Anda di halaman 1dari 20

MODUL PRAKTIKUM

PRAKTIKUM BIOLOGI SEL

Oleh:
Eko Prasetya, M.Sc.

Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan
2019
DAFTAR ISI

Penyusunan laporan praktikum .................................................................. 3


Praktikum 1
Pengenalan Mikroskop dan Cara Penggunaannya .................................... 6
Praktikum 2
Pengamatan Sel Eukariot, Sel Prokariot dan Jaringan Tanaman ........ 9
Praktikum 3
Pengamatan Makromolekul: Polisakarida dan Lipid ............................... 12
Praktikum 4
Solubilitas Lipid Pada Membran ....................................................................... 16
Praktikum 5
Uji Sistem Transportasi Sel Melalui Membran ........................................... 18

Modul Praktikum Biologi Sel 2


PENYUSUNAN LAPORAN PRAKTIKUM

Deskripsi Laporan Praktikum


Laporan praktikum ditulis sesuai format standart yang ditentukan dan
disusun secara terorganisasi (runut, integratif dan komprehensif).
Penyusunan laporan praktikum dimaksudkan untuk melatih
ketrampilan mahasiswa dalam menjelaskan mengapa praktikum ini
dilakukan (latar belakang), apa yang dikerjakan (bahan, alat dan
metode), bagaimana hasilnya (hasil), signifikansi dari hasil
(pembahasaan), dan sumber referensi yang membantu peletakan
kerangka konsep dan interpretasi data (daftar pustaka).

Format Laporan Praktikum


a. Halaman Judul
b. Abstrak
c. Pendahuluan
(i) Paparan ringkas dari latar belakang dan kajian teori yang
mendasari praktikum, pentingnya praktikum ini
dilakukan, dan hipotesis (bila ada).
(ii) Materi untuk menyusun latar belakang dapat diperoleh
dari buku, artikel, petunjuk praktikum atau internet (dari
situs yang bisa dipercaya (reliable sites). Informasi yang
bukan merupakan pengetahuan umum harus disertai
dengan referensi yang memadai.
d. Tujuan
Tujuan berisi kalimat pendek untuk menjawab mengapa
praktikum ini dikerjakan.
e. Metode
Tahapan praktikum ditulis dengan kalimat sendiri dalam
bentuk paragraf (tidak copy-paste dari petunjuk praktikum).
f. Hasil dan Pembahasan
(i) Hasil praktikum berupa data yang disajikan sesuai tujuan
praktikum.
(ii) Data praktikum dapat berupa gambar, angka, grafik atau
tabel yang disertai dengan interpretasi data. “What you
see, what you think you see, and what you think it
means”
(iii) Gambar dan tabel harus diberi nomor dan judul. Judul
tabel diletakkan di atas tabel, sedangkan judul gambar

Modul Praktikum Biologi Sel 3


diletakkan di bawah gambar. Kolom dan lajur pada tabel
diberi nama. Sumbu x dan y pada gambar grafik diberi
nama dan unit satuannya.
(iv) Pembahasan hendaknya memberikan kesimpulan umum
tentang hasil dari jawaban terhadap pertanyaan yang
terdapat dalam latar belakang dan tujuan praktikum. Poin
pembahasan bisa meliputi:
1. kajian teori yang menjelaskan data yang diperoleh,
2. penjelasan hasil yang tidak diprediksikan atau tidak
konsisten
3. rujukan studi lain yang sesuai
4. menyampaikan pemikiran apa yang akan dikerjakan
bila praktikum ini dilanjutkan sampai pada jenjang
penelitian.
5. menyampaikan pemikiran apa (misalnya metode,
bahan atau alat) yang akan dirubah bila eksperimen
ini dilakukan lagi.
g. Daftar Pustaka
(i) Suatu pernyataan yang merupakan suatu pengetahuan
umum tidak perlu dicantumkan referensinya (seperti
berat molekul, nama spesies, komposisi larutan)
(ii) Hati-hati menggunakan informasi yang berasal dari
website yang tidak resmi. Website personal tidak valid
dipakai sebagai referensi.
(iii) Referensi yang tertulis dalam daftar pustaka harus
tercantum dalam naskah (contoh: Richard & Pâques,
2000; Pâques dkk., 1998)
(iv) Penulisan daftar pustaka mengikuti ketentuan berikut ini:
1. Journal: Author. Tahun. Judul. Nama Journal
volume(issue), halaman.
Contoh:
Morehouse, S.I., Tung, R.S., Rodriguez, J.-C., Whiting,
J.R. & Jones, V.R. 1993. Statistical evidence for early
extinction of reptiles due to the K/T event. Journal of
Paleontology 17(4), 198-209.
2. Book: Author. Tahun. Judul. Edition number. Edition
series, editor. Issue. Number of volumes. Publisher,
city.
Contoh:
Billoski, T.V. 1992. Introduction to Paleontology. 2nd
ed. Trans. A. Translator. Series on Paleontology,

Modul Praktikum Biologi Sel 4


edited by B.T. Jones, 6. 12 vols. Institutional Press,
New York.
3. Book with referred Chapter: Author. Tahun. Judul.
In: book editors (Eds), book title, edition pages.
Volume. Number of volumes. Publisher, City.
Contoh:
Grosjean, F.O. & Schneider, G.A. 1990. Greenhouse
hypothesis: Effect on dinosaur extinction. Trans. M.A.
Caterino. In: N.R. Smith and E.D. Perrault (Eds),
Extinction, 3rd ed., pp. 175-189. Vol. 2. 5 vols. Barnes
and Ellis, New York.
4. Website: Author. Tanggal. Judul halaman atau artikel
(web site).
Contoh:
Gutkind, J. S. (2000). Regulation of mitogen-activated
protein kinase signaling networks by G protein-
coupled receptors (http://www.stke.org).
h. Tugas dikumpul melalui email yang ditentukan oleh asisten
praktikum.

Modul Praktikum Biologi Sel 5


PRAKTIKUM 1

PENGENALAN MIKROSKOP DAN CARA


PENGGUNAANNYA

TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui bagian-bagian mikroskop dan
fungsinya
2. Mahasiswa dapat menggunakan mikroskop untuk mengamati
objek/preparat

DASAR TEORI
Pada dasarnya mikroskop mempunyai dua buah lensa. Lensa obyektif
yang terletak dekat dengan obyek yang akan diamati dan lensa okuler
yang terletak di dekat mata kita. Obyek utama diperbesar oleh lensa
obyektif, bayangan yang dihasilkan diubah pada lensa okuler.
Perbesaran total merupakan hasil perkalian perbesaran lensa objektif
dan lensa okuler. Perbesaran lensa okuler pada mikroskop biasanya
sebesar 10x, sedangkan perbesaran lensa objektif bervariasi yaitu 4x,
10x dan 40x (Tabel 1.1). Lensa obyektif yang rendah perbesarannya
digunakan untuk pengamatan awal, melokalisir obyek yang diinginkan,
untuk selanjutnya dipindahkan ke perbesaran yang lebih tinggi.
Perbesaran 40x biasanya dipakai untuk pengamatan mikrobia yang
lebih besar, misalnya jamur sedangkan perbesaran 100x digunakan
untuk bakteri. Untuk perbesaran yang tinggi dibantu dengan minyak
imersi.

Tabel 1.1. Perbesaran Total Mikroskop Biasa


Kekuatan Lensa Objektif Lensa Okuler Perbesaran Total
Lemah 4x 10-20x
Sedang 10x 10-20x
Kuat 40x 10-20x
Imersi 100x 10-20x

Bagian lain dari mikroskop adalah kondensor yang berfungsi mengatur


intensitas sinar yang masuk ke dalam mikroskop. Lensa kondensor juga
mempunyai diafragma yang mengontrol sinar yang masuk dan
meninggalkan kondensor. Fungsi diafragma tidak hanya mengontrol

Modul Praktikum Biologi Sel 6


sinar yang jatuh pada obyek tetapi juga menjamin agar sinar yang
meninggalkan kondensor memenuhi lensa obyektif. Jika diafragma
terlalu besar beberapa sinar tidak akan memenuhi seluruh lensa
obyektif dan ini tidak akan ada gunanya. Jika sinar terlalu terang harus
diupayakan untuk mereduksi dengan mengubah posisi kondensor atau
mengatur diafragma.

ALAT & BAHAN


1. Mikroskop
2. Tissue
3. Cotton buds
4. Xylol (laboran)
5. Alkohol
6. Koleksi Preparat Histologis

CARA KERJA
1. Asisten praktikum menguji secara acak sebanyak 2 kelompok
untuk menjelaskan bagian-bagian mikroskop
2. Asisten praktikum menjelaskan cara menggunakan mikroskop
yang baik dan benar
3. Asisten praktikum menjelaskan bagaimana cara merawat
mikroskop dengan baik dan benar
4. Praktikan menguji perbesaran lemah pada mikroskop:
a. Letakkan koleksi preparat histologis pada meja benda
b. Lensa obyektif 10x ditempatkan pada kedudukan seporos
dengan lensa okuler
c. Meja benda diturunkan dengan pengatur makro
d. Amati melalui lensa okuler dan aturlah masuknya cahaya
ke dalam mikroskop sehingga diperoleh bidang pandang
yang paling terang (terangnya merata) dengan cara
mengatur kedudukan cermin dan mengatur diafragma
kondensor.
e. Perlahan-lahan naikkan meja benda dengan pengatur
makro sehingga diperoleh bayangan obyek.
f. Untuk mendapatkan bayangan yang paling baik meja
benda dinaik-turunkan dengan hati-hati memakai
pengatur mikro sehingga diperoleh bayangan yang paling
jelas.
g. Bagian-bagian tertentu dari obyek, dapat ditentukan
dengan mengatur kedudukan preparat.

Modul Praktikum Biologi Sel 7


h. Kedudukan preparat dapat diatur dengan menggunakan
pengatur makro dan mikro meja preparat.
i. Ambil gambar objek yang telah berhasil teramati
menggunakan mikroskop
5. Praktikan menguji perbesaran sedang pada mikroskop:
a. Kerjakan seperti pada cara kerja menggunakan mikroskop
pada perbesaran lemah sampai diperoleh bayangan yang
dikehendaki (cara a sampai i)
b. Kemudian lensa obyektif 10x diganti lensa obyektif 40x
(perbesaran sedang)
c. Cahaya yang masuk ke dalam mikroskop diatur lagi
dengan mengatur kedudukan kondensor (biasanya
dinaikkan) serta mengatur diafragma.
d. Untuk mendapatkan bayangan akhir yang baik, meja benda
diturun-naikkan dengan menggunakan pengatur mikro
(jangan menggunakan kurangi menggunakan pengatur
makro jika bayangan benda sudah terlihat).
6. Perbesaran kuat menggunakan minyak immersi
a. Cara kerja seperti pada perbesaran sedang diulang sampai
diperoleh noda bayangan yang paling jelas pada
penyinaran yang paling kuat.
b. Lensa obyektif 40x diganti dengan lensa obyektif 100x
(perbesaran kuat)
c. Tetesi gelas benda pada bagian preparat yang akan
diamati dengan minyak immersi
d. Turunkan meja benda dengan hati-hati sampai hampir
menyentuh gelas benda, sehingga antara lensa obyektif
dan gelas benda tertutup minyak immersi
e. Naikkan atau turunkan meja benda dengan hati-hati
menggunakan pengatur mikro sampai didapatkan
bayangan yang jelas.
f. Setelah menggunakan minyak immersi bagian lensa
obyektif yang terkena minyak immersi dibersihkan dengan
xylol. Xylol diteteskan di atas kertas lensa yang halus,
kemudian diulaskan pada bagian yang terkena minyak
immersi beberapa kali.
7. Jika sempat, ujilah koleksi preparat histologis menggunakan
mikroskop yang terkoneksi dengan PC (personal computer)
8. Buatlah laporan hasil pengamatan

Modul Praktikum Biologi Sel 8


PRAKTIKUM 2

PENGAMATAN SEL EUKARIOT, SEL PROKARIOT DAN


JARINGAN TANAMAN

TUJUAN
1. Mahasiswa dapat melakukan pengamatan preparat sel
eukariot dan sel prokariot menggunakan mikroskop.
2. Mahasiswa dapat membuat preparat jaringan tanaman dan
melakukan pengamatan dengan mikroskop.
3. Mahasiswa dapat memahami perbedaan sel eukariot, prokariot
dan jaringan tanaman dengan melakukan pengamatan
mikroskopis.

DASAR TEORI
Sel merupakan kesatuan struktural, fungsional dan herediter yang
terkecil. Sel terbagi menjadi dua tipe, yaitu prokariot dan eukariot.
Perbedaan karakteristik antara kedua sel tersebut adalah keberadaan
membran yang menyelubungi nukleus maupun organel lainnya yang
memiliki fungsi spesifik, seperti mitokondria, retikulum endoplasmik,
komplek golgi dan lisosom. Sel eukariot memiliki karakteristik
tersebut, sedangkan pada sel prokariot tidak dijumpai adanya
membran interior.
Sel prokariot berupa satu sel, memiliki ukuran yang sangat kecil
(diameter sel ± 1-2 μm) dan memiliki organisasi internal sel yang
sederhana. Materi genetik prokariot tidak terselubung membran dan
tersebar di sitoplasma sel, disebut sebagai daerah nucleoid. Ribosom
pada prokariot juga tersebar diseluruh sitoplasma. Prokariot dibagi
menjadi dua kelompok yaitu Eubakteria dan Arkhaebakteria. Eschericia
coli merupakan salah satu spesies eubakteria yang paling banyak
dipelajari untuk memahami sel prokariot.
Sel eukariot memiliki ukuran sel yang lebih besar dari sel prokariot,
yaitu berdiameter ± 5-100 μm serta memiliki struktur yang lebih
kompleks. Organisme selain bakteri, mulai dari protista, fungi, hewan
hingga tumbuhan termasuk sel eukariot. Sel eukariot terdiri dari
berbagai struktur yang memiliki fungsi khusus yaitu organel yang
terselubung membran. Organel terbesar yaitu nukleus yang berisi

Modul Praktikum Biologi Sel 9


materi genetik (DNA). Pada sel tumbuhan terdapat organel khusus
yaitu vakuola dan kloroplas.

ALAT & BAHAN


1. Mikroskop
2. Koleksi preparat awetan histologis hewan
3. Preparat awetan sel prokariotik
4. Jamur roti
5. Daun Rhoe discolor
6. Bawang bombay yang masih segar
7. Daun bayam yang masih segar
8. Mortar dan Alu
9. Pisau Cutter
10. Jarum ose atau jarum pentul
11. Tissue
12. Cotton buds
13. Objek glass
14. Cover glass

CARA KERJA
1. Pembuatan preparat klorofil sederhana daun bayam
a. Daun bawang dipotong tipis atau digerus dengan mortar
dan alu
b. Diambil potongan kecil atau hasil gerusan menggunakan
ose dan diletakkan pada gelas preparat
c. Ditetesi dengan air dan ditutup dengan penutup preparat
d. Diamati preparat dengan mikroskop amati klorofil yang
berwarna hijau
e. Ambil gambar hasil pengamatan
2. Pembuatan preparat sel epidermis pada bawang bombay dan
daun Rhoe discolor
a. Bawang bombay dan Rhoe discolor dikupas dan diiris tipis
b. Irisan diletakkan pada gelas preparat diberi air dan diberi
penutup
c. Diamati bentuk dan jumlah selnya
d. Ambil gambar hasil pengamatan
3. Pengamatan koleksi preparat awetan histologis hewan dan
awetan sel prokariotik
a. Letakkan koleksi preparat awetan pada meja benda
mikroskop

Modul Praktikum Biologi Sel 10


b. Amati dibawah mikroskop
c. Catat karakter sel yang berhasil anda amati
d. Ambil gambar hasil pengamatan
4. Pengamatan Jamur Roti
a. Letakkan jamur roti yang telah disiapkan oleh praktikan
b. Ambil jamur roti menggunakan jarum pentul atau jarum
ose
c. Letakkan jamur pada objek glass, beri sedikit air lalu tutup
menggunakan cover glass
d. Amati dibawah mikroskop
e. Catat karakter sel jamur yang berhasil anda amati
f. Ambil gambar hasil pengamatan
5. Bandingkan perbedaan masing-masing sel yang telah anda
amati
6. Buatlah laporan praktikum

Modul Praktikum Biologi Sel 11


PRAKTIKUM 3

PENGAMATAN MAKROMOLEKUL
POLISAKARIDA DAN LIPID

TUJUAN
1. Mahasiswa dapat membedakan granula pati segar, pati
tergelatinisasi maupun pati yang telah terdegradasi oleh
enzim.
2. Mahasiswa dapat membedakan globula lemak pada susu segar,
susu pasteurisasi, susu UHT dan susu fermentasi.

DASAR TEORI
Biomolekul adalah molekul organik yang pada umumnya terdapat pada
sel hidup, seperti makromolekul dan penyusun makromolekul,
metabolit dan molekul-molekul yang lain (vitamin, ATP, AMP, urea,
dsb). Makromolekul dapat dibagi menjadi 4 kategori, yaitu: protein,
asam nukleat, polisakarida dan lipida. Makromolekul sering disebut
sebagai polimer (kecuali lipida) yang tersusun dari monomer–
monomer dengan berat molekul yang lebih kecil yang disebut sebagai
building blocks.

Polisakarida
Salah satu jenis polisakarida adalah glikogen (penyimpan energi kimia
pada tubuh) dan pati (sumber energi pada tanaman). Molekul glikogen
merupakan polimer glukosa bercabang dengan ikatan 1,4-α-glikosidik
dan 1,6-α-glikosidik pada percabangan. Glikogen sebagai cadangan
makanan tubuh tersimpan di dalam sel dengan bentuk terkonsentrasi
dan apabila dilihat pada elektron mikrograf setelah pengecatan akan
nampak sebagai granula berwarna hitam. Pati terdiri dari amilosa
(polimer glukosa dengan ikatan 1,4-α-glikosidik tanpa percabangan)
dan amilopektin (polimer glukosa dengan ikatan 1,4-α-glikosidik dan
1.6- α-glikosidik pada percabangan). Granula pati bila diberi Iod akan
berwarna biru.
Pati yang diberi air dan dipanaskan akan menyerap air dan setelah
mencapai suhu dan waktu tertentu maka granula pati akan pecah dan
pati mengalami gelatinisasi. Pati yang mengalami gelatinisasi dapat
didegradasi menjadi gula sederhana (glukosa, maltosa, maltotriosa,
maltotetraosa, oligosakarida, dekstrin) oleh enzim amilase.

Modul Praktikum Biologi Sel 12


Tape adalah produk makanan terfermentasi tradisional yang berasal
dari ketela pohon maupun beras ketan. Kultur starter yang berisis
amilolitik fungi dan yeast akan memecah polisakarida menjadi gula
sederhana yang dapat digunakan oleh yeast untuk metabolisme
menghasilkan alkohol. Adanya gula sederhana akan menjadikan tape
berasa manis disertai dengan aroma alkohol.

Lipid
Lemak pada susu sapi berada sebagai suatu emulsi globula berukuran
1-5 mikron dalam suatu fase berair. Saat susu dihomogenisasi ukuran
semua globula lemak diperkecil menjadi sekitar 1 mikron. Ini akan
meningkatkan stabilitas emulsi dan mencegah pemisahan lemak
sebagai lapisan krim. Globula lemak tersusun dari trigliserida, dengan
bagian paling tidak jenuh berada di pusat globula dan bagian yang lebih
jenuh (bertitik lebur lebih tinggi) di bagian luar. Globula tertutup oleh
dua selubung, membran globula, yang terbuat dari lapisan fosfolipida
dan protein dengan gugus hidrofobik terorientasi ke sisi dalam dan
gugus hidrofilik terorientasi ke sisi luar globula.
Susu fermentasi/yogurt adalah bahan makanan dari susu hewani yang
telah mengalami fermentasi oleh bakteri asam laktat sehingga memiliki
kandungan asam yang cukup tinggi, sedikit atau tidak mengandung
alkohol sama sekali, mempunyai tekstur semi padat (smooth), kompak
serta rasa asam yang menyegarkan.
Selama proses pembuatan yogurt, laktosa diubah menjadi asam laktat
dengan bantuan mikroorganisme. Asam laktat yang dihasilkan sangat
penting dalam pembuatan yogurt, karena selain dapat menurunkan pH
susu, asam laktat yang dihasilkan juga berperan dalam menentukan
tekstur, bentuk, maupun flavour yogurt. Fermentasi karbohidrat akan
menghasilkan senyawa yang memberi citarasa pada yogurt antara lain
asetaldehid, aseton, diasetil, asam format, asam asetat, dan asam
propionat.

ALAT & BAHAN


1. Mikroskop
2. Pisau/skapel stainless atau Cutter
3. Beaker glass
4. Jarum Ose / jarum pentul
5. Objek Glass
6. Cover Glass
7. Pipet tetes
8. Ketela pohon (Manihot esculenta)

Modul Praktikum Biologi Sel 13


9. Tape ketela
10. Susu sapi segar
11. Susu UHT
12. Susu fermentasi / yogurt
13. Pewarna Iodin

CARA KERJA
1. Pembuatan pati dan gelatinasi
a. Ketela pohon dikupas dan diparut
b. Diambil 5 g parutan, diletakkan dalam beaker glass dan
diberi air 10 mL
c. Disaring untuk memisahkan ampas dan pati yang larut air
d. Larutan pati dipanaskan selama 2 menit sambil diaduk –
aduk sampai terjadi gelatinisasi (mengental)
2. Pembuatan preparat pati segar
a. Ketela pohon, kentang dikupas dan digores lembut bagian
dalamnya dengan pisau
b. Goresannya diletakkan pada gelas preparat, ditetesi air
dan diberi penutup
c. Diamati granula pati menggunakan mikroskop
d. Untuk memperjelas pengamatan tambahkan pewarna
iodin
3. Pembuatan preparat pati tergelatinisasi
a. Ambil pati yang telah tergelatinisasi menggunakan jarum
ose
b. Diletakkan pada gelas preparat, ditetesi air, dan diberi
penutup
c. Diamati dengan mikroskop
d. Untuk memperjelas pengamatan dapat ditambah pewarna
iodin
4. Pembuatan preparat tape ketela
a. Ambil tape ketela bagian tengah menggunakan jarum ose
b. Diletakkan pada gelas preparat, ditetesi air dan diberi
penutup
c. Diamati dengan mikroskop: granula pati dan komponen
serat.
d. Untuk memperjelas pengamatan dapat ditambahkan
pewarna iodin
5. Pembuatan preparat susu segar, susu pasteurisasi, susu UHT
dan susu fermentasi

Modul Praktikum Biologi Sel 14


a. Diambil satu tetes susu segar/ pasteurisasi/ UHT/
fermentasi dengan pipet tetes
b. Diletakkan pada gelas preparat kemudian diberi penutup
c. Diamati dengan mikroskop: globula lemak
6. Bandingkan pati yang telah diamati
7. Bandingkan globula lemak yang telah diamati
8. Buatlah laporan praktikum

Modul Praktikum Biologi Sel 15


PRAKTIKUM 4

SOLUBILITAS LIPID PADA MEMBRAN

TUJUAN
1. Membuktikan sifat membran plasma
2. Menentukan laju penetrasi berbagai pelarut organik

DASAR TEORI
Membran plasma sebagai membran lipid mempunyai fungsi vital
antara lain sebagai pemisah sel dari lingkungannya. Dengan adanya
membran plasma, maka kandungan sitoplasma dapat dipertahankan
pada tempatnya. Sebagai pengatur keluar masuknya nutrisi, membran
fosfolipid hanya dapat dilewati oleh molekul tertentu berukuran kecil
dan bersifat nonpolar. Kecepatan masuknya molekul tersebut
ditentukan antara lain oleh sifat hidrofobisitas, konsentrasi, dan berat
molekul pelarut.
Tingkat hidrofobisitas suatu pelarut ditentukan berdasarkan nilai
koefisien partisi (partition coefficient atau distribution coefficient).
Nilai koefisien partisi suatu obat, misalnya, dapat dipakai untuk
memperkirakan distribusinya dalam tubuh. Obat dengan nilai koefisien
partisi tinggi lebih mudah masuk atau menembus kompartemen yang
dibatasi oleh membran fosfolipid. Sedangkan, obat yang bersifat
hidrofilik mempunyai nilai koefisien partisi rendah akan bersirkulasi
pada kompartemen hidrofilik seperti serum darah.
Pada praktikum ini digunakan model membran plasma dari tonoplas,
yaitu vakuola besar pada tanaman. Beet root tersusun dari sel-sel yang
mengandung pigmen betacyanin pada vauolanya. Kerusakan yang
terjada pada membran tonoplas dan membran plasma akan
menyebabkan betacyanin ke luar sel. Fenomena ini bisa diamati
menggunakan spektrofotometer atau mikroskop.

ALAT & BAHAN


1. Beet root segar 7. Gelas Ukur
2. Pisau Cutter 8. Pelarut organik:
3. Beaker Glass a. 22 M Methanol,
4. Objek Glass b. 8.5 M Ethanol,
5. Cover Glass c. 1.1 M Alkohol;
6. Pipet Tetes d. Aquades

Modul Praktikum Biologi Sel 16


CARA KERJA
1. Beet root dipotong menggunakan cutter untuk mendapatkan
potongan kubus dengan ukuran 8 x 2 x 2 cm.
2. Kemudian potongan tersebut diiris tipis dengan ketebalan
paling tipis (berkisar 3 μm).
3. Masukkan irisan tersebut ke dalam beaker gelas yang berisi
aquades untuk membilas pigmen yang keluar. Masing-masing
irisan dibagi menjadi 4 bagian sama banyak.
4. Seperempat irisan yang didapat diletakkan pada obyek gelas,
dan ditutup dengan cover gelas, diamati pada perbesaran
lemah (5x atau 10x).
5. Keberadaan pigmen diamati lokasinya di dalam jaringan. Area
di luar jaringan tampak jernih. Hal ini menandakan bahwa
pigmen masih “tersimpan” di dalam tonoplast.
6. Sambil mengamati potongan beet root menggunakan
mikroskop, pada tepi cover gelas tetesi dengan pelarut organik
sampai potongan sampel terendam tetapi larutan tidak sampai
tumpah. Area di sekitar jaringan diamati perlahan-lahan akan
berwarna merah, sedangkan sel dalam jaringan perlahan-lahan
menjadi jernih. Hal ini menandakan bahwa pigmen keluar dari
tonoplast.
7. Prosedur 4-6 diulangi untuk seperempat potongan yang lain.
Pencatatan waktu dimulai segera pada saat pelarut organik
menyentuh jaringan.
8. Pencatatan waktu dihentikan segera setelah ada warna merah
di luar jaringan (tidak perlu menunggu seluruh pigmen keluar
dari sel).
9. Catat waktu tersebut (dalam satuan menit) dalam tabel
pengamatan.
10. Prosedur 1-9 diulangi dengan pelarut yang diencerkan ½ dan
¼ kali.
11. Tuliskan data Saudara pada tabel pengamatan. Hitung
kecepatan atau laju penetrasi pelarut organik yaitu dengan
membagi waktu dengan konsentrasi pelarut (dalam molar).

Modul Praktikum Biologi Sel 17


PRAKTIKUM 5

UJI SISTEM TRANSPORTASI SEL MELALUI MEMBRAN

TUJUAN
1. Mengetahui dan memahami sifat membran plasma sel.
2. Memahami prinsip transportasi pada sel.
3. Mengidentifikasi jenis transportasi pada sel (difusi/osmosis).

DASAR TEORI
Membran sel permeabel terhadap molekul larut lemak seperti hormon
steroid, vitamin A, D, E, dan K serta bahan-bahan organik yang larut
dalam lemak, Selain itu, memmbran sel juga sangat permeabel terhadap
molekul anorganik seperti O, CO2, HO, dan H2O. Beberapa molekul kecil
khusus yang terlarut dalam serta ion-ion tertentu, dapat menembus
membran melalui saluran atau chanel. Saluran ini terbentuk dari
protein transmembran, semacam pori dengan diameter tertentu yang
memungkinkan molekul dengan diameter lebih kecil dari diameter pori
tersebut dapat melaluinya. Sementara itu, molekul-molekul berukuran
besar seperti asam amino, glukosa, dan beberapa garam-garam
mineral, tidak dapat menembus membran secara langsung, tetapi
memerlukan protein pembawa atau transporter untuk dapat
menembus membran.
Ada tiga macam gerakan ion atau molekul zat untuk melewati
membran plasma yaitu difusi, osmosis dan transpor aktif. Pergerakan
molekul-molekul zat secara difusi dan osmosis tidak memerlukan
energi sehingga disebut transpor pasif sedangkan transpor aktif
memerlukan energi untuk pergerakannya.

Difusi
Difusi merupakan suatu proses penyebaran molekul-molekul suatu zat
yang ditimbulkan oleh suatu gaya yang identik dengan energi kinetik.
Gas, zat cair dan zat padat molekul-molekulnya ada kecenderungan
untuk menyebar ke segala arah sampai mencapai konentrasi yang
sama. Difusi terjadi dari ruang yang berkosentrasi lebih tinggi ke ruang
yang berkonsentrasi lebih rendah, apabila kedua benda dipisahkan oleh
membran permeabel terhadap zat tersebut. Difusi berlangsung
menurut konsentrasi dari suatu gradient atau suatu kemiringan. Proses
ini pada umumnya terdapat pada sel seperti perembesan oksigen,

Modul Praktikum Biologi Sel 18


karbondioksida, glukosa, asam amino dan garam mineral. Mekanisme
difusi melalui membran dapat berlangsung melalui tiga mekanisme,
yaitu difusi sederhana (simple difusion), difusi melalui saluran yang
terbentuk oleh protein transmembran (simple difusion by chanel
formed), dan difusi difasilitasi (fasiliated difusion).

Osmosis
Osmosis menurut para ahli kimia adalah difusi dari setiap pelarut
melalui suatu selaput yang permeabel secara diferensial. Osmosis
adalah difusi melalui selaput/ membran yang permeabel secara
diferensial dari suatu tempat yang berkonsentrasi tinggi ke tempat
yang berkonsentrasi rendah. Osmosis merupakan suatu peristiwa
perembesan suatu molekul air melintasi membran yang memisahkan
dua larutan dengan potensial air yang berbeda. Proses osmosis
berlangsung dari larutan hipotonik menuju larutan yang hipertonik
atau perpindahan air dari molekul larutan yang potensial airnya tinggi
ke potensial yang rendah melalui membran selektif permeabel
(semipermeabel).

Transport Aktif
Transpor aktif merupakan transpor partikel-partikel melalui membran
semipermeabel yang bergerak melawan gradien konsentrasi yang
memerlukan energi dalam bentuk ATP. Transpor aktif berjalan dari
larutan yang memiliki konsentrasi rendah ke larutan yang memiliki
konsentrasi tinggi, sehingga dapat tercapai keseimbangan di dalam sel.
Adanya muatan listrik di dalam dan luar sel dapat mempengaruhi
proses ini, misalnya ion K+, Na+ dan CL–.

ALAT & BAHAN


1. Cawan pentri/cup 6. 5 buah Wortel Besar
plastik 7. Garam dapur 250 gram
2. Skapel atau pisau potong 8. Larutan gula 250 gram
3. Pipet tetes 9. Sirup
4. Gelas ukur 10. Aquadest
5. 5 buah Kentang Besar 11. Gelas ukur

CARA KERJA
1. Siapkan masing-masing 5 buah kentang dan wortel, kupas dan
potong berbentuk kubus.

Modul Praktikum Biologi Sel 19


2. Buat lubang yang cukup dalam pada sisi sayatan kentang yang
menghadap ke atas, tapi jangan sampai tembus sehingga
bagian lubang bisa diisi dengan larutan
3. Larutkan garam dapur dan gula dengan mencampurkannya
masing-masing dengan aquadest 1 Liter
4. Masukkan masing-masing aquadest, larutan garam, larutan
gula dan sirup ke dalam lubang pada 4 potongan kentang dan
wortel dengan volume yang telah diketahui, sedangkan yang
lain (1 potongan) dibiarkan kosong.
5. Letakkan masing-masing potongan kentang dan wortel
tersebut ke dalam cawan petri yang terlebih dahulu telah diisi
aquades yang telah diketahui jumlah (volume) nya.
6. Biarkan selama kurang lebih tiga puluh menit, kemudian
lakukan pengamatan (warna aquadest dalam cawan petri,
warna kentang dan wortel) dan ukur kembali volume aquadest
dalam cawan petri setelah kentang dan wortel dikeluarkan
serta volume aquadest dalam kentang dan wortel.
7. Bandingkan volume aquadest pada sebelum dan setelahnya,
baik dalam kentang dan wortel, maupun aquadest pada cawan
petri.
8. Buat laporan hasil pengamatan.

Larutan
Gula/ Garam/
Sirup/
Aquadest

Kentang/Wortel

Modul Praktikum Biologi Sel 20

Anda mungkin juga menyukai