Cara  memegang  kelinci  

7
Penuntun Praktikum Farmakologi

D.   Rute  pemberian  obat  ke  hewan  


1.   Oral  

 
 
2.   Intravena  pada  tikus  dan  mencit  
 

3.   Intravena  pada  kelinci  


 
 
 
  vena  
 
  arteri  
 
 
 
 

8
Penuntun Praktikum Farmakologi

 
4.   Sub-­‐kutan  

   
 
5.   Intramuskular  

6.   Intraperitoneal  
 

9
Penuntun Praktikum Farmakologi

10

Anda mungkin juga menyukai