Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Penanda Garis Keturunan

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Forensik dan Aplikasi PCR

Dosen Pengampu :
drh.Aminah,M.Si

Disusun Oleh :
Kelompok 13 (2 B)

1. Anggi Latifasari [P27903120055]


2. Mira Annisa Nurjanah [P2903120070]
3. Monica Faradilla [P27903120090]

TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul “Penanda Garis Keturunan” tepat pada
waktunya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW.

Adapun maksud penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas mata


kuliah“ Forensik dan Aplikasi PCR. Kami berterimakasih kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuan dan saran dalam penyusunan makalah ini :

1. Ibu drh.Aminah M.Si, selaku dosen pembimbing mata kuliah Forensik dan
Aplikasi PCR
2.Ibu Venny Patricia,S.Pd, selaku dosen pembimbing mata kuliah kuliah Forensik
dan Aplikasi PCR
3. Ibu Hadits Lissentiya Armal,S.Si,M.Biomed, selaku dosen pembimbing mata
kuliah kuliah Forensik dan Aplikasi PCR
4. Semua rekan kelompok 13.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, sangatlah kami harapkan saran dan kritik yang positif dan membangun
dari semua pihak agar makalah ini menjadi lebih baik dan bermanfaat dimasa
yangakan datang.

Tangerang, 11 Januari 2022

Tim Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
PEMBAHASAN..................................................................................................5
1. Pengertian Mitokondria.........................................................................5
2. Profiling Mitokondria............................................................................7
3. Kromosom Y.........................................................................................7
4. Aplikasi Polimorfisme Kromosom Y dalam Forensik..........................8
BAB III....................................................................................................................9
PENUTUP............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Garis keturunan evolusi adalah urutan spesies, yang membentuk
sebuah garis keturunan, setiap spesies baru merupakan hasil langsung dari
spesiasi dari spesies leluhurnya.Garis keturunan merupakan rangkaian dari
pohon evolusi kehidupan. Garis keturunan sering ditentukan oleh teknik
sistematika molekuler.
Garis keturunan biasanya divisualisasikan sebagai rangkaian dari
pohon evolusi. Garis keturunan adalah satu cabang pohon. Pohon
filogenetika biasanya dibuat berdasarkan rangkaian DNA, RNA atau
protein. Selain itu, perbedaan dan persamaan morfologi juga digunakan
untuk membuat pohon filogeni . Urutan dari individu yang berbeda
dikumpulkan dan kesamaan mereka diukur. Prosedur matematika
digunakan untuk mengelompokkan masing-masing individu berdasarkan
kesamaannya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Mitokondria?
2. Bagaimana Profiling Mitokondria?
3. Apa yang dimaksud dengan kromosom Y?
4. Bagaimana Aplikasi Polimorfisme Kromosom Y dalam Forensik?

C. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Pengertian Mitokondria.
2. Untuk Mengetahui Profiling Mitokondria.
3. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan kromosom Y.
4. Untuk Mengetahui Aplikasi Polimorfisme Kromosom Y dalam
Forensik.

3
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Mitokondria
Mitokondria merupakan organel sel yang diselimuti oleh membran
dan ditemukan dalam semua sel eukariot. Berdasarkan hipotesis,
endosimbiosis mitokondria berasal dari sel eukariot yang bersimbiosis
dengan prokariot (bakteri) sehingga membentuk organel sel. Adanya DNA
pada mitokondria menunjukkan bahwa dahulu mitokondria merupakan
entitas yang terpisah dari sel inangnya dan hipotesis ini ditunjang oleh
beberapa kemiripan mitokondria dengan bakteri. Mitokondria ini
menyerupai bakteri mulai dari bereproduksi dengan cara membelah diri
menjadi dua; memiliki sistem genetik sendiri; dan memiliki ribosom.
Ribosom mitokondria lebih mirip dengan bakteri dibandingkan dengan
ribosom yang dikode oleh inti sel eukariot.

Gambar Struktur Mitokondria

Struktur mitokondria yang merupakan organel sel penting dalam sel


eukariot, berbentuk elips, dan memiliki empat bagian penting yaitu: (1) membran
luar, (2) ruang antar-membran, (3) membran dalam, dan (4) matriks. Membran
luar bersifat permeable; ruang antar membran tempatdihasilkannya nukleotida
kinase; membran dalam yang berlekuk-lekuk. Mitokondria pada eukariot
berjumlah sangat banyak dan esensial karena tanpa mitokondria maka sel-sel akan
mengandalkan proses anaerob untuk menghasilkan ATP.
Mitokondria memiliki berbagai sifat yang unik dibandingkan dengan
organel sel lainnya, salah satunya adalah jumlahnya yang berbeda-beda disetiap
jaringan. Semakin tinggi kebutuhan jaringan akan energi, maka jumlah
mitokondria yang dapat ditemukan juga semakin tinggi. Selain itu, mitokondria
juga ditemukan dalam jumlah banyak pada bagian ekor sperma, sel otot jantung,
dan sel-sel yang aktif membelah seperti sel epitel, sel folikel akar rambut dan sel
epidermis. Hal ini erat kaitannya dengan proses oksidasi zat-zat makanan yang
menghasilkan energi dalam bentuk adenosin triposfat (ATP) yang merupakan
sumber energi kimia sel.

4
A. DNA Mitokondria
Mitokondria DNA mitokondria (mtDNA) manusia terletak di
dalam matriks mitokondria. mtDNA manusia berupa untai ganda
berbentuk sirkuler yang memiliki urutan lengkap nukleotida sepanjang
16.569 pasang basa (pb). Molekul mtDNA terdiri dari untai heavy (H)
dan untai light (L).UntaiH ini memiliki basa G lebih banyak dan untai
L yang memiliki basa C lebih banyak.DNA mitokondria manusia
(Gambar5) tidak memiliki intron dan semua gen pengode terletak
berdampingan.Urutan lengkapnya pertama kali ditentukan pada tahun
1981 oleh Aderson et al. dan dikenal dengan sebutan Cambriage
Reference Sequence (CRS).
DNA mitokondria pada CSR mengandung 16.569 pasang basa
dengan 37 gen pengode (coding redion) yaitu 13 protein, 22 tRNA,
2rRNA dan daerah yang tidak mengode (non coding region) atau
daerah pengontrol yang mengandung D-loop. D-loop ini terdiri atas
dua daerah dengan variasi tinggi, yaitu hypervariablesegmentI (HVSI)
dan hypervariable segment II (HVSII).

Gambar struktur DNA mitokondria


Secara umum, mtDNA terdiri atas daerah pengode dan daerah non-
pengode. Daerah nonpengode memiliki ukuran sepanjang 1122 pb.
Daerah non-pengode ini mengandung bagian yang memiliki variasi
tinggi pada tiap individu yang disebut dengan displacement loop (D-
loop) sehingga seringkali digunakan untuk keperluan filogenetik. D-
loop merupakan daerah beruntai tiga (triple stranded), dan untai ketiga
ini lebih dikenal dengan nama 7S DNA.
Berbeda halnya dengan DNA inti, DNA mitokondria diwariskan
melalui garis keturunan ibu. Hal ini terjadi karena hampir tidak adanya
rekombinasi DNA mitokondria dari ayah dan DNA mitokondria dari
ibu saat pembuahan sel telur oleh sperma. Saat terjadi pembuahan,
bagian ekor sperma dilepaskan sehingga hampir tidak ada DNA
mitokondria dari ayah yang masuk ke dalam sel telur. Selain itu,

5
jumlah kopi mtDNA sel sperma sangat rendah (100-500) sedangkan
sel telur memiliki jumlah kopi mtDNA yang tinggi (≥100000). Oleh
karena itu, mtDNA bersifat haploid yaitu karena diturunkan dari ibu ke
seluruh keturunannya.
2. Profiling Mitokondria
Dalam melakukan Analisa diperlukan metode yang mencakup
peralatan, bahan, dan prosedur kerja yang sesuai dengan sampel yang akan
dianalisa. Analisa DNA mitokondria merupakan suatu metode Analisa
yang membutuhkan ketelitian dan kecermatan yang tinggi dari sumber
daya manusia yang menganalisa. Dalam mengalisa sampel DNA
mitokondria terdapat beberapa metode yang dapat digunakan, yaitu:
1. Denaturing Gradient Gel Electrophoresis (DGGE)
Yaitu merupakan metode yang dapat perbedaan DNA yang berukuran
sama namun beda sekuennya.
2. Single Stand Conformation Polymorphism (SSCP)
Merupakan metode analisismolekuler yang bertujuan untuk melihat
perbedaan jumlah basa antar fragmen, dengan menggunakan gel
polikrilamid, yang masing-masing dpat memisahkan 6-8 basa
template.
3. Denaturing High Performance Liquid Chromatography (DHPLC)
Prosedur ini memmisahkan molekul DNA beruntai ganda yang
berbeda hanya sebagai satu.
4. Polymerase Chain Reaction (PCR) → Elektroforesis → Skuennsing
DNA
PCR merupakan Teknik sintesis dan amplifikasi DNA secara in vitro.
Elektroforesis DNA merupakan Teknik memisahan sampel DNA
berdasarkan ukuran (berat molekul) dan struktur fisik molekuknya.
Skuennsing DNA merupakan pengurutan DNA untuk menentukan
nukleotida yang tepat pada suatu molekul DNA.

3. Kromosom Y
Kromosom-Y adalah kromosom seks yang membawa sifat laki-
laki. Pada manusia, laki-laki mempunyai kromosom XY sedangkan
perempuan XX.Di mamalia, kromosom-Y memiliki gen SRY, yang
merangsang perkembangan testis. Jumlah DNA dalam kromosom-Y
manusia itu sekitar 59 juta pasangan basa.
Kromosom Y hanya diturunkan dari ayah ke anak. Hingga saat ini
sekitar lebih dari 200 gen yang berhubungan dengan kromosom-Y telah
diidentifikasi Sperma hanya mempunyai satu kromosom, yaitu kromosom-
X atau kromosom-Y, sedangkan wanita hanya mempunyai kromosom-X.
Kromosom Y mengandung SRY (Sex Determining Region Y)
yang berperan menentukan kelelakian seseorang dengan peranannya
mengatur terbentuknya hormon testosterone. Kromosom Y bersifat unik
karena setiap kromosom Y pada seorang pria akan diturunkannya secara

6
langsung hanya kepada anak laki-lakinya dan kemudian diteruskan oleh
anak laki-lakinya kepada cucunya hingga keturunan laki-laki selanjutnya.
Peran penting kromosom Y dalam DNA typing antara lain untuk
kriminologi dan analisis forensik, analisis orang hilang, kasus warisan
yang melibatkan keterkaitan genetik antara anggota keluarga laki-laki,
kasus imigrasi untuk menentukan kekerabatan genetik, dan kepentingan
antropologi."

4. Aplikasi Polimorfisme Kromosom Y dalam Forensik.


Pemeriksaan identifikasi forensik merupakan pemeriksaan yang
pertama kali dilakukan, terutama pada kasus tindak kejahatan yang
korbannya tidak dikenal walaupun identifikasi juga bisa dilakukan pada
kasus non kriminal seperti kecelakaan, korban bencana alam dan perang,
serta kasus paternitas (menentukan orang tua). Secara biologis,
pemeriksaan identifikasi korban bisa dilakukan dengan odontologi (gigi-
geligi), anthropologi (ciri tubuh), golongan darah serta sidik DNA. Sidik
DNA merupakan gambaran pola potongan DNA dari setiap individu.
Seperti halnya sidik jari (fingerprint) yang telah lama digunakan oleh
detektif dan laboratorium kepolisian sejak tahun 1930 (Kartika Ratna
Pertiwi dan Evy Yulianti, 2011).
Pada tahun 1980, Alec Jeffreys dengan teknologi DNA berhasil
mendemonstrasikan bahwa DNA memiliki bagian-bagian pengulangan
(sekuen) yang bervariasi. Hal ini dinamakan polimorfisme, yang dapat
digunakan sebagai sarana identifikasi spesifik (individual) dari seseorang.
Perbedaan sidik DNA setiap orang atau individu layaknya sidik jari, sidik
DNA ini juga bisa dibaca. Tidak seperti sidik jari pada ujung jari
seseorang yang dapat diubah dengan operasi, sidik DNA tidak dapat
dirubah oleh siapapun dan dengan alat apapun. Bahkan, sidik DNA
mempunyai kesamaan pada setiap sel, jaringan dan organ pada setiap
individu. Oleh karena itu sidik DNA menjadi suatu metode identifikasi
yang sangat akurat (Lutfig and Richey, 2000).

7
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Mitokondria merupakan organel sel yang diselimuti oleh membran
dan ditemukan dalam semua sel eukariot. Berdasarkan hipotesis,
endosimbiosis mitokondria berasal dari sel eukariot yang bersimbiosis
dengan prokariot (bakteri) sehingga membentuk organel sel. Adanya DNA
pada mitokondria menunjukkan bahwa dahulu mitokondria merupakan
entitas yang terpisah dari sel inangnya dan hipotesis ini ditunjang oleh
beberapa kemiripan mitokondria dengan bakteri.
Melakukan Analisa diperlukan metode yang mencakup peralatan,
bahan, dan prosedur kerja yang sesuai dengan sampel yang akan dianalisa.
Analisa DNA mitokondria merupakan suatu metode Analisa yang
membutuhkan ketelitian dan kecermatan yang tinggi dari sumber daya
manusia yang menganalisa. Dalam mengalisa sampel DNA mitokondria
terdapat beberapa metode yang dapat digunakan, yaitu:
1. Denaturing Gradient Gel Electrophoresis (DGGE)
2. Single Stand Conformation Polymorphism (SSCP)
3. Denaturing High Performance Liquid Chromatography (DHPLC)
4. Polymerase Chain Reaction (PCR) → Elektroforesis →
Skuennsing DNA.

B. SARAN
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan
menambah pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada
kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas,
dimengerti, dan lugas.

8
DAFTAR PUSTAKA

Kartika Ratna Pratiwi. Penerapan teknologi DNA dalam identifikasi forensic.


FMIPA UNY

Kharlina Syafitri , Elza Auerkaridan Winoto Suhartono. 2013. Metode


pemeriksaan jenis kelamin melalui analisis histologis dan DNA dalam identifikasi
odontologi forensik. Jurnal PDGI vol. 62, No. 1.

Rina Budi Satiyarti , Nurmilah , Tina Dewi Rosahdi. 2017. Identifikasi Fragmen
Dna Mitokondria Pada Satu Garis Keturunan Ibu Dari Sel Epitel Rongga Mulut
Dan Sel Folikel Akar Rambut. Jurnal Tadris Pendidikan Biologi Vol. 8 no.1 13-
27. http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/biosfer/index

Anda mungkin juga menyukai