Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

BIOKIMIA

“ISOLASI DNA BAKTERI”

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Biokimia

Dosen Pengampu : Wina Safutri,S.Si.,M.Biomed

Disusun Oleh :

Nama : Juliatika Kurniawati

Npm : 210106103

Kelas : Farmasi C

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVRSITAS AISYAH PRINGSEWU


2022

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
dan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tema dari makalah ini adalah “ISOLASI DNA BAKTERI”.

Pada kesempatann ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-


besarnya kepada ibu Wina Safutri.,S.Si.,M.Biomed selaku dosen mata kuliah
Biokimia yang telah memberikan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan
makalah ini . Dan asisten dosen yang telah membantu kami dalam mengemban
tugas ini. Dengan pemberian tugas ini dapat membuat penulis mampu memahami
materi yang diberikan.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan penulis berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Penulisan menyadari dalam
pembuatan makalah ini jauh dari kata sempurna. Penulis sebagai penyusun merasa
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Gading Rejo, 12 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG...................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3
2.1 DNA................................................................................................................3
2.1.1. Definisi DNA..........................................................................................3
2.1.2. Fungsi DNA............................................................................................4
2.2 Isolasi DNA Bakteri......................................................................................4
2.2.1. Bakteri....................................................................................................4
2.2.2. Isolasi DNA.............................................................................................5
2.2.3. Tahap dan Prinsip Isolasi DNA............................................................5
2.2.4. Isolasi DNA Bakteri...............................................................................6
BAB III PENUTUP...................................................................................................11
3.1 Kesimpulan..................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Didalam inti sel suatu organisme memiliki materi genetik. Materi


genetik ini harus mempunyai kemampuan untuk mengkode suatu informasi
secara spesifik dan menggandakan suatu informasi secara tepat. Contoh dari
materi genetik adalah DNA/RNA, gen dan kromosom. Pada dasarnya sel
mengandung dua asam nukleat, yaitu RNA dan DNA. RNA adalah n DNA
adalah asam nukleat yang mengandung materi genetik dan berfungsi untuk
mengatur perkembangan biologis seluruh bentuk kehidupan secara seluler.
Genom adalah keseluruhan dari materi genetik yang terdapat dalam suatu
organisme. Genom pada semua sel adalah DNA, sedangkan pada virus genom
dapat berupa DNA atau RNA.
Umumnya istilah genom mengacu pada semua informasi genetik suatu
organisme, termasuk semua DNA yang membentuk gen yang terkandung
dalam kromosom. DNA yang dijumpai di nukleus disebut DNA kromosomal
(DNA genom), DNA lain yang terdapat dalam sel di luar nukleus yaitu DNA
mitokondria, DNA kloroplas, dan DNA plasmid, ketiganya disebut DNA
ekstrakromosal (ekstra genom). Perbedaan ketiganya adalah DNA nukleus
berbentuk linear dan berasosiasi sangat erat dengan protein histon, sedangkan
DNA mitokondria dan kloroplas berbentuk sirkular dan tidak berasosiasi
dengan protein histon. Fungsi dari genom adalah membawa materi hereditas
yaitu materi yang akan diwariskan generasi berikutnya dan mengatur
metabolisme melalui proses sintesis protein.
Komponen utama kromosom pada eukariotik adalah molekul DNA
dan protein histon. Protein histon bersifat basa, sehingga dapat menetralkan
sifat asam dari DNA. DNA pada sel eukariotik terdapat didalam nukleus.
Sebagian besar DNA pada sel hewan terdapat didalam inti sel dan sebagian
kecil ada didalam mitokondria. Sedangkan pada sel tumbuhan terdapat pada
nukleus , mitokondria, dan juga kloroplas. Begitu pula sel prokariotik
memiliki DNA yang tersebar didalam sel dan terurai didalam DNA yang tidak
berasosiasi dengan protein histon sehingga DNA terurai di dalam sitoplasma.
DNA pada sel prokariotik berbentuk rantai single helix. Beberapa DNA
tambahan pada bakteri dapat ditemukan di organel bernama plasmid.

1
Isolasi DNA adalah prosedur rutin untuk mengumpulkan DNA untuk
analisis molekuler atau forensik. Isolasi DNA merupakan salah satu teknik
yang paling dasar dan penting dalam studi DNA. Isolasi/ekstraksi DNA
diperoleh dengan cara merusak atau memecahkan dinding sel sehingga DNA
keluar dari dalam sel. Isolasi DNA dilakukan dengan cara mengkultur koloni
bakteri dari hasil seleksi bakteri dalam pengujian seleksi ekstra selular. Isolasi
DNA merupakan tahap awal atau tahap pra analitik yang harus dilakukan
sebelum melakukan PCR.
Secara umum, isolasi DNA genom bakteri melibatkan tiga tahapan
yaitu perusakan sel, ekstraksi DNA, dan purifikasi DNA. Prokariot memiliki
DNA inti yang terkonsentrasi di wilayah yang tidak diselubungi oleh
membran ganda (nukleus) seperti pada sel eukariot. Tahap isolasi DNA
berhubungan dengan kualitas dan kuantitas DNA serta berperan penting
dalam keberhasilan PCR. Variasi proses pelisisan dan kemurnian DNA
menjadi dasar yang berpengaruh pada keberhasilan analisis DNA dengan
berbagai metode.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Definisi Dari DNA?


2. Apa Pengertian Isolasi DNA?
3. Apa Itu Bakteri?
4. Bagaimana Prinsip Isolasi DNA?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui Definisi DNA


2. Mengetahui Pengertian Isolasi DNA
3. Mengetahui Tentang Bakteri
4. Mengetahui Prinsip Dari Isolasi DNA

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 DNA

2.1.1. Definisi DNA


Deoxyribonucleic acid (DNA) adalah polimer asam nukleat
yang tersusun secara sistematis dan merupakan pembawa informasi
genetik yang diturunkan kepada keturunannya. Informasi genetik
disusun dalam bentuk kodon yang berupa tiga pasang basa nukelotida.
(Yosephi, V et al 2016)

Struktur dan komponen untai ganda DNA


Deoxyribonucleic acid (DNA) merupakan polinukleotida untai
ganda yang memiliki karakteristik komponen penyusun antara lain
gula deoksiribosa, gugus fosfat dan basa nitrogen (adenin, guanin,
timin dan sitosin). Untai DNA tersusun dari rangkaian nukleotida yang
terhubung melalui ikatan fosfodiester yang terbentuk diantara gula
pentosa dan gugus fosfat. Sedangkan, untai ganda DNA terhubung
melalui ikatan hidrogen yang terbentuk diantara pasangan basa
nitrogen (Nur’aini, S et al 2019). Kombinasi jumlah dan susunan yang
terbentuk antara ikatan-ikatan basa ini memungkinkan setiap indvidu
memiliki cetak biru genetik yang spesifik dibandingkan organisme lain
(Yosephi, V et al 2016)
DNA pada makhluk hidup dapat ditemukan pada inti sel
(nukleus), mitokondria, dan klorofil. Pada manusia, DNA ditemukan
pada inti sel dan mitokondria. DNA pada nukleus berbentuk linear dan
memiliki jumlah pasang basa sekitar tiga milyar, sedangkan DNA
yang berada di mitokondria (mtDNA) berbentuk sirkuler dan memiliki
jumlah pasang basa lebih sedikit yaitu sekitar 160.000. Namun,
apabila terjadi mutasi pada DNA mitokondria, dapat terjadi kerusakan

3
pada sistem yang peka terhadap kebutuhan energi seperti sistem saraf
dan otot (Yosephi, V et al 2016).

2.1.2. Fungsi DNA


DNA sebagai materi genetik pada sebagian besar organisme harus
dapat menjalankan tiga macam fungsi pokok berikut ini :
a. DNA sebagai tempat penyimpanan informasi
DNA harus mampu menyimpan informasi genetik dan dengan
tepat dapat meneruskan informasi tersebut dari yang tertua
kepada keturunannya, dari generasi ke generasi. Fungsi ini
merupakan fungsi genotipik, yang dilaksanakan melalui
replikasi.
b. DNA Sebagai penyimpan energi
DNA harus mengatur perkembangan fenotipe organisme.
Artinya, materi genetik harus mengarahkan pertumbuhan dan
diferensiasi organisme mulai dari zigot hingga individu
dewasa. Fungsi ini merupakan fungsi fenotipik.
c. DNA sebagai polimer konformasional yang fleksibel dan
dinamis
DNA sewaktu-waktu harus dapat mengalami perubahan
sehingga organisme yang bersangkutan akan mampu
beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang berubah. Tanpa
perubahan semacam ini, evolusi tidak akan pernah
berlangsung. Fungsi ini merupakan fungsi evolusioner.

2.2 Isolasi DNA Bakteri

2.2.1. Bakteri
Identifikasi bakteri dapat dilakukan dengan menggunakan
metode konvensional dan molekuler. Metode konvensional dapat
dilakukan dengan berdasarkan pada karakteristik fenotip yaitu
pewarnaan Gram, morfologi dan reaksi biokimia. Namun, metode
identifikasi bakteri secara konvensional ini memiliki beberapa
kelemahan. Metoda ini tidak dapat digunakan untuk organisme yang
belum teridentifikasi. Lebih lanjut, kita kadang-kadang dihadapkan
dengan organisme yang menunjukkan karakteristik biokimia yang
tidak cocok dengan pola setiap genus dan spesies yang dikenal.

4
Sementara itu, identifikasi organisme yang ketika dikultur tumbuhnya
lambat menjadi sangat sulit (Woo dkk., 2013).
Karena karakter fisik dan biokimiawi merupakan karakter yang tidak
statis dan berubah karena adanya stress dan evolusi, maka hal ini juga
mempengaruhi hasil identifikasi (Ochman et al., 2015).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan generasi
organisme adalah suhu, pH, oksigen, konsentrasi garam, dan nutrisi
adalah beberapa faktor yang lebih umum yang dapat berubah dalam
lingkungan normal bakteri.

2.2.2. Isolasi DNA

Isolasi adalah prosedur yang digunakan unutk memisahkan


suatu bagian dari bagian lain dengan tujuan tertentu. Isolasi DNA
merupakan pemisahan molekul DNA dari komponen sel. Isolasi DNA
merupakan teknik ekstraksi dan atau purifikasi DNA dari suatu sel
sebagai tahap awal suatu analisis genetik (Wasdili & Gartinah 2018).
Kemurnian DNA dipengaruhi oleh faktor teknis dalam
melakukan isolasi DNA. Faktor teknis yang dapat mempengaruhi hasil
isolasi DNA adalah proses pengeringan dari etanol karena etanol dapat
menjadi salah satu kontaminan, suhu dan waktu inkubasi, serta jumlah
sel bakteri sebelum isolasi DNA,karena setiap metode isolasi memiliki
batas maksimal pengikatan DNA yang berhubungan dengan jumlah sel
bakteri, sehingga penting untuk menentukan jumlah sel bakteri terlebih
dahulu sebelum isolasi (Wasdili & Gartinah 2018).

2.2.3. Tahap dan Prinsip Isolasi DNA

Tahap isolasi DNA berhubungan dengan kualitas dan kuantitas


DNA serta berperan penting dalam keberhasilan PCR(Wasdili &
Gartinah 2018). Isolasi DNA bakteri melibatkan tiga tahapan yaitu:
1. Perusakan sel,
2. Ekstraksi DNA (pemisahan DNA dari bahan padat
seperti selulosa dan protein)
3. Purifikasi DNA.
Prokaryot memiliki DNA inti yang terkonsentrasi di wilayah
yang tidak diselubungi oleh membran ganda (nukleus) seperti pada sel

5
eukaryot. Pada kebanyakan bakteri, molekul DNA berukuran besar
terorganisasi dalam bentuk kromosom sirkular. Proses pengeluaran
DNA dengan cara diekstraksi atau dilisiskan biasanya dilakukan
dengan homogenasi dengan penambahan bufer ekstrasi atau bufer lisis
untuk mencegah rusaknya DNA (Maftuchah, 2015).
Secara umum, tahap isolasi DNA dimulai dari pengambilan
sampel, pelisisan membran dan/atau dinding sel, ekstraksi DNA,
presipitasi DNA, pemurnian DNA, dan pengawetan DNA. Isolasi
DNA juga berfungsi sebagai media pembelajaran genetik, dapat
mengetahui kelainan genetik yang diderita, dapat mengetahui agen
penyebab penyakit infeksi, dan lain-lain (Maftuchah, 2015).

2.2.4. Isolasi DNA Bakteri


DNA bakteri umumnya terdiri dari DNA kromosomal (DNA
genom) dan DNA plasmid. Dengan demikian teknik isolasi dari kultur
bakteri untuk memperoleh bahan DNA bisa ditujukan untuk
memperoleh DNA kromosomal (DNA genom), DNA plasmid atau
kedua-duanya sesuai tujuan tertentu. Beberapa teknik isolasi DNA dari
bakteri sebagai berikut.
A. Isolasi DNA genom (kromosom) bakteri
a. Isolasi DNA genom (kromosom) bakteri Metode
Boiling
Metode ini paling banyak digunakan, karena relatif
mudah, sederhana dan keberhasilan untuk memperoleh
isolat DNA cukup tinggi.
Alat dan bahan:
1. Biosafety Cabinet
2. Mikropipet 10, 200 dan 1000 uL
3. Mikrotube 200 dan 1500 uL
4. Mikrosentrifuse
5. Waterbath/ Thermal Cycler
6. Freezer -800C
7. PCR buffer/T E
8. Buffer Proteinase K
9. Sampel (koloni/ suspensi Bakteri).

Prosedur:

6
1. Tumbuhkan bakteri dalam media LB cair
(Lactose Broth) dalam waktu 12-24 jam suhu
370C.
2. Ambil sebanyak 250 uL dan masukkan ke
dalam 0.5/1,5 mL tabung Eppendorf.
3. Sentrifuse 3000 rpm selama 5 menit, buang
supernatan.
4. Tambahkan 50 μL 1x PCR-buffer/ TE Buffer
5. Tambahkan 1 μL Proteinase K (10 mg/mL).
6. Bekukan minimal 1 jam pada -80°C agar
jaringan sel rusak.
7. Panaskan selama 1 jam pada 60°C dan didihkan
selama 15 menit pada 95°C (dalam mesin PCR).
8. Simpan suspensi DNA yang terbentuk pada -
20°C atau dapat digunakan langsung untuk
PCR.
b. Isolasi DNA genom (kromosom) bakteri
menggunakan Metode Reagen Kit.
Berikut ini salah satu prosedur umum isolasi DNA dari
kultur bakteri menggunakan PrestoTM Mini gDNA
Bacteria Kit. Peralatan yang digunakan antara lain:
tabung sentrifugasi, mikropipet, mikrotip, frezeer,
vortex, mesin sentrifugasi, GD column, collectiontube,
dan inkubator. Bahan yang diperlukan antara lain kultur
murni bakteri, ddH2O, proteinase K, buffer TE, dan
bahan dari PrestoTM MinigDNA Bacteria Kit.
Secara umum tahapan yang dilakukan ialah
persiapan sampel, lisis, pengikatan DNA, pencucian
DNA, dan elusi DNA. Adapun langkah kerjanya adalah
sebagai berikut:
1. Tahap persiapan sampel bakteri gram negatif,
sekitar 1 x 109 sel bakteri dimasukkan ke dalam
tabung mikrosentrifuge ukuran 1,5 mL.
2. Lakukan sentrifugasi selama 1 menit dengan
kecepatan 14.000-16.000 x g. Supernatan hasil
sentrifugasi dibuang.

7
3. Tambahkan GT Buffer sebanyak 180 μL dan
pelet dilarutkan kembali dengan menggunakan
vortex atau pipet.
4. Tambahkan Proteinase K sebanyak 20 μL
(pastikan ddH2O telah ditambahkan
sebelumnya).
5. Inkubasi pada suhu 60°C minimal selama 10
menit. Selama inkubasi, tabung dibalik setiap 3
menit.
6. Pada tahapan lisis, tambahkan 200 μL GB
Buffer ke dalam sampel dan dicampur hingga
merata dengan cara divortex selama 10 detik.
7. Inkubasi pada suhu 70°C minimal selama 10
menit. Selama inkubasi, tabung dibalik setiap 3
menit.
8. Selanjutnya pada tahap pengikatan DNA,
tambahkan 200 μL etanol absolut pada lisat
sampel dan dengan segera dicampur dengan
cara dikocok. Jika terjadi pengendapan,
pisahkan sebisa mungkin dengan menggunakan
pipet.
9. GD Column diletakkan pada Collection tube2
mL. Campuran (termasuk endapan) dipindahkan
ke dalam GD Column selanjutnya disentrifugasi
dengan kecepatan 14.000-16.000 x g selama 2
menit.
10. Collection tube ukuran 2 mL yang berisi materi
sisa dipisahkan selanjutnya GD Column
diletakkan pada Collection tube ukuran 2 mL
yang baru.
11. Pada tahap pencucian, tambahkan 400 μL of
W1 Bufer pada GD Column. Disentrifugasi
dengan kecepatan 14-16.000 x g selama 30
detik selanjutnya materi pada collection tube
dipisahkan.
12. GD Column diletakkan kembali pada collection
tube 2 mL. Ditambahkan 600 μL Wash Buffer

8
(pastikan etanol telah ditambahkan) pada GD
Column. Disentrifugasi pada kecepatan 14.000-
16.000 x g selama 30 detik selanjutnya materi
pada collection tube dipisahkan.
13. GD Column diletakkan kembali pada collection
tube 2 mL. Disentrifugasi kembali selama 3
menit pada kecepatan 14.000-16.000 x g untuk
mengeringkan kolom matrik dan selanjutnya
dilakukan elusi DNA.
14. GD Column kering dipindahkan pada tabung
mikrosentrifuge 1,5 mL bersih. Ditambahkan
pre-heated Elution Buffer ke dalam tengah
kolom matrik. Didiamkan sedikitnya 3 menit
agar Elution Buffer terserap sempurna.
Disentrifugasi dengan kecepatan 14.000-16.000
x g selama 30 detik untuk menghasilkan DNA
yang murni.
15. Setelah proses isolasi selesai, kemudian
dilanjutkan dengan analisis isolat DNA.
Analisis DNA dapat dilakukan secara kualitatif
maupun kuantitatif.
B. Isolasi DNA plasmid Bakteri (Preparasi Mini plasmid DNA
Bakteri)
Bahan yang digunakan:
Koloni bakteri dan Media Luria Berthani (LB) :
 Larutan I: 50 mM glukosa; 25 mM Tris-HCl (pH 8,0);
dan larutan 1 mM EDTA (pH 8,0).
 Larutan II: 5M NaOH dan 10% Sodium Dodecyl
Sulphat (SDS).
 Larutan III: 5 mL kalium asetat dan asam asetat glasial.
 Lain-lain: Fenol, Etanol absolut, etanol 70% dan buffer
TE pH 7,6.

Prosedur kerja:

1. Ambil stok bakteri yang berisi plasmid dari satu koloni yang
diinginkan, masukkan ke dalam tabung sentrifuga berisi
medium LB cair (broth).

9
2. Tumbuhkan (inokulasi) pada shaker inkubator bersuhu 37 oC,
goyang dengan kuat selama 12-16 jam.
3. Sentrifugasi tabung yang berisi inokulum dengan kecepatan
10.000 rpm pada suhu 4oC selama 5 menit.
4. Buang supernatan, tambahkan pelet sel bakteri dengan 100
μL larutan pertama, vortex keras selama 5 menit sampai
terlarut.
5. Tambahkan 200 μL larutan kedua (larutan ini harus dibuat
segar menjelang akan digunakan). Bolak balik keras 2-4 kali,
kemudian inkubasi pada suhu ruang selama 5 menit.
6. Tambahkan 150 μL larutan ketiga, vortex 2-3 menit,
kemudian inkubasi dalam es selama 3-5 menit.
7. Sentrifugasi dengan kecepatan 10.000 rpm pada suhu 4 oC
selama 5 menit.
8. Pindahkan supernatant ke tabung baru, tambahkan 1x volume
phenol-saturated buffer TE, kemudian vortex kuat selama 5
menit.
9. Sentrifugasi dengan kecepatan 10.000 rpm pada suhu ruang
selama 5 menit.
10. Pindahkan supernatan bagian atas yang bening ke tabung
baru, tambahkan 2x volume etanol absolut, kocok dengan
tangan dan biarkan beberapa menit.
11. Sentrifugasi dengan kecepatan dengan kecepatan 10.000 rpm
pada suhu 4oC selama 5 menit.
12. Tambahkan pelet yang diperoleh dengan 500μL etanol 70%,
kemudian vortex selama 2 menit.
13. Sentrifugasi dengan kecepatan 10.000 rpm pada suhu 4 oC
selama 5 menit.
14. Ulangi langkah no. 12 dan 13 sekali lagi.
15. Kering anginkan pelet akhir. Kemudian tambahkan 50 μL
buffer TE (pH 7,6). Setelah larut, simpan di freezer pada
suhu-20oC.
(Nurhayati & Darmawati 2017)

10
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Isolasi DNA merupakan pemisahan molekul DNA dari komponen


sel. Secara umum, isolasi DNA genom bakteri melibatkan tiga tahapan yaitu
perusakan sel, ekstraksi DNA, dan purifikasi DNA. 2014). Prokariot memiliki
DNA inti yang terkonsentrasi di wilayah yang tidak diselubungi oleh
membran ganda (nukleus) seperti pada sel eukariot. Proses pengeluaran DNA
dengan cara diekstraksi atau dilisiskan biasanya dilakukan dengan
homogenasi dengan penambahan bufer ekstrasi atau bufer lisis untuk
mencegah rusaknya DNA.

11
DAFTAR PUSTAKA

Faatih, M. (2012). Isolasi Dan Digesti Dna Kromosom Isolation And Digestion Of
Chromosomal Dna. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, 10(1), 61 – 67

Maftuchah., Aris Winaya dan Agus Zainudin. 2015. Teknik Dasar Analisis Biologi
Molekuler. Editor: Ali, Ikhwan. Deepublish. Yogyakarta.

Nur’aini, S, Mukaromah, A. S, Muhlisoh, S. (2019). Pengenalan Deoxyribonucleic


Acid (DNA) Dengan Marker-Based Augmented Reality. Walisongo Journal
of Information Technology, 1(2), 95-100

Nurhayati, B & Darmawati, S. (2017). Bahan Ajar Teknologi Labolatorium Medis:


Biologi sel dan Molekuler. PPSDM-Kes. Jakarta.

Ochman, H. and S. R. Santos. (2015). Exploring microbial microevolution with


microarrays. Infect. Genet. Evol. 5:103-108.

Purba, D., Warouw, V., Rompas, R. M., Sumilat, D. A., Kreckhoff, R. L., & Ginting,
E. L. (2020). Analisis Komunitas Bakteri Pada Sampah Plastik. Ilmiah
Platax, 8(2), 38-42.

Romlah, S., Naully, P. G., & Nuraisyah, S. (2018). Perbandingan Efektivitas Metode
Iolasi DNA (Boilling Water dan CTAB) Pada Bakteri Klebsiella
pneumoniae. Dies Natalis ke-16 STIKES Jenderal Achmad Yani Cimahi
PINLITAMAS, 1(1), 628-632

Samah, E., & Ernita, M.(2020). Isolasi DNA Bakteri Pendegradasi Sulfat dari Tanah
Masam dengan Metode Molekular. Jurnal Pertanian Tropik, 7(1), 84-91

Wasdili, F. A. Q., & Gartinah, T. (2018). Penentuan Kualitas Isolasi DNA Salmonella
Typhimurium Dengan Metode Spektrofotometri dan Elektroforesis. Prosiding
PIN-LITAMAS, 1(1), 1.

Woo Patrick C. Y., Ng Kenneth H. L., Lau Susanna K. P., Yip Kam-tong, Fung Ami
M. Y., Leung Kit-wah, Tam Dorothy M. W., Que Tak-lun, dan Yuen Kwok-
yung. (2013). Usefulness of the MicroSeq 500 16S Ribosomal DNA-Based
Bacterial Identification System for Identification of Clinically Significant
Bacterial Isolates with Ambiguous Biochemical Profiles. Journal of Clinical
Microbiology; 41(5)

Yosephi, V, Dhanardono, T, Saebani. (2016). Perbedaan Kuantitas Dna Yang


Diekstrak Dari Akar Rambut Berbagai Fase Pertumbuhan.

Anda mungkin juga menyukai