Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM I

SITOHISTOTEKNOLOGI

I. Nama : NURUL INSANI


II. NIM : PO714203201058
III. Hari / Tanggal : Senin / 16 Januari 2023
IV. Praktikum : Pembuatan Alkohol Bertingkat
V. Dosen Pembimbing : 1. Hj. Syahida Djasang, SKM., M.MKes
2. Alfin Resya Virgiawan,SST., M.Si
3. Herdiana,S.ST., M.Kes
VI. Tujuan Praktikum
Untuk Membuat alkohol konsentrasi bertingkat yaitu 50%, 70%,
80%, dan 95% untuk digunakan pada proses Pewarnaan Papanicolaou.
VII. Prinsip Kerja
Pembuatan alkohol bertingkat dibuat dengan melakukan
pengenceran dari alkohol 96% menjadi alkohol dengan konsentrasi yang
diinginkan (50%, 70%, 80%, dan 95%) dengan penambahan pelarut yang
bersifat netral seperti aquades dalam jumlah tertentu.
VIII. Landasan Teori
Alkohol merupakan senyawa organik yang memiliki gugus
hidroksil (-OH). Alkohol termasuk dalam senyawa turunan alkana. Suatu
rantai karbon panjang yang memiliki ikatan tunggal dengan atom H.
Ketika satu atau lebih atom H diganti dengan gugus fungsi tertentu, maka
akan membentuk senyawa turunannya. Jadi, apabila satu atau lebih atom H
dari suatu senyawa digantikan oleh gugus fungsi -OH, maka akan
menghasilkan senyawa alkohol. (Maulia, 2021)
Alkohol adalah senyawa hidrokarbon berupa gugus hydroksil (-
OH) dengan 2 atom karbon (C). Spesies alkohol yang banyak digunakan
adalah CH 3 CH 2OH yang disebut metil alkohol (metanol), C2 H 5 OH
yang diberi nama etil alkohol (etanol), dan C3 H 7 OH yang disebut
isopropil alkohol (IPA) atau propanol- 2. Dalam dunia perdagangan yang
disebut alkohol adalah etanol atau etil alkohol atau metil karbinol dengan
rumus kimia C2 H 5 OH (Rama, 2008).
Etanol disebut juga etil alkohol dengan rumus kimia C2 H 5OH
atau CH 3 CH 2OH dengan titik didihnya 78,4° C. Etanol memiliki sifat
tidak berwarna, volatil dan dapat bercampur dengan air (Kartika dkk.,
1997). Ada 2 jenis etanol menurut Rama (2008), etanol sintetik sering
disebut metanol atau metil alkohol atau alkohol kayu, terbuat dari etilen,
salah satu derivat minyak bumi atau batu bara. Bahan ini diperoleh dari
sintesis kimia yang disebut hidrasi, sedangkan bioetanol direkayasa dari
biomassa (tanaman) melalui proses biologi (enzimatik dan fermentasi).
Mengingat pemanfaatan bioetanol/ etanol beraneka ragam,
sehingga grade etanol yang dimanfaatkan harus berbeda sesuai dengan
penggunaannya. Untuk etanol yang mempunyai grade 90-96,5% dapat
digunakan pada industri, sedangkan etanol yang mempunyai grade 96-
99,5% dapat digunakan sebagai campuran untuk miras dan bahan dasar
industri farmasi. Besarnya grade etanol yang dimanfaatkan sebagai
campuran bahan bakar untuk kendaraan sebesar 99,5-100%. Perbedaan
besarnya grade akan berpengaruh terhadap proses konversi karbohidrat
menjadi gula (glukosa) larut air (Indyah, 2007).
IX. Alat dan Bahan
 Alat
Staining Jar
Pipet tetes
Labu Ukur
 Bahan
Alkohol 96%
Aquadest
X. Cara Kerja
1. Pembuatan Alkohol 50%
1) Mengisi gelas ukur dengan alkohol 96% sebanyak 52 ml
2) Kemudian alkohol dipindahkan ke dalam labu ukur 100 ml dan
tambahkan aquadest sampai tanda batas atau sebanyak 48 ml.
Dihomogenkan.
3) Larutan alkohol 50% dipindahkan ke dalam botol reagen dan tutup
rapat agar tidak menguap.
2. Pembuatan Alkohol 70%
1) Mengisi gelas ukur dengan alkohol 96% sebanyak 73 ml.
2) Kemudian alkohol dipindahkan ke dalam labu ukur 100 ml dan
tambahkan aquadest sampai tanda batas atau sebanyak 27 ml.
Dihomogenkan.
3) Larutan alkohol 70% dipindahkan ke dalam botol reagen dan tutup
rapat agar tidak menguap.
3. Pembuatan Alkohol 80%
1) Mengisi gelas ukur dengan alkohol 96% sebanyak 83 ml.
2) Kemudian alkohol dipindahkan ke dalam labu ukur 100 ml dan
tambahkan aquadest sampai tanda batas atau sebanyak 17 ml.
Dihomogenkan.
3) Larutan alkohol 80% dipindahkan ke dalam botol dan tutup rapat
agar tidak menguap.
4. Pembuatan Alkohol 95%
1) Mengisi gelas ukur dengan alkohol 96% sebanyak 98 ml.
2) Kemudian alkohol dipindahkan ke dalam labu ukur 100 ml dan
tambahkan aquadest sampai tanda batas atau sebanyak 2 ml.
Dihomogenkan.
3) Larutan alkohol 95% dipindahkan ke dalam botol dan tutup rapat
agar tidak menguap.

XI. Hasil Pengamatan


XII. Pembahasan
Pada praktikum dilakukan pembuatan alkohol bertingkat (alkohol
95%, 80%, 70%, dan 50%). Penggunaan larutan alkohol secara bertingkat
berfungsi agar mengurangi terjadi pengekerutan sel atau jaringan. Dalam
penggunaan alkohol yaitu memakai alkohol dengan konsentrasi yang
berbeda, dimulai dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi (50%, 70%,
80%, dan 95%).
Pada praktikum ini, alkohol bertingkat dibuat dari pengenceran
alkohol konsentrasi 96 %. Adapun rumus pengenceran yang digunakan
adalah
M1. V1 = M2. V2
1. Alkohol 50%
M1V1 = M2V2
96% . V1 = 50% . 100 ml
V1 = (50% . 100 ml) : 96%
V1 = 52 ml
2. Alkohol 70%
M1V1 = M2V2
96% . V1 = 70% . 100 ml
V1 = (70% . 100 ml) : 96%
V1 = 73 ml

3. Alkohol 80%
M1V1 = M2V2
96% . V1 = 80% . 100 ml
V1 = (80% . 100 ml) : 96%
V1 = 83 ml
4. Alkohol 95%
M1V1 = M2V2
96% . V1 = 95% . 100 ml
V1 = (95% . 100 ml) : 96%
V1 = 98 ml

Lama perendaman tergantung untuk masing-masing konsentrasi.


Proses dehidrasi dalam berbagai konsentrasi alkohol atau etanol dilakukan
setingkat demi setingkat. Tujuannya adalah untuk menjaga agar tidak
terjadi perubahan secara tiba- tiba terhadap sel atau jaringan, sehingga
perubahan struktur sel yang terjadi sekecil mungkin. Apabila proses
dehidrasi ini tidak sempurna disebabkan masih ada molekul air dari dalam
sel dan jaringan.

Fungsi alkohol 95% merupakan larutan dehidrasi dan dapat


menyebabkan penyusutan sel karena akan menggantikan air di dalam sel.
Pemberian alkohol 95% ini akan membuat sel menjadi lebih kuat merekat
dengan kaca sediaan dibandingkan ketika sediaan basah dimasukkan ke
dalam konsentrasi yang lebih rendah. Selain alkohol 95%, disediakan juga
alkohol konsentrasi rendah. Fungsi dari alkohol berkonsentrasi rendah
tersebut adalah membunuh kuman yang ada di suatu permukaan dengan
cara menghancurkan dinding sel kuman tersebut. Sehingga, bakteri
maupun virus yang menempel di permukaan benda bisa benar-benar mati
dan hancur. Alkohol berkonsentrasi rendah yang digunakan yaitu alkohol
80%, 70%. dan 50%. Penggunaannya pada dari alkohol berkonsentrai
rendah ke konsentrasi tinggi.

XIII. Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan praktikum ini dapat ditarik kesimpulan
bahwa alkohol bertingkat memiliki fungsinya masing – masing yaitu untuk
dehidrasi pada pewarnaan papanicolou. Penggunaan larutan alkohol secara
bertingkat itu berfungsi supaya mengurangi terjadi pengekerutan sel atau
jaringan.

XIV. Daftar Pustaka


Indyah. 2007. Teknologi Proses Produksi Bio-Ethanol.
Kartika, B., Guritno, A. D dan Ismoyowati, 1997. Petunjuk Evaluasi
Produk Industry Hasil Pertanian. PAU-Pangan dan Gizi. UGM.
Yogyakarta.

Maulia, I.M. 2021. Mengenal Rumus Kimia Alkohol. Zenius.

Rama. P. 2008. Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar Masa Depan. Penerbit
Agro Media. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai