Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rizki Qonitati Chandra C

NIM : 17304244006
Kelas : Pendidikan Biologi I 2017
Tugas Evolusi : Resume Film
“BECOMING HUMAN”
Oleh : Donald C. Johanson

Spesies manusia telah hidup sejak lebih dari 4juta tahun yang lalu. Nenek moyang manusia
pertama kali berjalan dimulai di Afrika yang kemudian berevolusi selama jutaan tahun. Evolusi-
evolusi ini muncul dari berbagai adaptasi di lingkungan atau kondisi dunia, dan sebagian lainnya
punah. Manusia yang saat ini bertahan memiliki budaya yang sangat kompleks.

Kehidupan manusia di masa lalu terbukti oleh berbagai penemuan penemuan fosil. Fosil atau
bukti pertama ditemukan di Hadar, Ethiopia. Disini ditemukan berbagai fosil seperti fosil hewan
dengan usia 3 juta tahun yang lalu, dan juga fosil hominid yang nyaris lengkap. Fosil ini adalah
fosil Australopithecus afarensis betina yang diberi nama Lucy. Fosil ini berusia 3,2 juta tahun
dan menjadikannya acuan penting dalam penelitian evolusi manusia. Hadar yang kini kering,
diprediksi merupakan tempat subur pada 3 juta tahun yang lalu. Hal ini dapat diprediksi karena
temuan-temuan fosil hewan yang ditemukan disini. Hewan-hewan karnivora terlihat menempati
Hadar 3 juta tahun yang lalu. Lucy yang memiliki lengan panjang akan menghindari hewan
karnivora dengan cara memanjat pepohonan ditempat tersebut.

studi tentang fosil dan genetic menunjukkan bahwa manusia dan kera memiliki nenek moyang
yang sama. Studi genetika juga menunjukkan bahwa manusia dan simpanse memiliki 98% gen
yang sama, namun hal ini tidak lantas menunjukkan bahwa manusia berevolusi dari simpanse.
Salah satu ciri yang membedakan manusia dengan kera adalah bipedalisme. Dimana manusia
membutuhkan struktur yang tepat untuk dapat berjalan tegak. Struktur ini tidak dimiliki oleh
simpanse dan gorilla.

Pada 1948, Allen Walker dan Richard Leekey menemukan fosil Homo erectus paling lengkap
yang pernah ditemukan. Usia fosil ini sekiar 1,5 juta tahun. Fosil ini diperkiraan homo erectus
yang berusia 9 tahun dengan tinggi 5 kaki dan 4 inci, yang kemudian diberi nama “Bocah
Turkana”. Fosil ini berukuran lebih besar dari nenek moyang terdahulu, fosil ini berbentuk mirip
manusia sekarang, dan volume otak yang lebih besar. Penemuan fosil ini disertai juga dengan
penemuan-penemuan alat yang digunakan dan menunjukkan bahwa mereka mulai mengonsumsi
daging. Sekitar 1,5 juta tahun yang lalu, Homo erectus mulai meninggalkan Afrika dan
mendiami bumi bagian lain.

Pada tahun 1856, sebuah fosil ditemukan di gua Feldhofer di lembah Neander, Jerman. Fosil ini
adalah fosil manusia dengan struktur tulang yang berbeda dari manusia saat ini, yakni tulang
lengannya lebih besar dan terdapaf tonjolan pada bagian alis. Spesies ini kemudian diberi nama
Homo neanderthalensis pada tahun 1864. Selama 20.000 tahun, mereka menjadi spesies yang
mampu beradaptasi dengan balik dengan lingkungannya. Terisolasinya mereka di wilayah ini
memunculkan kebiasaan dan anatomi yang unik dan berbeda dari manusia modern.

Homo neanderthalensis berbeda dari manusia saat ini, didukung bukti dari fosil-fosil yang ada.
Perbedaan yang utama terletak pada struktur wajah dan tengkorak. Homo neanderthalensis
memiliki tengkorak yang lebih kecil dan wajah besar menonjol ke depan. Hal ini menunjukkan
bahwa homo neanderthalensis merupakan spesies yang berbeda dari manusia modern, namun
memiliki kekerabatan yang dekat.

Punahnya Homo neanderthalensis secara tiba-tiba belum bisa dijelaskan. Hal ini disebabkan
tidak adanya bukti yang menunjukkan bahwa Neanderthal mengalami konflik dengan manusia
modern awal. Kedua spesies ini juga tidak dapat bereproduksi antar spesies karena untai DNA
keduanya dangat berbeda sehingga Neanderthal punah tanpa mewariskan gen miliknya ke
manusia modern.

Penelitian tentang kebudayaan manusia dilakukan disebuah tempat bernama Nullabor Plain di
Australia, yang terdapat sebuah gua bernama Koonalda yang dahulu digunakan oleh nenek
moyang manusia. Pada dinding didalam gua ini ditemukan bekas jari tangan yang berusia sekitar
24 ribu tahun. Hal ini menunjukkan bahwa bekas jari tangan ini lebih tua dibandingkan lukisan-
lukisan gua yang ditemukan di Eropa. Di Arnhem Land, Australia, ditemukan pula beberapa seni
batu prasejarah lainnya yang ditata sedemikian rupa. Di Arnhem, 90% gambar merupakan
wanita, hal ini berkaitan dengan kondisi lingkungan yang subur dan banyak tumbuhan sehingga
gambar yang dilukis kebanyakan adalah wanita. Kebudayaan ini hingga kini masih dilestarikan
oleh suku aborigin yang berinteraksi dengan seni bebatuan.
Di belahan bumi lain, Michel Lorblancher mencoba membuat ulang gambar prasejarah
menggunakan alat-alat primitive. Teknik yang digunakan sama dengan Teknik pada masa lalu,
yakni arang yang dikunyah dan dimuntahkan, kemudian proses menggambar dilakukan dengan
menggunakan tangan.

Anda mungkin juga menyukai