Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH BIOLOGI MOLEKULER

DENATURASI DAN RENATURASI PROTEIN

Dosen Pengampu:
Dra. Ratih Dewi Dwiyanti, M.kes

Disusun Oleh :
Eko Oktariyanto Rizali P07134117230
Aini Luthfiah Hayati P07134117221
Ekrima Dayanti P07134117237
Hidayatul Hasanah P07134117237
Husnul Hatimah P07134117238

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT
yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga
kami diberi kesempatan yang luar biasa ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan
tugas penulisan makalah tentang “ Denaturasi dan Renaturasi Protein”Adapun
penulisan makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan tugas Biologi molekuler.
Kami ucapkan terimakasih kepada ibu Dra. Ratih Dewi Dwiyanti, M.kes yang
telah memberikan tugas ini. Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi setiap pembaca.
Tak lupa dengan seluruh kerendahan hati, kami meminta kesediaan pembaca
untuk memberikan kritik serta saran yang membangun mengenai penulisan makalah
kami ini, untuk kemudian kami akan merevisi kembali pembuatan makalah ini di
waktu berikutnya.

Banjarbaru, 22 November 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii

BAB I ............................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1

1.2 Rumusan masalah ........................................................................................... 2

1.3 Tujuan ............................................................................................................. 2

BAB II ........................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3

2.1 Denaturasi DNA ............................................................................................. 3

2.2 Renaturasi DNA ............................................................................................. 4

2.3 Perbedaan denaturasi dan renaturasi DNA ..................................................... 5

BAB III ......................................................................................................................... 6

PENUTUP ..................................................................................................................... 6

3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 7

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Organisme hidup memerlukan banyak jenis molekul besar untuk bertahan
hidup. Sangat sedikit molekul tersebut menjadi berbagai tujuan seperti protein.
Protein adalah molekul besar yang terdiri dari rantai asam amino terlipat. Setiap
protein memiliki bentuk unik dan fungsi berdasarkan bentuknya. Protein
terbentuk dari ribuan gen yang mengandung sandi genetik atau yang lebih
dikenal dengan DNA. DNA membawa serangkaian informasi genentik untuk
ssrtan rantai asam amino. Protein berfungsi untuk mempercepat proses biologis,
mengenali antibodi, mengatur proses fisiologis, menyediakan struktur, zat
transportasi, mengatur gen, dan menanggapi sinyal di dalam dan di luar
organisme.

Protein berkisar dalam bentuk ukuran yang kecil seperti insulin yang hanya
51 asam amino ke yang panjang yang sangat besar seperti protein Titin yaitu
panjang 26.926 asam amino. Tidak peduli ukuran mereka, mereka harus dilipat
menjadi bentuk tertentu agar dapat berfungsi. Kadang-kadang sesuatu yang salah
dan menyebabkan protein terkuak. Denaturasi adalah proses dimana protein
kehilangan struktur terlipat dan berhenti berfungsi.

Denaturasi adalah sebuah proses di mana protein atau asam nukleat


kehilangan struktur tersier dan struktur sekunder dengan penerapan beberapa
tekanan eksternal atau senyawa, seperti asam kuat atau basa, garam anorganik
terkonsentrasi, sebuah misalnya pelarut organik (cth, alkohol atau kloroform),
atau panas. Jika protein dalam sel hidup didenaturasi, ini menyebabkan gangguan
terhadap aktivitas sel dan kemungkinan kematian sel. protein didenaturasi dapat
menunjukkan berbagai karakteristik, dari hilangnya kelarutan untuk agregasi
komunal. Denaturisasi dalam pengertian ini tidak digunakan dalam penyusunan
bahan kimia industri alkohol didenaturasi.

1
Proses denaturasi berlangsung secara tetap, dan tidak berubah, suatu protein
yang mengalami proses denaturasi akan mengalami perubahan viskositas atau
berkurangnya kelarutan cairan sehingga mudah mengendap. Senyawa kimia
seperti urea dan garam dapat memecah ikatan hidrogen yang menyebabkan
denaturasi protein karena dapat memecah interaksi hidrofobik dan meningkatkan
daya larut gugus hidrofobik dalam air. Deterjen atau sabun dapat menyebabkan
denaturasi karena senyawa pada deterjen dapat membentuk jembatan antara
gugus hidrofobik dengan hidrofilik sehingga terjadi denaturasi. Selain deterjen
dan sabun, aseton dan alkohol juga dapat menyebabkan denaturasi (Winarno,
2008).

1.2 Rumusan masalah


1. Apa itu denaturasi DNA ?
2. Apa itu renaturasi DNA ?
3. Apa saja perbedaan denaturasi dan renaturasi DNA ?

1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui tentang denaturasi DNA
2. Dapat mengetahui tentang renaturasi DNA
3. Dapat mengetahui tentang perbedaan denaturasi dan renaturasi DNA

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Denaturasi DNA


Denaturasi adalah untai ganda molekul DNA yang dapat dipisahkan dengan
perlakuan suhu maupun senyawa alkali sehingga konformasinya berubah dan
dapat hampir menjadi acak. Tingkat denaturasi DNA tergantung pada tingginya
suhu. Perubahan tingkat denaturasi DNA dapat diikuti dengan memperlakukan
DNA pada suhu yang bertingkat, kemudian diukur absorbansinya (A) pada
panjang gelombang 260. Perlu diketahui bahwa basa asam nukleat menyerap
dengan kuat cahaya pada panjang gelombang 260. Kurva hubungan antara
peningkatan suhu dengan suhu dengan nilai A260 menunjukkan perubahan tingkat
denaturasi DNA. Banyaknya cahaya dapat diserap oleh molekul DNA tergantung
pada struktur molekulnya. Semakin teratur molekulnya maka semakin sedikit
cahay yang diserap. Oleh karena itu nukleotida bebas menyerap cahaya lebih
besar daripada molekul DNA untai tunggal atau RNA. Nilai serapan cahaya oleh
molekul DNA dengan struktur DNA tetapi dengan konsentrasi yang sama
(50mg/ml) adalah sebagai berikut :
DNA untai ganda A260 = 1,0
DNA untai tunggal A260 = 1,37
Nukleotida bebas A260 = 1,60

Beberapa hal penting dalam kurva diatas antar lain :


1. Nilai A260 tidak berubah sampai keadaan suhu yang umumnya dijumpai
pada sel hidup dialam.
2. Peningkatan nilai A260 terjadi dalam kisaran 6 sampai 8˚C.
3. Nilai A260 maksimum sekitar 37% lebih besar dibandingkan dengan nilai
awalnya.
Aspek Fisiologis Denaturasi DNA

3
Proses denaturasi DNA sebenarnya juga terjadi dalam kondisi
fisiologis dan bahkan merupakan bagian dari proses fisiologis yang penting.
DNA sebenarnya merupakan struktur yang dinamis. Bagian tertentu struktur
gelembung untai tunggal. Fenomena ini disebut breathing. Dalam aktivitas
fisiologis jasad hidup, keadaan semacam ini sangat penting artinya karena DNA
dapat berinteraksi dengan banyak protein, misalnya dalam proses replikasi dan
transkripsi. Fenomena breathing lebih banyak terjadi pada bagian yang
kandungan A T nya lebih tinggi. Dengan adanya breathing maka protein yang
terlibat dalam proses replikasi dan transkripsi dapat berinteraksi dengan molekul
DNA.

2.2 Renaturasi DNA


Renaturasi adalah proses pembentukan kembali struktur untai ganda dari keadaan
terdenaturasi. Renaturasi merupakan suatu proses yang dapat terjadi secara in
vivo maupun in vitro. Renaturasi in vitro merupakan suatu fenomena yang sangat
berguna untuk analisis molekuler, misalnya untuk mengetahui kesamaan atau
kedekatan genetis antara suatu organisme dengan organisme lain, untuk
mendeteksi macam RNA tertentu, untuk mengetahui apakah suatu urutan
nukleutida tertentu ada lebih dari satu pada suatu jasad, serta untuk mengetahui
lokasi spesifik suatu urutan nukleutida pada genom . Dalam bagian ini
merupakan proses renaturasi secara in vitro.
Tahapan renaturasi :
1. Untai tunggal DNA (sense) bertemu dengan untai tunggal lainnya (antisense)
secara acak
2. Jika urutan Nukleotida kedua untai tunggal tersebut komplementer, maka
akan terjadi ikatan hidrogen dan terbentuk struktur untai ganda pada suatu
bagian. Pembentukan ikatan hidrogen kemudian akan dilanjutkan pada bagian
yang lain secara cepat sehingga terbentuk struktur untai ganda yang lengkap
Tahapan yang menentukan kecepatan renaturasi bukan proses pembentukan untai
gandanya melainkan proses tumbukan antara molekul untai tunggal dengan untai

4
tunggal yang lain. Renaturasi dipengaruhi oleh hambatan friksional. Proses ini
berlangsung secara acak sehingga sangat ditentukan oleh konsentrasi DNA.
Syarat Renaturasi
1. Konsentrasi garam cukup tinggi (0,15 sampai 0,5 M). Ion Na+ yang
bersifat positif akan menetralkan gugus fosfat DNA yang bermuata
negatif sehingga tidak terjadi saling tolak antar untaian DNA yang satu
dengan untaian DNA yang lain.
2. Suhu renaturasi harus cukup tinggi (20 sampai 25˚C dibawah nilai Tm).
3. Konsentrasi DNA, semakin tinggi konsentrasinya maka probabilitas
tumbukan antar molekul untai tunggal DNA menjadi semakin besar.
4. Kecepatan perlakuan renaturasi. Jika suatu molekul DNA didenaturasi
dengan perlakuan suhu tinggi kemudian suhunya diturunkan secara cepat,
maka probabilitas molekul DNA sense untuk berpasangan dengan
molekul antisense secara akurat akan lebih kecil. Oleh karena itu proses
renaturasi biasanya dilakukan dengan menurunkan suhunya secara
bertahap.

2.3 Perbedaan denaturasi dan renaturasi DNA


Denaturasi Renaturasi
Proses pembentukan DNA beruntai ganda
Proses pembentukan DNA beruntai
dari untai DNA tunggal terdampar
tunggal dari DNA heliks ganda beruntai
terdenaturasi komplementer
Hal ini dilakukan dengan pemanasan Hal ini dipengaruhi oleh pendinginan
Ini melibatkan pemutusan ikatan Ini melibatkan pembentukan ikatan
hidrogen antara pasangan basa hidrogen antara pasangan basa
komplementer komplementer
Peningkatan absorbansi (A260) pada
Ada penurunan absorbansi (A260) pada
denaturasi disebut sebagai efek hiper
renaturasi
kromat
Tingkat kenaikan absorbansi
Tingkat renaturasi berbanding lurus
berbanding lurus dengan tingkat
dengan konsentrasi urutan komplementer
denaturasi
Setelah denaturasi, viskositas menurun Setelah renaturasi, viskositas meningkat

5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Denaturasi adalah sebuah proses di mana protein atau asam nukleat kehilangan
struktur tersier dan struktur sekunder dengan penerapan beberapa tekanan
eksternal atau senyawa, seperti asam kuat atau basa, garam anorganik
terkonsentrasi, sebuah misalnya pelarut organik (cth, alkohol atau kloroform),
atau panas. Jika protein dalam sel hidup didenaturasi, ini menyebabkan gangguan
terhadap aktivitas sel dan kemungkinan kematian sel sedangkan Renaturasi adalah
proses pembentukan kembali struktur protein atau asam nukleat dari keadaan
terdenaturasi.

6
DAFTAR PUSTAKA

http://tangkapinfo.blogspot.com/2015/10/denaturasi-protein_55.html

https://smpsma.com/perbedaan-antara-denaturasi-dan-renaturasi-dna.html

http://siferrsaankes.blogspot.com/2012/05/denaturasirenaturasi-dan-perbaikan-
dna.html ( Diakses pada 21 November 2018 pukul 14.00 WITA)

Anda mungkin juga menyukai