Anda di halaman 1dari 2

Serratia marcescens

Serratia marcescens adalah bakteri gram negatif, berbentuk batang


atau bacillus, bersifat motil karena mempunyai flagela peritrik, sifat menurut
kebutuhan oksigennya adalah fakultatif anaerob (lebih memilih oksigen
namun tetap bisa hidup dalam keadaan sedikit oksigen), dapat tumbuh
dalam kisaran suhu 5-40 0C dan dalam kisaran pH 5-9. Bakteri ini familier
sebagai bakteri yang biasanya mengkontaminasi cawan petri di
laboratorium, koloninya berwarna merah karena bakteri ini menghasilkan
prodigiosin (pigmen yang menyebabkan warna tsb.). Sebagai
perbedaan Serratia marcescens dengan 438 strain Enterobacteria dan
pseudomonadaceae bakteri ini dapat melakukan hidrolisis kasein,
memproduksi metaloproteinase yang memungkinkan interaksi sel ke matriks
ekstraselular, proses metabolisme yang berbeda menurunkan triptofan dan
sitrat, dimana sitrat sebagai sumber karbon, menghasilkan asam laktat yang
dihasilkan dari oksidasi dan fermentasi. Memiliki enzim kitinase, lipase,
chloroperoxidase dan protein ekstraseluler. Mempunyai sifat resisten
terhadap antibiotik karena memiliki r-faktor di plasmid (gen yang mengkode
untuk resistensi antibiotik).
Habitat normal bakteri Serratia marcescens ditemukan pada air,
tanah, tanaman serta flora normal pada usus manusia. Ditemukan juga
pada roti yang lembap karena bakteri ini juga dapat menyerang makanan,
selain itu ditemukan sebagai sebab infeksi nokosomial (infeksi yang terjadi
ketika masuk rumah sakit). Penularannya lewat air, cairan, suntikan maupun
kontak langsung

Karena memiliki morfologi yang unik yaitu warna koloninya yang


merah, Serratia marcescens digunakan untuk melacak transmisi atau
pergerakan bakteri karena dulunya bakteri ini dikira tidak bersifat patogen
untuk manusia sehingga pada tahun 1951 & 1952 digunakan oleh US army/
angakatan laut amerika untuk menjalankan misi rahasia yang disebut
“operasi sea-spray” untuk mempelajari arus angin yang diduga membawa
senjata biologis. Namun dampaknya malah menyebabkan meningkatnya
penderita pneumonia dan infeksi saluran kemih.

Bakteri ini merupakan bagian flora normal usus manusia, karena


berperan dalam meragikan laktsosa. Serratia marcescens menjadi
berbahaya ketika jumlahnya melebihi batas apalagi sampai keluar dari usus
dapat menyebabkan gangguan pencernaan, berlaku untuk orang dewasa
hingga bayi. Ketika menjadi penyebab gangguan pencernaan, pada tinja
nya ditemukan bakteri ini. Apabila air laut tercemar kotoran manusia yang
terdapat Serratia marcescens dapat menyebabkan penyakit cacar putih
pada terumbu karang tanduk rusa. Hal ini tentunya merusak salah satu
keindahan alam. Bakteri Serratia marcescens dapat menyebabkan hal
tersebut karena memiliki enzim kitinase yang dapat memicu kerusakan.
Terumbu karang tanduk rusa yang terdapat dilaut merupakan hewan laut
yang masuk kedalam filum porifera, yang strukturnya merupakan zat kitin.

Anda mungkin juga menyukai