Anda di halaman 1dari 19

Vibrio

KELOMPOK 7
 
AMALIAH KHOIRUNNISA RUSISAH
ANNISA SYAFRI
DIRA MAHARANI
MUHAMMAD ADE LUTHFI
Sub Bab 01 Defenisi Vibrio
Pengertian bakteri dan pengertian bakteri Vibrio

02 Identifikasi Vibrio sp.


Morfologi, Klasifikasi, Spesies Vibrio, Pewarnaan
dan Tes Kultur

Identifikasi dan Diagnosis Vibrio Cholera

03 Morfologi, Fisiologi dan Biokimia, Struktur


Antigen, Patogenesis, Manifestasi Klinik dan
Diagnosis, Gejala Penyakit, Pencegahan dan
Identifikasi Vibrio Cholera
Bakteri Vibrio
DEFENISI

Vibrio merupakan jenis bakteri yang


hidupnya saprofit di air, air laut, dan tanah.
Bakteri ini juga dapat hidup di salinitas yang
Bakteri
relatif tinggi. Sebagian besarjuga bersifat
Bakteri halofil yang tumbuh optimal pada air laut
merupakan bersalinitas 20-40‰. Genus Vibrio adalah
jasad renik agen penyebab penyakit vibriosis yang
yang kira-kira menyerang hewan laut seperti ikan, udang,
dua puluh kali dan kerang-kerangan.
lebih kecil dari Spesies Vibrio umumnya menyerang larva
sel-sel jamur, udang dan penyakitnya disebut penyakit
protozoa atau udang berpendar. .
sel daging ikan
Klasifikasi
Bakteri Vibrio
Kingdom :   Eubacteria
Divisi :   Bacteri
Class :   Schizomycetes
Ordo :   Eubacteriales
Famili :   Vibrionaceae
Genus :   Vibrio
Spesies :  - Vibro anguillarum
- Vibrio vulnificus
- Vibrio parahaemolyticus
- Vibrio cholera
- Vibrio Vibrio El Tor
- Vibrio alginolyticus
- Vibrio salmonicida
Morfologi
Bakteri vibrio yang patogen dapat hidup di bagian
tubuh organisme lain baik di luar tubuh dengan jalan
menempel, maupun pada organ tubuh bagian dalam
seperti hati, usus dan sebagainya Sebagian besar
juga bersifat halofil yang tumbuh optimal pada air
laut bersalinitas 20-40‰. Vibrio berpendar termasuk
bakteri anaerobic fakultatif yaitu dapat hidup baik
dengan atau tanpa oksigen. Bakteri Vibrio tumbuh
pada pH 4 - 9 dan tumbuh optimal pada pH 6,5 - 8,5
atau kondisi alkali dengan pH 9,0. Vibrio merupakan
patogen oportunistik yang dalam keadaan normal ada
dalam lingkungan pemeliharaan, kemudian
berkembang dari sifat yang saprofitik menjadi
patogenik jika kondisi lingkungannya memungkinkan.
Spesies Vibrio
Vibrio parahaemolyticus    Vibrio vulnificus Vibrio El Tor Vibrio cholera

Mempunyai ciri-ciri sebagai


Bakteri Vp hidup disekitar muara Vibrio vulnificus merupakan berikut : Berwarna kuning,
sungai dan pantai tetapi tidak Sifat bakteri ini sama dengan
mikroba patogen gram datar, diameter 2-3 mm, warna
hidup pada laut dalam. Bakteri Vibrio cholera hanya pada
negatif dan bakteri non spora media berubah menjadi kuning.
agar darah bersifat haemolsis.
ini merupakan bakteri gram yang dapat ditemukan secara Karakteristik fisika-biokimia
Pada manusia menyebabkan
negatif, halofilik, bersifat motil alami di daerah perairan adalah pewarnaan gram negatif,
atau bergerak, berbentuk penyakit muntah da diare,
hangat (halofilik obligat) dan dan mempunyai sifat
bengkok (koma), menghasilkan tetapi lebih ringan
tumbuh baik di lingkungan laut fermentatif, katalase, oksidase,
energi untuk pertumbuhan dibandingkan dengan cholera
tropis maupun subtropis juga methyl red dan H2S glukosa,
asiatica dan sering disebut
dengan oksidasi, fakultatif ditemukan hidup bebas di air laktosa, galaktosa dan manitol
paracholera.
anaerob dan mempunyai laut dan endapan lumpur di positif. Sedangkan sellobiosa,
flagelum kutub tunggal dan tidak dasar laut. Mempunyai ciri-ciri fruktosa, bersifat negative
dapat membentuk spora serta berwarna biru sampai hijau,
bersifat zoonosis  diameter 2-3 mm.
Identifikasi Bakteri Vibrio
Tes kultur
Untuk pemeriksaan
selanjutnya dapat
dilakukan uji coba dengan
tes kultur yaitu penanaman
Pewarnaan Gram bakteri pada suatu media
Metode ini dikemukakan oleh agar dapat dibedakan jenis
Christian Gram,  Prinsip kerja bakteri yang satu dengan
dari pewarnaan gram yang lainnya berdasakan
Membedakan bakteri Gram hasil reaksinya terhadap
positif dengan Gram negatif bahan dalam media
yaitu apabila bakteri berwarna tersebut. Jika media yang
ungu, maka Gram Positif, digunakan sesuai dengan
sedangkan bila bakteri kebutuhan bakteri, maka
berwarna merah maka Gram bakteri dapat melakukan
negative pertumbuhan dengan baik.
Identifikasi Bakteri Vibrio Cholera
Morfologi Bakteri Vibrio Cholera
Vibrio cholerae merupakan bakteri gram
negatif, berbentuk basil (batang) bengkok
seperti koma dengan ukuran panjang 2-4μm
dan bersifat motil (dapat bergerak), memiliki
struktur antogenik dari antigen flagelar H
dan antigen somatik O, gamma proteo
bacteria, mesofilik dan kemoorganotrof,
berhabitat alami di lingkungan akuatik dan
umumnya berasosiasi dengan eukariot.
Pada isolasi, Koch menamakannya “komma
bacillus”. Tapi bila biakan diperpanjang,
kuman itu bisa menjadi batang lurus yang
mirip dengan bakteri enteric gram negative.
Fisiologi dan Biokimia Vibrio cholera
Sifat Fisiologis Sifat Biokimia

Vibrio cholerae bersifat aerob atau anaerob Sifat biokimia V.cholerae adalah dapat meragikan sukrosa, glukosa, dan
fakultatif. Suhu optimum untuk pertumbuhan pada manitol menjadi asam tanpa menghasilkan gas, sedangkan laktosa dapat

suhu 18-37°C. Pertumbuhan sangat baik pada pH diragikan tetapi lambat. V.cholerae juga dapat meragikan nitrat menjadi nitrit.
Pada medium pepton (banyak mengandung triptofan dan nitrat) akan
7,0. Dapat tumbuh pada berbagai jenis media,
membentuk indol yang dengan asam sulfat akan membentuk warna merah
termasuk media tertentu yang mengandung garam
sehingga tes indol dinyatakan positif. Hasil uji biokimia dari bakteri V.cholerae
mineral dan asparagin sebagai sumber karbon dan
antara lain adalah hasil positif pada uji oksidase dan katalase. Pada uji indol
nitrogen. V.cholerae ini tumbuh baik pada agar V.cholerae menunjukan hasil positif dan bersifat motil. Selain itu, pada uji
Thiosulfate-citrate-bile-sucrose (TCBS), yang fermentasi sukrosa dan manitol bakteri V.cholerae juga memberi hasil

menghasilkan koloni berwarna kuning dan pada positifya itu dapat melakukan fermentasi sukrosa dan manitol, namun pada uji
laktosa didapat hasil negatif yaitu tidak dapat memfermentasikan laktosa.
media TTGA (Teluritetaurocholate-gelatin-agar).
Struktur Antigen
Vibrio Cholera
Semua Vibrio cholerae mempunyai
antigen flagel H yang sama. Antigen flagel H
ini bersifat tahan panas. Antibodi terhadap
antigen flagel H tidak bersifat protektif. Pada
uji aglutinasi berbentuk awan. Antigen
somatik O merupakan antigen yang penting
dalam pembagian grup secara serologi pada
Vibrio cholera. Antigen somatik O ini terdiri
dari lipoposakarida. Pada reaksi aglutinasi
berbentuk seperti pasir. Antibodi terhadap
antigen O bersifat protektif.
Patogenesis Vibrio cholera
Kolera ditularkan melalui jalur oral. Jika Vibrio berhasil melalu asam lambung
dengan selamat (dosis infektif tinggi sekitar 107 jika asam lambung normal), ia akan
berkembang pada usus halus. Langkah awal kolera berupa penempelan pada
mukosa karena membrane protein terluar dan adhesin flagela yang dimilikinya.

Vibrio cholerae bersifat non invasif, V.cholerae O1adaalah penyebab


tetapi menghasilkan enterotoksin, kolera Asiatik atau kolera epidemik.
yaitu suatu protein dengan BM
Sebagian besar kasus kolera terjadi di
84.000 Dalton, tahan panas dan tidak
tahan asam, resisten terhadap tripsin subtropis. Kolera selalu disebabkan
dan dirusak oleh protease. oleh air yang tercemar atau ikan (atau
kerang) yang berasal dari perairan
Bakteri Vibrio Cholerae akan yang tercemar.
mengeluarkan enterotoksin atau racunnya
di saluran usus sehingga terjadinya diare
yang dapat berakibat pada kehilangan Bakteri Vibrio cholerae berkembang biak
banyak cairan tubuh atau dehidrasi. Jika dan menyebar melalui feses (kotoran)
dehidrasi tidak segera ditangani atau manusia. Jika kotoran yang
mendapatkan penanganan yang tepat mengandung bakteri mengkontaminasi
dapat berlanjut ke arah hipovolemik dan air sungai dan lainnya, maka orang yang
asidosis metabolik sampai akhirnya melakukan kontak dengan air tersebut
menyebabkan kematian. beresiko terkena kolera,
01 Manifestasi Klinik Vibrio
Cholera 02 Diagnosis Penyakit Vibrio
Cholera

Gejala khas berupa diare encer seperti air Mudah ditentukan pada daerah
cucian beras, tidak berbau busuk maupun endemik. Ciri khasnya berupa vormitus
amis, vormitus setelah diare tanpa nausea, tanpa nausea, diare cair seperti iar
dan kejang otot perut. Gejala klinis sesuai cucian beras, dan tanpa demam. Untuk
dengan penurunan volume. Pada kehilangan pemeriksaan biakan, cara pengambilan
3 – 5 % dari berat badan normal, timbul rasa bahan pemeriksaan tinja yang tepat
haus. Kehilangan 5 – 8 %, timbul hipotensi adalah apus rektal (rectal swab) yang
postural, kelemahan, takikardi, dan diawetkan dalam media transfor carry-
penurunan turgor kulit. Penurunan di atas 10 blair atau pepton alkali, atau langsung
% mengakibatkan oliguria, denyut nadi ditanam dalam agar TCBS, akan

Manifestasi
lemah atau tidak ada, mata cekung dan memberikan persentase hasil positif
pada bayi ubun-ubun cekung, kulit keriput, yang tinggi. Vibrio cholerae O1
somnolen, dan koma. Komplikasi menghasilkan koloni oksidase-positif

Klinik dan
disebabkan oleh kehilangan air dan elektrolit berwarna kuning. Vibrio cholerae dapat
Penyakit kolera dapat berakhir dengan dibedakan dengan Vibrio mimicus dari
penyembuhan ad integrum (sehat utuh) atau kemampuannya meragi sukrosa. Selain

Diagnosis
kematian. Penyulit biasanya adalah itu, untuk pemeriksaan laboratorium
keterlambatan pertolongan atau pertolongan juga bisa dilakukan dengan muntahan.
yang tidak adekuat.
Gejala - gejala Penyakit
Gejala-gejala kolera Asiatik dapat bervariasi dari diare cair yang
ringan, sampai diare akut yang ditandai dengan kotoran yang berwujud
seperti air cucian beras. Gejala awal penyakit ini umumnya terjadi
dengan tiba-tiba, dengan masa inkubasi antara 6 jam sampai 5 hari.
Kram perut, mual, muntah, dehidrasi, dan shock (turunnya laju aliran
darah secara tiba-tiba).Kematian dapat terjadi apabila korban kehilangan
cairan dan elektrolit dalam jumlah besar.Penyakit ini disebabkan karena
korban mengkonsumsi bakteri hidup, yang kemudian melekat pada usus
halus dan menghasilkan racun kolera. Produksi racun kolera oleh bakteri
yang melekat ini menyebabkan diare berair yang merupakan gejala
penyakit ini.

Gejala-gejala V. cholerae non-O1 berupa diare dan kram perut.Demam yang disertai muntah dan mual
terjadi pada 25% individu yang terinfeksi. Kira-kira 25% individu yang terinfeksi akan mengeluarkan kotoran
dengan darah dan lendir. Diare, pada beberapa kasus, dapat menjadi sangat parah, dan berlangsung selama
6-7 hari. Diare biasanya terjadi dalam 48 jam setelah konsumsi organisme. Mekanisme organisme ini dalam
menimbulkan penyakit tidak diketahui, namun demikian racun enterotoxin dan mekanisme penyerangan
diduga menjadi penyebab penyakit ini.Penyakit muncul saat organisme melekatkan diri ke usus halus
individu yang terinfeksi dan kemudian menyerang korbannya.Dosis infektif – Diduga organisme dalam jumlah
besar (lebih dari satu juta) harus dikonsumsi untuk dapat menyebabkan penyakit.
.
Pengujian atau Identifikasi Vibrio cholera
Prosedur Kerja Menurut Depkes RI ( 1991 ), Langkah kerja dalam pengujian Vibrio cholerae adalah sebagai berikut:

Prapengkaya ( Pre Enrichment )

01
1). Dilakukan homogenisasi air didalam botol lebih dahulu (dikocok ± 25 kali)
2). Dipipet 10 ml sampel air ke dalam 90 ml media AP (Alkalis Peptone)
3). Diinkubasi pada suhu 35 - 37°C selama 24 jam

Pengkaya ( Enrichment )
1). Diinokulasikan 1 ose biakan dari media AP
yang terlihat keruh pada media selektif TCBS Agar
02
Isolasi

03 1). Diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam.


2.) Diamati pertumbuhan koloni pada media TCBS agar, koloni Vibrio
cholera dengan warna kuning, ukuran sedang – besar, smooth,
keping.

04
Uji biokimia
1). Diinokulasi koloni tersangka dari TCBS agar ke media KI
2). Diinkubasi pada suhu 35 - 37°C selama 24 jam
3). Diinokulasi koloni dari KIA
4). Diinkubasi pada suhu 35 - 37°C KIA lereng Alkali Dasar Asam
(kuning ) Gas Negatif H2S Negatif.
Media Pengujian atau Identifikasi Vibrio cholera
Bakteri Vibrio adalah jenis bakteri yang dapat hidup pada salinitas yang relatif tinggi. Menurut Rheinheiner (1985) cit. Herawati (1996),
sebagian besar bakteri berpendar bersifat halofil yang tumbuh optimal pada air laut bersalinitas 20-40‰. Bakteri Vibrio berpendar termasuk
bakteri anaerobic fakultatif, yaitu dapat hidup baik dengan atau tanpa oksigen. Bakteri Vibrio tumbuh pada pH 4 - 9 dan tumbuh optimal pada
pH 6,5 - 8,5 atau kondisi alkali dengan pH 9,0 (Baumann et al., 1984 cit. Herawati, 1996). Media yang sering digunakan adalah sebagai berikut
(Soemarno, 1962).
Mac Conkey Agar
TCBS Agar plate Koloni Vibrio yang tumbuh pada media Mac conkey
berukuran kecil- kecil, tidak berwarna atau merah muda
Biasanya koloni Vibrio yang dan sedikit cembung. Beberapa test yang biasa dilakukan
tumbuh pada media ini berwarna yaitu sebagai berikut (Soemarno, 1962):
kuning, koloni sedang - besar,
smooth, keping,jernih,tepinya  TSIA : Lereng : Alkali : Dasar : kuning
tipis, dilingkari oleh zone  Gas : (+) positif
berwarna kuning, ada yang  SIM :
koloninya berwarna hijau. Sulfur : (-) negative
Indol : (+/-) positif/negative
Motility : Aktif
 SC : (+/-) positif/negative
 Oxidase test ; (+)
 Glucose OF : Fermentative
 String test : (+)
 Catalase test : (-)negative
 Pewarnaan :
Pencegahan
Dalam situasi epidemi diagnosis klinis dibuat dengan mengambil
riwayat gejala dari pasien dan dengan pemeriksaan singkat
saja.Pengobatan biasanya dimulai tanpa atau sebelum konfirmasi
dengan analisis laboratorium spesimen. Tinja dan usap sampel yang
dikumpulkan pada tahap akut penyakit ini, sebelum antibiotik telah
diberikan, adalah spesimen yang paling berguna untuk diagnosis
laboratorium.Jika epidemi kolera diduga, agen penyebab yang paling
umum adalah''Vibrio cholerae O1''.Jika''V. cholera O1''serogrup tidak
terisolasi, laboratorium harus tes untuk''V. cholera O139''.Namun, jika
tidak satu pun dari organisme ini terisolasi, perlu untuk mengirim
spesimen tinja ke laboratorium referensi. Infeksi dengan''V. cholerae
O139''harus dilaporkan dan ditangani dengan cara yang sama seperti
yang disebabkan oleh V.'' cholera O1''. Penyakit diare terkait harus
dirujuk sebagai kolera dan harus dilaporkan sebagai kasus kolera
kepada pihak berwenang kesehatan masyarakat yang sesuai.
Kebersihan yang kurang, air yang tercemar, dan cara penanganan
makanan yang kurang higienis merupakan penyebab utama infeksi.
Karena itu pemanasan air dengan benar (hingga mendidih) dan sanitasi
yang baik dapat mencegah infeksiV.cholera.
Kesimpulan
1. Vibrio merupakan jenis bakteri yang hidupnya saprofit di air, air
laut, dan tanah. Bakteri ini juga dapat hidup di salinitas yang
relatif tinggi. Spesies bakteri vibrio ini ialah Vibro anguillarum,
Vibrio vulnificus, Vibrio parahaemolyticus ,Vibrio cholera, Vibrio
Vibrio El Tor, Vibrio alginolyticus dan Vibrio salmonicida.
Identifikasi bakteri ini biasanya menggunakan pewarnaan gram
dan tes kultur

2. Vibrio cholerae merupakan bakteri gram negatif, berbentuk basil


(batang) dan bersifat motil (dapat bergerak), memiliki struktur

Saran antogenik dari antigen flagelar H dan antigen somatik O,


gammaproteobacteria, mesofilik dan kemoorganotrof, berhabitat
alami di lingkungan akuatik dan umumnya berasosiasi dengan
eukariot. Spesies Vibrio kerap dikaitkan dengan sifat
Dalam penyusunan PPT ini, pada patogenisitasnya pada manusia, terutama V. Cholerae
kenyataannya masih banyak kekurangan penyebab penyakit kolera di negara berkembang yang memiliki
yang perlu penulis perbaiki. Hal ini keterbatasan akan air bersih dan memiliki sanitasi yang
dikarenakan masih minimnya buruk. Langkah-langkah untuk pengujian dan identifikasi Vibrio
pengetahuan penulis. Oleh karena itu, cholerae pada sampel yaitu Prapengkaya (Pre Enrichment),
kritik dan saran yang membangun dari Pengkaya (Enrichment), Isolasi, dan Uji biokimia
para pembaca sangat penulis harapkan
sebagai bahan evaluasi untuk
kedepannya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan
pembacanya. Aamiin.
Terima Kasih
Atas Perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai