Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Forensik dan Aplikasi PCR
Dosen Pengampu :
drh.Aminah,M.Si
Disusun Oleh :
Kelompok 13 (2 B)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul “Penanda Garis Keturunan” tepat pada
waktunya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW.
1. Ibu drh.Aminah M.Si, selaku dosen pembimbing mata kuliah Forensik dan
Aplikasi PCR
2.Ibu Venny Patricia,S.Pd, selaku dosen pembimbing mata kuliah kuliah Forensik
dan Aplikasi PCR
3. Ibu Hadits Lissentiya Armal,S.Si,M.Biomed, selaku dosen pembimbing mata
kuliah kuliah Forensik dan Aplikasi PCR
4. Semua rekan kelompok 13.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, sangatlah kami harapkan saran dan kritik yang positif dan membangun
dari semua pihak agar makalah ini menjadi lebih baik dan bermanfaat dimasa
yangakan datang.
Tim Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
PEMBAHASAN..................................................................................................5
1. Pengertian Mitokondria.........................................................................5
2. Profiling Mitokondria............................................................................7
3. Kromosom Y.........................................................................................7
4. Aplikasi Polimorfisme Kromosom Y dalam Forensik..........................8
BAB III....................................................................................................................9
PENUTUP............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Garis keturunan evolusi adalah urutan spesies, yang membentuk
sebuah garis keturunan, setiap spesies baru merupakan hasil langsung dari
spesiasi dari spesies leluhurnya.Garis keturunan merupakan rangkaian dari
pohon evolusi kehidupan. Garis keturunan sering ditentukan oleh teknik
sistematika molekuler.
Garis keturunan biasanya divisualisasikan sebagai rangkaian dari
pohon evolusi. Garis keturunan adalah satu cabang pohon. Pohon
filogenetika biasanya dibuat berdasarkan rangkaian DNA, RNA atau
protein. Selain itu, perbedaan dan persamaan morfologi juga digunakan
untuk membuat pohon filogeni . Urutan dari individu yang berbeda
dikumpulkan dan kesamaan mereka diukur. Prosedur matematika
digunakan untuk mengelompokkan masing-masing individu berdasarkan
kesamaannya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Mitokondria?
2. Bagaimana Profiling Mitokondria?
3. Apa yang dimaksud dengan kromosom Y?
4. Bagaimana Aplikasi Polimorfisme Kromosom Y dalam Forensik?
C. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Pengertian Mitokondria.
2. Untuk Mengetahui Profiling Mitokondria.
3. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan kromosom Y.
4. Untuk Mengetahui Aplikasi Polimorfisme Kromosom Y dalam
Forensik.
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Mitokondria
Mitokondria merupakan organel sel yang diselimuti oleh membran
dan ditemukan dalam semua sel eukariot. Berdasarkan hipotesis,
endosimbiosis mitokondria berasal dari sel eukariot yang bersimbiosis
dengan prokariot (bakteri) sehingga membentuk organel sel. Adanya DNA
pada mitokondria menunjukkan bahwa dahulu mitokondria merupakan
entitas yang terpisah dari sel inangnya dan hipotesis ini ditunjang oleh
beberapa kemiripan mitokondria dengan bakteri. Mitokondria ini
menyerupai bakteri mulai dari bereproduksi dengan cara membelah diri
menjadi dua; memiliki sistem genetik sendiri; dan memiliki ribosom.
Ribosom mitokondria lebih mirip dengan bakteri dibandingkan dengan
ribosom yang dikode oleh inti sel eukariot.
4
A. DNA Mitokondria
Mitokondria DNA mitokondria (mtDNA) manusia terletak di
dalam matriks mitokondria. mtDNA manusia berupa untai ganda
berbentuk sirkuler yang memiliki urutan lengkap nukleotida sepanjang
16.569 pasang basa (pb). Molekul mtDNA terdiri dari untai heavy (H)
dan untai light (L).UntaiH ini memiliki basa G lebih banyak dan untai
L yang memiliki basa C lebih banyak.DNA mitokondria manusia
(Gambar5) tidak memiliki intron dan semua gen pengode terletak
berdampingan.Urutan lengkapnya pertama kali ditentukan pada tahun
1981 oleh Aderson et al. dan dikenal dengan sebutan Cambriage
Reference Sequence (CRS).
DNA mitokondria pada CSR mengandung 16.569 pasang basa
dengan 37 gen pengode (coding redion) yaitu 13 protein, 22 tRNA,
2rRNA dan daerah yang tidak mengode (non coding region) atau
daerah pengontrol yang mengandung D-loop. D-loop ini terdiri atas
dua daerah dengan variasi tinggi, yaitu hypervariablesegmentI (HVSI)
dan hypervariable segment II (HVSII).
5
jumlah kopi mtDNA sel sperma sangat rendah (100-500) sedangkan
sel telur memiliki jumlah kopi mtDNA yang tinggi (≥100000). Oleh
karena itu, mtDNA bersifat haploid yaitu karena diturunkan dari ibu ke
seluruh keturunannya.
2. Profiling Mitokondria
Dalam melakukan Analisa diperlukan metode yang mencakup
peralatan, bahan, dan prosedur kerja yang sesuai dengan sampel yang akan
dianalisa. Analisa DNA mitokondria merupakan suatu metode Analisa
yang membutuhkan ketelitian dan kecermatan yang tinggi dari sumber
daya manusia yang menganalisa. Dalam mengalisa sampel DNA
mitokondria terdapat beberapa metode yang dapat digunakan, yaitu:
1. Denaturing Gradient Gel Electrophoresis (DGGE)
Yaitu merupakan metode yang dapat perbedaan DNA yang berukuran
sama namun beda sekuennya.
2. Single Stand Conformation Polymorphism (SSCP)
Merupakan metode analisismolekuler yang bertujuan untuk melihat
perbedaan jumlah basa antar fragmen, dengan menggunakan gel
polikrilamid, yang masing-masing dpat memisahkan 6-8 basa
template.
3. Denaturing High Performance Liquid Chromatography (DHPLC)
Prosedur ini memmisahkan molekul DNA beruntai ganda yang
berbeda hanya sebagai satu.
4. Polymerase Chain Reaction (PCR) → Elektroforesis → Skuennsing
DNA
PCR merupakan Teknik sintesis dan amplifikasi DNA secara in vitro.
Elektroforesis DNA merupakan Teknik memisahan sampel DNA
berdasarkan ukuran (berat molekul) dan struktur fisik molekuknya.
Skuennsing DNA merupakan pengurutan DNA untuk menentukan
nukleotida yang tepat pada suatu molekul DNA.
3. Kromosom Y
Kromosom-Y adalah kromosom seks yang membawa sifat laki-
laki. Pada manusia, laki-laki mempunyai kromosom XY sedangkan
perempuan XX.Di mamalia, kromosom-Y memiliki gen SRY, yang
merangsang perkembangan testis. Jumlah DNA dalam kromosom-Y
manusia itu sekitar 59 juta pasangan basa.
Kromosom Y hanya diturunkan dari ayah ke anak. Hingga saat ini
sekitar lebih dari 200 gen yang berhubungan dengan kromosom-Y telah
diidentifikasi Sperma hanya mempunyai satu kromosom, yaitu kromosom-
X atau kromosom-Y, sedangkan wanita hanya mempunyai kromosom-X.
Kromosom Y mengandung SRY (Sex Determining Region Y)
yang berperan menentukan kelelakian seseorang dengan peranannya
mengatur terbentuknya hormon testosterone. Kromosom Y bersifat unik
karena setiap kromosom Y pada seorang pria akan diturunkannya secara
6
langsung hanya kepada anak laki-lakinya dan kemudian diteruskan oleh
anak laki-lakinya kepada cucunya hingga keturunan laki-laki selanjutnya.
Peran penting kromosom Y dalam DNA typing antara lain untuk
kriminologi dan analisis forensik, analisis orang hilang, kasus warisan
yang melibatkan keterkaitan genetik antara anggota keluarga laki-laki,
kasus imigrasi untuk menentukan kekerabatan genetik, dan kepentingan
antropologi."
7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Mitokondria merupakan organel sel yang diselimuti oleh membran
dan ditemukan dalam semua sel eukariot. Berdasarkan hipotesis,
endosimbiosis mitokondria berasal dari sel eukariot yang bersimbiosis
dengan prokariot (bakteri) sehingga membentuk organel sel. Adanya DNA
pada mitokondria menunjukkan bahwa dahulu mitokondria merupakan
entitas yang terpisah dari sel inangnya dan hipotesis ini ditunjang oleh
beberapa kemiripan mitokondria dengan bakteri.
Melakukan Analisa diperlukan metode yang mencakup peralatan,
bahan, dan prosedur kerja yang sesuai dengan sampel yang akan dianalisa.
Analisa DNA mitokondria merupakan suatu metode Analisa yang
membutuhkan ketelitian dan kecermatan yang tinggi dari sumber daya
manusia yang menganalisa. Dalam mengalisa sampel DNA mitokondria
terdapat beberapa metode yang dapat digunakan, yaitu:
1. Denaturing Gradient Gel Electrophoresis (DGGE)
2. Single Stand Conformation Polymorphism (SSCP)
3. Denaturing High Performance Liquid Chromatography (DHPLC)
4. Polymerase Chain Reaction (PCR) → Elektroforesis →
Skuennsing DNA.
B. SARAN
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan
menambah pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada
kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas,
dimengerti, dan lugas.
8
DAFTAR PUSTAKA
Rina Budi Satiyarti , Nurmilah , Tina Dewi Rosahdi. 2017. Identifikasi Fragmen
Dna Mitokondria Pada Satu Garis Keturunan Ibu Dari Sel Epitel Rongga Mulut
Dan Sel Folikel Akar Rambut. Jurnal Tadris Pendidikan Biologi Vol. 8 no.1 13-
27. http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/biosfer/index