MIKROBIOLOGI DASAR
“PENGENALAN ALAT”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Mikrobiologi Dasar
Disusun oleh :
Nama : Aliya Fakhrun Nisa
NIM : 4444230119
Kelas : 1D
Kelompok : 6 (Enam)
Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat, nikmat dan
anugerah-Nya sehingga Laporan Praktikum Mikrobiologi Dasar ini dengan judul
“Pengenalan Alat” dapat terselesaikan dengan baik, meski jauh dari kata sempurna.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Mikrobiologi
Dasar. Terselesaikannya laporan ini tak lepas dari bantuan serta dukungan dari
berbagai pihak, maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu, Vega Yoesepa P, M. Si, Ainun Nafisah, M. Si, dan Nurul Annazhifah.,
M. Si, selaku dosen pembimbing mata kuliah Mikrobiologi Dasar.
2. Saudara Mochamad Faa’iz Faadillah selaku asisten Laboratorium yang
telah membimbing dalam penulisan laporan ini.
3. Teman-teman 1D Teknologi Pangan yang juga memberikan saran pada
laporan ini.
Menyadari akan masih banyaknya kekurangan dalam penyusunan laporan
ini, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari dosen pembimbing
dan kakak asisten laboratorium mata kuliah Mikrobiologi Dasar, serta teman-teman
sekalian. Terakhir, harapan penulis semoga Laporan Praktikum Mikrobiologi Dasar
ini dapat memberi manfaat kepada semua pembaca, khususnya bagi penulis.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum mengenai “Pengenalan Alat” yaitu mengenal dan
mengetahui fungsi alat-alat yang umum digunakan pada praktikum mikrobiologi.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mikrobiologi
Mikrobiologi adalah salah satu materi dari pelajaran Biologi, yang ruang
lingkupnya dapat berupa mikroba, fungi atau kapang, alga, fermentasi, virus,
penyakit, protozoa, bakteri, mikrobiologi menuju bioteknologi, dan penemuan
teknik laboratorium mikrobiologi. Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari
semua makhluk mikroskopik dalam bentuk sel tunggal, multisel, maupun aselular
seperti bakteri, microfungi, kapang, mikroalga, protozoa, dan Archaea.
Mikrobiologi dimulai sejak ditemukannya mikroskop dan berkembang menjadi
ilmu yang multidisipliner. Dalam penerapannya di masa kini, mikrobiologi tidak
dapat dipisahkan dengan ilmu yang lain dalam aplikasinya di bidang farmasi,
kedokteran, teknik kimia, arkeologi, pertanian, gizi dan kesehatan, serta pangan
(Madigan, 2006).
Mikroba, juga dikenal sebagai mikroorganisme, mikrobia, atau jasad renik,
bukanlah nama dari suatu kelompok organisme seperti hewan atau tumbuhan.
Istilah ini digunakan untuk merujuk pada organisme yang ukurannya sangat kecil,
tidak dapat dilihat oleh mata telanjang tanpa bantuan mikroskop. Mikroskop
pertama kali ditemukan oleh Anthony Van Leeuwenhoek pada awal abad ke-17,
dan sejak itu, studi tentang mikrobiologi terus berkembang hingga saat ini
(Burhanuddin Ihsan, 2021).
Studi tentang mikrobiologi sangat penting dalam banyak bidang, termasuk
kedokteran, pertanian, dan industri pangan. Contohnya, dengan memahami
mikroba dan interaksi mereka dengan manusia, kita dapat mengembangkan vaksin
untuk melawan penyakit infeksi. Dalam pertanian, pemahaman tentang mikroba
membantu dalam meningkatkan produktivitas tanaman dan mengendalikan
penyakit tanaman. Di industri pangan, pemahaman tentang mikroba memainkan
peran penting dalam menjaga keamanan dan kualitas produk.
Dengan adanya penemuan mikroskop, kita dapat melihat dunia mikro yang
sebelumnya tidak terlihat oleh mata telanjang. Ini membuka pintu bagi kita untuk
mempelajari kehidupan dan fungsi organisme mikroskopis dengan lebih baik.
1
Dalam dekade-dekade terakhir, teknologi dalam bidang mikrobiologi terus
berkembang, memungkinkan kita untuk mendapatkan pemahaman yang lebih
dalam tentang dunia mikro dan dampaknya terhadap kehidupan kita.
2
termasuk pengembangan obat-obatan, pertanian, dan bioteknologi, sehingga
menjadi penting untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan aplikasinya dalam
berbagai aspek kehidupan.
3
2.4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium manufaktur merupakan
upaya untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat
kesehatan para pengguna laboratorium dalam hal ini mahasiswa, dosen dan Pranata
Laboratorium Pendidikan (PLP) dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit
akibat kerja serta pengendalian bahaya di laboratorium. Akan tetapi karena ruang
lingkup laboratorium pendidikan yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan dunia
industri seringkali hal ini diabaikan padahal potensi bahaya yang dihasilkan juga
menyebabkan kerugian secara finansial, kerusakan pada peralatan yang ada di
laboratorium, penyakit yang mungkin ditimbulkan akibat kecelakaan kerja dan
bahkan resiko yang paling tinggi yaitu kematian (K. Gunawan, 2022).
Kesadaran mahasiswa untuk menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja
masih sangat rendah, terutama penggunaan alat pelindung diri (APD). Banyak
mahasiswa yang ketika melakukan praktikum maupun melakukan penelitian tidak
memperhatikan keselamatan dirinya. Banyak upaya dilakukan untuk meningkatkan
keselamatan di laboratorium di antaranya adalah melalui pelatihan penggunaan
bahan berwawasan lingkungan. Ada juga upaya meningkatkan keselamatan kerja
di laboratorium melalui pengelolaan resiko yang cermat. Upaya lainnya melalui
sosialisasi instrument keamanan dan keselamatan laboratorium dan upaya
penyusunan dokumen K3 (K. Gunawan, 2022).
1
hasil yang diperoleh dapat direplikasi dan diinterpretasikan dengan benar oleh
orang lain.
Prinsip kerja laboratorium juga mencakup pemahaman yang baik tentang
bahan kimia yang digunakan dan prosedur pengelolaannya. Para pengguna
laboratorium harus memahami sifat dan bahaya dari bahan kimia yang mereka
gunakan, serta tahu cara menyimpannya dengan aman dan membuangnya dengan
benar. Hal ini penting untuk mencegah kontaminasi, kecelakaan, atau paparan
berbahaya terhadap bahan kimia. Selain itu, prinsip kerja laboratorium juga
mencakup kebersihan dan keamanan. Kebersihan yang baik di laboratorium sangat
penting untuk mencegah kontaminasi silang antara sampel atau percobaan yang
berbeda. Para pengguna laboratorium harus menjaga kebersihan area kerja,
membersihkan peralatan setelah digunakan, dan menggunakan alat pelindung diri
seperti sarung tangan dan kacamata pelindung untuk mencegah cedera atau paparan
bahan berbahaya.
2
BAB III
METODE PRAKTIKUM
1
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil yang didapatkan dari praktikum yang berjudul “Pengenalan
Alat” yaitu sebagai berikut.
Tabel 1. Data Hasil Pengamatan Peralatan Laboratorium
2 Autoclave Membunuh
endospora, yaitu sel
resisten yang
diproduksi oleh
bakteri, sel ini tahan
terhadap
pemanasan,
kekeringan, dan
antibiotik.
3 Oven (Hot Air Sebagai alat
Sterilizer) sterilisasi dengan
menggunakan panas
kering.
2
4 Neraca Analitik Untuk mengukur
atau menimbang
jumlah zat yang
akan digunakan.
3
9 Mikropipet dan Tip Untuk menghisap
larutan yang akan
diukur.
4
14 Inkubator Menginkubasi atau
mengerami suatu
biakan.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
Pengenalan Alat laboratorium di setiap praktikum, praktikan mampu mengenal dan
memahami fungsi, cara kerja, dan perbedaan berbagai macam alat laboratorium.
Alat-alat yang ada di laboratorium terbagi menjadi tiga jenis; peralatan gelas,
nongelas, dan elektrik. Alat elektrik biasanya digunakan untuk mengukur atau
5
menghasilkan listrik, alat-alat tersebut yaitu Inkubator, Mikroskop, Neraca
Analitik, Hot Plate dan Magnetic Stirrer, Vortex, Autoclave, Oven, Laminal Air
Flow (LAF), sedangkan gelas dan non gelas digunakan untuk mengaduk,
mengukur, atau menyimpan bahan kimia. Peralatan gelas ada Preparat dan kaca
object, Bunsen, Tabung Reaksi, Mikropipet, Cawan Petri, Batang L, Batang
Segitiga, dan Hemasitometer. Sementara peralatan nongelas ada Rak Tabung
Reaksi, Botol Durham, dan Tip.
Alat-alat yang digunakan di laboratorium mempunyai cara penggunaannya
masing-masing yang harus diperhatikan cara penanganannya karena sebagian 8
besar alat-alat tersebut terbuat dari bahan yang mudah pecah. Kecelakaan
laboratorium dapat terjadi apabila cara penggunaan alat-alat laboratorium tidak
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Oleh karena itu, pemahaman fungsi dan
cara kerja peralatan serta bahan laboratorium harus dikuasai oleh praktikan sebelum
melakukan praktikum di laboratorium kimia.
Pelaksanaan K3 merupakan salah satu bentuk upaya untuk menciptakan
tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat
mengurangi dan bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada
akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Ruangan
laboratorium yang memenuhi standar adalah salah satu faktor untuk menghindari
kecelakaan kerja. Syarat tersebut meliputi kondisi ruangan, susunan ruangan,
kelengkapan peralatan keselamatan, nomor telepon penting (pemadam kebakaran,
petugas medis) dan lain sebagainya (Rahmantiyoko et al., 2019).
Ruangan laboratorium memiliki sistem ventilasi yang baik. Proses keluar
masuk udara yang stabil. Sirkulasi udara segar yang masuk ke dalam ruangan.
Keduanya harus diperhatikan dengan baik. Semakin baik sirkulasi udara, maka
kondisi laboratorium juga akan sehat. Seperti halnya rumah, sirkulasi udara berada
pada posisi utama dan tidak dapat dikesampingkan begitu saja. Ruangan
laboratorium sebaiknya diatur dengan rapi. Di setiap ruangan wajib disediakan
denah yang menjelaskan mengenai tempat-tempat penyimpanan bahan kimia. Hal
ini bertujuan untuk memudahkan dalam pencarian (Rahmantiyoko et al., 2019).
Hal lain yang harus diperhatikan adalah ketersediaan alat keselamatan kerja,
termasuk kotak P3K dan pemadam kebakaran. Nomor telepon penting seperti
6
pemadam kebakaran dan petugas medis dengan midah dapat diakses, supaya saat
terjadi kecelakaan yang cukup parah dapat ditangani dengan segera. Sosialisasi
tentang cara penggunaan alat pemadam api dan tata tertib laboratorium harus
dipahami dengan baik oleh seluruh pengguna laboratorium. Laboratorium harus
memiliki jalur evakuasi yang baik. Laboratorium setidaknya memiliki dua pintu
keluar dengan jarak yang cukup jauh. Bahan kimia yang berbahaya harus
ditempatkan di rak khusus dan dipisahkan dua bahan kimia yang dapat
menimbulkan ledakan bila bereaksi (Rahmantiyoko et al., 2019).
7
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
terdapat banyak macam alat laboratorium yang digunakan. Alat elektrik biasanya
digunakan untuk mengukur atau menghasilkan listrik, alat-alat tersebut yaitu
Inkubator, Mikroskop, Neraca Analitik, Hot Plate dan Magnetic Stirrer, Vortex,
Autoclave, Oven, Laminal Air Flow (LAF), sedangkan gelas dan non gelas
digunakan untuk mengaduk, mengukur, atau menyimpan bahan kimia. Peralatan
gelas ada Preparat dan kaca object, Bunsen, Tabung Reaksi, Mikropipet, Cawan
Petri, Batang L, Batang Segitiga, dan Hemasitometer. Sementara peralatan
nongelas ada Rak Tabung Reaksi, Botol Durham, dan Tip.
Sebagian besar alat laboratorium kimia mudah pecah dikarenakan bahan
dasarnya adalah kaca. Ketika menggunakan alat-alat yang ada di laboratorium, baik
yang berbahan dasar kaca, logam, plastik, karet, maupun kayu, harus tetap
mengikuti petunjuk cara penggunaannya. Supaya terhindar dari kecelakaan
laboratorium dan menjaga kondisi alat-alat laboratorium tetap baik.
5.2 Saran
Guna tercapainya kesempurnaan pada praktikum berikutnya, maka terdapat
beberapa saran yaitu praktikan harus menyimak penjelasan tentang alat-alat
laboratorium yang digunakan ketika praktikum mikrobiologi dasar kali ini dengan
baik agar di praktikum mendatang tidak terjadi kesalahan yang dapat berakibat fatal
saat menggunakan alat-alat laboratorium tersebut.
8
DAFTAR PUSTAKA
9
LAMPIRAN