Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH

TEKNOLOGI DNA RECOMBINAN

Disusun oleh :

Dosen Pengampu : Tutik Wuryandari, M.Farm,Apt

Nama :1. AFINA (E0016002)

2. DINDHA PRISTIKA AULIA (E0016012)

3. INTAN PUTRIANAH (E0016018)

4. KARTIKA WIDIASTUTI (E0016019)

5.MUH.MASYAHRUDIN MURAD (E0016023)

6.MUTIA NURUL NIZA (E0016024)

7.SELVY AINUN NURSYAMSIYAH (E0016033)

8. SEPTI RAHMAWATI (E0016034)

PRODI S1 FARMASI

STIKes BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI

SEMESTER V

2018
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat bimbingan dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul: “TEKNOLOGI DNA RECOMBINAN”. Adapun pembuatan makalah ini dalam
rangka untuk memenuhi nilai mata kuliah bioteknologi. Dengan mengucap puji syukur
kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, serta tak lupa sholawat dan salam
kepada junjungan Nabi besar Muhammad Swt, dan atas doa restu dan dorongan dari berbagai
pihak-pihak yang telah membantu kami memberikan referensi dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
oleh karena itu kami sangat menghargai akan saran dan kritik untuk membangun makalah ini
lebih baik lagi. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga melalui makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.

Slawi, 2 Oktober 2018

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER ........................................................................................................i

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ii

DAFTAR ISI .....................................................................................................................iii

BAB I PENDAULUAN ....................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG ...................................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH ..............................................................................................1


TUJUAN ............................................................................................................................2
MANFAAT ........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................3

Pengertian DNA.................................................................................................................3
Teknik Teknologi DNA Rekombinan.................................................................................4
Manfaat Teknologi DNA Rekombinan...............................................................................6
A. ................................................................................................................................9
B. ...............................................................................................................................11
C. ...............................................................................................................................12
D. ...............................................................................................................................13
E. ...............................................................................................................................14
BAB III PENUTUP ..........................................................................................................16

SIMPULAN ......................................................................................................................16
SARAN .............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
DNA adalah rantai doble heliks belipin yang terdiri atas polunikleotida, dan
merupakan bagian terbesar dari nukleus. DNA berfungsi sebagai perawis sifat dan
sintesis protein. Struktur DNA (deoxyriboseniclek aad) yaitu: “ Gula 5 karbon
(deoksiribosa), “ Gugus Fosfat“, Basa nitrogen. Bentuk DNA adalah rantai doble heliks
berpilin ke-kenan. Dalam DNA terdapat struktur-struktur di atas. Namun jika di ambil 1
lempeng yang mengandung ikatan Fosfat, gula dan basa nitrogen, maka lempeng tersebut
di sebut nikleutida tetapi jika plat itu hanya basa nitrogen dan gula saja maka di sebut
nukleusida. Ada 2 kelompok basa nitrogen yang berikatan pada DNA yaitu: “ purin, yang
terdiri dari basa nitrogen, adenin dan guanin.“ pirimidin terdiri dari basa nitrogen sitosin
dan timin. Basa purin selalu berpasangan dengan basa pirimidin melalui ikatan hidrogen.
Sedangkan adenin selalu berpasangan dengan hymine melalui 2 ikatan hidrogen
sedangkan Chytosine berpasangan dengan guanine melalui 3 ikatan hidrogen.
Ada 3 cara model replikasi DNA yaitu “ model konservatif. Model ini
menyatakan bahwa dua rantai DNA hereplikasi tanpa memisahkan rantai-rantainya “
model semi konservatif , model ini menyatakan bahwa 2 rantai DNA berpisah kemudian
bereplikasi. Model dispersi “ model ini menyatakan bahwa DNA terpecah menjadi
potongan-potongan yang kemudian bereplikasi. Proses replikasi terbagi atas 3 tahap “
insiasi” Replikasi tidak berlangsung pada titik acak pada DNA namun berlangsung pada
awal yang disebut tempat awal replikasi “ elogasi. DNA polimerasi bertugas untuk
memasangkan basa nitrogen baru dengan rantai DNA lama sehingga terbentuklah rantai
DNA yangbaru “teriminasi Replikasi berahir saat DNA polimerare mengenali daerah
basa nitrogen yang diulang-ulang. Daerah ini di sebut telomer maka terbentuklah rantai
DNA yang baru pada sintesis protein.
Kemajuan dibidang teknologi belakangan ini memang berkembang sangat
pesat, banyak penemuan baru tentang biologi molukular, diantaranya yaitu adanya sistem
kloning. Sistem kloning itu sendari merupakan suatu proses menghasilkan individu-
individu dari jenis yang sama identik secara genetik. Pada hewan atau tumbuhan tertentu
pengkloningan terbentuk secara alami yaitu kebiasaan proses hewan atau tumbuhan
bereproduksi aseksual. Sedangkan dalam bioteknologi, kloning merujuk pada berbagai
usaha yang dilakukan manusia untuk menghasilkan salinan berkas DNA atau gen, sel
atau organisme. Dengan latar belakang ini, kita dapat memahami tentang DNA
rekombinan dan memberi pengetahuan tentang teknologi DNA rekombinan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan DNA rekombinan?
2. Bagaimanakah teknik teknologi DNA rekombinan ?
3. Apakah manfaat dari teknologi DNA rekombinan ?

C. TUJUAN
Untuk mengetahui pengertian DNA rekombinan, teknik teknologi DNA rekombinan,
dan manfaat dari teknologi rekombinan.

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DNA
DNA rekombinan adalah DNA yang mengalami perubahan karena penyisipan
suatu sekuens deuksinukleotida yang sebelumnya tidak terdapat dalam molekul DNA
yang sudah ada dengan cara enzimatik atau kimiawi. Prinsip kloning atau DNA
rekombinan dilakukan dengan menyisipkan gen dari DNA target ke dalam suatu vektor.
DNA target dan vektor dipotong dengan enzim retriksi endonuklease kemudian
digabungkan kembali dengan enzim ligase. DNA rekombinan kemudian dimasukkan
dalam sel bakteri supaya dapat menghasilkan protein target yang diinginkan.
Rekayasa genetika adalah serangkaian teknik untuk memodifikasi dan
merekomendasi gen dari berbagai organisme yang berbeda yang juga disebut teknologi
DNA rekombinan. Teknologi yang dikenal sebagai teknologi DNA rekombinan, atau
dengan istilah yang lebih populer rekayasa genetika, ini melibatkan upaya perbanyakan
gen tertentu di dalam suatu sel yang bukan sel alaminya sehingga sering pula dikatakan
sebagai kloning gen. Banyak definisi telah diberikan untuk mendeskripsikan pengertian
teknologi DNA rekombinan. Salah satu di antaranya, yang mungkin paling representatif,
menyebutkan bahwa teknologi DNA rekombinan adalah pembentukan kombinasi materi
genetik yang baru dengan cara penyisipan molekul DNA ke dalam suatu vektor sehingga
memungkinkannya untuk terintegrasi dan mengalami perbanyakan di dalam suatu sel
organisme lain yang berperan sebagai sel inang.
Rekayasa genetika dapat memberikan hasil yang sangat menguntungkan. Sebagai
contoh pasien yang menderita diabetes tidak mampu membentuk hormon insulin untuk
mengatur kadar gula dalam darah. Oleh karena itu, pasien membutuhkan suntikan insulin
sebagai tambbahan. Dengan teknik rekayasa genetika, para peneliti berhasil memaksa
mikroorganisme (bakteri) untuk membentuk insulin yang mirip dengan insulin manusia.

B. TEKNIK TEKNNOLOGI DNA RECOMBINAN


Kloning DNA merupakan proses penggandaan jumlah DNA rekombinan yang
dpat melalui proses perkembangbiakan sel bkteri, sel ragi, sel mamalia (Muladno, 2010).
Kloning DNA merupakan teknik DNA rekombinan yang memungkinkan untuk
dibuatnya satu DNA tertentu dalam jumlah besar dan murni. Metode kloning melibatkan
ligasi sekuen tertentu misalnya gen manusia ke dalam vektor. Vektor merupakan urutan
DNA yang terdapat di dalam satu sel, tetapi bukan merupakan bagian dari genom sel.
Pembawa kloning dengan DNA yang diklon di dalamnya akan di perbanyak dalam sel
inang untuk menghasilkan sejumlah besar DNA dengan urutan spesifik yang kemudian
dilakukan isolasi untuk studi selanjutnya (Grompet al., 1998)
Vektor adalah DNA untai ganda sirkuler yang ukurannya kecil (2000-5000 Pb) yang
dapat bereplikasi di dalam sel inang. Vektor berdasarkan jumlah salinannya dibedakan
menjadi dua yaitu vektor dengan jumlah salinan tinggi dan salinan rendah. DNA vektor
murni dapat dipisahkan dari DNA genom sel inang, karena DNA vektor memiliki ukuran
jauh lebih kecil. Ukuran DNA genom sel inang memiliki ukuran yang besar misalnya
pada genom E.coli 1x105 pb. Vektor memiliki origin of replication (ORI) sendiri
sehingga mampu memperbanyak diri dengan bantuan mesin-mesin seluler endogen.
Vektor kloning juga memiliki marka untuk seleksi yang umumnya berupan gen yang
membawa resistensi terhadap antibiotika tertentu. Hanya klon rekombinan yang
mengandung antimikroba tertentu (Grompe at al., 1998).
Vektor modern saat ini telah direkayasa sehingga memiliki beberapa situs retriksi
(polylinker sites). Vektor pada saat sekarang ini telah dibuat mempunyai jumlah salinan
tinggi dan memiliki ukuran 3 kb sehingga dapat menerima DNA sisipan sampai 15 kb.
Kebanyakan DNA yang diklon ke dalam vektor berukuran relatif kecil kurang dari 10 kb,
karena ukuran DNA yang jauh lebih besar biasanya tidak stabil. Oleh karena itu, juga di
kembangkan vektor kloning yang dapat membawa DNA dengan ukuran besar
diantaranya vektor dikloning faga (phage), kosmid, Bacterial Artificial Chromosomes
(BAC) dan Yeast Artificial Chromosomes (YAC) (Grompe et al., 1998)
Teknologi DNA rekombinan, atau lebih dikenal dengan istilah ‘kloning DNA’.
Kloning merupakan metode yang digunakan untuk membuat replika genetik dari satu
segmen DNA, sel atau organism secara keseluruhan. Dengan demikian, kloning DNA
digunakan untuk menghasilkan kopi gen atau segmen DNA. Kloning pertama kali
dilakukan adalah domba Dolly di Skotlandia pada tahun 1997 yang menghasilkan domba
yang identik dengan induknya.
Kloning domba Dolly dilakukan dengan somatic nuclear cell transfer (SNCT).
Sel somatic domba jantan diambil inti selnya kemudian dimasukkan dalam sel telur
domba betina yang sudah dihilangkan inti selnya. Generasi pertama menghasilkan
domba berkepala hitam yang mirip dengan induk betina sedangkan generasi kedua
menghasilkan domba putih mirip dengan induk jantan1.
Dalam dunia farmasi, DNA rekombinan digunakan untuk produksi protein
farmasetik seperti insulin, hormon pertumbuhan, interferon, β-globulin dan masih banyak
lagi dapat dilihat pada tabel I dibawah ini. Dalam bidang lain, teknologi DNA
rekombinan juga digunakan untuk menghasilkan hewan dan tanaman transgenic. Hewan
transgenik diharapkan dapat mempunyai sifat-sifat yang diinginkan seperti tahan
terhadap penyakit sedangkan tanaman yang tahan terhadap penyakit atau mengandung
vitamin/protein tertentu. Tanaman transgenic pertama kali dipasarkan tahun 1995.
Tanaman transgenic yang popular antara lain golden rice dan edible vaccine. Golden
rice yaitu beras yang mengandung β-karoten atau provitamin A dibuat melalui teknologi
DNA rekombinan pada tahun 2000. Edible vaccine adalah vaksin yang terdapat pada
produk tanaman, sebagai contoh vaksin hepatitis HbSAg yang terdapat pada kentang2.

Golden rice domba Dolly

Teknologi DNA rekombinan meliputi beberapa teknik


Komponen Kloning Gen DNA Sisipan DNA Vektor Enzim Restriksi Enzim Ligase
Sel Inang Berfungsi untuk menyimpan gen atau fragmen DNA yang sudah di klon Digunakan
untuk menyambung DNA Digunakan sebagai gen yang akan diperbanyak Berfungsi sebagai
wadah DNA sisipan Digunakan untuk memotong DNA
DNA Sisipan DNA vektor Merupakan fragmen DNA (gen) yang akan di kloning DNA
sisipan bisa diperoleh dengan dua cara, yaitu :
1. Produk PCR.
2. Fragmen DNA hasil pemotongan dengan enzim restriksi Vektor merupakan suatu mulekul
DNA sirkular yang bertindak sebagai wadah untuk membawa DNA sisipan masuk ke dalam
sel inang dan bertanggung jawab atas replikasinya. Syarat suatu vektor adalah :
(1)Dapat dipotong dengan enzim restriksi
(2)Mampu memasuki sel inang,
(3)Bereplikasi sendiri (memiliki ori),
(4)Menghasilkan jumlah copy yang banyak dan
(5)Mempunyai ukuran yang relatif kecil (< 10 kb) Komponen Kloning Gen
Plasmid Merupakan DNA rantai ganda yang berbentuk sirkular dan terdapat bebas di
dalam sel. Plasmid dapat bereplikasi sendiri di dalam sel inang karena mempunyai suatu
urutan DNA spesifik yang disebut ori (origin of replication/ titik awal replikasi). Komponen
Kloning Gen Plasmid memilki ciri-ciri antara lain :
a. Berbentuk lingkaran tertutup dan untaiannya ganda (double stranded)
b. Dapat melakukan replikasi sendiri di luar kromosom inti
c. Terdapat di luar kromosom d. Secara genetik dapat ditransfer secara stabil
1. Teknik untuk mengisolasi DNA
Isolasi DNA yang diawali dengan melakukan perusakan serta penghilangan
dinding sel. Dalam proses ini dapat dilakukan secara mekanis ataupun dengan
cara enzimatis. Setelah perusakan sel telah dilakukan, langkah selanjutnya adalah
pelisisan sel hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan buffer nonosmotik,
serta deterjen yang kuat seperti triton X-100 atau dengan sodium dodesil sulfat
(SDS). Remukan sel yang diakibatkan oleh lisisnya sel dibuang dengan
melakukan sentrifugasi sehingga bias dibedakan antara bagian yang rusak serta
organel target yang pada akhirnya didapatlkan DNA yang nantinya dilakukan
pemurnian dengan penambahan amonium asetat dan alcohol.

2. Teknik untuk memotong DNA


Pemotongan DNA dengan menggunakan enzim restriksi endonuklease.
Pemutusan ini dilakukan di dalam strain tertentu yang bertujuan untuk mencegah
agar tidak merusak DNA. Selain itu strain tersebut juga mempunyai suatu system
modifikasi yang menyebabkan pemutusan basa pada urutan tertentu yang
merupakan recognition sites bagi enzim restriksi tersebut. Pemotongan DNA
genomik dan DNA vektor dengan menggunakan enzim restriksi ini harus
menghasilkan ujung-ujung potongan yang kompatibel dalam arti setiap fragmen
DNAnya harus dapat disambungkan dengan DNA vektor yang sudah berbentuk
linier.

3. Teknik untuk menggabungkan atau menyambungkan DNA


Tahap penyambungan DNA terdapat beberapa cara, yaitu penyambungan
dengan menggunakan enzim DNA ligase dari bakteri, penyambungan dengan
menggunakan DNA ligase dari sel E. coli yang telah diinfeksi dengan bakteriofag
T4 atau sering disebut dengan enzim T4 ligase. Serta dengan pemberian enzim
deoksinukleotidil transferase untuk menyintesis untai tunggal homopolimerik 3’.
Dengan untai tunggal semacam ini akan diperoleh ujung lengket buatan, yang
selanjutnya dapat diligasi menggunakan DNA ligase.

4. Teknik untuk memasukkan DNA rekombinan ke dalam sel hidup


Analisa terhadap hasil pemotongan DNA genomik dan DNA vektor serta
analisis hasil ligasi molekul molekul DNA dengan menggunakan teknik
elektroforesis. Hasil dari penyambungan ini dimasukkan ke dalam sel inang agar
dapat diperbanyak dengan cepat. Dalam hal ini pada campuran reaksi tersebut
selain terdapat molekul DNA rekombinan, juga ada sejumlah fragmen DNA
genomik dan DNA plasmid yang tidak terligasi satu sama lain. Tahap
memasukkan campuran reaksi ligasi ke dalam sel inang ini dinamakan
transformasi. Sehingga diharapkan sel inang mengalami perubahan sifat tertentu
setelah dimasuki molekul DNA rekombinan.

5. Seleksi transforman dan seleksi rekombinan


DNA yang dimasukkan ke dalam sel inang bukan hanya DNA rekombinan,
maka kita harus melakukan seleksi untuk memilih sel inang transforman yang
membawa DNA rekombinan. Selanjutnya, di antara sel-sel transforman yang
membawa DNA rekombinan masih harus dilakukan seleksi untuk mendapatkan
sel yang DNA rekombinannya membawa fragmen sisipan atau gen yang
diinginkan. Seleksi sel rekombinan yang membawa fragmen yang diinginkan
dilakukan dengan mencari fragmen tersebut menggunakan fragmen pelacak
(probe), yang pembuatannya dilakukan secara in vitro menggunakan teknik reaksi
polimerisasi berantai atau polymerase chain reaction (PCR).

Rekombinasi memiliki tiga mekanisme dasar dalam menjalani prosesnya yaitu:


1. Transformasi merupakan transfer DNA telanjang yang umumnya berasal dari satu sel
bakteri ke dalam sel yang berbeda. Prosesnya adalah ketika sebuah sel bakteri pecah
atau lisis maka DNA sirkular akan terlepas ke lingkungan. Efisiensi transformasi
bergantung pada kompetensi sel.
2. Konjugasi merupakan pemindahan materi genetik berupa plasmid secara langsung
melalui kontak sel dengan membentuk struktur seperti jembatan diantara dua sel
bakteri yang berdekatan. Umumnya terjadi pada bakteri gram negatif.
3. Transduksi merupakan transfer materi genetik dari satu bakteri ke bakteri lainnya
dengan menggunakan virus bakteri sebagai vektor. Transfer ini menggunakan prinsip
dasar dari galur donor yang menyediakan DNA bagi galur resipien. Perbedaan
utamanya dengan transfer DNA lainnya adalah DNA ditransfer melalui perantaraan
bakteriofag.

C. Manfaat Teknologi DNA Rekombinan


Pengembangbiakan gen-gen rekombinan dan ekspresinya dalam bentuk
produk-produk protein oleh Eschrechia coli atau sel khamir yang dapat ditumbuhkan
dalam jumlah yang tak terbatas memberikan kemungkinan memproduksi protein-
protein secara komersial yang mempunyai kegunaan praktis. Kemungkinan ini
mendorong timbulnya bidang rekayasa genetika. Dalam permasalahan tersebut teknik
DNA rekombinan dan metode pengembangbiakan memainkan peranan yang sangat
penting. Berbagai riset DNA rekombinan banyak diaplikasikan secara praktis dalam
berbagai bidang, diantaranya:

1. Bidang Kedokteran
Gen-gen bagi beberapa protein yang dibutuhkan dalam bidang kedokteran
yang dibutuhkan dalam bidang kedokteran yaitu pembuatan insulin manusia oleh
bakteri Eschrechia coli untuk pengobatan penyakit diabetes. Dahulu insulin
didapatkan dari kelenjar pancreas sapid dan babi. Untuk membuat hanya 0,45 kg
insulin hewan itu, yang dibutuhkan oleh 750 pasien diabetes selama satu tahun,
diperlukan 3.600 kg kelenjar yang berasal dari 23.000 ekor hewan. Laporan dari
Kementrian Kesehatan Pendidikan dan Kesejahteraan (HEW = Health Education and
Welfare) Amerika Serikat, dalam tahun 1981 diperlukan 56 juta hewan untuk
memenuhi kebutuhan insulin Amerika serikat. Melalui teknik DNA rekombinan
(rekayasa genetika), para peneliti berhasil memaksa bakteri untuk membentuk insulin
yang mirip dengan insulin manusia dan ini bahkan lebih baik dibandingkan insulin
yang dihasilkan sapi dan babi yang dapat diterima oleh tubuh manusia. Selain itu,
dengan cara yang sama teknologi DNA rekombinan mempunyai peran dalam
pembuatan vaksin (misalnya hepatitis B), produksi hormon pertumbuhan dan lain
sebagainya.

2. Bidang Pertanian
Beberapa manfaat rekayasa genetika dalam bidang pertanian diantaranya:
a) Mengganti pemakaian pupuk nitrogen yang banyak dipergunakan tapi mahal
harganya, oleh fiksasi nitrogen secara alamiah. Bakteri tanah Rhizobium sp dapat
mengadakan infeksi ke dalam akar dari tanaman family Leguminosae. Infeksi ini
menghasilkan bintil akar dan bakteri yang terdapat di dalamnya dapat mengikat
zat lemas bebas dari udara untuk di ubahnya menjadi nitrogen yang dapat diambil
dan digunakan oleh tanaman tersebut.
b) Teknik rekayasa genetika mengusahakan tanaman-tanaman (terutama yang
mempunyai arti ekonomi) yang tidak begitu pekah terhadap penyakit yang
disebabkan oleh bakteri, jamur dan cacing.
c) Mengusahakan tanaman-tanaman yang mampu menghasilkan peptisida sendiri.

3. Bidang Peternakan
a) Telah diperoleh vaksin-vaksin untuk melawan penyakit mencret ganas yang dapat
mematikan anak-anak babi.
b) Sudah dipasarkan vaksin yang efektif terhadap penyakit kuku dan mulut, yaitu
penyakit ganas dan sangat menular pada sapi, domba, kambing, rusa dan babi.
4. Bidang industri
Penelitian rekayasa genetika di bidang industry sedang meningkat dengan cepat.
Berbagai usaha yang telah giat dilakukan misalnya:
1) Menciptakan bakteri yang dapat melarutkan logam-logam langsung dari dalam
bumi.
2) Menciptakan bakteri yang dapat menghasilkan bahan kimia.
3) Menciptkan bakteri yang dapat menghasilkan bahan mentah kimia seperti etilen
yang diperlukan untuk pembuatan plastik.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. DNA rekombinan adalah DNA yang mengalami perubahan karena penyisipan


suatu sekuens deuksinukleotida yang sebelumnya tidak terdapat dalam molekul
DNA yang sudah ada dengan cara enzimatik atau kimiawi.

2. Rekayasa genetika adalah serangkaian teknik untuk memodifikasi dan


merekomendasi gen dari berbagai organisme yang berbeda yang juga disebut
teknologi DNA rekombinan.

3. Beberapa hasil kloning yang berhasil seperti kloning domba dolly dan beras emas.

B. SARAN

Sebaiknya isi makalah disertai dengan gambar-gambar yang lebih banyak lagi dan
disertai dengan ontoh-contoh hasil DNA Rekombenan.
DAFTAR PUSTAKA

Arntzen CJ., Mahoney R. (2002). Plant-derived Vaccines: A new approach to international

public health. Time Magazine.

Brown T.A. (1991). Gene Cloning: an Introduction. Manchester.

Grompe M. Johnson W., and Jameson L. (1998). Recommbinan DNA and genetic tecniques.

In Princciples of molecular medicine. Editied by J. Larry Jameson. Humana Press.

Totowa, New Jersey

Pratiwi, D.A., Sri maryati, Srikini, Suharno, &Bambang S. (2006). Biologi SMA.Penerbit

Erlangga, Jakarta.

UNESCO. 2nd ed. (2005) Human Cloning: Ethical Issue. p 7-9

Anda mungkin juga menyukai