PENDAHULUAN
1
yang mengandung zat tanduk (keratin) pada kuku, rambut dan stratum korneum
pada epidermis, yang disebabkan oleh golongan jamur dermatofita. Jamur
dermatofita tersebut digolongkan dalam tiga genus, yaitu Microsporum,
Trichophyton, dan Epidermophyton. Perbedaan antara ketiga genera tersebut
didasarkan pada penampilan spora dan hifa. Jamur Trichophyton rubrum
merupakan rata-rata penyebab infeksi di Indonesia (Kuswadji,1983; Volk dan
Wheeler, 1990).
Dalam usaha yang berkesinambungan untuk memperbaiki obat-obatan
modern, para peneliti mengubah perhatian penelitian ke obat tradisional sebagai
petunjuk baru untuk mengembangkan obat yang lebih baik untuk melawan
infeksi. Penelitian dilakukan untuk menemukan antibiotik baru yang lebih efektif
melawan penyakit klinis yang disebabkan bakteri, jamur, dan virus (Hoffmann et
al., 1993).
Indonesia merupakan sebuah negara dengan kekayaan sumber daya alam
yang melimpah. Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat adalah
tanaman Phyllanthus acidus (L) Skells yang lebih dikenal sebagai ceremai. Di
Indonesia, tanaman ceremai banyak dijumpai di beberapa daerah, sehingga
tanaman ini sangat mudah diperoleh dan dapat dimanfaatkan. Tanaman ceremai
mempunyai kandungan kimia yang aktivitasnya sebagai antibakteri. Salah satu
kandungan yang terdapat dalam tanaman ini adalah polifenol (Hutapea, 1991).
Kelompok-kelompok utama bahan kimia yang dapat memberikan aktivitas
antimikroba salah satunya adalah fenol dan turunan persenyawaan dari fenol
(Pelczar dan Chan, 1988).
Tanaman ceremai mempunyai khasiat sebagai hepatoprotector (Lee et
al., 2006), antibakteri, dan antijamur (Melendez dan Capriles, 2006; Satish et al.,
2007; Jagessar et al., 2008). Hasil penelitian Jagessar et al., (2008) menunjukkan
bahwa ekstrak etil asetat daun ceremai mampu menghambat pertumbuhan
Candida albicans dengan zona hambat terhadap pertumbuhan yaitu 18 mm2
dengan metode difusi.
2
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini, antara lain:
1. Mampu memahami Defenisi Jamur
2. Mampu memahamiPenyakit Jamur Pada Manusia
3. Mampu memahami Penyakit yang Disebabkan Jamur
4. Mampu memahamiFaktor yang Menyebabkan Terinfeksi Jamur
5. Mampu memahami Cara Pemeriksaan Pada Jamur infeksi
1.3 Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini, antara lain :
1. Mengetahui Defenisi Jamur
2. Mengetahui Penyakit Jamur Pada Manusia
3. Mengetahui Penyakit yang Disebabkan Jamur
4. Mengeahui Faktor yang Menyebabkan Terinfeksi Jamur
5. Mengetahui Cara Pemeriksaan Pada Jamur infeksi
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
keturunan yang memiliki penampilan yang sama sekali berbeda (ingat
metamorfosis pada serangga atau katak). Fungi memperbanyak diri secara seksual
dan aseksual.
Sedangkan dari sudut lain mengatakan bahwa fungi adalah mikroorganisma
eukaryotik yang hidup secara saprofit karena tidak dapat berfotosintesa. Pada
dasarnya sel -sel fungi hampir sama dengan sel - sel hewan. Bahkan hal ini juga
yang menjadi salah satu alasan mengapa sulit ditemukan strategi yang tepat dalam
mengobati infeksi oleh jamur tanpa berefek toksik bagi inang / host nya. Di alam
ini fungi dapat bersifat sangat merugikan manusia dengan menimbulkan infeksi
(penyakit) dan toksin yang dihasilkan ataupun bersifat menguntungkan dengan
menghasilkan produk - produk yang dapat digunakan oleh manusia sebagai
contoh antibiotika, vitamin, asam organik dan enzim.
5
berupa bintik-bintik putih pada kulit kepala kemudian membesar
membentuk kerak yang berwarna kuning kotor. Kerak ini sangat lengket
daln bila diangkat akan meninggalkan luka basah atau bernanah.
c. Tineabarbae
Merupakan infeksi jamur yang menyerang daerah yang berjanggut dan
kulit leher, rambut dan folikel rambut. Penyebabnya adalah Trichophyton
mentagrophytes, Trichophyton violaceum, Microsporum cranis.
d. Dermatophytosis(Tinea pedis, Athele foot)
Merupakan infeksi jamur superfisial yang kronis mengenai kulit terutama
kulit di sela-sela jari kaki. Dalam kondisi berat dapat bernanah.
Penyebabnya adalah Trichophyton sp.
e. Tineacruris
Merupakan infeksi mikosis superfisial yang mengenai paha bagian atas
sebelah dalam. Pada kasus yang berat dapat pula mengenai kulit
sekitarnya. Penyebabnya adalah Epidermophyton floccosum atau
Trichophyton sp.
f. Tineaversicolor (panu)
Merupakan mikosis superfisial dengan gejala berupa bercak putih
kekuning-kuningan disertai rasa gatal, biasanya pada kulit dada, bahu
punggung, axilla, leher dan perut bagian atas. Penyebabnya adalah
Malassezia furtur.
g. Tineacircinata (Tineacorporis)
Merupakan mikosis superfisial berbentuk bulat-bulat (cincin) dimana
terjadinya jaringan granulamatous, pengelupasan lesi kulit disertai rasa
gatal. Gejalanya bermula berupa papula kemerahan yang melebar.
h. Otomycosis (Mryngomycosis)
Merupakan mikosis superfisial yang menyerang lubang telinga dan kulit
di sekitarnya yang menimbulkan rasa gatal dan sakit. Bila ada infeksi
sekunder akan menjadi bernanah. Penyebabnya adalah Epidermophyton
floccosum dan Trichophyton sp.
6
2. Jenis Mikosis Sistematik
a. Nocardiosis
Merupakan mikosisi yang menyerang jaringan subkutan, yakni terjadi
pembengkakan jaringan yang terkena dan terjadinya lubang-lubang yang
mengeluarkan nanah dan jamurnya berupa granula. Penyebabnya adalah
Nocardia asteroides.
b. Candidiasis
Merupakan mikosis yang menyerang kulit, kuku atau organ tubuh seperti
hantung dan paru-paru, selaput lendir dan juga vagina. Infeksi ini terjadi
karena faktor predisposisi, misalnya diabetes, AIDS, daerah kulit yang
lembab dan obesitas. Penyebabnya adalah Candida albicans.
c. Actinomycosis
Merupakan mikosis yang ditandai dengan adanya jaringan
granulomatous, bernanah disertai dengan terjadinya abses dan fistula.
Penyebabnya adalah Actinomyces bovis.
d. Maduromycosis (Madurafoot)
Merupakan mikosis pada kaki yang ditandai dengan terjadinya massa
granulomatous yang biasanya meluas ke jaringan lunak dan tulang kaki.
Gejalanya dimulai dengan adanya lesi pada tapak kaki bagian belakang,
timbul massa granulomatous dan abses yang kemudian terjadi sinus-sinus
yang mengeluarkan nanah dan granula. Penyebabnya adalah Allescheris
boydii, Cephalosporium falciforme, Madurella mycetomi, dan Madurella
grisea.
e. Coccidioidomycosis
Merupakan mikosis yang mengenai paru-paru yang disebabkan oleh
Coccidioides immitis. Gejalnya mirip dengan pneumonia yang lain,
berupa batuk dengan atau tanpa sputum yang biasanya disertai dengan
pleuritis.
f. Sporotrichosis
Merupakan mikosis yang bersifat granulomatous menimbulkan
terjadinya benjolan gumma, ulcus dan abses yang biasanya mengenai
juga kulit dan kelenjar lympha superfisial. Penyebabnya adalah
7
Sporotrichum schenckii. Gejala awalnya berupa benjolan (nodul) di
bawah kulit kemudian membesar, merah, meradang, mengalami nekrosis
kemudian terbentuk ulcus. Nodul yang sama terjadi sepanjang jaringan
lympha.
g. Blastomycosis
Merupakan mikosis yang menyerang kulit, paru-paru, viscera, tulang dan
sistem saraf. Penyebabnya adalah Blastomyces dermatitidis dan
Blastomyces brasieliensis. Blastomycosis kulit gejalanya brupa papula
atau pustula yang berkembang menjadi ulcus kronis dengan jaringan
granulasi pada alasnya. Kulit yang sering terkena adalah wajah, leher,
lengan dan kaki. Bila menyerang organ dalam, gejalanya mirip
tuberculosis.
2. Kurap
Kurap dalam bahasa ilmiah disebut tinea corporis adalah sejenis penyakit
jamur yang lainnya. Biasanya infeksi tertular dari sentuhan langsung maupun
8
tidak langsung dengan orang yang sudah terinfeksi, hewan, pakaian atau
furniture yang terdapat jamur ini.Gejala pada penyakit ini : terlihat area yang
terinfeksi berbentuk menlingkar seperti cincin yang berwarna merah.
Cara pengobatan : mengoleskan salep anti jamur di area yang terinfeksi, atau
bisa juga dengan obat oles lainnya. Jika kasus lebih berat maka diperlukan
pengobatan dari dalam dengan cara mengkonsumsi obat yang menaikan daya
tahan tubuh.
Jamur ini menargetkan lokasi yang diserang hanya pada bagian kulit kepala
dan rambut saja. Penyakit ini biasa menyerang pada hewan, tetapi bisa pula
menyerang pada manusia.Gejala pada penyakit ini : menyebabkan rambut
rontok pada beberapa daerah, sering disertai ruam bersisik, bentuk yang
terparah ketika ruam berbentuk besar dan rasa sakit yang amat sangat, jika
tidak ditangani secepatnya maka akan menyebabkan botak permanen. Cara
pengobatan : berbeda dengan penyakit jamur lainnya, pengobatan tinea
capitis harus dengan cara pengobatan teratur sealam1 samapai 3 bulan,
dengan mengkonsumsi obat khusus.
4. Panu
Panu atau dikenal dengan nama lain tinea versicolor adalah infeksi jamur
yang merusak jaringan terluar kulit, biasanya terkena pada remaja dan anak-
anak.Gejala pada penyakit ini : tanda yang jelas pada penyakit ini adalah
bintik-bintik putih pada daerah yang terinfeksi dalam jumlah yang banyak
dan terpisah-pisah.Cara pengobatan : karena yang terinfeksi hanya pada
bagian teratas kulit maka pengobatan dengan cara mengoleskan obat anti
jamur maka akan teratasi dengan cepat.Tetapi dari semua itu penyebab utama
bukanlah jamur, melainkan lemahnya imun tubuh. Cara menaikan imun tubuh
yang terbaik adalah dengan cara berpuas sunnah, sholat tahajud dan
berbekam.
9
5. Meningitis Jamu
6. Infeksi Aspergillus
Infeksi kulit ini biasanya dikenal sebagai tinea cruris disebabkan oleh jamur
tinea. Jamur ini hidup di daerah yang hangat dan lembab seperti alat
kelamin,bokong, dan paha bagian dalam. Infeksi sering terjadi dimusim
panas, serta di iklim hangat dan basah. Hal ini menyebabkan merah, ruam,
gatal dengan bentuk cincin, kontak langsung dengan orang yang terinfeksi
dapat menyebabkan penyebaran infeksi. Gejala termasuk gatal, terbakar,
kemerajan, mengelupas, atau kulit pecah-pecah. Perawatan termasuk
penggunaan krim untuk infeksi yang bebas dijual dan resep antijamur ringan
10
untuk infeksi berat. Jauhkan daerah yang terkena dampak telah bersih dan
kering. Hal ini juga penting untuk mengganti pakaian anda sehari-hari.
8. Keputihan
Keputihan Patologis, merupakan keputihan yang tidak normal yang terjadi
karena infeksi pada vagina, adanya benda asing pada vagina atau karena
keganasan. Infeksi bisa sebagai akibat dari virus, bakteri, jamur, dan parasit
bersel satu Trichomonas vaginalis. Dapat pula disebabkan oleh iritasi karena
berbagai sebab seperti iritasi akibat bahan pembersih vagina, iritasi saat
berhubungan seksual, penggunaan tampon, dan alat kontrasepsi. Infeksi virus,
bakteri, dan parasit bersel satu umumnya didapatkan saat melakukan aktivitas
seksual. Keputihan ini berupa cairan berwarna kekuningan hingga kehijauan,
jumlahnya banyak bahkan bisa sampai keluar dari celana dalam, kental,
lengket, berbau tidak sedap atau busuk, terasa sangat gatal atau panas, dan
menimbulkan luka di daerah mulut vagina. Keputihan jenis ini harus
diwaspadai mengingat dapat menjadi salah satu indikasi gejala adanya kanker
leher rahim. Oleh karena itu, keputihan patologis harus dicari penyebabnya
dan diobati secara adekuat sejak dini.
9. Penyakit Histoplasmosis
Penyebab dari histoplasmosis adalah terpaparnya seseorang oleh jamur yang
diberi nama Histoplasma capsulatum. Jamur ini terutama sering berada pada
kandang ayam dan merpati, lumbung tua, taman dan gua yang merupakan
tanah basah yang kaya bahan organik, terutama kotoran dari burung dan
kelelawar. Suhu tubuh burung yang terlalu tinggi, menyebabkan burung tidak
dapat terinfeksi dengan histoplasmosis, namun burung dapat membawa H.
capsulatum di bulu mereka. Selain itu, kotoran burung dapat mendukung
pertumbuhan jamur. Kelelawar memiliki suhu tubuh lebih rendah dan dapat
terinfeksi, namun seseorang tidak dapat terjangkit penyakit ini dari kelelawar
atau dari orang lain.
11
10. Viginitas
Penyakit Vagina yang disebabbkan oleh jamur dan bakteri. Jenis bakteri
penyebab penyakit ini adalah bakteri Clhamydia dan Gonorrhea. Walaupun
jenis bakteri ini kurang berbahaya, namun bakteri ini dapat menetap
menimbulkan penyakit.
12
1. Skalpel
2. Pinset
3. Alkohol 70%
4. Kapas
5. Kertas/wadah yang bersih
2) Cara pengambilan sampel :
1. Bersihkan kulit yang akan dikerok dengan kapas alkohol 70% untuk
menghilangkan lemak, debu dan kotoran lainnya.
2. Keroklah bagian yang aktif dengan skalpel dengan arah dari atas kebawah
(cara memegang skalpel harus miring membentuk sudut 45 derajat ke
atas).
3. Letakkan hasil kerokan kulit pada kertas atau wadah
3) Pembuatan sediaan
Alat alat yang dibutuhkan :
1. Kaca objek
2. Kaca penutup
3. Lampu spiritus
4. Pinset
13
5) Pemeriksaan
Alat yang digunakan : Mikroskop
Cara Pemeriksaan :
1. Periksa sediaan dibawah mikroskop. Mula-mula dengan perbesaran
objektif 10 X kemudian dengan pembesaran 40 X untuk mencari
adanya hypha dan atau spora, akan tampak gambaran hifa dan spora
tergantung jamur yang menyebabkan penyakitnya, contohnya :
-terlihat gambaran hifa sebagai dua garis sejajar terbagi oleh sekat
dan bercabang maupun spora berderet (artrospora) pada Tinea
(Dermatofitosis)
-terlihat campuran hifa pendek dan spora spora bulat yang dapat
berkelompok ( gambaran Meat ball and spagheti) pada Pitiriasis
Versikolor (panu)
14
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Jamur adalah tubuh buah yang tampak di permukaan media tumbuh dari
sekelompok fungi (Basidiomycota) yang berbentuk seperti payung: terdiri dari
bagian yang tegak ("batang") dan bagian yang mendatar atau membulat. Secara
teknis biologis, tubuh buah ini disebut basidium.Penyakit yang disebabkan jamur
pada manusia disebut mikosis, yaitu mikosis superficial dan mikosis sistemik
3.2Saran
Diharapkan mahasiswa dapat memanfaatkan makalah ini untuk menambah
pengetahuan tentang Infeksi Jamur Pada Manusia dan Cara
Pemeriksaannyayang meliputi Defenisi Jamur, Penyakit Jamur Pada Manusia ,
Penyakit yang Disebabkan Jamur, Faktor yang Menyebabkan Terinfeksi Jamur
dan Cara Pemeriksaan Pada Jamur infeksi.
15
DAFTAR PUSTAKA
16