Anda di halaman 1dari 196

PETUNJUK PRAKTIKUM BOTANI

DISUSUN OLEH:

Tim Dosen Mata Kuliah Botani

LABORATORIUM FISIOLOGI DAN BIOTEKNOLOGI TANAMAN

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Praktikum adalah bagian dari proses belajar mengajar yang bertujuan agar suatu bahan
kajian (mata kuliah) mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Kompetensi suatu praktikum
adalah keterampilan (psikomotorik) yang dalam botani adalah keterampilan dalam pemberian
karakter setiap bagian tumbuhan. Pemahaman karakter setiap bagian kemudian bermanfaat bagi
teknologi budidaya, teknologi pengolahan dan penyimpanan hasil, dan pencandraan tumbuhan
baru sehingga kekerabatan diketahui. Buku pedoman ini adalah penyempurnaan dari buku yang
terbit sebelumnya. Terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan
masukan. Namun demikian kekurangan tentu masih ada sehingga kritik dan saran terus
diperlukan untuk penerbitan yang akan datang.

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar .............................................................................................................................i
Daftar Isi .................................................................................................................................... ii
Daftar Lampiran ........................................................................................................................ iii
Pendahuluan ...............................................................................................................................iv
Protokol Kesehatan ..................................................................................................................... v
I. Daun Tunggal (Folium Simpleks) dan Daun Majemuk (Folium Compositum) ............... 1
II. Duduk Daun (Filotaksis) ................................................................................................. 13
III. Bunga (Flos) dan Bagian, Diagram, Rumus, dan Penyandraan Bunga ........................... 17
IV. Buah (Fruktus) dan Biji (Semen) .................................................................................... 30
V. Akar, Batang, dan Modifikasi Akar, Batang, dan Daun .................................................. 38
VI. Penyandraan Tumbuhan di Lapang ................................................................................. 47
VII. Sel dan Bagian Sel ........................................................................................................... 48
VIII. Bahan Ergastik dalam Sel ................................................................................................ 55
IX. Dinding Sel ...................................................................................................................... 57
X. Jaringan Batang (Caulis) ................................................................................................. 60
XI. Jaringan Akar (Radix) ..................................................................................................... 63
XII. Jaringan Daun (Folium) ................................................................................................... 65
Daftar Pustaka ........................................................................................................................... 67
Lampiran ................................................................................................................................... 68

ii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. MATRIKULASI PRAKTIKUM BOTANI 2020................................................ 68


Lampiran 2. DAFTAR COAS BOTANI 2020 ........................................................................ 69

Lampiran 3. FORMAT LAPORAN ........................................................................................ 70

Lampiran 4. COVER LAPORAN PRAKTIKUM ................................................................... 72

Lampiran 5. HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. 73

Lampiran 6. BLANKO PENGAMATAN ............................................................................... 74

iii
PENDAHULUAN

Tanaman adalah tumbuhan yang dibudidayakan. Setiap jenis tumbuhan memiliki karakter
yang khas baik dari bentuk (habitus), tahap pertumbuhan, morfologi (dalam dan luar), maupun
fisiologi. Karakter tumbuhan pada umumnya sesuai dengan kebutuhan hidup yang tersedia di
habitat (tempat tumbuh). Pengetahuan karakter tanaman sangat diperlukan sehingga budidaya
menjadi terarah untuk mencapai pertumbuhan optimum agar menghasilkan produksi (jumlah dan
mutu) sesuai dengan harapan. Botani atau ilmu tumbuhan, sebagai ilmu murni cabang biologi,
dengan demikian sangat diperlukan dalam dunia pertanian. Agar pemahaman botani mencapai
kompetensi tinggi maka dalam mempelajari selain secara teoritis juga diperlukan praktikum.
Berdasarkan itu, praktikum adalah bagian dari proses belajar mengajar (PBM) suatu bidang
kajian sehingga kompetensi menjadi optimum.
Berdasarkan habitus, tanaman dapat berbentuk herba, semak, perdu, dan pohon. Hampir
semua tumbuhan memiliki akar, batang, dan daun. Daun tertata pada cabang dan ranting
sehingga membentuk suatu tajuk (kanopi). Setiap bagian tubuh tumbuhan memiliki fungsi tetapi
terkoordinasi sebagai suatu sistem, tampak pada pertumbuhan dan habitus. Pertanian merupakan
kegiatan dalam memenuhi kebutuhan hidup melalui optimalisasi produksi dan atau penampilan
organisme. Tumbuhan diperlukan manusia sebagai sumber pangan, sandang, dan papan, serta
kenyamanan (taman, keindahan, dan kesenangan/hobi), secara langsung maupun tidak langsung
dari produksi primer atau sekunder. Karakter pertumbuhan tidak terlepas dari karakter tumbuhan
yang tercermin pada morfologi dalam (anatomi) dan luar. Morfologi luar antara lain karakter
daun, batang, akar, organ tambahan, bunga, dan buah/biji. Perbedaan morfologi tumbuhan
berakibat pada susunan anatomi sehingga berakibat pada fungsi (laju proses fisiologi) organel.
Berdasar pembahasan di atas, praktikum botani diperlukan sebagai bagian dari proses
pembelajaran botani sehingga pemahaman menjadi mendalam. Praktikum botani memperdalam
pengetahuan karakter tumbuhan melalui keterampilan penggunaan sarana dan prasarana yang
diperlukan. Daun, batang, akar, bunga, buah/biji, dan organ khas tumbuhan tertentu dapat
diamati dengan mata telajang. Namun untuk pengamatan organel tumbuhan (bentuk, struktur,
dan substansi tertentu) dan tumbuhan/organisme tingkat rendah diperlukan mikroskop cahaya.
Keterampilan menggunakan mikroskop merupakan dasar keberhasilan pengamatan bagian dan
organel sel. Beberapa substansi kimia juga diperlukan untuk mendeteksi keberadaan substansi
tertentu sebagai hasil proses kerja organel. Melalui praktikum, botani dipahami secara teoritis
dan visual melalui penggunaan sarana pengamatan/observasi. Praktikum botani terdiri atas 13
kegiatan yang terdiri atas 2 kelompok: morfologi dan anatomi.
Untuk membantu pelaksanaan praktikum mandiri dimana mahasiswa tidak dapat
mengikuti kegiatan di laboratorium, maka dibuatlah video praktikum mandiri pada setiap judul
praktikum. Video dapat diakses di youtube resmi Program Studi Agroteknologi UNS melalui
tautan https://www.youtube.com/playlist?list=UU96r1P7q_eCbkFA1Ah4_XHg.

iv
PROTOKOL KESEHATAN

Dalam masa new normal, seluruh kegiatan belajar mengajar termasuk praktikum yang
melibatkan banyak orang maupun secara mandiri wajib mentaati protokol kesehatan yang ketat
dari Kementerian Kesehatan Republik Indoneesia, demi menjamin kesehatan dan keselamatan
seluruh peserta yang terdiri dari Praktikan, Coass, Dosen maupun Laboran.
Protokol kesehatan mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor HK.01.07/MENKES/328/2020 Tentang Panduan Pencegahan Dan Pengendalian Corona
Virus Disease 2019 (Covid-19) Di Tempat Kerja Perkantoran Dan Industri Dalam Mendukung
Keberlangsungan Usaha Pada Situasi Pandemi dan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/382/2020 Tentang Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat
Di Tempat Dan Fasilitas Umum Dalam Rangka Pencegahan Dan Pengendalian Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19).
A. Protokol kesehatan di Laboratorium.

1. Peserta praktikum wajib menggunakan jas lab, masker dan mencuci tangan menggunakan
sabun atau menggunakan hand sanitizer sebelum memasuki ruangan. Disarankan untuk
menggunakan face shield dan sarung tangan.
2. Peserta praktikum masuk satu per satu memasuki ruangan dan wajib diukur suhu
tubuhnya. Peserta dengan suhu tubuh >37.8oC tidak diperkenankan memasuki
Laboratorium.
3. Ruangan dipakai maksimal terisi 50% dari kapasitasnya.
4. Seluruh peserta praktikum wajib menjaga jarak minimal 1 meter, pengamatan dapat
dilakukan bergantian.
5. Setelah selesai melakukan praktikum, seluruh peralatan yang digunakan dicuci dan atau
disemprot/dilap dengan desinfektan, peralatan dikembalikan ke tempat semula.
6. Praktikan mencuci tangan dengan sabun setelah kegiatan praktikum selesai dan keluar
ruangan satu per satu dengan tertib.
B. Protokol kesehatan di Lapangan.

1. Pastikan suhu tubuh peserta praktikum tidak melebihi 37.8oC


2. Peserta praktikum wajib menggunakan masker dan menjaga jarak aman minimal 1 meter
dengan praktikan lain selama di lapangan.
3. Setelah selesai kegiatan praktikum, peserta praktikum wajib mencuci tangan dengan
sabun.
Selama praktikum berlangsung, peserta praktikum tidak diperkenankan melepas alat
pelindung diri dan menyentuh mata maupun mulut dengan tangan.

v
I. DAUN TUNGGAL (FOLIUM SIMPLEKS) DAN DAUN MAJEMUK (FOLIUM
COMPOSITUM)

A. Daun Tunggal (Folium Simpleks)

Daun tumbuh dari tunas yang pada umumnya terletak di buku batang atau cabang.
Beberapa tumbuhan dari tunas tumbuh daun, ada pula dari tunas tumbuh tangkai daun, atau ada
dari tunas tumbuh cabang lebih dulu. Dari jaman ke jaman organisme mengalami evolusi, tidak
terkecuali tumbuhan, sehingga jenis semakin bervariasi yang terekspresikan melalui habitus.
Variasi habitus tumbuhan dibahas dalam morfologi tumbuhan antara lain bentuk kanopi,
percabangan, tinggi, dan morfologi daun. Daun tumbuhan bervariasi berdasarkan kelengkapan,
bentuk (ujung, pangkal, tepi, dan pertulangan), permukaan, tebal daging, dan warna daun. Selain
keragaman bentuk juga terdapat keragaman ukuran maupun susunan daun pada tangkai (tunggal
dan majemuk) dan susunan pada batang (Gambar 1.1, 1.2, 1.3, 1.4, 1.5, 1.6, dan 1.7).
Praktikan diwajibkan telah membaca powerpoint bab DAUN TUNGGAL untuk
mempermudah pemahaman pada praktikum kali ini.

Kompetensi:
1. Mahasiswa memahami bagian-bagian daun tunggal berbagai bentuk bagian-bagian daun
termasuk sistem pertulangannya.
2. Mahasiswa dapat menerapkan pengetahuan bentuk daun tunggal dalam mengidentifikasi
daun suatu tumbuhan yang ditemuinya.

Bahan:
1. Daun Bambu (Bambussa sp.)
2. Daun Jambu Biji (Psidium guajava)
3. Daun Jarak Pagar (Jatropha curcas)
4. Daun Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
5. Daun Padi (Oryza sativa)

Keterangan: Jika disekitar tempat tinggal tidak ditemukan tanaman tersebut, silahkan mencari
di internet.
Prosedur Praktikum :
1. Tulis nama bahan (lokal dan ilmiah dengan taksonominya).
2. Gambar daun tiap bahan secara skematik dan berilah keterangan tentang:

1
a. Upih daun atau pelepah daun (vagina)
b. Tangkai daun (petiolus)
c. Tulang daun (venasio)
d. Helaian daun (lamina)
e. Dst jika ada yang lainnya (misal : ujung daun, pangkal daun, stipula)

3. Sebutkan dan deskripsi dari masing-masing bahan tentang :


a. Bangun daun (sirkum skripsio):
 Bulat (orbikularis)  Tombak (hastatus)
 Perisai (peltatus)  Bertelinga (auriculatos)
 Jorong (ovalis)  Bulat telur terbalik (obovotus)
 Bulat memanjang (oblongus)  Jantung terbalik (obcordatus)
 Lanset (lanseolatus)  Segitiga terbalik atau pasak
 Bulat telur (ovatus) (cuncatus)
 Segitiga (triagularis)  Supid atau spatel (spathulatus)
 Delta (deltoideus)  Garis (linearis)
 Belah ketupat (rhomboideus)  Pita (ligulatus)
 Jantung (Cordatus)  Pedang (ensiformis)
 Ginjal (reniformis)  Paku atau dabus sabulatus
 Anak panah (sagitatus)  Jarum (acerosus)
b. Ujung daun (apex folii)
 Runcing (acutus)  Rompang (truncates)
 Meruncing (acuminatus)  Terbelah (retusus)
 Tumpul (obtusus)  Berduri (mueronatus)
 Membulat (rotundatus)
c. Pangkal daun (basis folii)
 Runcing (acutus)  Membulat (rotundatus)
 Meruncing (acuminatus)  Rompang (truncates)
 Tumpul (obtusus)  Berlekuk (emarginatus)

2
d. Pertulangan daun (Nervasio atau venasio)
 Bertulang menyirip (penninervis)  Bertulang melengkung (curvinervis)
 Bertulang menjari (palminervis)  Bertulang sejajar (rectinervis)
e. Tepi daun (margo folii)
 Rata (integer)
 Bertoreh (divisus)
o Tepi daun bertoreh merdeka: o Tepi daun dengan toreh yang
- Bergerigi (serratus) mempengaruhi bentuk daun:
- Bergerigi ganda (biseratus) - Berlekuk menyirip (pinnatilobus)
- Bergigi (dentatus) - Bercangap menyirip (pinnatifidus)
- Beringgit (crenatus) - Berbagi menyirip (pinnatipartitus)
- Berombak (repandus) - Berlekuk menjari (palmatifidus)
- Bercangap menjari (palmatifidus)
- Berbagi menjari (palmatipartitus)
f. Daging daun (intervenium)
 Tipis seperti selaput (membranaceus)
 Seperti kertas (papyraceus atau chartaceus)
 Tipis Lunak (herbaceous)
 Seperti perkamen (perkamenteus)
 Seperti kulit (criaceus)
 Berdaging (camocus)
g. Warna daun:
 Hijau  Mosaik
 Kuning  hijau muda.
 Merah
h. Permukaan daun
 Licin (leavis) dapat:  Gundul (glaber)
- mengkilat (nitidus)  Kasap (scaber)
- suram (opacus)  Berkerut (rugosus)
- berselaput lilin (pruinosus)  Berbingkul-bingkul (bullatus)
3
 Berbulu (pilosus)  Berbulu kasar (hispidus)
 Berbulu halus dan rapat (vilosus)  Bersisik (Lepidus)

i. Tangkai daun (Petiolus)


 Silinder  Bersegi
 Bulat dan berongga  Setengah lingkaran
 Pipih (tepi daun melebar/bersayap)

j. Penyandraan (deskripsi)
Buatlah suatu penyandraan (deskripsio) daun yang diamati seperti contoh berikut:

Daun durian (Durio zibethinus Murr.). Daun tunggal tidak sempurna (tidak
memiliki pelepah daun), daun penumpu amat kecil dan segera gugur. Tangkai daun
bangun silinder, menebal pada ujung dengan panjang 1,5-2,5 cm, bersisik rapat.
Bangun daun elips, memanjang sampai bangun pisau, panjang 10-20 cm, lebar 4-8
cm. Tepi daun rata, ujung meruncing, pangkal membulat, tulang daun menyirip,
agak kaku seperti kulit, permukaan atas gundul, sisi bawah bersisik, ibu tulang daun
jelas menonjol pada sisi bawah sampai ujung daun, sisi atas beralur dangkal,
cabang-cabang tulang daun serong keatas hampir sejajar, dengan tulang tepi yang
tidak begitu jelas kelihatan.

4
Gambar 1.1. Berbagai bangun daun

5
Gambar 1.2. Berbagai bentuk ujung daun

Gambar 1.3. Berbagai macam pangkal daun

6
Gambar 1.4. Berbagai macam tepi daun

7
Gambar 1.5. Berbagai macam vena daun

Gambar 1.6. Berbagai macam permukan daun

8
Bulat dan berongga Pipih Setengah lingkaran Bersegi
Gambar 1.7. Berbagai macam tangkai daun (Petiolus)

9
B. Daun Majemuk (Folium Compositum)

Daun tumbuhan (memiliki tangkai atau tidak) tumbuh dari tunas di batang, cabang, atau
ranting. Bila pada satu daun terdapat tunas ketiak maka daun tersebut dikategorikan sebagai daun
tunggal. Daun majemuk bila dari batang, cabang, atau ranting tumbuh lebih dari satu daun (daun-
daun tersebut selanjutnya disebut anak daun). Anak-anak daun ini tidak memiliki tunas pada
ketiak. Seperti daun tunggal, susunan maupun jumlah anak daun majemuk juga banyak ragam
(Gambar 1.8a dan 1.8b).

Praktikan diwajibkan telah membaca powerpoint bab DAUN MAJEMUK untuk


mempermudah pemahaman pada praktikum kali ini.

Kompetensi :
1. Mahasiswa memahami macam macam susunan daun majemuk.
2. Mahasiswa mampu menerapkan tentang berbagai macam susunan daum majemuk dalam
mengidentifikasi tumbuhan yang ditemuinya.

Bahan :
1. Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix)
2. Daun Mawar (Rosa sp.)
3. Daun Sikejut (Mimosa pudica)
4. Daun Asam (Tamarindus indica)

Keterangan: Jika disekitar tempat tinggal tidak ditemukan tanaman tersebut, silahkan mencari
di internet.
Prosedur Praktikum :
1. Tulis nama bahan (lokal dan ilmiah) beserta sistematika.
2. Gambar daun setiap bahan secara skematik sehingga bagian-bagian jelas dan beri
keterangan dalam istilah Indonesia dan latin, misal: Ibu tangkai daun (petiolus
communis), tangkai anak daun (petiololus), dan anak daun (leaflet)).
3. Kategorikan susunan daun majemuk:
 Daun majemuk menyirip (Pinnatus)
o Menyirip beranak daun satu o Menyirip genap (abrupte
(unifoliolatus) pinnatus)
o Menyirip gasal (imparipinnatus)

10
o Menyirip berpasangan o Menyirip rangkap dua
o Menyirip berseling
o Menyirip berganti-ganti
 Daun majemuk menjari (Palmatus atau digitatus)
o Menjari beranak daun dua (bifoliolatus)
o Menjari beranak daun tiga (trifoliolatus)
o Menjari beranak daun lima (Quinquefoliolatus)
o Menjari beranak daun tujuh (septemfoliolatus)
 Daun majemuk bangun kaki (pedatus)
 Daun majemuk campuran (digitatopinatus)

Gambar 1.8a. Berbagai ragam daun majemuk

11
Gambar 1.8b. Berbagai ragam daun majemuk

Video penjelasan praktikum I. DAUN TUNGGAL (FOLIUM SIMPLEKS) DAN DAUN


MAJEMUK (FOLIUM COMPOSITUM) dapat dilihat disini:
https://www.youtube.com/playlist?list=UU96r1P7q_eCbkFA1Ah4_XHg.

12
II. DUDUK DAUN (FILOTAKSIS)

Duduk daun adalah tata letak daun tumbuhan pada batang, cabang, atau ranting. Pada
umumnya daun tumbuhan tumbuh dari buku (nodia) di batang, cabang, atau ranting, buku satu
dengan buku yang lain terpisah dengan jarak tertentu sehingga tata letak daun juga terpisah.
Berdasar jumlah daun pada buku, beberapa kemungkinan terjadi antara lain: a. Satu buku hanya
ada satu daun sehingga daun pada batang, cabang, atau ranting tersebar (folia sparsa), b. dua
daun berhadapan pada satu buku dan berseling dengan buku di bawah atau atasnya disebut
berkarang (folia verticillata) (Gambar 7).
Duduk daun pada tumbuhan tersusun sedemikian rupa mengikuti suatu keteraturan.
Keteraturan (terutama folia sparsa) tersebut adalah jika suatu daun dianggap sebagai titik
pertama dan daun di atas daun tersebut (segaris vertikal, garis-garis ini disebut garis ortostik)
adalah titik yang kedua, ketiga, dan seterusnya, maka dari titik pertama ke titik kedua dan
seterusnya melalui sejumlah daun yang apabila ditarik garis berupa garis yang melingkar batang
(spiral genetik). Jumlah daun yang dilewati (diberi kode a) dan jumlah lingkaran atau spiral
(diberi kode b) dari daun titik pertama (tidak dihitung) sampai daun titik kedua (a/b) adalah
rumus daun (divergensi). Besar sudut yang terbentuk antara satu daun dengan daun yang lainnya
(sudut divergensi) adalah a/b x 360o. Berbagai tumbuhan dengan duduk daun tersebar antara lain
memiliki rumus daun 1/2, 1/3, 2/5, 3/8, 5/13, 8/21 dan selanjutnya (perhatikan keteraturan
bilangan tersebut) disebut deret Fibonacci. Rumus daun tumbuhan dengan folia opposita atau
folia verticillata tidak dapat ditentukan, namun ortostik masih dapat digambarkan. Selain itu
sebagian tumbuhan ada yang memiliki daun berjejal di ujung atau pangkal batang karena buku-
buku berjarak sangat dekat, susunan daun seperti ini disebut roset.
Praktikan diwajibkan telah membaca powerpoint bab DAUN MAJEMUK materi duduk
daun untuk mempermudah pemahaman pada praktikum kali ini.

Kompetensi :
1. Mahasiswa mengenal variasi duduk daun.
2. Mahasiswa terampil dalam menggambarkan bagan duduk dan diagram daun.
Bahan :
1. Ketela pohon (Manihot utilissima) 3. Alamanda (Allamanda cathartica)
2. Pacing (Costus speciosa) 4. Jambu biji (Psidium Guaiava)

13
5. Pepaya (Carica papaya)
Keterangan: Jika disekitar tempat tinggal tidak ditemukan tanaman tersebut, silahkan mencari
di internet.
Prosedur Praktikum :
1. Tulis nama bahan (lokal dan ilmiah beserta sistematika).
2. Sebut duduk daun bahan masing-masing.

Gambar 2.1. Berbagai duduk daun


14
Cara menghitung duduk daun:

Untuk membuat diagram daun, batang harus dipandang sebagai kerucut yang memanjang,
dengan buku-buku batangnya sebagai lingkaran-lingkaran yang sempurna. Jika diproyeksikan
pada suatu bidang datar, maka buku-buku batang akan menjadi lingkaran-lingkaran yang
konsentris dan puncak batang akan merupakan titik pusat semua lingkaran tadi. Ortostiknya akan
merupakan jari-jari lingkaran tadi.

A. Langkah-langkah membuat diagram daun untuk rumus daun 2/5:

1. Dibuat minimal 6 lingkaran yang konsentris untuk


memperlihatkan daun yang duduk pada satu ortostik.

2. Dibuat 5 ortostik yang membagi


lingkaran-lingkaran tadi menjadi 5
sektor yang sama besar.

3. Digambar daun pada lingkaran-lingkaran tadi berturut-turut dari


luar ke dalam, kemudian daun diberi nomor. Jarak antara 2 daun
adalah 2/5 lingkaraan, jadi harus meloncati 1 ortostik.

4. Dibuat spiral genetik berupa


garis spiral dari lingkaran
paling luar ke lingkaran
paling dalam.

15
B. Langkah-langkah membuat bagan/skema tata letak daun pada batang misalnya
rumus 2/5:

1. Untuk membuat bagan/skema tata letak daun pada batang tanaman, batang
tanaman digambar sebagai silinder.

2. Digambar 5 ortosiknya secara membujur.

3. Digambar daun-daun pada


setiap buku-buku
batangnya yang jaraknya sama
satu sama lain, yakni 2/5
lingkaran. Daun disimbolkan
dengan segitiga terbalik.

Untuk menghindari kesalahan sebaiknya garis-garis yang menggambarkan masing-masing


bagian tadi dibuat berbeda-beda. Maka akan terlihat dimulai dengan daun yang mana saja,
setelah garis spiral genetik melingkari batang sampai 2x akan melewati 5 daun. Dam pada bagian
itu akan terlihat bahwa daun-daun nomor 1, 6, 11, dst. tiap kali ditambah 5, demikian pula daun-
daun nomor 2, 7, 12, dst. akan terletak pada ortosik yang sama. Untuk memperlihatkannya perlu
semua daun diberi nomor urut sepanjang spiral genetiknya.

Video penjelasan praktikum II. DUDUK DAUN (FILOTAKSIS) dapat dilihat disini:
https://www.youtube.com/playlist?list=UU96r1P7q_eCbkFA1Ah4_XHg.

16
III. BUNGA (FLOS) DAN BAGIAN, DIAGRAM, RUMUS, PENYANDRAAN BUNGA

A. Bunga (Flos)

Bunga merupakan organ reproduktif dan menjadi ciri khas suatu kelompok tumbuhan yang
kemudian disebut tumbuhan berbunga atau Spermatophyta (sekitar 250.000 hingga 400.000
spesies). Diantara tumbuhan darat kelompok tumbuhan berbunga memiliki jumlah anggota
paling besar. Bunga berasal dari modifikasi daun dan batang yang berfungsi dalam pembuahan
tertutup. Disebut pembuahan tertutup karena bakal biji terlindung di dalam bakal buah atau
ovarium (kelompok ini disebut tumbuhan berbiji tertutup atau Angiospermae, atau
Magnoliophyta, atau Anthophyta). Sebagian tumbuhan termasuk kelompok tumbuhan berbiji
terbuka atau Gymnospermae. Angiospermae terbagi menjadi dua golongan: monocotyledoneae
(monokotil) sekitar 25% dari jumlah spesies dan dicotyledoneae (dikotil) sekitar 75% dari
jumlah spesies.
Tumbuhan dapat memiliki satu bunga (berbunga tunggal atau planta unifloria), umumnya
tumbuh diujung batang (flos terminalis), dan dapat berbunga banyak (planta multiflora), yang
umumnya terdapat di ujung batang atau cabang dan di ketiak daun (flos lateralis/aksilaris). Letak
bunga pada tumbuhan berbunga banyak ada yang terpencar atau terpisah satu sama lain (flos
sparsi) ada pula yang berupa satu rangkaian disebut bunga majemuk (antotaksis atau
inflorescensia). Bunga majemuk umumnya terdiri atas bagian seperti batang, ialah: ibu tangkai
bunga (pedunculus atau rachis) adalah cabang tumbuh dari batang atau cabang yang mendukung
bunga, tangkai bunga (pedicellus) adalah cabang ibu tangkai bunga yang mendukung bunga, dan
dasar bunga (receptaculum) adalah ujung tangkai bunga, tempat bunga duduk, bagian seperti
daun, ialah: daun-daun pelindung (bractea), daun tangkai (bracteola) yaitu daun kecil pada
tangkai bunga, seludang bunga (spatha) yang menyelimuti bunga saat belum mekar, daun
pembalut (bractea involucralis atau involucrum) yaitu daun pelindung bunga yang tersusun
dalam satu lingkaran, kelopak tanbahan (epicalyx) adalah bagian serupa daun di bawah kelopak,
daun kelopak (sepale), daun mahkota (petalae), tenda bunga (tepalae) jika mahkota dan kelopak
berbentuk dan berwarna sama, benang sari (stamina), dan daun buah (carpela).
Bunga majemuk terdiri atas: a. bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia
racemosa/botryoides/centripetala) yaitu bunga majemuk yang ibu tangkai tumbuh terus
bercabang dan bercabang lagi dengan susunan makin muda dekat dengan ibu tangkai (acropetal)

17
terlihat dari urutan bunga mekar (dari luar ke dalam atau sentripetal), b. bunga majemuk berbatas
(inflorescentia cymosa/centrifuga/definita) yaitu ibu tangkai diakhiri oleh satu bunga, demikian
pula bila bercabang di setiap cabang diakhiri oleh sau bunga, bunga mekar dimulai dari bunga di
ibu tangkai (dari dalam ke luar atau sentrifugal), berdasar jumlah cabang dibedakan monochasial
(ibu tangkai bercabang tunggal), dichasial (ibu tangkai bercabang dua), dan pleiochasial (ibu
tangkai bercabang lebih dari dua), c. bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta) yaitu
bunga majemuk yang menampakkan sifat sebagai bunga majemuk berbatas dan tidak berbatas.
Bunga mejemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa/botryoides/centripetala) terdiri atas
ibu tangkai tak bercabang dan ibu tangkai bercabang. Bunga mejemuk dengan ibu tangkai tidak
bercabang antara lain:
1. Tandan (racemus atau botrys)
Tangkai bunga jelas dan tumbuh dari ibu tangkai atau ibu tangaki bercabang setiap bunga
terletak diujung tangkai.
2. Bulir (spice)
Seperti tandan, bunga tidak bertangkai.
3. Untai (amentum)
Seperti bulir, ibu tangkai terdapat bunga berkelamin tunggal (umumnya ♂)
4. Tongkol (spadix)
Seperti bulir, ibu tangkai besar dan berdaging (umumnya bunga ♀)
5. Bunga payung (umbella)
Ujung tangkai bunga tumbuh cabang-cabang sama panjang, masing-masing pada pangkal
memiliki daun pelindung. Cabang dapat bercabang lagi seperti daun bertingkat sehingga
disebut bunga yang majemuk.
6. Bunga cawan (corymbus atau anthodium)
Ibu tangkai bunga melebar dan rata seperti cawan, terdapat dua macam:
a. Bunga pita, adalah bunga mandul di sepanjang tepi cawan (flos marginalis) sering
memiliki mahkota berbentuk pita (flos ligulatus).
b. Bunga tabung, bung aterdapat pada cawan sendiri (flos disci), kecil, berbentuk tabung,
memiliki kelamin jantan dan betina.
7. Bunga bongkol (capitulum)
Seperti cawan tapi tanpa pembalut, ujung ibu tangkai biasanya membengkak bulat seperti
bola.
8. Bunga periuk (hypanthodium), terdiri atas dua bentuk:
a. Ujung ibu tangkai menebal, berdaging, bentuk seperti gada tempat bunga tumbuh
sehingga berbentuk bulat atau silinder.
b. Ujung ibu tangkai menebal, berdaging, bentuk seperti periuk, bunga terletak dalam
periuk.

18
Bunga majemuk dengan ibu tangkai bercabang, cabang dapat bercabang lagi sehingga
bunga tidak tumbuh pada ibu tangkai, antara lain:
1. Malai (panicula)
Ibu tangkai bercabang monopodial begitu pula cabang seperti tandan majemu, bentuk
seperti kerucut.
2. Malai rata (corymbus ramosus)
Ibu tangkai bercabang, cabangnya bercabang lagi dan seterusnya, bunga tersusun pada
suatu bidang datar atau melengkung.
3. Bunga payung majemuk (umbella composita)
Bunga yang tersusun dari payung-payung kecil (umbullula), pada pangkal terdapat daun
pembalut.
4. Bunga tongkol majemuk
Ibu tangkai bunga bercabang-cabang, setiap cabang bunga tersusun sebagai tongkol.
5. Bulir majemuk
Ibu tangkai bunga bencabang, setiap cabang terdapat bunga bulir.

Bunga majemuk berbatas (inflorescentia cymosa/centrifuga/definita), terdiri dari:


1. Anak payung menggarpu (dichasium)
Bunga majemuk, dari ujung ibu tangkai bunga tumbuh satu bunga, dibawahnya tumbuh
dua cabang sama panjang, masing-masing tumbuh bunga diujung, bunga di ibu tangkai
lebih dulu mekar.
2. Bunga tangga atau berseling (cincinus)
Bunga majemuk, ibu tangkai bercabang, cabang bercabang lagi tetapi hanya terbentuk
satu cabang dengan arah ke kiri dan ke kanan.
3. Bunga sekerup (bostryx)
Bunga majemuk, ibu tangkai bercabang, cabang bercabang lagi tetapi hanya terbentuk
satu cabang dengan arah ke kiri dan ke kanan membentuk sudut 90o.
4. Bunga sabit (drepanium)
Bunga majemuk seperti bunga sekerup tetapi semua cabang terletak pada satu bidang
sehingga seluruh bunga seperti sabit.
5. Bunga kipas (rhipidium)
Bunga majemuk bercabang berseling, semua cabang terletak pada satu bidang tetapi tidak
sama panjang.

Bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta) sebagai bunga majemuk bersifat


campuran antara bunga majemuk berbatas dan bunga majemuk tak berbatas, antara lain ibu
tangkai bercabang seperti malai yang berupa malai rata seperti pada bunga johar, atau bunga

19
bersifat malai rata tetapi memiliki bagian berupa anak payung menggarpu (bunga soka), atau
bunga bersifat rata tetapi ujung bunga berupa sekerup (kenari).

Praktikan diwajibkan telah membaca powerpoint bab BUNGA untuk mempermudah


pemahaman pada praktikum kali ini.

Kompetensi:
Mahasiswa mengenal susunan bunga majemuk:
 Tak terbatas (infloressensia rasemosa, botrioides atau sentripetala)
 Berbatas (infloressensia simosa atau sentrifuga)
 Campuran (infloressensia mixta)

Bahan:
1. Orok-orok (Crotalaria striata)
2. Kembang merak (Caesalpina pulcherima)
3. Soka (Ixora paludosa)
4. Lamtoro (Leucaena glauca)

Keterangan: Jika disekitar tempat tinggal tidak ditemukan tanaman tersebut, silahkan mencari
di internet.
Prosedur Praktikum:
1. Tuliskan nama lokal dan latin, beserta kedudukan taksonomi bahan. (Baca pula materi
ppt BAB BUNGA)

2. Gambar setiap bahan secara skematik beserta bagiannya yang ada dalam istilah Indonesia
dan Latin.
 Ibu tangkai bunga (pedunculus)
 Tangkai bunga (pedicellus)
 Bunga (flos)
3. Sebutkan susunan bunga majemuk :
 Tandan (raceme/botris)  Bongkol (capitulum)
 Bulir (spike)  Periuk (hypanthodium)
 Untai/bunga lada (amentum)  Malai (panicula)
 Tongkol (spadiks)  Malai rata (corymbus rarnosus)
 Payung (umbrella)  Payung majemuk (umbrella
 Cawan (corymbus/anthodium) composita)

20
 Tongkol majemuk  Kipas (rhipidium)
 Bulir majemuk  Gubahan semu/ karang semu
 Anak payung menggarpu (verticillaster)
(dichasium)  Lembing (anthela)
 Sekerup (bostriks)  Tukal (glomerolus)
 Sabit (drepanium )  Berkas (fassiculus)

Gambar 3.1. Berbagai tipe bunga majemuk

21
Gambar 3.2. Bagian-bagian bunga majemuk

22
B. BAGIAN, RUMUS, DIAGRAM, DAN PENYANDRAAN BUNGA

Secara umum bunga terdiri atas bagian-bagian:


1. Tangki bunga (pedicellus) adalah bagian bunga berupa batang yang sering tumbuh juga
serupa daun yang kemungkinan merupakan bentuk peralihan dari daun ke hiasan bunga.
2. Dasar bunga (receptaculum) berupa ujung tangkai yang melebar beruas pendek sebagai
tempat duduk kelopak dan mahkota bunga yang tampak seperti berlekatan.
3. Hiasan bunga (perinanthium) terdiri atas kelopak (calyx) dan mahkota bunga (corolla).
Kelopak berwarna hijau sebagai pelindung bunga saat masih kuncup, dapat lebih dari satu,
masing-masing berlekatan atau terpisah. Mahkota bunga di lingkaran dalam, berwarna
bukan hijau (warna bunga) terdiri atas beberapa daun mahkota yang berlekatan atau tidak.
Bunga yang tidak memiliki hiasan bunga disebut bunga telanjang, sedangkan hiasan bunga
dengan kelopak dan mahkota bunga tidak dapat dibedakan (bentuk dan warna) disebut tenda
bunga.
4. Alat kelamin jantan (androiceum) yang terdiri atas benang/tangkai sari (stamen), bebas atau
berlekatan, tersusun dalam satu atau dua lingkaran.
5. Alat kelamin betina (gynaecium) terdiri atas putik, tangkai putik, dan daun buah.
Pemerian bunga selain dikemukakan secara verbal (narasi) juga sering dilengkapi gambar
sehingga pemahaman lebih jelas. Gambar bunga secara skematik disebut diagram bunga yang
merupakan proyeksi bidang datar potongan melintang bunga. Pada diagram tergambar jelas
struktur bunga yang terdiri atas daun kelopak, tajuk atau mahkota bunga, alat reproduksi (benang
sari dan putik), dan bagian lain (jika ada). Secara umum proyeksi bunga berbentuk lingkaran
berlapis yang menggambarkan penampang melintang daun kelopak, mahkota bunga, kepala sari,
dan kepala putik (bakal buah) beserta jumlah, letak, dan susunan masing-masing. Prosedur
pembuatan diagram bunga:
a. Membuat lingkaran konsentris (dibuat dari besar semakin kecil ke arah titik pusat)
sebagai tempat bagian bunga (biasanya lima bagian).
b. Melalui titik pusat dibuat garis tegak lurus sebagai gambaran bidang median batang
pendukung bunga (seringkali sebagai pembagi bagian bunga secara simetrik dan hanya
untuk bunga aksilar). Untuk diagram bunga aksilaris, diluar lingkaran paling luar (bagian
atas) beberapa milimeter diujung akhir garis tegak lurus dibuat lingkaran kecil (sebagai

23
skema batang), sedang di bagian bawah garis (jarak beberapa milimeter) dibuat segitiga
bergaris tinggi pendek sebagai skema daun pelindung.
c. Bagian bunga digambarkan di lingkaran dengan jumlah dan posisi (berjauhan, berlekatan,
atau yang lain). Lingkaran terluar sebagai tempat kelopak, lingkaran kedua sebagai
tempat mahkota dan seterusnya benang sari kemudian putik. Gambar bentuk kelopak dan
mahkota dapat sama tetapi salah satu dipertebal atau arsir atau warna berbeda.
Penjelasan karakteristik bunga selain menggunakan diagram bunga juga dapat dinyatakan
dengan lambang (huruf, angka, dan bentuk tertentu) yang tersusun sedemikian rupa yang
kemudian disebut rumus bunga. Rumus bunga terdiri atas empat lambang utama: kelopak
berlambang K (dari kalix), mahkota berlambang C (dari corolla), benang sari berlambang A (dari
androecium), dan putik berlambang G (dari gynaecium). Juka kelopak dan mahkota berbentuk
dan berwarna sama (disebut tenda bunga) diberi lambang P (dari perigonium). Di belakang
lambang tersebut dituliskan angka sesuai dengan jumlah masing-masing dan di antara lambang
dan jumlah dipisahkan dengan koma. Contoh beberapa rumus bunga:
K5, C5, A10, G1 : berarti bunga memiliki daun kelopak lima, mahkota lima, benang sari sepuluh,
dan putik satu (dari sehelai daun bunga).
P6, A6, G3 : berarti kelopak dan mahkota bunga sama (perigonium) berjumlah enam, benang sari
berjumlah enam, dan putik berjumlah enam pula.
Jika di depan rumus terdapat lambang berarti bunga bersimetri satu (zygomorphus) dan
jika ada lambang * berarti bunga bersimetri banyak. Lambang ♀ untuk bunga betina, ♂ untuk
bunga jantan, dan hemaprodit dengan lambang ♀. Jika satu bagian bunga terdiri atas dua
lingkaran, misalnya benang sari berjumlah lima, maka ditulis A 5+5. Bagian bunga yang
berlekatan satu sama lain angka sebagai lambang jumlah ditulis dalam kurung misalnya K (5) atau
G(3). Dua bagian bunga yang berlekatan satu sama lain (sebagai contoh: mahkota dengan benang
sari), kedua bagian diletakkan dalam kurung besar (contoh: [C5,A5], jika benang sari sendiri juga
berlekatan maka rumus ditulis [C5, A(∞)].
Penyandraan bunga merupakan pernyataan karakter bunga melalui pengamatan seksama,
dengan mengemukakan hal seperti pada bunga durian berikut:
Bunga pada dahan-dahan yang agak tua, merupakan rangkaian seperti kipas, tumbuhnya
disamping, tergantung, masing-masing rangkaian terdiri dari 6-12 bunga, agak besar, berbilangan
5, tangkai bunga bangun silinder, menebal diujungnya, panjangnya 3-8 cm, bersisik rapat dan

24
besar-besar, kelopak tambahan mulai berlekatan menyelubungi kuncup bunga, kemudian terbagi
tidak beraturan dalam 2-4 helaian, biasanya 3, panjang 2-2,5 cm, sisi luarnya bersisik, sisi dalam
berambut pendek, rapat dan halus, lekas gugur, kuncup bunga bangun bola atau bulat telur, ujung
tumpul atau membulat, kadang-kadang dengan pucuk kecil, pendek, dan runcing. Kelopak daun
gentong-dandang, tinggi 2-3 cm pada pangkalnya melebar seperti dandang, dengan dasr yang
mendatar sesuai sampai ditengah-tengah hampir selalu bergigi dan sama dalam, berjumlah 4-6,
sisi luar penuh dengan sisik-sisik yang besar dan tebal, sisi dalam berambut pendek, rapat pada
pangkal terdapat kelenjar madu, gigi-gigi atau lekuk-lekuk dari kelopak serong keluar, runcing
atau tumpul, setelah bunga mekar (terjadi persarian) maka gugur bersama-sama dengan benang
sari, maka mahkota bersilang 5 lepas tersusun kohlearis (paratak/apotak), daun mahkota
berwarna putih kekuningan (cream), bulat memanjang bentuk spatel, panjang 3, 5-5 cm, bagian
terlebar 2-3 cm, berkuku, sisi luar berambut pendek, sisi dalam gundul, benang sari banyak,
berbekas 5, masing masing berkas berhadapan dengan daun mahkota, pada pangkalnya
berlekatan pendek, setelah bunga mekar lepas, sisi luarnya beralur jelas, perlekatan bunga sari
dalam berkas hanya sampai 1/3 atau ¼ panjangnya benang sari, ke atas benang sari bebas, tiap-
tiap berkas terdiri dari 9-12 tangkai sari dengan suatu tukal ruang sari diujungnya, bakal buah
menumpang, bangun bola memanjang atau bulat telur, beruang 5, panjang 0.6-0.7 cm, garis
tengah 0.1-0.5 cm bersisik rapat, tangkai putik 3-5 cm, berambut pendek, dengan kepala pituk
yang kecil seperti kuncup pada ujungnya.
Praktikan diwajibkan telah membaca powerpoint bab BUNGA untuk mempermudah
pemahaman pada praktikum kali ini.
Kompetensi :

Mahasiswa mengenal struktur bunga, rumus bunga, diagram bunga, dan penyandraan
bunga

Bahan :
1. Alamanda (Allamanda cathartica)
2. Orok-orok (Crotalaria striata)
3. Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)

Keterangan: Jika disekitar tempat tinggal tidak ditemukan tanaman tersebut, silahkan mencari
di internet.

25
Prosedur Praktikum :
3. Tulis nama bahan dan sistematikanya. (Baca pula materi ppt tentang bunga)
4. Gambar skematis bunga:
 Tangkai bunga (pedicellus)
 Dasar bunga (reseptakulum)
 Kelopak bunga (kaliks/calyx)
 Daun kelopak bunga (sepala)
 Mahkota bunga (korolla/corolla)
 Daun mahkota bunga (petala)
 Benang sari (stamen) : -kepala sari (antera)
-tangkai sari (filamentum)
-penghubung ruang sari (connectivum)
 Putik (pistillum) : -kepala putik(stigma)
-tangkai putik (stilus)
-bakal buah (ovarium)
5. Cara mengerjakan diagram/rumus bunga tentukan :
 Jenis kelamin bunga : -bunga banci (hermaproditus)
-bunga jantan (flos maskulus)
-bunga betina (flos feminus)
 Simetri bunga : -beraturan (aktinomorf)
-setangkup tunggal (zigomorf)
-tak beraturan (asimetris)
 Letak perhiasan bunga terhadap sesamanya (aestivasio) :
- terbuka (aperta)
- tertutup (valvata)
- terkatup melipat kedalam (induplikata)
- terkatup melipat keluar (reuplikata)saling menutupi
- tentang perhiasan bunga lepas satu sama lain atau berlekatan
- benang sari : - jumlah : tertentu kelipatan 3,5 atau banyak
- lepas satu sama lain, berlekatan

26
 Kedudukan bakal buah
 Menumpang (superus), setengah menumpang (semiinferus), dan tenggelam (inferus)
 Jumlah ruang : beruang 1, 2, 3, atau banyak

6. Buat penyandraan salah satu bunga :


Contoh penyandraan salah satu bunga durian (Durio zibethinus)

Gambar 3.3. Bunga dan bagian bunga

27
Gambar 3.4. Letak antarsepal/antarpetal (aestivatio) dan simetri bunga

Gambar 3.5. Diagram bunga (Dutta, 1968)

28
Gambar 3.6. Simbol diagram bunga

Video penjelasan praktikum III. BUNGA (FLOS) DAN BAGIAN, DIAGRAM, RUMUS,
PENYANDRAAN BUNGA dapat dilihat disini:
https://www.youtube.com/playlist?list=UU96r1P7q_eCbkFA1Ah4_XHg.

29
IV. BUAH (FRUKTUS) DAN BIJI (SEMEN)

A. Buah (Fruktus)
Pada tumbuhan sebagai tahap akhir pertumbuhan (masa vegetatif) adalah pembentukan
buah dan biji (masa generatif). Bunga tumbuhan pada suatu saat (telah masak) terjadi proses
penyerbukan diteruskan dengan pembuahan sehingga terbentuk buah dan biji. Ini ditandai oleh
bagian bunga (selain bakal buah) menjadi layu dan luruh. Buah yang hanya terbentuk dari bakal
buah, buah tumbuh tidak terbungkus sehingga disebut buah telanjang (fructus nodus) yang juga
disebut buah sejati. Sedangkan buah yang tumbuh dari bagian bunga (tangkai, dasar, kelopak,
dan tenda bunga) disebut buah semu (fructus spurius), di sini buah yang sesungguhnya pada
umumnya tidak tampak jelas sehingga disebut buah tertutup (fructus clausus). Buah semu
maupun buah sejati terbagi menjadi buah tunggal (berasal dari satu bunga yang memiliki satu
bakal buah), buah ganda (berasal dari satu bunga yang memiliki lebih dari satu bakal buah
terpisah satu sama lain), buah majemuk (berasal dari satu bunga majemuk (satu bunga memiliki
satu bakal buah)) yang tumbuh menjadi buah tetap berkumpul sehingga seperti satu buah.
Beberapa contoh buah semu dan sejati:
Buah Semu Buah Sejati
 Tunggal  Tunggal
Bagian lain bunga tunggal, tumbuh Bunga tunggal, satu bunga dengan satu
membesar bakal buah
- Tangkai bunga, contoh pada jambu - Satu buah memiliki satu biji, contoh
monyet (Anacardium occidentale) pada mangga (Mangifera indica L.)
- Kelopak bunga, contoh pada ceplukan - Satu buah memiliki banyak biji, contoh
(Physalis minima L.) pada pepaya (Carica papaya L.)
- Satu buah memiliki beberapa ruang (dari
daun buah), setiap ruang memiliki
beberapa biji, contoh pada durian (Durio
zibethinus Murr.)
 Ganda  Ganda
Pada satu bunga terdapat lehih dari satu Pada satu bunga terdapat lehih dari satu
bakal buah yang tidak berlekatan (bebas), bakal buah yang tidak berlekatan (bebas),
masing-masing tumbuh menjadi buah, masing-masing tumbuh menjadi satu buah,
bersamaan dengan itu ada bagian lain yang contoh pada cempaka (Michelia champaca
ikut tumbuh, contoh pada murbei Bail.)
(Fragraria vesca L.)
 Majemuk  Majemuk
Buah berasal dari bunga majemuk yang Buah berasal dari bunga majemuk, setiap
membesar bersama sehingga tampak seperti bunga memiliki satu bakal buah yang tetap
satu buah, ibu tangkai bunga dan tenda menjadi satu setelah menjadi buah sehingga

30
bunga juga membesar, pada nangka tampak seperti satu buah, contoh pada
(Artocarpus integra Merr.), dasar bunga pandan (Pandanus tectorius Sol.)
ikut membesar dan menyelimuti buah
sesungguhnya, contoh pada beringin (Ficus
benjamina L.)
Buah sejati tunggal terdiri atas dua macam: buah kering (siccus), yaitu buah yang bagian
luar mengeras dan kering (antara lain buah kacang tanah atau Arachis hypogaea L. dan padi atau
Oryza sativa L.) dan buah berdaging (carnosus), yaitu buah dengan dinding buah (pericarpium)
tebal dan berdaging. Secara umum dinding buah terdiri atas tiga lapis: kulit luar
(epicarpium/exocarpium), umunya tipis, ada pula yang kaku dan kuat dan permukaan licin, kulit
tengah (mesocarpium), tebal, bergaging atau berserabut juka dapat dimakan kemudian disebut
daging buah, contoh buah mangga, dan kulit dalam (endocarpium), seringkali tebal dan keras,
berbatasan dengan biji (ruang biji), contoh pada buah kelapa (Cococs nucifera L.). selanjutnya
buah tumbuhan masih terbagi hingga banyak macam dan banyak pula perbedaan pemahaman.
Buah sejati tunggal kering ada yang memiliki satu biji, memiliki lebih dari satu atau banyak biji,
demikian pula buah sejati tunggal berdaging dan buah sejati majemuk. Penjelasan lebih rinci
dapat diperoleh di berbagai buku morfologi tumbuhan.

B. Biji (Semen)
Pada bunga terdapat bakal buah dan bakal biji yang setelah penyerbukan dan pembuahan
menjadi buah dan biji. Biji adalah alat tumbuhan berbihi (Spermatophyta) untuk berkembang
biak karena pada biji terdapat lembaga sebagai bakal tumbuhan baru. Pada awal biji duduk pada
tangkai (tali pusat/funiculus) yang tumbuh dari tembuni (placenta). Tempat pertautan tali pusat
dan biji adalah pusat biji (hilus) (pada biji bagian ini tampak jelas), meskipun ada tali pusat yang
juga tumbuh sebagai selaput biji (arillus), sehingga menyelubungi biji seluruhnya atau sebagian.
Durian dan rambutan (Nephelium lappuceum L.) adalah contoh selaput biji yang berdaging
menyelubingi seluruh biji sedangkan pala (Myristica fragrans Houtt.) diseliputi sebagian oleh
sebagian selaput biji.
Secara umum biji tumbuhan terdiri atas kulit biji (spermodermis, saat masih bakal biji
disebut integumentum), tali pusat (funiculus), dan inti biji (nucleus seminis). Kulit biji pada
Angiospermae pada umumnya terdiri atas dua lapis: kulit luar (testa) dan kulit dalam (tegmen),
sedangkan pada Gymnospermae umumnya terdiri atas tiga lapis: kulit (sarcotesta), kulit tengah
(sclerotesta), dan kulit dalam (endotesta). Pada kulit luar biji tumbuhan terdapat sayap (ala), bulu

31
(coma), selaput biji (arillus), selaput biji semu (arillodium), pusat biji (hilus), liang biji
(micropyle), bekas vaskuler, dan tulang biji (raphe). Tali pusat sebenarnya tempat biji terlepas
dari tangkai biji (sebagai penghubung biji dengan tembuni), inti biji terdiri atas lembaga
(embryo) sebagai bakal individu baru dan putih lembaga (albumen) sebagai cadangan makanan.
Lembaga mengandung calon akar (radicula), calon daun (daun lembaga atau cotyledon), dan
calon batang (cauliculus).
Praktikan diwajibkan telah membaca powerpoint bab BUAH DAN BIJI untuk
mempermudah pemahaman pada praktikum kali ini.
Kompetensi :
1. Mahasiswa terampil dalam memerikan macam buah
 Buah sejati/telanjang (fructus nudus)
 Buah palsu/semu (fructus spurius) yang sering disebut buah tertutup (fructus clausus)
2. Mahasiswa mengenal dan terampil dalam menjelaskan struktur biji

Bahan :
1. Kacang tanah (Arachis hypogaea)
2. Padi (Oryza sativa)
3. Jagung (Zea mays)
4. Nangka (Artocarpus heterophyllus)
5. Pepaya (Carica papaya)
6. Kedelai (Glycine max)
Keterangan: Jika disekitar tempat tinggal tidak ditemukan tanaman tersebut, silahkan mencari
di internet.
Prosedur Praktikum :
1. Tulis nama bahan dan sistematikanya.
2. Gambar skematis buah dan beri keterangan bagian buah dan biji.
Buah
Sebutkan macam macam buah :
a. Buah semu (fructus spurius) /tertutup (fructus clausus)
 Tunggal
 Berganda
 Majemuk

32
b. Buah sejati
 Tunggal
Kering
- Satu biji
Buah padi (kariopsis)
Buah kurung (akhenium)
Buah keras (nuts)
Buah keras bersayap (samara)
- Banyak biji
Berbelah (schizocarpium) : berbelah dua, tiga, empat atau banyak
Kendaga (rhegma) : berkendaga dua, tiga, lima atau banyak
Kotak : - bumbung (follikulus)
- polongan (legumen)
- lobak (silikua)
- Kotak sejati (kapsula)
- pecah dengan katup (valva)
- membelah ruang (lokulisidus)
- dengan retak-retak (rima)
- dengan gigi-gigi (deus)
- dengan liang (porus)
- dengan tutup(operkulum)
Berdaging :
- Buah buni (berry)
- Buah mentimun (pepo)
- Buah jeruk (hesperidium)
- Buah batu (drupa)
- Buah delima
- Buah apel
 Berganda
- kurung berganda
- batu berganda

33
- bumbung berganda
- buni berganda
 Majemuk
- buni majemuk
- batu majemuk
- kurung majemuk
Biji
Sebut bagian bagian biji :
1. Kulit biji (spermodermis)
- Tumbuhan berbii tertutup : - luar (testa)
-dalam (tegmen)
- Tumbuhan berbiji terbuka : -luar (sakrotesta)
-tengah (sklerotesta)
-dalam (endotesta)
- Bagian-bagian lain : sayap (ala), bulu (koma), selaput biji palsu (arillodium), pusat
biji (hilus), liang biji (mikrofil), berkas pembuluh pengangkutan (khalaza), dan
tulang biji (raphe)
2. Tali pusat (funiculus)
3. Inti biji (nucleus seminis)
Lembaga (embrio)
- Akar lembaga atau calon akar (radicula)
- Daun lembaga (kotiledon) : satu, dua, atau banyak
- Batang lembaga (kaulikus)
 Ruas batang diatas daun lembaga (internodiumepikotilum)
 Ruas batang dibawah daun lembaga (internodium hipokotilum)
- Sarung pucuk lembaga (coleoptilum)
- Inti lembaga (albumen)
Dalam (endospermium)
Luar (perispermium)

34
Gambar 4.1. Bagian-bagian buah

Gambar 4.2. Buah sejati, tunggal, kering

Gambar 4.3. Buah sejati, banyak biji, kering

35
Gambar 4.4. Buah sejati, tunggal, berdaging

Gambar 4.5. Buah semu

Gambar 4.6. Buah ganda dan buah majemuk

36
Gambar 4.7. Struktur biji

Video penjelasan praktikum IV. BUAH (FRUKTUS) DAN BIJI (SEMEN) dapat dilihat
disini: https://www.youtube.com/playlist?list=UU96r1P7q_eCbkFA1Ah4_XHg.

37
V. AKAR, BATANG DAN BENTUK MODIFIKASI AKAR, BATANG DAN DAUN

Tumbuhan tersusun atas organ-organ dengan organ utama adalah akar (radix), batang
(caulis), dan daun (folium). Bagian akar adalah: a. leher atau pangkal akar (collum) yang
merupakan daerah peralihan akar dan batang, b. ujung akar (apex radicis) yang merupakan
jaringan meristem lembut sehingga dilindungi oleh c. tudung akar (calyptra), d. batang akar
(corpus radicis) adalah tudung akar, dari sini tumbuh e. cabang akar (radix lateralis), dari cabang
ini tumbuh f. serabut akar (fibrilla radicalis) dan dari serabut akar ini tumbuh g. rambut atau bulu
akar (pilus radicalis). Berdasarkan sistem percabangan , akar terbagi menjadi dua macam yaitu
akar serabut (radix adventicia pada tumbuhan monokotil) dan akar tunggang (radix primaria pada
tumbuhan dikotil). Akar tunggang beraneka disebut: a. tombak (fusiformis), contoh pada wortel
(Daucus carrota L.), b. gasing (napiformis), contoh pada bengkuang (Pachyrrhizus erosus Urb.),
c. benang (filiformis), contoh pada kratok (Phaseolus lunatus L.). Selain itu beberapa tumbuhan
memiliki karakter tertentu atau tumbuh dihabitat tertentu sehingga perlu beradaptasi, memiliki
akar dengan bentuk khas antara lain:
a. Akar nafas, adalah cabang akar suatu tumbuhan yang tumbuh ke atas, timbul di permukaan air
atau tanah untuk mengabsorpsi udara karena media tumbuh dalam suasana anaerob.
b. Akar lutut, adalah akar yang tumbuh berbelok/bengkok ke atas kemudian bengkok lagi ke
bawah (seperti kaki dibengkokkan di lutut) biasa pada tumbuhan di tanah berlumpur.
c. Akar banir, adalah akar berbentuks seperti papan di pangkal batang, biasanya pada pohon
yang tinggi dan besar agar tidak mudah tumbang (kokoh).
Selain macam akar di atas pada tumbuhan tertentu disuatu bagian tubuh tumbuh akar
(bukan dari biji) baik secara alami maupun karena rangsangan (pada cangkok atau stek) yang
disebut akar. Berdasar fungsi, adventif terdiri atas:
a. Akar udara/gantung (radix aereus), akar tumbuh dari bagian di atas tanah sebagai alat absorpsi
uap air atau oksigen. Pada pohon beringin akar ini dapat menjadi besar dan masuk ke dalam
tanah sehingga berfungsi sebagai penunjang tubuh maka menjadi akar tunjang.
b. Akar tunjang, pada umumnya tumbuh di batang bagian bawah sebagai penguat batang untuk
tumbuh, contoh adalah tanaman jagung atau pandan (Pandanus tectorius Sol.).
c. Akar penghisap (haustorium), yaitu akar pada tumbuhan parasit yang berfungsi sebagai
absorben nutrisi tumbuhan inang.

38
d. Akar pelekat (radix obligans), akar tumbuhan untuk menempel pada tempat tumbuh
(penunjang).
e. Akar pembelit (cirrhus radicalis), seperti akar pelekat tetapi untuk membelit tubuh tumbuhan
penunjang.
Batang dapat dinyatakan sebagai bagian pokok tumbuhan cormophyta (Pteridophyta dan
Spermatophyta), berbuku (nodia) sehingga memiliki ruas (internodia). Pada buku tumbuh tunas
yang menjadi cabang dan atau daun bahkan juga bunga. Beberapa tumbuhan tampak seperti tidak
berbatang dinamakan planta caulis, tetapi sebenarnya memiliki karakter batang basah (herbaceus
atau succulent), batang berkayu (lignosus), berupa pohon (arboreus) dan semak (fruticeus),
batang rumput (calmus), dan batang mendong (calamus) yang seperti rumput tetapi beruas lebih
panjang, misalnya teki-tekian (cyperaceae) dan mendong (Fimbristylis globulosa Kunth.).
berdasarkan bentuk, batang tumbuhan dapat berbentuk bulat (teres), bersegi (angularis), pipih
(seperti daun berwarna hijau) terdiri atas filokladia (amat pipih dan pertumbuhan terbatas) dan
kladodia (tumbuh terus dan bermacam-macam (licin, berambut dll.) dan arah tumbuh beraneka
(tegak vertikal atau horisontal, serong, menjalar, dll.) demikian pula cabang dengan bentuk khas
pada setiap jenis tumbuhan.
Selain organ di atas tumbuhan juga memiliki organ atau alat tambahan yang merupakan
modifikasi akar, batang, dan daun. Organ tersebut adalah:
a. Kuncup (gemma), yang merupakan bakal tunas yang dapat tumbuh menjadi batang dan daun.
Kuncup dapat tumbuh di ujung (gemma terminalis), di ketiak daun (gemma lateralis/axillaris),
atau di sembarang bagian tubuh (kuncup liar atau gemma adventicius) yang disebut tunas air
atau wiwilan, juga di tepi daun, dan akar.
b. Rimpang (rhzoma), adalah batang beserta daun yang tumbuh menjalar dalam tanah (di ruas
terdapat tunas sehingga dapat tumbuh menjadi tubuhan baru).
c. Umbi (tuber), yang merupakan modifikasi akar (umbi akar/tuber rhizogenum) atau batang
(umbi batang/tuber caulogenum) atau tangkai daun (umbi lapis/bulbus) sebagai tempat
penimbunan fotosintat, batang tumbuhan berumbi lapis kecil dan pendek (tumbuh
rudimenter).
d. Sulur (cirrhius), alat seperti spiral yang tumbuh pada batang (sulur batang), daun (sulur daun),
atau akar (sulur akar) berguna untuk membelit benda tegak vertikal sehingga menegakkan
batang.

39
e. Piala (ascidium) dan gelembung (utriculus), pada umumnya merupakan modifikasi daun pada
tumbuhan heterorof sebagai perangkap serangga.
f. Duri (spina), dapat berupa modifikasi: cabang atau dahan (duri dahan/spina caulogenum),
daun (duri daun/spina phyllgenum), akar (spina rhizogenum), duan penumpu (duri daun
penumpu/spina stipulogenum), duri ini kalau dilepaskan akan menimbulkan bekas maka
disebut duri sejati, duri macam lain hanya menempel sehingga mudah terlepas disebut duri
tempel (aculeus).
Tumbuhan juga memiliki alat atau organ tambahan yang bukan modifikasi disebut organ
tambahan (organa accessoria) antara lain: papila (papillae) berupa benjolan di permukaan organ,
rambut atau trichoma (sisik bulu/ramentum), sisik (lepis), bulu halus (pilus), dan rambut kelenjar
(pilus capitatus) yang dari ujung rambut keluar sekresi seperti pada tembakau (Nicotiana
tabacum L.).
Praktikan diwajibkan telah membaca powerpoint bab BATANG, AKAR, MODIFIKASI
DAN TUNAS/DAUN untuk mempermudah pemahaman pada praktikum kali ini.

Kompetensi :
Mahasiswa mengenal dan terampil dalam pemerian macam akar , batang, dan bentuk, serta
metamorfosa dari akar, batang, dan daun.

Bahan :

1. Jahe (Zingiber officinale)


2. Bayam (Amaranthus spinosus)
3. Bombay (Allium cepa)
4. Sikejut (Mimosa pudica)

Keterangan: Jika disekitar tempat tinggal tidak ditemukan tanaman tersebut, silahkan mencari
di internet.
Prosedur Praktikum :
1. Tulis nama bahan dan sistematikanya
2. Gambar skematis batang dan akar dan beri keterangan bagian bagiannya.
a. Batang sebutkan :
- Sifat-sifat batang :
 basah (herbaceus)

40
 berkayu (lignosus)
 rumput (kalmus)
 mendong (kalamus)
- Bentuk batang :
 bulat (teres)
 bersegi (angularis)
 pipih (filokladia/kladodia)
- Sifat permukaan batang :
 licin (leavis)
 beralur (sulkatus)
 berusuk (kostatus)
 bersayap (alatus)
 berambut (pilosus)
 berduri (spinosus)
 memperlihatkan bekas bekas daun
 memperlihatkan bekas bekas daun penumpu
 memperlihatkan banyak lentisel
- Arah tumbuh batang :
 tegak lurus (erektus)
 menggantung (dependens, pendulus)
 berbaring (humifusus)
 menjalar atau merayap (repens)
 serong keatas atau condong (ascendus)
 mengangguk (nutans)
 memanjat (scandens)
 membelit (volubilis)
- Percabangan Batang :
 monopodial
 simpodial
 menggarpu/dikotom
- Sifat cabang batang :

41
 geragih (flagelum, stolo)
 wiwilan/tunas air (vigrasingularis)
 sirung panjang (virga)
 sirung pendek (virgula/virgulasukresens)
- Arah tumbuh cabang :
 tegak (fastigiatus)
 condong keatas (patens)
 mendatar (horisontalis)
 terkulai (deklinatus)
 bergantung (pendulus)
- Berdasar panjang umur :
 tanaman muda (annuus)
 tanaman dua tahunan (biennis)
 tanaman tahunan/tanaman keras
b. Akar sebutkan :
- Sistem perakaran :
 tunggal
 serabut
- Bagian-bagian akar :
 leher akar/pangkal akar (kollum)
 ujung akar (apeks radiks)
 batang akar (korpus redikis)
 cabang akar (radiks lateralis)
 serabut akar (fibrilla radikalis)
 rambut akar (pilus radikalis)
 tudung akar (kaliptra)
- Akar tunggang
 bercabang (ramosus)
 tidak bercabang :
o tombak (fusiformis)
o gasing (napiformis)

42
o benang (filiformis)

- Sifat akar :
 udara/ gantung (radik aereus)
 penghisap (haustorium)
 nafas (pneumatofora)
 pembelit (sirrus radikalis)
 tunjang
 lutut
 banir
3. Sebutkan bentuk metamorfosa dari akar, batang, dan daun :
 Kuncup (gemma)
 Akar rimpang (rhizoma)
 Umbi (tuber) : -umbi batang (tuber kaulogenum)
-umbi akar (tuber rhizogenum)
 Uumbi lapis (bulbus)
 Alat pembelit /sulur (sirrus)

Gambar 5.1. Sifat batang

43
Gambar 5.2. Bentuk batang

Gambar 5.3. Arah pertumbuhan batang

Gambar 5.4. Tipe percabangan batang

Gambar 5.5. Struktur akar

44
Gambar 5.6. Modifikasi batang

Gambar 5.7. Modifikasi akar

45
Gambar 5.3. Modifikasi daun

Video penjelasan praktikum V. AKAR, BATANG DAN BENTUK MODIFIKASI AKAR,


BATANG DAN DAUN dapat dilihat disini:
https://www.youtube.com/playlist?list=UU96r1P7q_eCbkFA1Ah4_XHg.

46
VI. PENYANDRAAN TUMBUHAN DI LAPANG

Tumbuhan secara umum terdiri dari daun, akar, batang, dan bunga. Daun pada tumbuhan
memiliki fungsi utama sebagai penyelenggara proses fotosintesis. Daun tumbuh dari tunas yang
pada umumnya terletak di buku batang atau cabang. Bagian daun dapat dicandra antara lain
dengan melihat bangun daun, ujung daun, pangkal daun, tepi daun, pertulangan daun, dan
permukaan daun. Selain daun, tumbuhan juga memiliki batang yang salah satu fungsinya untuk
melakukan transport makanan. Bagian batang tumbuhan juga dapat mengalami modifikasi salah
satunya dalam bentuk umbi batang. Bagian batang yang dapat dicandra antara lain sifat batang,
bentuk batang, sifat permukaan batang, dsb. Organ berikutnya yang dimiliki tumbuhan adalah
akar dan bunga. Akar suatu tumbuhan juga dapat mengalami modifikasi salah satunya menjadi
umbi akar. Akar pada umumnya dibedakan menjadi akar tunggang dan akar serabut. Organ
selanjutnya adalah bunga yang terdiri dari tangkai bunga, dasar bunga, perhiasan bunga serta alat
kelamin jantan maupun betina.
Praktikan diwajibkan telah melaksanakan praktikum judul I-V sebagai dasar pada
praktikum kali ini.

Kompetensi :
Mahasiswa mengenal dan terampil dalam pencandraan macam daun, akar, batang, dan
bunga serta modifikasinya.

Bahan :

- Tiga (3) macam tumbuhan yang ada di sekitar tempat tinggal praktikan.
Prosedur Praktikum :
1. Tulis 3 nama bahan (lokal dan ilmiah) beserta sistematika.
2. Gambar bagian setiap bahan sehingga bagian-bagian jelas dan beri keterangan dalam
istilah Indonesia dan latin.
3. Lakukan penyandraan pada bagian daun, akar, batang, bunga, serta modifikasinya.

Video penjelasan praktikum VI. PENYANDRAAN TUMBUHAN DI LAPANG dapat


dilihat disini: https://www.youtube.com/playlist?list=UU96r1P7q_eCbkFA1Ah4_XHg.

47
VII. SEL DAN BAGIAN SEL

Tubuh organisme terdiri atas organ, organ yang tersusun dari satu atau sejumlah jaringan,
dan sel yang menyusun jaringan. Meskipun sebagai bagian terkecil organisme tetapi sel memiliki
peran yang menentukan kehidupan karena sel mengatur dan mengendalikan seluruh proses
fisiologi tubuh. Sel tumbuhan dari bagian luar ke dalam terdiri atas dinding sel, membran
plasma, sitoplasma, dan inti sel. Dinding sel adalah khas pada tumbuhan (pada manusia dan
binatang tidak ada) yang berfungsi melindungi sel dan menyusun kerangka tubuh sehingga tubuh
tumbuhan liat, kuat, dapat tegak berdiri. Membran plasma bersifat semipermiabel sehingga
membran plasma berfungsi sebagai pengatur senyawa yang masuk atau ke luar sel. Isi sel adalah
sitoplasma, suatu cairan bersifat koloid disebut hyloplasma atau sitosol. Di dalam cairan tersebut
terdapat organ sel (disingkat organel) yang masing-masing memiliki fungsi tetapi terkoordinasi
sehingga kegiatan sel seperti telah terprogram. Bagian utama sel adalah inti sel (nukleus) yang
mengatur dan mengendalikan seluruh aktivitas sel (program aktivitas dirancang). Perbedaan
dengan sel binatang/manusia yang lain, sel tumbuhan memiliki ruang sel yang semula dianggap
kosong maka disebut vakuola (tempat kosong). Vakuola berperan sebagai tempat penimbunan
(tangki) cadangan makanan atau hasil samping metabolisme atau disebut bahan ergastik.
Organel sel, yaitu: a. Anyaman atau retikulum endoplasma (disingkat RE) berupa lipatan
dan saluran dalam sistem membran, terdiri atas RE kasar karena mengandung banyak ribosom,
sebagai tempat sintesis protein dan RE halus (tanpa ribosom) sebagai tempat sintesis lemak, b.
aparatus golgi berupa lapisan membran dan gelembung sebagai tempat memilih, memodifikasi,
dan mengemas (dalam bentuk gelembung) senyawa hasil produksi RE yang diperlukan bagian
sel tertentu, c. mitokondria, organel berupa bulatan memiliki membran rangkap, membran dalam
berlekuk-lekuk disebut krista, berisi cairan (mengandung berbagai enzim) disebut matrix
berfungsi sebagai penyedia energi melalui proses respirasi, d. plastida (ini juga hanya pada
tumbuhan) yang menjadi kloroplas berperan sebagai organel penyelenggara fotosintesis,
leukoplas (pati), kromoplas (zat warna), elaioplas (tempat penimbunan lemak), dan proteinoplas
(tempat penimbunan protein).
Praktikan diwajibkan telah membaca powerpoint bab ANATOMI materi sel untuk
mempermudah pemahaman pada praktikum kali ini.

48
Kompetensi :
1. Mahasiswa dapat membuat preparat segar
2. Mahasiswa terampil dalam pengamatan bagian dan organel sel
Bahan :
1. Umbi lapis (bulbus) bawang merah (Allium ascalonicum)
2. Ganggang (Spirogyra sp.)
3. Akar wortel (Daucus carota)
4. Batang singkong (Manihot esculenta)

Prosedur Praktikum :
A. Cara membuat preparat segar:
Preparat ada 2 macam yaitu preparat awetan dan preparat basah. Preparat awetan/kering
merupakan objek yang sudah diawetkan dan preparat awetan dapat digunakan berkali-
kali. Preparat segar/basah terbuat dari objek hidup dan tidak diawetkan. Umumnya
preparat ini digunakan sebagai pengamatan sekali pakai. Dilakukan dengan cara
pengirisan konvensional, yaitu diiris tipis menggunakan silet atau cutter yang tipis dan
tajam
Dalam membuat preparat segar, diperlukan teknik penyayatan yang baik dan benar agar
objek yang diamati dapat dilihat dengan lebih jelas. Adapun cara menyayat preparat yang
baik dan benar adalah sebagai berikut :
1. Siapkan silet/cutter yang tajam beserta bahan yang akan dibuat sebagai preparat.
2. Tentukan jenis sayatan yang akan di lakukan, baik itu membujur (vertikal) maupun
melintang (horizontal).
3. Sayat objek dengan cutter/silet setipis mungkin. Letakkan silet/cutter pada
bahan/objek dengan membentuk sudut kurang lebih 30 derajat supaya mendapat
irisan yang tipis. Karena ukuran benda yang akan diamati melalui mikroskop harus
sekecil dan setipis mungkin, agar dapat dilihat dengan jelas. Semakin kecil atau tipis
suatu objek pengamatan, maka gambar yang akan dihasilkan akan semakin baik.
4. Letakkan hasil sayatan di object glass.
5. Tetesi dengan aquades, bila perlu tutup dengan cover glass dengan cara tempelkan
satu sisi cover glass ke air di object glass dengan sudut 45o, kemudian jatuhkan

49
perlahan sehingga tidak ada gelembung udara terperangkap di cover glass. Ulangi
jika terjadi gelembung.
6. Keringan sisa air dengan dengan tisu, preparat siap digunakan

Gambar 7.1. Cara menyayat: a) Satu sisi dari silet ditutupi oleh selotip (panah) untuk
menghindari tersayatnya jari secara tidak sengaja. b) Untuk memotong spesimen
harus dipegang oleh ibu jari, pada sudut kanan ke jari telunjuk. c) Silet dan spesimen
harus basah untuk mengurangi gesekan selama pemotongan. Posisi spesimen di salah
satu ujung pisau seperti yang ditunjukkan oleh panah. d) Bagian yang terpotong
(panah) di pindahkan ke kaca objek kemudian ditetesi air dan ditutup dengan cover
glass kemudian diamati.

50
Gambar 7.2. Teknik menyayat menggunakan bantuan wortel.

Gambar 7.3. Cara mempersiapkan preparat segar

51
B. Cara menggunakan mikroskop:
a. Mengatur Letak Mikroskop
1) Mikroskop diletakkan dengan hati-hati di atas meja yang terjangkau badan pengamat
(tidak terlalu ke tepi atau ke tengah).

2) Mikroskop diatur kemiringannya (jika perlu) dengan memutar sambungan inklinasi.


Hal itu bermaksud agar pengamat nyaman melakukan pengamatan dalam waktu yang
lama.

b. Mengatur Pencahayaan
1) Mikroskop dengan sumber cahaya matahari, lebih baik digunakan di meja dekat
jendela. Jangan meletakkan mikroskop di bawah sinar matahari langsung.

2) Mikroskop dengan sumber cahaya lampu dari luar dipakai dengan memasang lampu 15
cm di muka mikroskop.

3) Mikroskop dengan sumber cahaya tetap di dasar alat lebih mudah digunakan dengan
cara memencet tombol untuk menyalakan lampu.

4) Banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke mata pengamat dan untuk menerangi objek
diatur dengan memutar tombol pengatur diafragma. Makin lebar lubang diafragma,
makin banyak jumlah cahaya yang masuk, begitu juga sebaliknya.

c. Menemukan Objek
1) Letakkan slide/preparat (sediaan bahan/spesimen) di atas meja mikroskop, tepat di atas
lubang. Jepitlah slide dengan penjepit. Pada saat itu, posisi tabung berada pada jarak
terjauh dengan meja mikroskop.

2) Pasanglah dengan tepat sampai terdengar bunyi “klik”.

3) Guanakan perbesaran kecil terlebih dahulu yaitu perbesaran obyektif 4x atau 10x.
Turunkan lensa obyektif sampai berjarak 1 cm dari atas objek dengan pemutar kasar.
(Ketika melakukan hal ini, jangan mengintai pada lensa okuler lebih dahulu).

4) Tempatkan lampu di depan cermin, jika memakai sumber cahaya dari luar. Tempatkan
mikroskop dekat jendela, jika memakai cahaya matahari. Nyalakan tombol untuk
menyalakan lampu, jika mikroskop sudah dipasangi lampu.

5) Aturlah banyaknya cahaya yang masuk dengan membuka diafragma iris dan mengatur
cermin (jika perlu).

6) Lihatlah melalui okuler. Carilah objek yang jelas dengan memutar tombol pemutar
halus naik atau turun, dan posisikan obyek di tengah lensa dengan memutar knob meja
preparat ke kanan dan ke kiri atau depan dan belakang.

52
7) Setelah didapatkan objek dengan bidang pandang yang jelas, putarlah cakram
mikroskop untuk mengarahkan lensa objektif perbesaran kuat tepat di atas objek.

8) Agar diperoleh pandangan yang jelas, atur kembali melalui pemutar halus, sambil
mengamati melalui okuler.

9) Foto hasil pengamatan.


Peringatan: pada perbesaran obyektif kuat, jangan sekali-sekali memutar knob
pengatur kasar.

Gambar 7.4. Bagian-bagian mikroskop

C. Pengamatan:
1. Ambilah dengan pinset selaput (bagian dalam) umbi lapis bawang merah. Amati dengan
mikroskop. Perhatikan sel-sel dan nukleus serta nukleolinya, kemudian ambil fotonya.
Gambarlah skematis sel dan beberapa selnya.
2. Preparat awetan ganggang Spirogyra sp. Perhatikan kloroplast yang berbentuk pita spiral
atau nukleus yang terletak ditengah sel. Perhatikan juga pyrenoid serta bagian plasma

53
yang menghubungkan plasma yang meliputi inti dengan plasma yang ditepi, kemudian
ambil fotonya. Gambarlah skematis sel dan beberapa selnya.
3. Buatlah irisan tipis dari bagian akar wortel yang berwarna jingga. Amati dengan
mikroskop dan perhatikan kromoplasnya, kemudian ambil fotonya. Gambarlah skematis
sel dan beberapa selnya.
4. Buatlah irisan melintang batang atau tangkai daun ubi kayu. Irisan harus tipis sekali dan
tidak perlu lebar. Gunakan medium air. Anda akan menjumpai sel-sel empulur berupa sel
mati, sehingga yang tampak adalah dinding sel serta rongga sel saja, tidak terdapat
nukleus, sitoplasma atau bagian-bagian sel lainnya, kemudian ambil fotonya. Gambarlah
skematis sel dan beberapa selnya. Perhatikan bahwa sel-sel yang berada di bawah atau
atasnya (sel-sel yang tidak fokus) ikut tampak meskipun agak kabur. Sel-sel tersebut
jangan digambar.
Catatan: catat perbesaran mikroskop ketika mengambil foto ataupun ketika membuat
gambarnya.

Gambar 7.5 Bagian sel tumbuhan

Video praktikum VII. SEL DAN BAGIAN SEL dapat dilihat disini:
https://www.youtube.com/playlist?list=UU96r1P7q_eCbkFA1Ah4_XHg.

54
VIII. BENDA BENDA ERGASTIK DALAM SEL

Sedikit telah disinggung di atas bahwa dalam sel terjadi berbagai aktivitas metabolisme.
Metabolisme menghasilkan berbagai bahan sebagai cadangan makanan tergantung pada sifat
fisikokimia untuk digunakan dalam proses pertumbuhan (disebut juga metabolit primer) beserta
limbah (metabolit sekunder) yang pada umumnya bermanfaat untuk beradaptasi saat lingkungan
tidak menguntungkan. Bahan ergastik dapat dalam bentuk larutan, butiran, kristal, dan suspensi.
Plastida merupakan bahan ergastik penting dalam tumbuhan. Butiran pati diberbagai tumbuhan
bervariasi dalam bentuk dan ukuran meskipun demikian secara umum memperlihatkan sebagai
suatu bahan dengan lapisan-lapisan menuju ke pusat, pusat lapisan kemudian dinamakan hillus.
Hillus pada sel tumbuhan terletak di tengah, sebagian yang lain terletak di pinggir. Selain pati
bahan lain adalah butir minyak dan kristal yang pada umumnya tersusun sebagai kalsium oksalat.
Praktikan diwajibkan telah membaca powerpoint bab ANATOMI dan praktikum VII untuk
mempermudah pemahaman pada praktikum kali ini.

Kompetensi :
1. Mahasiswa mengenal khemikalia untuk mengenali berbagai senyawa ergastik
2. Mahasiswa terampil dalam pengamatan benda-benda ergastik dalam sel

Bahan :
1. Umbi
2. (tuber) kentang (Solanum tuberosum) 7. Larutan iodium (I2KI 1%)
3. Umbi ketela rambat (Ipomoea batatas) 8. Asam cuka
4. Buah (fructus) padi (Oryza sativa) 9. Kloralhidrat
5. Batang tanaman bayam (Amaranthus sp.) 10. HCl atau H2SO4
6. Tangkai daun (petiolus) Begonia sp.

Prosedur Praktikum :
1. Ambil dengan jarum preparat (dengan menusuk-nusuk pada bahan) butir-butir amilum
dari kentang. Amati dengan mikroskop dan perhatikan hillus serta lamelanya. Cari butir-
butir amilum yang setengah majemuk. Coba bubuhkan juga warnanya. Ambil fotonya.
Gambar pula skematis amilum umbi kentang dan hasil pengamatan mikroskopisnya.

55
2. Ambilah dengan jarum preparat (dengan menusuk-nusuk pada bahan) butir-butir amilum
dari ketela rambat. Amati dengan mikroskop dan perhatikan hilus serta lamelanya. Coba
bubuhkan juga bagaimana warnanya. Ambil fotonya. Gambar pula skematis amilum
ketela rambat dan hasil pengamatan mikroskopisnya.
3. Ambilah butir-butir amilum dari padi. Amati dengan mikroskop dan perhatikan hilus
serta lamelanya. Coba bubuhkan juga bagaimana warnanya? Ambil fotonya. Gambar pula
skematis amilum beras dan hasil pengamatan mikroskopisnya.
4. Buatlah irisan melintang batang bayam, tambahkan kloralhidrat kemudian cuci dengan
air. Perhatikan sel-sel yang mengandung kristal Ca-oksalat yang berbentuk pasir.
Tambahkan asam cuka, bagaimana akibatnya? Ambil fotonya. Gambar pula skematis sel
dan penampang melintang batang bayam hasil pengamatan mikroskopis.
5. Buatlah irisan melintang tangkai daun Begonia spp. Tambahkan kloralhidrat, cuci dengan
air. Perhatikan sel-sel dengan kristal drusen. Tambahkan HCl atau H2SO4 apa akibatnya?
Ambil fotonya. Gambar pula skematis sel dan penampang melintang daun Begonia spp
hasil pengamatan mikroskopis.
Catatan: catat perbesaran mikroskop ketika mengambil foto ataupun ketika membuat
gambarnya.

Gambar 8.1. Macam-macam bentuk butir pati

Video praktikum VIII. BENDA BENDA ERGASTIK DALAM SEL dapat dilihat
disini: https://www.youtube.com/playlist?list=UU96r1P7q_eCbkFA1Ah4_XHg.

56
IX. DINDING SEL

Bilamana setiap sel memiliki dinding, berarti sel yang berdampingan tersekat oleh dua
lapis dinding sel. Di antara dinding yang berlekatan terdapat senyawa antar sel yang disebut
lamela tengah. Struktur dinding sel hanya dapat diamati di bawah mikroskop dengan pewarnaan.
Dengan demikian, secara umum dinding sel tediri atas tiga lapis: lamela tengah, dinding sel
primer, dan dinding sel sekunder (hanya pada sel tipe tertentu). Lamela tengah sebagai perekat
antar sel berupa senyawa pektin dan air bersifat koloid dan plastik sehingga mudah terjadi
penyesuaian bentuk saat sel sedang tumbuh. Dinding sel primer terutama tersusun oleh selulose
dan hemiselulose (meskipun juga terdapat air, zat pektin, dan protein). Dinding sel primer
terbentuk di samping lamela tengah dimulai saat sel membelah dan terus tumbuh (menebal dan
meluas) mengikuti pembesaran sel. Pada tumbuhan tertentu sel berhenti tumbuh, senyawa
pembentuk dinding sel tetap berada dibagian dalam dinding sel. Bila kemudian bagian dalam
dinding sel menebal, ini merupakan dinding sel sekunder (dapat lebih dari satu lapis).
Sebagai alat komunikasi antar sitoplasma antar sel, pada tempat tertentu di dinding sel
primer terdapat benang super halus melintang dinding sel dan lamela tengah, disebut
plasmodesmata. Selain itu, antar sel juga dihubungkan oleh noktah, yaitu suatu rongga kecil yang
terjadi karena dinding sel primer menebal tidak merata di sekeliling lamela tengah dan meskipun
tidak selalu pada umumnya berdekatan dengan plasmodesmata. Noktah suatu sel berhadapan
dengan noktah sel sebelah yang hanya terpisahkan oleh dinding sel primer tipis dan lamela
tengah.
Senyawa penyusun dinding sel adalah selulose, adalah suatu molekul tunggal berupa rantai
glukose tak bercabang di ujung saling berhubungan (satu molekul terdiri atas sekitar 1000 satuan
glukose). Rantai atau benang glukose tersebut terjalin menjadi benang yang lebih besar
dinamakan mikrofibril. Pada panjang tertentu mikrofibril tersususn sedemikian rupa membentuk
kisi-kisi yang dinamakan misel atau daerah kristalin. Bagian lain yang tersusun secara acak atau
daerah non-kristalin disebut daerah antar misel. Untuk keperluan pengamatan dinding sel akan
berwarna biru bila diberi larutan chlor-zinc-yodium, yaitu yodium yang dilarutkan dalam larutan
encer seng klorida dan kalium iodida (larutan Schultze).
Seperti telah dikemukakan di atas bahwa dinding sel berperan dalam menjadikan tumbuhan
tegak berdiri. Dinding sel yang kuat itu telah mengalami lignifikasi, yaitu penebalan dinding sel
oleh lignin. Lignin adalah senyawa polimer kompleks yang bercabang banyak dan komposisi

57
bervariasi. Struktur selulose dan lignin ini semacam beton bertulang yang kita lihat sebagai kayu
pada batang tumbuhan. Bahan selain lignin adalah kutin (bahan serupa lilin) yang menyelimuti
tubuh tumbuhan sehingga tumbuhan tidak mudah kehilangan air melalui evaporasi ke udara
terbuka. Keberadaan kutin dapat diamati dengan sudan IV (zat warna larut lemak), akan
berwarna merah. Di lapisan dalam dinding sel juga dilapisi oleh suberin yang bersifat mirip
kutin.
Praktikan diwajibkan telah membaca powerpoint bab ANATOMI dan praktikum VII untuk
mempermudah pemahaman pada praktikum kali ini.

Kompetensi :
1. Mahasiswa mengenal penebalan pada dinding sel
2. Mahasiswa mengenal sistem hubungan antara sel-sel (noktah, plasmodesmata)

Bahan :
1. Endokarpium buah kelapa (Cocos nucifera)
2. Endocarpium biji asam (Tamarindus indica)
3. Phloroglucine
4. HCl

Prosedur Praktikum :
1. Buatlah irisan endokarpium buah kelapa. Amati dengan mikroskop. Perhatikan lapisan
penebalan dinding sel (lignifikasi) dan saluran noktah, mungkin ada yang bercabang.
Coba tambahkan phloroglucine + HCl amati perubahan warnanya. Ini menunjukkan
adanya apa didalam dinding sel tersebut? Ambil fotonya. Gambar pula skematis dinding
sel dan penampang melintang endokarpium buah kelapa hasil pengamatan mikroskopis.
2. Buatlah irisan endosperm biji asam. Amatilah dengan mikroskop. Perhatikan penebalan
dinding sel dan plasmodesmatanya. Ambil fotonya. Gambar pula skematis dinding sel
dan penampang melintang endosperm biji asam hasil pengamatan mikroskopis.

Catatan: catat perbesaran mikroskop ketika mengambil foto ataupun ketika membuat
gambarnya.

58
Gambar 9.1. Dinding sel

Video praktikum IX. DINDING SEL dapat dilihat disini:


https://www.youtube.com/playlist?list=UU96r1P7q_eCbkFA1Ah4_XHg.

59
X. JARINGAN BATANG (CAULIS)

Organisme tumbuh karena sel membelah kemudian sel yang sejenis (berfungsi sama)
mengelompokkan membentuk jaringan dan selanjutnya membentuk organ (diferensiasi).
Tumbuhan memiliki pola pertumbuhan terus menerus (di seluruh tubuh) sampai fase embrio
terlampaui, kemudian terlokasi (lokasi atau titik tumbuh) di bagian tertentu yang disebut daerah
meristem. Meristem di ujung tumbuhan berupa pemanjangan (vertikal ke atas atau ke bawah)
beserta cabang, daun, dan bunga (pertumbuhan karena ini juga disebut pertumbuhan primer).
Pada setiap ketiak daun atau cabang tumbuhan terdapat tunas, juga bersifat meristematik
(meristem interkalar) yang akan tumbuh jika jaringan di atasnya telah dewasa atau meristem
apikal dipotong, ini yang disebut dominansi apikal. Sebagian besar tumbuhan dikotil, batang
memiliki jaringan meristem yang disebut kambium (kambium pembuluh dan felogen) adalah
meristem lateral menghasilkan pembuluh sekunder. Kambium pembuluh berperan dalam
penebalan batang, felogen berperan pembentukan lapisan pelindung berupa gabus. Berdasar
penjelasan ini berarti sel dewasa tumbuhan merupakan hasil pembelahan, pembesaran, dan
diferensiasi.
Jaringan tumbuhan terbagi menjadi jaringan dasar (sederhana), dermal (tepi atau
pelindung), dan pengangkutan (vaskuler). Jaringan dasar terdiri atas parenkim, kolenkim, dan
sklerenkim. Jaringan parenkim adalah jaringan dewasa sederhana yang terdapat disemua
jaringan, tersusun dari sel hidup berdinding tipis selalu membelah (meristematik) juga sebagai
penyimpan nutrisi dan menutup luka serta regenerasi. Jaringan kolenkim tersusun dari sel hidup
berdinding tebal, ukuran sel panjang sebagai serat untuk penguat atau penunjang mekanik tubuh,
pada umumnya terletak di bawah epidermis. Jaringan sklerenkim terdiri atas sel mati berdinding
tebal sebagai penguat atau penunjang, berupa serat panjang atau serat pendek disebut sklereid
(penyusun kulit biji atau buah). Jaringan dermal paling besar adalah jaringan epidermis yang
tersusun dari selapis sel bersambung meliputi seluruh tubuh tumbuhan bagian luar, terdiri atas sel
hidup bedinding primer tebal, di bagian luar dilapisi kutikula dan lilin. Beberapa modifikasi
jaringan dermal antara lain serat (pada biji kapas), rambut, dan stomata. Jaringan vaskuler terdiri
atas jaringan floem dan xilem yang berasosiasi dengan jaringan parenkim sebagai pemelihara
dan tersusun dari jaringan kolenkim dan sklerenkim sehingga kuat dan keras. Floem tersusun
dari sel hidup yang tidak berinti, berbentuk buluh berpori sebagai alat transportasi substansi

60
organik (asimilat). Sedangkan xilem tersusun dari sel mati berdinding tebal berlignin tidak
memiliki membran plasma, berbentuk buluh panjang sebagai alat transportasi air dan larutan ion.
Praktikan diwajibkan telah membaca powerpoint bab ANATOMI dan praktikum VII untuk
mempermudah pemahaman pada praktikum kali ini.

Komprtensi :
1. Mahasiswa mengenal dan memahami macam-macam jaringan pada batang
2. Mahasiswa terampil dalam memerikan tipe berkas pengangkutan, tipe stele, dilatasi, dan
titik tumbuh pada batang

Bahan :
1. Batang Pinnus merkusii
2. Batang kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
3. Batang jagung (Zea mays)
4. Batang Sambucus javanica

Prosedur Praktikum :
1. Preparat awetan penampang melintang batang Pinus merkusii diamati dengan mikroskop.
Perhatikan phellem dengan phellogen, korteks dengan saluran hars, jari-jari empulur dan
bagian xilemnya. Ambil fotonya. Gambar skematis penampang melintang batang Pinus
merkusii dan gambar pula penampang melintang hasil pengamatan mikroskopisnya.
2. Preparat awetan penampang melintang batang kembang sepatu diamati dengan
mikroskop. Perhatikan phelem dengan phelogen, jari-jari empulur dan bagian xilemnya.
Ambil fotonya. Gambar pula skematis penampang melintang batang kembang sepatu dan
penampang melintang hasil pengamatan mikroskopisnya.
3. Preparat awetan penampang melintang batang jagung diamati dengan mikroskop.
Perhatikan letak berkas pengangkutannya dengan tipe koleteral tertutup dan jaringan
hipodermis yang berupa jaringan sklerenkim. Ambil fotonya. Gambar pula skematis
penampang melintang batang jagung dan penampang melintang hasil pengamatan
mikroskopisnya.
4. Preparat awetan penampang melintang batang Sambucus javanica diamati dengan
mikroskop. Perhatikan daerah titik tumbuh batang serta primordianya. Ambil fotonya.

61
Gambar pula skematis penampang melintang batang Sambucus javanica dan penampang
melintang hasil pengamatan mikroskopisnya.

Catatan: catat perbesaran mikroskop ketika mengambil foto ataupun ketika membuat
gambarnya.

Monokotil dikotil

Gambar 10.1. Penampang melintang batang monokotil dan dikotil

Video praktikum X. JARINGAN BATANG (CAULIS) dapat dilihat disini:


https://www.youtube.com/playlist?list=UU96r1P7q_eCbkFA1Ah4_XHg.

62
XI. JARINGAN AKAR (RADIX)

Struktur jaringan akar lebih sederhana daripada batang. Akar tumbuhan juga tumbuh dari
meristem, tetapi meristem akar berbeda beberapa milimeter di bawah ujung. Ujung akar berupa
tudung akar (juga tumbuh dari meristem) untuk menghindari kerusakan meristem saat menembus
tanah. Di belakang tudung akar adalah daerah pembelahan sel, kemudian daerah pemanjangan
sel, setelah itu daerah pendewasaan sel dan rambut akar. Daerah yang berhubungan dengan
batang adalah daerah akar lateral. Pada akar tidak tumbuh daun sehubungan dengan tidak ada
nodia atau internodia. Saat awal pertumbuhan jaringan akar terdiri atas epidermis, korteks, dan
berkas pengangkut. Pada epidermis tumbuh rambut akar yang memfasilitasi absorpsi air dan hara
mineral dari dalam tanah. Rambut akar berumur pendek karena umur akar bertambah, tetapi
kemudian digantikan rambut akar baru yang tumbuh dari daerah pemanjangan.
Korteks menempati tubuh akar paling besar pada berbagai tipe akar. Sel-sel korteks
menganung plastida sebagai cadangan pati, tetapi menjadi klorofil. Korteks terdiri atas sel-sel
yang memiliki ruang antarsel sebagai penyedia sel udara untuk aerasi sel. Bagian dalam korteks
terdapat lapisan jaringan kompak (ruang antarsel tidak ada) yang disebut endodermis dengan
garis kaspari (casparian strips).
Praktikan diwajibkan telah membaca powerpoint bab ANATOMI dan praktikum VII untuk
mempermudah pemahaman pada praktikum kali ini.
Kompetensi :
6. Mahasiswa mengenal struktur jaringan akar
7. Mahasiswa terampil memerikan tipe berkas pengangkutan, tipe stela, dan titik tumbuh
Bahan :
1. Akar jarak (Ricinus cummunis)
2. Akar jagung (Zea mays)
3. Akar Aloe sp.
Prosedur Praktikum :
1. Preparat awetan penampang melintang akar jarak diamati dengan mikroskop. Perhatikan
xilem primer, xilem sekunder, dan jari-jari empulur. Ambil fotonya. Gambar skematis
penampang melintang akar jarak dan gambar pula penampang melintang akar jarak hasil
pengamatan mikroskopisnya.

63
2. Preparat awetan penampang melintang akar jagung diamati dengan mikroskop.
Perhatikan letak peresapan dan penebalan dinding sel endodermis yang berbentuk huruf
U. Ambil fotonya. Gambar skematis penampang melintang akar jagung dan gambar pula
penampang melintang akar jagung hasil pengamatan mikroskopisnya.
3. Preparat awetan penampang melintang akar Aloe sp. Diamati dengan mikroskop.
Perhatikan kaliptradematogen, periblem, dan pleromnya. Ambil fotonya. Gambar
skematis penampang melintang akar Aloe sp dan gambar pula penampang melintang akar
Aloe sp hasil pengamatan mikroskopisnya.
Catatan: catat perbesaran mikroskop ketika mengambil foto ataupun ketika
membuat gambarnya.

Gambar 11.1. Penampang melintang akar dikotil dan monokotil

Video praktikum XI. JARINGAN AKAR (RADIX) dapat dilihat disini:


https://www.youtube.com/playlist?list=UU96r1P7q_eCbkFA1Ah4_XHg.

64
XII. JARINGAN DAUN (FOLIUM)

Sruktur daun tumbuhan (dari luar ke dalam) terdiri atas lapisan lilin dan jaringan kutikula,
epidermis, palisade (jaringan tiang), spons (bunga karang), jaringan palisade dan spons disebut
mesofil (Gambar 12.1) yang mengandung banyak klorofil. Daun tumbuhan monokotil tidak
memiliki palisade (mesofil hanya berupa jaringan bunga karang). Di beberapa tempat epidermis
mengalami modifikasi menjadi rambut, bulu atau stoma (stoma: bentuk tunggal, stomata: bentuk
jamak). Stomata pada tumbuhan mesofit (tumbuhan di lingkungan tidak terlalu basah maupun
kering) sebagianbesar di permukaan daun bagian bawah, tumbuhan hidrofit (tumbuhan
dilingkungan jenuh air, tergenangn atau tenggelam) hampir seluruh stomata di permukaan daun
bagian atas (daun di permukaan air) atau tidak memiliki stomata (tumbuhan tenggelam di dalam
air), sedangkan tumbuhan xerofit (tumbuhan di lingkungan kering) memiliki stomata berjumlah
besar di permukaan daun bagian atas maupun bawah. Selain itu, daun beberapa tumbuhan xerofit
memiliki jaringan dengan bentuk sel tertentu. Sebagai contoh adalah daun tanaman jagung yang
memiliki sel kipas dan di dalamnya terdapat rapida. Peran sel tersebut untuk mengatasi
kekeringan dengan jalan daun menggulung sehingga transpirasi menjadi rendah.

Gambar 12.1 Jaringan daun

Praktikan diwajibkan telah membaca powerpoint bab ANATOMI dan praktikum VII
untuk mempermudah pemahaman pada praktikum kali ini.

Kompetensi :
1. Melihat mengenai macam-macam jaringan pada daun
2. Melihat terampil dalam memerikan struktur anatomi daun serta variasi tipe stomata

65
Bahan :
1. Daun karet (Ficus elastica)
2. Daun jagung (Zea mays)

Prosedur Praktikum :
1. Preparat awetan penampang melintang daun karet diamati dengan mikroskop. Perhatikan
epidermis atas tanpa stomata, epidermis bawah dengan stomatanya, litosol dengan
sistolit, palisade parenkim, spon parenkim, dan epidermis bawah dengan stomata
kriptopor. Ambil foto jaringan daun karet dan epidermis atas daun karet. Gambar
skematis penampang melintang daun karet, skematis stomata daun karet, serta gambar
pula penampang melintang jaringan daun karet dan jaringan epidermis bawah hasil
pengamatan mikroskopisnya.
2. Preparat awetan penampang melintang daun jagung diamati dengan mikroskop.
Perhatikan epidermis atas dengan sel kipasnya, epidermis bawah dengan dengan
stomatanya, mesofil yang terdiri atas spon parenkim, epidermis bawah dengan stomata
dan berkas pengangkutan kolateral tertutup. Ambil foto jaringan daun jagung dan
epidermis bawah daun jagung. Gambar skematis penampang melintang daun jagung,
skematis stomata daun jagung, serta gambar pula penampang melintang daun jagung dan
jaringan epidermis bawah hasil pengamatan mikroskopisnya.

Catatan: catat perbesaran mikroskop ketika mengambil foto ataupun ketika membuat
gambarnya.

Video praktikum XII. JARINGAN DAUN (FOLIUM) dapat dilihat disini:


https://www.youtube.com/playlist?list=UU96r1P7q_eCbkFA1Ah4_XHg.

66
DAFTAR PUSTAKA

Held HW. 2005. Plant biochemistry. 3rd Ed. Elsevier Academic Press. Tokyo.
Raven HR, Evert RF, Eichorn SE. 1999. Biology of plant. 6th Ed. Freeman and Co. Worth Pub.
New York.
Supena EDJ et al. 2008. Penuntun Praktikum Biologi (BIO 100). Institut Pertanian Bogor. Bogor
Tjitrosupomo G. 2007. Morfologi tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
https://alponsin.wordpress.com/2018/10/10/tipe-tipe-sayatan-pada-tumbuhan/
https://www.berpendidikan.com/2019/09/cara-dan-langkah-langkah-menggunakan-mikroskop-
dengan-baik-benar.html
http://victorygraphik.com/shop/charts/botany/
Northern Ontario Plant Database (http://www.northernontarioflora.ca/terminology.cfm)

67
LAMPIRAN 1.
MATRIKULASI PRAKTIKUM BOTANI 2020
Acara Jadwal Kegiatan
Asistensi Praktikum 20 September 2020
I. Daun Tunggal dan Daun Majemuk 24-28 September 2020
II. Duduk Daun 1-5 Okotober 2020
III. Bunga 8-12 Oktober 2020
IV. Buah dan Biji 15-19 Oktober 2020
UTS 22-26 Oktober 2020
V. Akar, Batang, dan Modifikasi Akar, 29 Oktober-2 November 2020
Batang, dan Daun
VI. Penyandraan Tumbuhan di Lapang 3-4 November 2020
VII. Sel dan Bagian Sel 5-9 November 2020
VIII. Bahan Ergastik dalam Sel 12-16 November 2020
IX. Dinding Sel 19-23 November 2020
X. Jaringan Batang (Caulis) 26-30 November 2020
XI. Jaringan Akar (Radix) 26-30 November 2020
XII. Jaringan Daun (Folium) 3-7 Desember 2020
Pengumpulan Laporan Jadi 13 Desember 2020
Responsi 13 Desember 2020

68
LAMPIRAN 2.
DAFTAR COAS BOTANI 2020

No Nama No HP
1. Faricha Nissa Nuraini
2. Herlina Raharja Putri
3. Nor Khasan
4. Arifya Qifni
5. Sabila Awanis
6. Marlita Jesiga Utami
7. Ulva Arta Prinasti
8. Entin Yatna Sari Devi
9. Aprilia Wulandari
10. Imrom Rosidi
11. Nurul Sugiyanti
12. Anisa Haq
13. Setiyo Budi
14. Nurmara Salsabila
15. Sonia Candra Mahdafika Utami
16. Chika Eldita
17. Farida Indra Permatasari
18. Ummi Marfuah
19. Rizka Dwi Astari
20. Alyana Salma Salsabila Soenarto
21. Tri Maulanasari
22. Rizky Salma

69
LAMPIRAN 3.
FORMAT LAPORAN
Laporan praktikum diketik maupun ditulis tangan menggunakan kertas A4
Cover luar warna hijau, FONT TIMES NEW ROMAN 14
Margin Kiri, Atas, Kanan, Bawah: 4,3,3,3 cm
Gambar dibuat berwarna.
FORMAT LAPORAN:
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
I. DAUN TUNGGAL (FOLIUM SIMPLEKS) DAN DAUN MAJEMUK (FOLIUM
COMPOSITUM)
A. Daun
B. Daun
C. Dst.
II. DUDUK DAUN (FILOTAKSIS)
A. Ketela Pohon (Manihot utilissima)
B. Dst
III. BUNGA (FLOS) DAN BAGIAN, DIAGRAM, RUMUS, PENYANDRAAN BUNGA
A. Orok-orok (Crotolaria striata)
B. Dst
IV. BUAH (FRUKTUS) DAN BIJI (SEMEN)
A. Jagung (Zea mays)
B. Dst
V. AKAR, BATANG DAN BENTUK MODIFIKASI AKAR, BATANG DAN DAUN

70
A. Jahe (Zingiber officinale)
B. Dst
VI. PENYANDRAAN TUMBUHAN DI LAPANG
A. Dst
VII. SEL DAN BAGIAN SEL
A. Umbi Kentang (Solanum tuberosum)
B. Dst.
VIII. BENDA-BENDA ERGASTIK DALAM SEL
IX. DINDING SEL
X. JARINGAN BATANG (CAULIS)
XI. JARINGAN AKAR (RADIX)
XII. JARINGAN DAUN (FOLIUM)
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA

71
LAMPIRAN 4. COVER
LAPORAN PRAKTIKUM
BOTANI

DISUSUN OLEH:

NAMA :

NIM :

COASS :

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2020

72
LAMPIRAN 5.

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktikum Botani ini disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Botani dan
telah diterima, dan disetujui oleh Co-Asisten Praktikum Botani pada:

Hari :
Tanggal :

Disusun oleh:

Nama :
NIM :
Co-Asisten :

Mengetahui,

Co-Asisten,

Nama
NIM

73
LAMPIRAN 6. BLANKO PENGAMATAN

I. A. Daun Tunggal (Folium Simpleks)

1. Daun ( )

Keterangan Gambar:

1.
2.
3.
4.
5. dst
.

Gambar 1.1 Daun ( )


Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :
Pencandraan terhadap Amatan
a. Kelengkapan Daun:
Alasan :

b. Bangun Daun :
Alasan :

74
c. Ujung Daun :
Alasan :

d. Pangkal Daun :
Alasan :

e. Pertulangan Daun :
Alasan :

f. Tepi Daun :
Alasan :

g. Daging Daun :
Alasan :

h. Permukaan Daun :
Alasan :

i. Tangkai Daun:
Alasan :

75
76
2. Daun ( )

Keterangan Gambar:

1.
2.
3.
4.
5. dst
.

Gambar 1.2 Daun ( )


Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :
Pencandraan terhadap Amatan
a. Kelengkapan Daun
Alasan :

b. Bangun Daun :
Alasan :

77
c. Ujung Daun :
Alasan :

d. Pangkal Daun :
Alasan :

e. Pertulangan Daun :
Alasan :

f. Tepi Daun :
Alasan :

g. Daging Daun :
Alasan :

h. Permukaan Daun :
Alasan :

i. Tangkai Daun:
Alasan :

78
3. Daun ( )

Keterangan Gambar:

1.
2.
3.
4.
5. dst
.

Gambar 1.3 Daun ( )


Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :
Pencandraan terhadap Amatan
a. Kelengkapan Daun
Alasan :

b. Bangun Daun :
Alasan :

79
c. Ujung Daun :
Alasan :

d. Pangkal Daun :
Alasan :

e. Pertulangan Daun :
Alasan :

f. Tepi Daun :
Alasan :

g. Daging Daun :
Alasan :

h. Permukaan Daun :
Alasan :

i. Tangkai Daun:
Alasan :

80
4. Daun ( )

Keterangan Gambar:

1.
2.
3.
4.
5. dst
.

Gambar 1.4 Daun ( )


Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :
Pencandraan terhadap Amatan
a. Kelengkapan Daun
Alasan :

b. Bangun Daun :
Alasan :

81
c. Ujung Daun :
Alasan :

d. Pangkal Daun :
Alasan :

e. Pertulangan Daun :
Alasan :

f. Tepi Daun :
Alasan :

g. Daging Daun :
Alasan :

h. Permukaan Daun :
Alasan :

i. Tangkai Daun:
Alasan :

82
5. Daun ( )

Keterangan Gambar:

1.
2.
3.
4.
5. dst
.

Gambar 1.5 Daun ( )


Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :
Pencandraan terhadap Amatan
a. Kelengkapan Daun
Alasan :

b. Bangun Daun :
Alasan :

83
c. Ujung Daun :
Alasan :

d. Pangkal Daun :
Alasan :

e. Pertulangan Daun :
Alasan :

f. Tepi Daun :
Alasan :

g. Daging Daun :
Alasan :

h. Permukaan Daun :
Alasan :

i. Tangkai Daun:
Alasan :

84
Deskripsi Tambahan:

85
I. B. Daun Majemuk (Folium Compositum)

1. Daun ( )
Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 1.6 Daun ( )

Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :
Deskripsi/Pencandraan terhadap Amatan

86
2. Daun ( )
Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 1.7 Daun ( )

Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :
Deskripsi/Pencandraan terhadap Amatan

87
3. Daun ( )
Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 1.8 Daun ( )

Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :
Deskripsi/Pencandraan terhadap Amatan

88
4. Daun ( )
Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 1.9 Daun ( )

Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :
Deskripsi/Pencandraan terhadap Amatan

89
II. DUDUK DAUN (FILOTAKSIS)

5. ( )
Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 2.1 Duduk Daun ( )


Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 2.2 Duduk Daun ( )


Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :

90
Genus :
Spesies :

Deskripsi/Pencandraan terhadap Amatan

91
III. PENGENALAN BUNGA (FLOS)

A. ( )
Keterangan: 1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 3.1 Bunga ( )


Rumus Bunga:

Keterangan: 1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 3.2 Rumus Bunga ( )


Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :

92
Pencandraan terhadap Amatan
a. Susunan Bunga Majemuk/Tidak Majemuk:
Alasan:

b. Bentuk Bunga:
Alasan:

c. Bunga Sempurna/Tidak Sempurna:


Alasan:

d. Warna Bunga:
Alasan:

Deskripsi Rumus Bunga

93
B. ( )
Keterangan: 1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 3.3 Bunga ( )


Rumus Bunga:

Keterangan: 1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 3.4 Rumus Bunga ( )


Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :

94
Pencandraan terhadap Amatan
a. Susunan Bunga Majemuk/Tidak Majemuk:
Alasan:

b. Bentuk Bunga:
Alasan:

c. Bunga Sempurna/Tidak Sempurna:


Alasan:

d. Warna Bunga:
Alasan:

Deskripsi Rumus Bunga:

95
C. ( )
Keterangan: 1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 3.5 Bunga ( )


Rumus Bunga:

Keterangan: 1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 3.6 Rumus Bunga ( )


Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :

96
Pencandraan terhadap Amatan
a. Susunan Bunga Majemuk/Tidak Majemuk:
Alasan:

b. Bentuk Bunga:
Alasan:

c. Bunga Sempurna/Tidak Sempurna:


Alasan:

d. Warna Bunga:
Alasan:

Deskripsi Rumus Bunga:

97
D. ( )
Keterangan: 1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 3.7 Bunga ( )


Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :
Pencandraan terhadap Amatan
a. Susunan Bunga Majemuk/Tidak Majemuk:
Alasan:

b. Bentuk Bunga:
Alasan:

98
c. Bunga Sempurna/Tidak Sempurna:
Alasan:

d. Warna Bunga:
Alasan:

99
E. ( )

Keterangan: 1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 3.8 Bunga ( )


Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :
Pencandraan terhadap Amatan
a. Susunan Bunga Majemuk/Tidak Majemuk:
Alasan:

b. Bentuk Bunga:
Alasan:

100
c. Bunga Sempurna/Tidak Sempurna:
Alasan:

d. Warna Bunga:
Alasan:

101
F. ( )
Keterangan: 1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 3.9 Bunga ( )


Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :
Pencandraan terhadap Amatan
a. Susunan Bunga Majemuk/Tidak Majemuk:
Alasan:

b. Bentuk Bunga:
Alasan:

102
c. Bunga Sempurna/Tidak Sempurna:
Alasan:

d. Warna Bunga:
Alasan:

103
IV. BUAH (FRUKTUS) DAN BIJI (SEMEN)
A. ( )
Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 4.1 ( )
Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 4.2 Penampang Membujur ( )


Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :

104
Deskripsi/Pencandraan terhadap Amatan

105
B. ( )
Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 4.3 ( )
Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 4.4 Penampang Membujur ( )


Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :

106
Deskripsi/Pencandraan terhadap Amatan

107
C. ( )
Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 4.5 ( )
Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 4.6 Penampang Membujur ( )


Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :

108
Deskripsi/Pencandraan terhadap Amatan

109
D. ( )
Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 4.7 ( )
Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 4.8 Penampang Membujur ( )


Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :

110
Deskripsi/Pencandraan terhadap Amatan

111
E. ( )
Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 4.9 ( )
Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 4.10 Penampang Membujur ( )


Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :

112
Deskripsi/Pencandraan terhadap Amatan

113
F. ( )
Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 4.11 ( )
Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 4.12 Penampang Membujur ( )


Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :

114
Deskripsi/Pencandraan terhadap Amatan

115
V. AKAR, BATANG DAN BENTUK MODIFIKASI AKAR, BATANG DAN DAUN

A. ( )
Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 5.1 ( )
Keterangan Tambahan
Sifat batang :
Bentuk batang :
Sifat permukaan batang :
Arah tumbuh batang :
Percabangan batang :
Sifat cabang batang :
Arah tumbuh cabang :
Panjang umur :
Sistem perakaran :
Bentuk metamorphosis :
Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :

116
Deskripsi/Pencandraan terhadap Amatan

117
B. ( )
Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 5.2 ( )
Keterangan Tambahan
Sifat batang :
Bentuk batang :
Sifat permukaan batang :
Arah tumbuh batang :
Percabangan batang :
Sifat cabang batang :
Arah tumbuh cabang :
Panjang umur :
Sistem perakaran :
Bentuk metamorphosis :
Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :

118
Deskripsi/Pencandraan terhadap Amatan

119
C. ( )
Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 5.3 ( )
Keterangan Tambahan
Sifat batang :
Bentuk batang :
Sifat permukaan batang :
Arah tumbuh batang :
Percabangan batang :
Sifat cabang batang :
Arah tumbuh cabang :
Panjang umur :
Sistem perakaran :
Bentuk metamorphosis :
Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :

120
Deskripsi/Pencandraan terhadap Amatan

121
D. ( )
Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 5.4 ( )
Keterangan Tambahan
Sifat batang :
Bentuk batang :
Sifat permukaan batang :
Arah tumbuh batang :
Percabangan batang :
Sifat cabang batang :
Arah tumbuh cabang :
Panjang umur :
Sistem perakaran :
Bentuk metamorphosis :
Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :

122
Deskripsi/Pencandraan terhadap Amatan

123
VI. PENYANDRAAN TUMBUHAN DI LAPANGAN

A. ( )
Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 6.1 Gambar ( )

Gambar 6.2 Foto ( )


Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :

124
Pencandraan terhadap Amatan
a. Daun :
Alasan :

b. Batang :
Alasan :

c. Akar :
Alasan :

d. Bunga :
Alasan :

e. Buah :
Alasan :

f. Modifikasi :
Alasan :

125
B. ( )
Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 6.3 Gambar ( )

Gambar 6.4 Foto ( )


Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :

126
Pencandraan terhadap Amatan
a. Daun :
Alasan :

b. Batang :
Alasan :

c. Akar :
Alasan :

d. Bunga :
Alasan :

e. Buah :
Alasan :

f. Modifikasi :
Alasan :

127
C. ( )
Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 6.5 Gambar ( )

Gambar 6.6 Foto ( )


Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :

128
Pencandraan terhadap Amatan
V. Daun :
Alasan :

VI. Batang :
Alasan :

VII. Akar :
Alasan :

VIII. Bunga :
Alasan :

IX. Buah :
Alasan :

X. Modifikasi :
Alasan :

129
VII. SEL DAN BAGIAN SEL

A. ( )
Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 7.1 Kunci Sel ( )

Gambar 7.2 Sel ( )

Diamati pada Perbesaran Mikroskop:

130
Gambar 7.3 Foto Sel ( )
Diamati pada Perbesaran Mikroskop:

Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :
Deskripsi/Pencandraan terhadap Amatan
a. Dinding sel :

b. Sitoplasma :

131
c. Inti sel :

d. Anak inti sel :

132
B. ( )
Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 7.4 Kunci Sel ( )

Gambar 7.5 Sel ( )

Diamati pada Perbesaran Mikroskop:

133
Gambar 7.6 Foto Sel ( )
Diamati pada Perbesaran Mikroskop:

Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :
Deskripsi/Pencandraan terhadap Amatan
a. Dinding sel :

b. Sitoplasma :

134
c. Inti sel :

d. Anak inti sel :

e. Kloroplas :

f. Pirenoid :

135
C. ( )
Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 7.7 Kunci Sel ( )

Gambar 7.8 Sel ( )

Diamati pada Perbesaran Mikroskop:

136
Gambar 7.9 Foto Sel ( )
Diamati pada Perbesaran Mikroskop:

Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :
Deskripsi/Pencandraan terhadap Amatan
a. Dinding sel :

b. Sitoplasma :

c. Kromoplas :

137
D. ( )
Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 7.10 Kunci Sel ( )

Gambar 7.11 Sel ( )

Diamati pada Perbesaran Mikroskop:

138
Gambar 7.12 Foto Sel ( )
Diamati pada Perbesaran Mikroskop:

Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :
Deskripsi/Pencandraan terhadap Amatan
a. Dinding sel :

b. empulur :

139
VIII. BENDA BENDA ERGASTIK DALAM SEL

A. ( )
Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 8.1 Kunci Sel ( )

Gambar 8.2 Sel ( )

Diamati pada Perbesaran Mikroskop:

140
Gambar 8.3 Foto Sel ( )
Diamati pada Perbesaran Mikroskop:

Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :
Deskripsi/Pencandraan terhadap Amatan
a. Susunan Sel :
Alasan :

b. Tipe hilus : konsentris/eksentris*(Coret salah satu)


Alasan :

141
c. Bahan ergastik : padat/cair *(Coret salah satu)
Alasan :

d. Bahan ergastik berupa :


Alasan :

e. (Kentang, Padi, Ketela Rambat)


Banyaknya hilus dalam amilum:
Alasan :

142
B. ( )
Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 8.4 Kunci Sel ( )

Gambar 8.5 Sel ( )

Diamati pada Perbesaran Mikroskop:

143
Gambar 8.6 Foto Sel ( )
Diamati pada Perbesaran Mikroskop:

Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :
Deskripsi/Pencandraan terhadap Amatan
a. Susunan Sel :
Alasan :

b. Tipe hilus : konsentris/eksentris*(Coret salah satu)


Alasan :

144
c. Bahan ergastik : padat/cair *(Coret salah satu)
Alasan :

d. Bahan ergastik berupa :


Alasan :

e. (Kentang, Padi, Ketela Rambat)


Banyaknya hilus dalam amilum:
Alasan :

145
C. ( )
Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 8.7 Kunci Sel ( )

Gambar 8.8 Sel ( )

Diamati pada Perbesaran Mikroskop:

146
Gambar 8.9 Foto Sel ( )
Diamati pada Perbesaran Mikroskop:

Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :
Deskripsi/Pencandraan terhadap Amatan
a. Susunan Sel :
Alasan :

b. Tipe hilus : konsentris/eksentris*(Coret salah satu)


Alasan :

147
c. Bahan ergastik : padat/cair *(Coret salah satu)
Alasan :

d. Bahan ergastik berupa :


Alasan :

e. (Kentang, Padi, Ketela Rambat)


Banyaknya hilus dalam amilum:
Alasan :

148
D. ( )
Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 8.10 Kunci Sel ( )

Gambar 8.11 Sel ( )

Diamati pada Perbesaran Mikroskop:

149
Gambar 8.12 Foto Sel ( )
Diamati pada Perbesaran Mikroskop:

Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :
Deskripsi/Pencandraan terhadap Amatan
a. Susunan Sel :
Alasan :

b. Tipe hilus : konsentris/eksentris*(Coret salah satu)


Alasan :

150
c. Bahan ergastik : padat/cair *(Coret salah satu)
Alasan :

d. Bahan ergastik berupa :


Alasan :

e. (Kentang, Padi, Ketela Rambat)


Banyaknya hilus dalam amilum:
Alasan :

151
E. ( )
Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 8.13 Kunci Sel ( )

Gambar 8.14 Sel ( )

Diamati pada Perbesaran Mikroskop:

152
Gambar 8.15 Foto Sel ( )
Diamati pada Perbesaran Mikroskop:

Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :
Deskripsi/Pencandraan terhadap Amatan
a. Susunan Sel :
Alasan :

b. Tipe hilus : konsentris/eksentris*(Coret salah satu)


Alasan :

153
c. Bahan ergastik : padat/cair *(Coret salah satu)
Alasan :

d. Bahan ergastik berupa :


Alasan :

e. (Kentang, Padi, Ketela Rambat)


Banyaknya hilus dalam amilum:
Alasan :

154
F. ( )
Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 8.16 Kunci Sel ( )

Gambar 8.17 Sel ( )

Diamati pada Perbesaran Mikroskop:

155
Gambar 8.18 Foto Sel ( )
Diamati pada Perbesaran Mikroskop:

Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :
Deskripsi/Pencandraan terhadap Amatan
a. Susunan Sel :
Alasan :

b. Tipe hilus : konsentris/eksentris*(Coret salah satu)


Alasan :

156
c. Bahan ergastik : padat/cair *(Coret salah satu)
Alasan :

d. Bahan ergastik berupa :


Alasan :

e. (Kentang, Padi, Ketela Rambat)


Banyaknya hilus dalam amilum:
Alasan :

157
IX. DINDING SEL

A. ( )
Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 9.1 Kunci Dinding Sel ( )

Gambar 9.2 Dinding Sel ( )

Diamati pada Perbesaran Mikroskop:

158
Gambar 9.3 Foto Sel ( )
Diamati pada Perbesaran Mikroskop:

Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :
Deskripsi/Pencandraan terhadap Amatan
a. Noktah :

b. Lignifikasi :

c. Dinding Sel :

159
d. Lumen :

160
B. ( )
Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 9.4 Kunci Dinding Sel ( )

Gambar 9.5 Dinding Sel ( )

Diamati pada Perbesaran Mikroskop:

161
Gambar 9.6 Foto Sel ( )
Diamati pada Perbesaran Mikroskop:

Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :
Deskripsi/Pencandraan terhadap Amatan
a. Noktah :

b. Lignifikasi :

c. Dinding Sel :

162
d. Lumen :

e. Plasmodesmata:

163
X. JARINGAN BATANG (CAULIS)

A. ( )
Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 10.1 Gambar Kunci ( )

Gambar 10.2 Preparat ( )

Diamati pada Perbesaran Mikroskop:

164
Gambar 10.3 Foto Jaringan Batang ( )
Diamati pada Perbesaran Mikroskop:

Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :

165
B. ( )
Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 10.4 Gambar Kunci ( )

Gambar 10.5 Preparat ( )

Diamati pada Perbesaran Mikroskop:

166
Gambar 10.6 Foto Jaringan Batang ( )
Diamati pada Perbesaran Mikroskop:

Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :

167
C. ( )
Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7. dst

Gambar 10.7 Gambar Kunci ( )

Gambar 10.8 Preparat ( )

Diamati pada Perbesaran Mikroskop:

168
Gambar 10.9 Foto Jaringan Batang ( )
Diamati pada Perbesaran Mikroskop:

Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :

169
Deskripsi/Pencandraan terhadap Amatan
1. Struktur dan fungsi jaringan batang:
a. Epidermis :

b. Korteks :

c. Perisikel :

d. Berkas pengangkut :

e. Empulur :

2. Perbedaan jaringan batang monokotil dan dikotil


Indikator Monokotil Dikotil
Keteraturan berkas
pengangkut
Tipe berkas pengangkut
Posisi kambium
Contoh tanaman

170
3. Deskripsi tambahan:
a. Saluran Resin :

b. Felogen :

c. Feloderm :

d. Primordia daun:

e. Primordia batang:

f. Prokambium :

g. Lentisel :

171
XI. JARINGAN AKAR (RADIX)

A. ( )
Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 11.1 Gambar Kunci Akar ( )

Gambar 11.2 Preparat Akar ( )

Diamati pada Perbesaran Mikroskop:

172
Gambar 11.3 Foto Penampang Akar ( )
Diamati pada Perbesaran Mikroskop:

Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :

Deskripsi/Pencandraan terhadap Amatan


a. Epidermis :

b. Parenkim korteks :

c. Endodermis :

173
d. Perisikel :

e. Protoxylem :

f. Metaxylem :

g. Floem :

h. Kambium :

i. Rongga antar sel :

174
B. ( )
Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 11.4 Gambar Kunci Akar ( )

Gambar 11.5 Preparat Akar ( )

Diamati pada Perbesaran Mikroskop:

175
Gambar 11.6 Foto Penampang Akar ( )
Diamati pada Perbesaran Mikroskop:

Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :

Deskripsi/Pencandraan terhadap Amatan


j. Epidermis :

k. Eksodermis :

l. Parenkim korteks :

176
m. Endodermis :

n. Perisikel :

o. Protoxylem :

p. Metaxylem :

q. Floem :

r. Jari-jari empulur :

s. Empulur :

177
C. ( )
Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 11.7 Gambar Kunci Akar ( )

Gambar 11.8 Preparat Akar ( )

Diamati pada Perbesaran Mikroskop:

178
Gambar 11.9 Foto Penampang Akar ( )
Diamati pada Perbesaran Mikroskop:

Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :

Deskripsi/Pencandraan terhadap Amatan


a. Kaliptra :

b. Dermatogen :

c. Periblem :

179
d. Plerom :

e. Kaliptrogen :

180
XII. JARINGAN DAUN (FOLIUM)

A. ( )
Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 12.1 Kunci Jaringan ( )


Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 12.2 Kunci Jaringan Epidermis Bawah ( )

181
Gambar 12.3 Penampang Jaringan ( )
Diamati pada Perbesaran Mikroskop:

Gambar 12.4 Jaringan Epidermis Bawah ( )


Diamati pada Perbesaran Mikroskop:

182
Gambar 12.5 Foto Penampang Jaringan ( )
Diamati pada Perbesaran Mikroskop:

Gambar 12.6 Foto Penampang Jaringan Epidermis Atas ( )


Diamati pada Perbesaran Mikroskop:

Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :

183
Deskripsi/Pencandraan terhadap Amatan
a. Epidermis Adaxial (atas) :

b. Epidermis Abaxial (bawah) :

c. Sistolit :

d. Litosit :

e. Palisade parenkim :

f. Spons parenkim :

g. Stomata :

184
h. Sel penutup :

185
B. ( )
Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 12.7 Kunci Jaringan ( )


Keterangan Gambar:
1.
2.
3.
4.
5. dst

Gambar 12.8 Kunci Jaringan Epidermis Bawah ( )

186
Gambar 12.9 Penampang Jaringan ( )
Diamati pada Perbesaran Mikroskop:

Gambar 12.10 Jaringan Epidermis Bawah ( )


Diamati pada Perbesaran Mikroskop:

187
Gambar 12.11 Foto Penampang Jaringan ( )
Diamati pada Perbesaran Mikroskop:

Gambar 12.12 Foto Penampang Jaringan Epidermis Bawah ( )


Diamati pada Perbesaran Mikroskop:

Taksonomi
Kingdom :
Divisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :

188
Deskripsi/Pencandraan terhadap Amatan
a. Epidermis Adaxial (atas) :

b. Epidermis Abaxial (bawah) :

c. Sel kipas :

d. Jaringan mesofil :

e. Berkas pengangkut :

f. Stomata :

g. Sel penutup :

189
Perbedaan stomata pada daun karet dan daun jagung:
Indikator Daun Karet Daun Jagung
Bentuk
stomata

Letak
stomata

190

Anda mungkin juga menyukai