Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MIKROTEKNIK
PEMBUATAN PREPARAT UTUH (Whole Mount) TUMBUHAN
Dosen pengampu: Muhammad Zulhariadi M. Pd

DISUSUN OLEH:
KELAS/SEMESTER : C/V
Kelompok I
1. Aolan Nisaq (200104053)
2. Sulhandayani (200104054)
3. Nurrahmania (200104060)
PROGRAM STUDI IPA BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN(FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan karunia dan rahmat-Nya karena penulis telah menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Salawat serta salam kita junjungkan kepada
Nabi Muhammad Saw, yang telah membimbing kita dari jalan berliku-liku
menuju jalan yang lurus.
Terimakasih kepada orang tua yang selalu mendukung dalam membuat
tugas-tugas, kepada Dosen yang telah membimbing serta rekan-rekan lainnya
yang turut membantu hingga makalah ini bisa terselesaikan.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekeliruan
dan kekurangannya, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat
bagi para pembaca serta semua pihak yang membutuhkan.

Mataram, 9 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR..................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................
A. Latar Belakang..............................................................................................
B. Rumusan Masalah.........................................................................................
C. Tujuan............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................
A. Metode Whole Mount .....................................................................…...2
B. Tujuan Metode Whole Mount ......................................................................
C. Alat dan Bahan Metode Whole Mount..........................................................
D. Langkah Kerja Metode Whole Mount..........................................................
E. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Whole Mount......................................
BAB III PENUTUP......................................................................................................
A. Kesimpulan...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikroteknik merupakan teknik pembuatan sediaan atau preparat
secara mikroskopis, tentunya pendekatan secara teoritis saja tidaklah
memadai untuk memahami secara menyeluruh mengenai mikroteknik,
sebab yang namanya teknik lebih menekankan pemahaman pada
aplikatifnya meskipun pada dasarnya landasan teoritis juga diperlukan
dalam rangka memberikan beberapa petunjuk yang harus dilakukan agar
proses pembuatan preparat sesuai dengan prosedural kerja dan alasan
penggunaan ataupun pemilihan bahan yang akan digunakan dalam
pembuatan sediaan mikroskopis.
Banyak teknik yang dapat digunakan dalam membuat suatu
preparat, salah satu teknik dalam pembuatan preparat adalah menggunakan
metode whole mount.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud whole mount?
2. Apa tujuan dari metode whole mount?
3. Apa saja alat dan bahan yang digunakan dalam metode whole mount?
4. Bagaimana cara kerja metode whole mount?
5. Apa kekurangan dan kelebihan metode whole mount?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud whole mount?
2. Untuk mengetahui tujuan dari metode whole mount?
3. Untuk mengetahui pa saja alat dan bahan yang digunakan dalam
metode whole mount?
4. Untuk mengetahui bagaimana cara kerja metode whole mount?
5. Untuk mengetahui apa saja kekurangan dan kelebihan metode whole
mount?

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Metode Whole Mount
Whole mounth merupakan metode pembuatan preparat yang
nantinya akan diamati dengan mikroskop tanpa didahului adanya
proses pemotongan. Jadi pada metode ini, preparat yang diamati
adalah preparat yang utuh baik itu berupa sel, jaringan, organ maupun
individu. Gambar yang dihasilkan oleh preparat whole mounth ini
terlihat dalam wujud utuhnya seperti ketika organisme tersebut masih
hidup sehingga pengamatan yang dapat dilakukan hanya terbatas
terhadap morfologi secara umum saja.
Metode pembuatan preparat yang digunakan untuk pengamatan
secara menyeluruh, artinya mempelajari struktur vegetatif dan
reproduktifnya tanpa melakukan penyayatan terhadap tanaman tersebut
karena metode ini menggunakan semua bagian tanaman sebagai
preparatnya. Tentu saja tanaman yang diamati haruslah berukuran kecil
sehingga dapat termuat pada objek glass. Sedangkan pada tanaman
yang agak besar bisa dilakukan pemangkasan agar menjadi lebih rapi
dan kecil.
Metode whole mounth mempunyai kelebihan dan kelemahan
masing-masing. Whole mount merupakan metode pembuatan preparat
yang nantinya akan diamati dengan mikroskop dengan tanpa didahului
adanya proses pemotongan. Jadi pada metode ini, preparat yang
diamati adalah preparat yang utuh baik itu berupa sel, jaringan, organ
maupun individu. Image yang dihasilkan oleh preparat whole mount
ini terlihat dalam wujud utuhnya seperti ketika organisme tersebut
masih hidup sehingga pengamatan yang dapat dilakukan hanya
terbatas terhadap morfologi secara umum saja.
Proses pengamatan terhadap suatu morfologi tanaman dapat
dilakuakan dengan beragai cara. Salah satu diantaranya adalah dengan
membuat preparat awetan dari tanaman yang akan diamati. Metode

2
pembuatan preparat yang digunakan untuk pengamatan secara
menyeluruh, artinya mempelajari struktur vegetatif dan reproduktifnya
tanpa melakukan penyayatan terhadap tanaman tersebut karena metode
ini menggunakan semua bagian tanaman sebagai preparatnya.
Whole Mount, metode ini sering diistilahkan karena pada
pembuatan preparatnya menggunakan semua bagian tanaman yang
akan diamati. Tentu saja tanaman yang diamati haruslah berukuran
kecil sehingga dapat termuat pada objek glass. Sedangkan pada
tanaman yang agak besar bisa dilakukan trimming (pemangkasan) agar
menjadi lebih rapi dan kecil. Contoh dari tanaman yang bisa dibuat
preparat menggunkan preparat whole mount adalah lumut, sori paku,
daun dengan trikoma dan daun dengan stomata. Proses pembuatan
preparat dengan menggunakan metode ini adalah melalui beberapa
tahap seperti fiksasi bertahap, penggunaan seri xylol berseri (10-20-30-
40-50-60-70-80-90%) dalam alkohol absolute.
Spesimen dari tumbuhan yang sering dibuat preparat dengan
metode ini antara lain algae, fungi berbentuk benang, algae dengan
talus tipis, bryophyta, protalium, paku, irisan epidermis dan atau
batang, dan polen.
B. Tujuan Metode Whole Mount
Tujuan pembuatan preparat whole mount adalah untuk dapat
menyediakan preparat mikroskopis yang dapat memperlihatkan
struktur secara keseluruhan dari bahan atau objek yang bersangkutan.
Misalnya preparat whole mount epidermis bawah daun Nicotiana
tabacum untuk memperlihatkan strktur sel epidermis daun,stomata dan
berbagai macam trikoma yang merupakan derivat epidermis yang
bersangkutan. Preparat whole mount Taenia saginata untuk
memperlihatkan struktur scolek dengan kait-kaitnya yang sangat khas,
proglotid imatur dan matur dengan bagian-bagiannya.
C. Alat dan Bahan Metode Whole Mount
Whole Mount Alat-alat yang digunakan antara lain.

3
1. Gelas penutup,
2. Gelas benda (gelas objek),
3. Kamera digital,
4. Pipet tetes
5. Tempat rak pewarnaan
6. Leher angsa
7. Staining jar dan
8. Kipas angin.
Bahan yang digunakan antara lain:
a. Bahan yang ingin dijadikan preparat (misalnya protozoa),
b. Pewarna hematoxilyin
c. Pewarna eosin
d. Akuades
e. Tisu
f. Kanada balsam
g. Larutan fiksatif FAA, alcohol (70%, 80%, 90% danabsolut)
h. Alcohol xilol (3:1, 1:1, 1:3) dan
i. Xilol murni I dan II.
D. Langkah Kerja Metode Whole Mount
Spesimen yang akan dibuat preparat pertama-tama harus dimasukkan
ke dalam larutan fiksatif yang bertujuan untuk penguatan sehingga
mencegah terjadinya perubahan selama proses pembuatan preparat.
Larutan fiksatif yang digunakan berupa krom-asetat atau formalin
tergantung dari spesimen yang akan diproses. Alga laut seperti
chlorophyta lebih baik menggunakan krom-asetat untuk fiksasi bahan
karena alkohol yang terkandung di dalam FAA (formalin-aseto-
alkohol) akan menyebabkan pengerutan sel khususnya pada spesimen
akuatik.
1. Cara kerja pembuatan preparat dengan whole mount tumbuhan
spirogyra
Metode : gliserin-xilol dengan spesimen Spirogyra

4
Hari ke-1 : Fiksasi spesimen: krom-asetat
Larutan 10% asam kromat (air)…………………………………… 7
ml
Larutan 10% asam asetat (air)……………………………………..
10ml
Aquades…………………………………………………………………
…....... 8ml
Hari ke-2 : Pencucian dan pewarnaan (Aquades dan fast green)
Pencucian : Aquades sebanyak 3 kali, masing-masing 10 menit.
Pewarnaan : Fastgreen 1% dalam akuades selama 24 jam
Hari ke-3 : Dehidrasi
Aquades…………………………………………………………………
.. 5 menit
Aquades…………………………………………………………………
.. 5 menit
Gliserin 10%…………………………………………………………….
24 jam
Selanjutnya ditempatkan di parafin oven sampai larutan gliserin
menjadi gliserin murni. Proses ini harus dijaga jangan sampai bahan
menjadi kering.
Hari ke-4 : Dealkoholisasi dan mounting
Alkohol 95%
……………………………………………………………. 30 menit
Alkohol 100%…………………………………………………………..
30 menit
Alkohol 100%…………………………………………………………..
30 menit
Dealkoholisasi
Alkohol : xilol 9 :
1………………………………………………………. 10 menit

5
Alkohol : xilol 8 :
2………………………………………………………. 10 menit
Alkohol : xilol 7 :
3………………………………………………………. 10 menit
Alkohol : xilol 6 :
4………………………………………………………. 10 menit
Alkohol : xilol 5 :
5………………………………………………………. 10 menit
Alkohol : xilol 4 :
6………………………………………………………. 10 menit
Alkohol : xilol 3 :
7………………………………………………………. 10 menit
Alkohol : xilol 2 :
8………………………………………………………. 10 menit
Alkohol : xilol 1 :
9……………………………………………………….. 10 menit
Xilol……………………………………………………………………
…… 10 menit
Xilol……………………………………………………………………
…… 10 menit
Hari ke-5 : Mounting dan pemberian nama
Mounting : Bahan diambil menggunakan pinset kemudian diletakkan
di atas gelas benda dan dibubuhkan balsam Kanada, terakhir ditutup
dengan gelas penutup. Preparat dikeringkan di atas Hot plate dengan
temperatur 45°C hingga balsam Kanada kering.
Pemberian nama: Label preparat diletakkan disebelah kiri gelas
penutup (Keterangan: nama preparat, organ yang bersangkutan, dsb).
E. Kelebihan dan Kekurangan Metode Whole Mount
Kelebihan metode ini adalah dapat mengamati seluruh bagian
hewan atau tanaman dengan jelas tiap bagian-bagiannya. Sedangkan
kelemahannya adalah metode ini hanya bisa dilakukan pada hewan

6
atau tanaman dengan ukuran yang kecil saja tidak bisa tanaman yang
besar sehingga metode ini perlu terus dikembangkan dengan
melakukan bebagai percobaan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Whole mounth merupakan metode pembuatan preparat yang nantinya akan
diamati dengan mikroskop tanpa didahului adanya proses pemotongan
atau pembuatan preparate dari suatu makhluk secara utuh. Tujuan

7
pembuatan preparat whole mount adalah untuk dapat menyediakan
preparat mikroskopis yang dapat memperlihatkan struktur secara
keseluruhan dari bahan atau objek yang bersangkutan.
Alat dan bahan dari metode ini adalah ada kaca benda, kaca penutup,
alcohol, spesimen utuh yang di awetkan, zat warna dll. Adapun langkah-
langkah dalam pembuatan preparate ini adalah pengambilan sample,
pembuatan albumin meyer, sterilisasi gelas benda dengan alcohol 70 %,
meletakkan gelas benda di atas rak pewarnaan, pencucian preparate,
pewarnaan, pendehidrasian dan pemountingan.

DAFTAR PUSTAKA
Berlyn, G.P. and J.P. Miksche. 1976. Botanical Microtechnique and
Cytochemistry. The Iowa State University Press. Ames. Iowa.
Sass, J.E. 1961. Botanical Microtechnique. The Iowa State University Press.
Ames. Iowa.

8
Widjajanto dan Susetyoadi Setjo, 2001, Mikroteknik Tumbuhan, Universitas
Negeri Malang, Malang.
Woelanningsih, S. 1984. Botani Dasar. Penuntun Praktis Sitologi. Fakultas
Biologi. UGM. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai