Dosen Pengampu :
Milla Listiawati, M.Pd.
Ukit, M.Si.
Disusun Oleh
Kelompok 2/6B
Lia Fakhriah 1172060050
Linda Fauziyah 1172060051
Muhammad Syahdan Al fajar 1172060055
Muhammad Irfan Faiz 1172060070
Nenden Hardiyanti 1172060080
A. Landasan Teori
Drosophila melanogaster merupakan salah satu spesies dari lalat buah. Lalat buah
biasa digunakan dalam berbagai percobaan didalam laboratorium dikarenakan sangat mudah
berkembang biak dan satu perkawinan bisa menghasilkan ratusan keturunan setiap dua
minggu. Drosophila melanogaster hanya memiliki empat pasang kromosom yang muda
dibedakan dengan mikroskop cahaya (Campbell & dkk., 2008).
Istilah mutasi dapat diartikan sebagai perubahan yang terjadi pada materi
genetik maupun proses yang menyebabkan perubahan itu terjadi. Organisme yang
mengalami mutasi disebut dengan mutan. Mutasi dapat mempengaruhi genotipe maupun
fenotipe suatu makhluk hidup (Snustad, D. , & Michael , 2012).
Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada sekuens DNA di dalam suatu proses.
Sebuah Mutasi terjadi ketika gen DNA rusak atau berubah sedemikian rupa untuk mengubah
pesan genetik yang dibawa oleh gen itu. Mutagen mengubah urutan basa dalam gen DNA di
sejumlah cara, yaitu, meniru basa nukleotida yang benar dalam molekul DNA, tetapi gagal
untuk pasangan basa benar selama replikasi DNA. Menghapus bagian dari nukleotida
(seperti kelompok amino pada adenin), kembali menyebabkan pasangan basa yang tidak tepat
selama replikasi DNA. Menambahkan kelompok hidrokarbon ke berbagai nukleotida, juga
menyebabkan pasangan basa yang salah selama replikasi DNA. Mutan adalah suatu variasi
dari ekspresi gen yang muncul dari hasil mutase (Lewis, 2003).
Terdapat dua tipe mutasi yaitu mutasi titik dan mutasi kromosom. Mutasi
titip merupakan mutasi yang terjadi pada basa nitrogen. Terdapat 4 tipe mutasi titik
antara lain delesi yaitu berkurangnya basa nitrogen, insersi yaitu penambahan basa
nitrogen, dan substitusi yaitu pertukaran basa nitrogen. Sedangkan mutasi pada kromosom
antara lain delesi, duplikasi, inversi, dan translokasi (Hartwell, Leland, & et al. , 2011).
Drosophila melanogaster memiliki banyak jenis mutan, salah satunya adalah pada
warna mata terdapat jenis warna putih (white), scarlet atau merah tua, atau cokelat kehitaman
(sepia). Mutasi yang terjadi pada bentuk mata antara lain adalah bentuk lonjong dan besar
(Roughoid), mata tereduksi (lobe), tidak memilik mata (eyemissing), dan mata sipit (barr).
Mutasi pada warna tubuh terdiri atas mutan Drosophila melanogaster hitam (black), kuning
(yellow) atau cokelat tua (ebony). Mutasi yang terjadi pada sayap Drosophila melanogaster
dibedakan menjadi sayap curly (melengkung ke atas), taxi (panjangnya terentang menjauhi
tubuh), miniature (sayapnya terbentang sepanjang tubuh), dan dumpy (keadaan sayap
terbelah) (Hartwell, Leland, & et al. , 2011).
C. Langkah Kerja
sebagian mutan
Setelah dibius
tersebut dibius
Drosophila tipe dimasukkan ke
dengan hati-hati.
mutan dari botol dalam cawan petri
Hindari
stock disediakan untuk diamati
terlepasnya
morfologinya.
mutan ke luar
Gambar
Warna Tubuh Warna Mata Kondisi Sayap Tipe Mutan
(sex)
Drosophila melanogaster (https://youtu.be/LDAemJyaRAU)
Wild Merah Mereduksi Dumpy
menjadi 2/3 dari
ukuran sayap
normal
(Betina)
Wild Merah Bentuk sayap Taxi
lonjong, lebih
panjang
melebihi
(Jantan)
tubuhnya
Drosophila melanogaster (Liar)
Black/hitam Plum Mereduksi Ebony
menjadi 2/3 dari
ukuran sayap
normal
Wild Wild Sayap normal Sepia
E. Pembahasan
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Inaecta
Ordo : Diptera
Famili : Drosophilidae
Genus : Drosophila
Warna tubuhnya dominan hitam (khususnya bagian ventral abdomen) jenis mutan
yang terjadi pada Drosophila pengamatan pertama yaitu jenis Ebony. Drosophila mutan ini
memiliki kesalahan pada gen yang berfungsi untuk membangun pigmen yang memberi warna
pada tubuh Drosophila melanogaster normal. Menurut Markow (2006) jenis mutan ini terjadi
karena adanya mutasi pada kromosom ketiga dengan lokasi pautan berjarak 70,7 unit dari
salah satu ujung kromosom.
Selanjutnya kami mendapati Drosophilla jenis sepia, Pada saat mengamati jenis
mutan sephia, yang terlihat adalah terdapat perbedaan antara Drosophila yang normal dengan
Drosophila yang mengalami mutan sephia (se) adalah pada warna matanya. Seperti yang
telah kita ketahui bahwa pada Drosophila normal, warna mata adalah merah. Tetapi, pada
Drosophila yang mengalami jenis mutan sephia, warna mata menjadi coklat hingga
kehitaman. Hal ini dapat terjadi karena mutan kelebihan pigmen sepia pterin (Ashburner M. ,
1989) . Jenis mutan sephia (se) terjadi karena adanya mutasi pada kromosom ketiga dengan
lokasi pautan berjarak 26 unit dari salah satu ujung kromosom (3– 26) Karakterisktik strain se
(sepia) dicirikan bentuk tubuh sama dengan Drosophilla melanogaster tipe normal,
perbedaan terletak pada mata facet yang berwarna cokelat tua. Perbedaan warna mata ini
disebabkan ada kelainan kromosom nomor 3, lokus 26.0 (Ashburner M. , 1989) , Strain pm
(plum) dicirikan bentuk tubuh sama dengan Drosophilla melanogaster tipe normal, warna
mata facet ungu tua. Kelainan ini disebabkan adanya mutasi pada kromosom nomor 2, lokus
54,5 (Chumaisiah, 2002).
Drosophila melanogaster yang ketiga, kami mendapati jenis mutan yang unik yaitu
jenis taxi, yang mengalami mutasi pada sayap dengan jenis mutan yang berbeda. Setelah
diamati dengan menggunakan kaca pembesar (lup), sudah terlihat jelas bahwa bentuk sayap
pada Drosophila mutan ini mengalami keanehan. Tidak seperti Drosophila normal yang
dapat merapatkan kembali sayap mereka setelah terbang, Drosophila mutan ini tidak dapat
merapatkan sayap mereka. Sayapnya membentang sekitar 75% dari axis tubuh. Sayap pada
mutan ini akan terus terbentang ketika terbang maupun hinggap (Ashburner M. , 1989). Jenis
mutan ini terjadi karena adanya mutasi pada kromosom ketiga dengan lokasi pautan berjarak
91 unit dari salah satu ujung kromosom.
F. Kesimpulan
Ashburner , M., & Thompson , J. N. (1978). The Laboratory Culture of Drosophila. The
genetics and biology of Drosophila. Massachusetts: Academic Press.
Campbell, & dkk. (2008). Biologi Edisi 8. San Fracisco: Pearson Benjamin Cummings.
Chumaisiah, N. (2002). Pengaruh Inbreeding Terhadap Viabilitas dan Fenotip Lalat Buah
(Drosophila melanogaster) Tipe Liar dan Strain Sepia. Skripsi. . Jember: FKIP UNEJ
Jurusan Biologi.
Hartwell, Leland, & et al. . (2011). Genetics from genes to genome 4th Edition. New York:
McGrawHill.
Hartwell, L. d. (2010). Genetics: From Genes To Genomes 4 th edition. New York: McGraw-
Hill Companies.
Indayani, N. (1999). Pengaruh Umur Betina dan Macam Strain Jantan Terhadap
Keberhasilan Kawin Kembali Individu Betina Drosophila melanogaster. Skripsi.
Malang: FPMIPA IKIP MALANG.
Jones , R. N., & G. , K. R. (1991). Practical Genetics. Milton Keynes: Open University Press.
Karmana, I. W. (2010). Pengaruh macam strain dan umur betina terhadap jumlah turunan lalat
buah (Drosophila melanogaster). Gane swarna, 4(2), 1-10.
Lewis, R. (2003). Human genetics: concept and applications. New York: McGraw-Hill
Companies, Inc.
Markow , T. A., & P. , M. O. (2006). Drosophila Aguide to Species Identification and Use.
UK: Elsecier inc, Oxford.
Robert, B. (2005). Genetic Analysis and principles. New york: Hill international edition.
Snustad, D. , P., & Michael , J. S. (2012). Principles of Genetics 6th Edition. New Jersey:
Wiley.