Anda di halaman 1dari 18

Laporan Tetap Praktikum

PERKEMBANGAN HEWAN
ACARA II
EMBRIOLOGI PADA AYAM

OLEH:
NAMA : AOLAN NISAQ
NIM : 200104053
SEMESTER/KELAS: V/C

LABORATORIUM TADRIS IPA BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2022
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan praktikum “Perkembamgan Hewan” ini di susun sebagai salah satu syarat
untuk mengikuti praktikum selanjutnya.

Mataram, oktober 2022

Disahkan Oleh :

Co.Assisten

(Nuning Samtika)
Nim: 180.104.024

ii
KATA PENGANTAR
Puji dan sukur selalu terpanjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga laporan praktikum perkembangan hewan tentang
embriologi pada ayam ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Salawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah SAW beserta
keluarga sahabat dan ummatnya yang senantiasa istiqomah menegakkan
risalahnya.
Sehubungan dengan hal tersebut perlu kiranya ucapan termakasih dengan
setulus hati kepada asisten coast yang telah membimbing sehingga laporan
praktikum perkembangan hewan acara 1 tentang gametogenesisi pada vertebrata
ini dapat dapat diselesaikan. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada semua
pihak yang sudah membantu menyelesaikan laporan ini.
Dalam penyusunan laporan ini tidak luput dari kekurangan dan kesalahan
sehingga kritik dan saran sangat diperlukan sebagai acuan untuk penyusunan
karya tulis termasuk laporan ini kedepannya. Kritik dan saran yang diharapkan
adalah yang bersifat membangun sehingga laporan berikutnya dapat lebih baik
lagi.

Mataram 5 oktober 2022

Aolan Nisaq

iii
DAFTAR ISI
COVER
HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................ii
DAFTAR ISI .........................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................1
A. Latar Belakang ...........................................................................1
B. Rumusan Masalah ......................................................................1
C. Tujuan .........................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................2
BAB III METODOLOGI ....................................................................4
A. Pelaksanaan ................................................................................4
B. Alat dan Bahan ...........................................................................4
C. Analisis Prosedur ........................................................................4
BAB IV PEMBAHASAN .....................................................................5
A. Hasil Pengamatan .......................................................................5
B. Pembahasan ................................................................................9
BAB V PENUTUP ................................................................................13
A. Penutup .......................................................................................13
B. Saran ..........................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembnagan embrio merupakan salah satu peristiwa yang
terjadi dalam siklus reproduksi. Pada tahap ini terjadi perkembangan
yang cukup signifikan dari embrio. Mulai dari awalnya hanya serupa
satu sel dan akhirnya berbentuk organisme sempurna yang terdiri dari
ribuan sel bahkan jutaan sel.
Pola dasar perkembangan embrio aves dan embrio katak pada
dasarnya sama, yaitu melalui tahapan pembelahan blastula, gastrula,
neurula dan organogenesis. Pembelahan aves merupakan pembelahan
meroblastik, artinya pembelahan hanya terjadi di keping Lembaga
saja. Semua proses tersebut terangkum dalam beberapa tahapan
seperti tahap morula, blastula, gastrula dan organogenesis.
Berdasarkan pemaparan materi/teori di atas maka perlu di
lakukannya praktikum yang bertujuan untuk mempelajari dan
mengamati perkembangan embriologi ayam pada waktu pengeraman
tertentu yaitu: pada waktu 10 hari, 12 hari, 14 hari, 16hari, 18 hari dan
20 hari.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana proses perkembangan embriologi ayam pada waktu
pengeraman tertentu?
C. Tujuan
Untuk mengamati dan mengetahui proses perkembangan embriologi
pada waktu pengeraman tertentu.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Proses perkembangan embrio atau embryogenesis terjadi setelah
terjadinya pembentukan zigot. Proses embryogenesis dimulai dari
pembelahan zigot, blastulasi, gastrulasi dan neurulasi. Pembelahan zigot
merupakan serangkaian mitosis yang menghasilkan morula (dengan sel
anakyang disebut blastomere). Morula mengalami blastulasi yang merupakan
proses pembentukan blastula (blastosol) dan dilanjutkan dengan gastrulasi
yang merupakan proses pembentukan ketiga daun kecambah (entoderm,
eksoderm, mesoderm) yang membentuk gastrula. Diakhiri dengan neutulasi
yang merupakan pembentukan susunan saraf. Terbentuknya tabung saraf
merupakan tanda dimulainya proses organogenesis. (Herlina, 2019. Hal: 8)
Perkembangan awal embrio dimulai dari proses blastulasi dimana
pada tahap akhir proses pembelahan massa blastomer akan membentuk dasar
calon tubuh yang disebut dengan blastula. Proses blastulasi akan terjadi
sepanjang telur melewati saluran reproduksi induk, kemudian akan di ikuti
proses gastrulasi dimana mulai terjadi pembentukan stria primitive.
Perkembangan stria primitive mulai dapat diamati pada umur 10 jam inkubasi
atau pengeraman. (Asmarani, 2016. Hal: 34)
Setelah embrio melewati tahap blastulasi, embrio selanjutnya akan
melewati tahap gastrulasi. Gastrulasi adalah pengaturan kembali sel-sel
blastula secara dramatis yang terjadi saat proses morfogenetik. Mekanisme
selulernya adalah perubahan-perubahan motilitas sel, perubahan pada bentuk
sel serta perubahan pada adhesi (penempelan) seluler menuju sel yang lain
dan menuju matriks molekuler ekstraseluler. Gastrulasi menghasilkan
beberapa sel yang mendekati permukaan blastula yang berpindah menuju
lokasi yang lebih dalam. Hal tersebut akan mentransformasi blastula menjadi
embrio yang berlapis tiga yang disebut dengan gastrula. (Cathrine, 2021.
Hal:572)
Pada tahap neurula, ayam sedikit menyerupai bentuk embrio katak.
saat melalui tahap keping neural, lipatan neural dan bumbung neural.

2
Organogenesis merupakan suatu proses yang terjadi setelah terbentuknya
neurula. Proses ini di antaranya adalah pembentukan bakal organ yang bersal
dari lapisan ectoderm, mesoderm dan endoderm. Perkembangan embrio ayam
ini pada berbagai masa inkubasi merupakan media yang sesuai untuk
memperlihatkan proses terjadinya organogenesis. (Sarini, 2017. Hal:97)
Perkembangan embrio ayam tidak dapat seluruhnya dilihat dengan
mata telanjang, sehingga perkembangan jaringannya di anggap perlu untuk di
amati secara mikroskopis dengan membuat preparate histologis embrio.
Hingga saat ini ilmu atau penelitian yang membahas tentang histologis
perkembangan embrio ayam masih sangat terbatas. (Fitriani, 2021. Hal:65)

3
BAB III
METODOLOGI
A. Pelaksanaan
Hari, tanggal : Senin, 3 oktober 2022
Waktu : 13. 30 WITA - selesai
Tempat : Laboratorium Terpadu UIN Mataram
B. Alat dan Bahan
1. Alat
- Cawan petri
2. Bahan
- Telur ayam kampung 6 butir pada waktu pengeraman tertentu
C. Analisis Prosedur
Pertama-tama sebelum memulai praktikum kami menyiapkan
alat dan bahan praktikum seperti telu ayam kampung sebanyak 6 butir
dengan jumlah hari pengeraman yang sudah di tentukan. Kemudian
kami memberi tanda pada tiap-tiap telur yang sudah di bawa. Setelah
itu kami menyiapkan cawan petri sebagai tempat untuk meletakkan
telur ketika sudah dipecahkan. Setelah telur dipecahkan dan
diletakkan ke dalam cawan petri kemudian di amati sudah sampai
mana pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada masing-
masing telur. Setelah itu kami mencatat pertumbuhan dan
perkembangan yang terjadi pada masing-masing telur. Setelah semua
data selesai di catat kami membersihkan alat-alat yang sudah
digunakan.

4
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Gambar hasil pengamatan
No Gambar Keterangan
Hari ke-1
Cangkang telur
1. Yolk
Putih telur
Pembuluh darah
Hari ke-2
2. Yolk
Pembuluh darah

Hari ke-3
3. Yolk
Pembuluh darah
Bakal embrio

Hari ke-4
4. Yolk
Pembuluh darah
Bakal embrio

Hari ke-5

5
5. Yolk
Pembuluh darah
Mata
Embrio

Hari ke-6
Embrio
6. Pembuluh darah
Yolk

Hari ke-7
Yolk
7. Pembuluh darah
Mata
Embrio

Hari ke-8
Yolk
8. Pembuluh darah
Mata
Embrio

Hari ke-9
Mata
9. Yolk
Pembuluh darah
Kepala
Embrio

Hari ke-10
Kepala

6
10. Mata
yolk
Pembuluh darah

Hari ke-11
Yolk
11. Mata
Pembuluh darah
Kepala
Bakal kaki
Hari ke-12
Yolk
12. Pembuluh darah
Mata
Embrio

Hari ke-13
13. Yolk embrio
Mata
Paruh
Pembuluh darah
Hari ke-14
14. Yolk
Bulu
Paruh
Pembuluh darah
Mata

Hari ke-15
15. Yolk

7
Paruh
Pembuluh darah
Embrio

Hari ke-16
Yolk
16. Pembuluh darah
Bulu
Sayap
Mata
Hari ke-17
Yolk
17. Mata
Embrio
Pembuluh darah
Bulu
Hari ke-18
Yolk
18. Bulu
Pembuluh darah
Mata

Hari ke-19
Mata yolk
Paruh bulu
19. Kepala
Kaki

Hari ke-20
Bulu

8
20. Paruh
Kaki
Kepala

Hari ke-21
Mata
21. Paruh
Bulu
Kaki
Kuku
B. Pembahasan
Ayam merupakan salah satu hewan vertebrata yang bertelur
(ovivar). Perkembangan embrio ayam terjadi di luar tubuh induknya.
Selama perkembangan embrio memperoleh makanan dan
perlindungan yang dari telur berupa kuning telur, albumen, dan
kerabang telur. Ayam pada waktu perkembangan telurnya dimulai dari
zigot sampai menetas terjadi dari waktu sekitar 19 hari sampai 21 hari.
Embryogenesis merupakan proses pertumbuhan dan
perkembangan pada embrio yang terjadi setelah sel mengalami
pembuahan dan fertilisasi. Embrio ayam setiap harinya memiliki
perkembangan yang berbeda. Setiap harinya embrio ayam akan terus
tumbuh dan berkembang selama masih di erami oleh induknya atau di
inkubasi oleh pemiliknya. Selama didalam telur, ayam mendapatkan
makanan dari kuning telur dan albumen.
Seperti yang terlihat pada gambar dan hasil praktikum yang
sudah di lakukan serta mencari literatur di internet, embrio ayam yang
ber umur 1 hari ketika di pecahkan albumen (putih telur) masih
terlihat bening dan kuning telur (yolk) masih terlihat bulat. Terlihat di
tengah-tengah kuning telur sudah mulai terbentuk pembuluh darah.
Pembuluh darah inilah yang akan terus tumbuh dan berkembang
menjadi ayam.

9
Pada embrio hari ke-2 pembuluh darah sudah semakin
berkembang, pembuluh darah sudah mulai sedikit melebar di yolk.
Denyut jantung sudah mulai ada walaupun beberapa menit saja. Pada
hari ke-3 bakal embrio (bakal organ) sudah mulai terbentuk. Pada hari
ini telur yang akan bagus dan telur yang rusak bisa diketahui.
Pada hari ke-4 bakal orga sudah mulai semakin membesar dan
pembuluh darah juga semakin melebar. Bakal mata, jantung, dan kaki
akan mulai terlihat di tahap ini. Sama seperti pada tahap di hari ke- 4
pada hari ke-5 bakal kepala sudah mulai ada dan organ yang sudah
ada sebelumnya juga semakin berkembang.
Pada hari ke-6 terlihat pembuluh darah sudah mengelilingi
separuh dari kuning telur (yolk). Perkembangan organ yang sudah ada
juga semakin terlihat. Mata embrio semakin terlihat menonjol, mata
embrio terlihat seperti titik hitam yang sudah mulai membesar. Di
bandingkan dengan hari keenam pada hari ke-7 embrio mengalami
pertumbuhan lagi seperti sudah mulai terlihat leher dan paruh, mata
semakin menonjol, yolk semakin berkurang, kaki dan sayap juga
sudah mulai terbentuk.
Pada hari ke-8 pembuluh darah masih terlihat jelas seperti
serabut-serabut kecil berwarna merah, folikel bulu sudah mulai
terlihat, bakal embrio atau bakal organ semakin tumbuh dan mata
semakin menonjol dan terlihat serta paruh juga mulai terlihat.
Pada hari ke-9 paruh dan kakinya mulai mengeras, embrio
semakin tumbuh dan berkembang dan pembuluh darah sudah
menyebar ke seluruh yolk dan juga badan dan kepala sudah mulai
terlihat berpisah. Albumen telur sudah hampir habis.
Pada hari ke-10 pertumbuhan dan perkembangan embrio
semakin terlihat di banding dengan hari ke Sembilan walaupun tidak
banyak. Pada hari ke-11 embrio semakin bergerak ke samping, paruh
semakin terlihat dan sudah mulai keras begitu juga dengan kaki yang
ikut keras. Organogenesis sudah mulai terlihat dengan jelas.

10
Pembuluh darah sudah mengelilingi yolk dan mata sudah sangat
terlihat jelas.
Pada hari ke-12 tidak jauh berbeda dengan hari kesebelas,
albumen semakin berkurang. Pada hari ke 13 paruh terlihat sangat
jelas, embrio semakin tumbuh sayap juga sudah ada, mata sudah
mulai terlihat lebih sempurna dengan adanya kelopak mata, leher
terlihat sedikit lebih jelas, dan bagian-bagian tubuh sudah bisa
dibedakan.
Pada hari ke-14 bulu-bulu ayam sudah mulai tumbuh, albumen
sudah mulai tercampur dengah darah, yolk sudah mulai habis dan
organ-organ embrio sudah mulai bekerja seperti jantung sudah mulai
berdenyut.
Hari ke-15 tidak jauh berbeda dengan hari ke empat belas.
Bulu-bulu ayam sudah menutup seluruh tubuh embrio dan albumen
serta yolk semakin berkurang. Pada hari ke- 16 embrio semakin
tumbuh lebih besar dan sudah melingkari setengah dari yolk.
Albumen atau putih telur tercampur dengan darah terlihat seperti pada
gambar.
Pada hari ke-17 embrio ayam terus tumbuh dan yolk semakin
menipis. Embrio semakin menekuk sehungga paruh dengan kaki
hampir bertemu. Bulu-bulu juga semakin banyak. Pada hari ke- 18
perkembangan organ ayam sudah akan sempurna jantung sudah mulai
berdenyut dengan stabil. Paruh dan kaki terlihat semakin lebih keras
dari sebelum-sebelumnya.
Pada hari ke-19 kuku pada embrio ayam sudah dapat di lihat
secara jelas. Albumen dan yol sudah hampir habis karena sudah
mendekati waktu menetas. Paruh atas dan bawah sudah dapat di
bedakan dan terlihat cukup keras serta bulu-bulu sudah semakin
panjang.
Pada hari ke-20 embrio semakin tumbuh dan berkembang.
Yolk dan albumen sudah habis karena embrio pada hari ke 20 atau 21

11
adalah hari menetas. Semua organ embrio sudah sempurna dan dapat
bekerja dengan baik. Pada hari ke-21 embrio ayam mulai berusaha
keluar dari telurnya proses ini biasanya menghabiskan waktu kurang
lebih 18 jam. Setelah keluar dari dalam cangkang (kerabang) ayam
masih basah dan proses keringnya memakan waktu 6-12 jam. Setelah
menetas induk ayam akan selalu menjaga anak ayam sampai si induk
merasa anakan ayamnya sudah dapat bertahan hidup sendiri di
lingkungannya.

12
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah di lakukan praktikum mengenai embryogenesis ayam
pada waktu pengeraman tertentu yaitu pada hari ke 10, 12, 14, 16, 18
dan 20 dapat di simpulkan bahwa, pada hari ke 10 organogenesis yang
terjadi pada embrio ayam belum sempurna atau belum lengkap. Pada
embrio ayam yang ber usia 10 hari baru mulai terbentuk kepala, mata,
pembuluh darah, jantung dan beberapa organ lainnya walaupun masih
belum terlihat dengan jelas. Tidak jauh berbeda dengan hari ke 10
pada embrio ayam hari 12 embrio semakin berkembang, pembentukan
organ semakin terlihat di banding hari ke 10.
Pada embrio hari 14 embrio terus tumbuh dan berkembang
bulu, sayap sudah mulai terlihat jantung sudah mulai berdenyut dan
yolk serta albumen semakin berkurang. Begitu juga pada hari 16
pembentukan organ semakin kompleks albumen dan yolk semakin
berkurang.
Pada hari ke 18 ukuran tubuh embrio ayam semakin tumbuh
besar dan organ ayam semakin berkembang. Paruh dan kaki embrio
semakin terlihat keras, pembentukan bagian tubuh juga sudah
sempurna. Yolk dan albumen hampir habis. Embrio ayam usia 20
sudah siap untuk menetas. Yolk dan albumen sudah habis terserap
oleh abdomen ayam sudah mulai menggunakan organnya. Setelah hari
20 ayam menetas.
B. Saran
Hmmm masi sama semoga untuk praktikum selanjutnya dapat lebih
baik lagi, klo perlu jgn pake laporan sementara ☹, capek euyy. Sehat
selalu kk, terimakasih ilmunya 😊. Semoga nilai laporan saya bagus
amiin.

13
DAFTAR PUSTAKA
Firiani, Husmimi, Dian Masytha dan Muslim Akmal. 2021. Histologis
Perkembangan Embrio Ayam Pada Masa Inkubasi Satu Sampai Tujuh
Hari. Jurnal Agripet. Vol 21. Hal 65.
Kusumawati, Asmarini, dkk. 2016. Perkembangan Embri dan Penentuan
Jenis Kelamin DOC (Day Old Chicken) Ayam Jawa Super. JURNAL
SAIMS VETERINER. Vol 34. Hal 34.
Paputungan, Sarin, Lucia J. lambey dkk. 2017. Pengaruh Bobot Telur Tetas
Itik Terhadap Perkembangan Embrio, Fertilitas dan Bobot Tetas.
Jurnal Zootek. Vol 37. Hal 97.
Pratiwi, Herlina, Aulia Firmawati dan Herawati. 2019. Embriologi Hewan.
UB Press. Malang Indonesia.
Zulfa, Chatrine Septianora, Relsas Yogica dkk. 2021. Pengaruh Perbedaan
Masa Inkubasi Terhadap Perkembangan Embrio Gallus gallus
Domesticus. Prossiding SEMNAS BIO. Vol 01 hal 572.

Anda mungkin juga menyukai