Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI DASAR
“PENGENALAN ALAT”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Mikrobiologi Dasar

Disusun oleh :
Nama : Aliya Fakhrun Nisa
NIM : 4444230119
Kelas : 1D
Kelompok : 6 (Enam)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat, nikmat dan
anugerah-Nya sehingga Laporan Praktikum Mikrobiologi Dasar ini dengan judul
“Pengenalan Alat” dapat terselesaikan dengan baik, meski jauh dari kata sempurna.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Mikrobiologi
Dasar. Terselesaikannya laporan ini tak lepas dari bantuan serta dukungan dari
berbagai pihak, maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu, Vega Yoesepa P, M. Si, Ainun Nafisah, M. Si, dan Nurul Annazhifah.,
M. Si, selaku dosen pembimbing mata kuliah Mikrobiologi Dasar.
2. Saudara Mochamad Faa’iz Faadillah selaku asisten Laboratorium yang
telah membimbing dalam penulisan laporan ini.
3. Teman-teman 1D Teknologi Pangan yang juga memberikan saran pada
laporan ini.
Menyadari akan masih banyaknya kekurangan dalam penyusunan laporan
ini, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari dosen pembimbing
dan kakak asisten laboratorium mata kuliah Mikrobiologi Dasar, serta teman-teman
sekalian. Terakhir, harapan penulis semoga Laporan Praktikum Mikrobiologi Dasar
ini dapat memberi manfaat kepada semua pembaca, khususnya bagi penulis.

Serang, September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2 Tujuan ..................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 1
2.1 Mikrobiologi ........................................................................................... 1
2.2 Ruang Lingkup Mikrobiologi ................................................................. 2
2.3 Alat-Alat Uji Mikrobiologi ..................................................................... 3
2.4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja ......................................................... 1
2.5 Prinsip Kerja Laboratorium .................................................................... 1
BAB III METODE PRAKTIKUM ...................................................................... 1
3.1 Alat dan Bahan ....................................................................................... 1
3.2 Prosedur Kerja ........................................................................................ 1
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 2
4.1 Hasil ........................................................................................................ 2
4.2 Pembahasan ............................................................................................ 5
BAB V PENUTUP ................................................................................................. 8
5.1 Simpulan ................................................................................................. 8
5.2 Saran ....................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 9
LAMPIRAN ......................................................................................................... 10

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Hasil Pengamatan Peralatan Laboratorium ...................................... 2

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Autoclave ............................................................................................ 10


Gambar 2. Batang L .............................................................................................. 10
Gambar 3. Batang Segitiga ................................................................................... 10
Gambar 4. Botol Durham ...................................................................................... 10
Gambar 5. Bunsen ................................................................................................. 10
Gambar 6. Cawan Petri ......................................................................................... 10
Gambar 7. Hemasitometer .................................................................................... 11
Gambar 8. Preparat dan Kaca Objek ..................................................................... 11
Gambar 9. Mikropipet ........................................................................................... 11
Gambar 10. Neraca Analitik ................................................................................. 11
Gambar 11. Vortex ................................................................................................ 11

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang mikroba, jasad renik.
Mikrobiologi sering disebut ilmu praktik dari biokimia. (Apriyanto et al., 2022)
Sebuah uji lab praktik tidak akan lepas dari penggunaan laboratorium, dimana
laboratorium adalah suatu ruangan atau tempat melakukan kegiatan praktik atau
penelitian yang ditunjak oleh adanya seperangkat alat-alat serta adanya
infrastruktur laboratorium yang lengkap (ada fasilitas air, listrik, gas, dan
sebagainya) (I. Gunawan, 2019).
Pada saat ini, alat merupakan salah satu pendukung daripada keberhasilan
suatu pekerjaan di laboratorium sehingga untuk memudahkan dan melancarkan
berlangsungnya praktikum, pengetahuan mengenai penggunaan alat sangat
diperlukan. Pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan untuk keselamatan
kerja saat melakukan penelitian. Peralatan yang ada di dalam laboratorium dapat
mengakibatkan bahaya yang tak jarang berisiko tinggi bagi praktikan yang sedang
melakukan praktikum jika tidak mengetahui cara dan prosedur penggunaan alat
yang akan digunakan (Andriani, 2016).
Ketika bekerja di laboratorium, ada banyak alat-alat laboratorium yang
dapat digunakan pada saat praktikum sehingga besar kemungkinan terjadinya
bahaya yang ditimbulkan dari pemakaian alat dan bahan laboratorium mikrobiologi
akibat tidak mengetahui prinsip dan cara kerja dari alat dan bahan yang akan
digunakan. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan
membahayakan penggunanya jika tidak dipakai sesuai dengan prosedur.
Pentingnya dilakukan pengenalan alat-alat laboratorium adalah agar dapat
diketahui cara penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar sehingga kesalahan
prosedur pemakaian alat dapat diminimalisasi sedikit mungkin (Andriani, 2016).

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum mengenai “Pengenalan Alat” yaitu mengenal dan
mengetahui fungsi alat-alat yang umum digunakan pada praktikum mikrobiologi.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mikrobiologi
Mikrobiologi adalah salah satu materi dari pelajaran Biologi, yang ruang
lingkupnya dapat berupa mikroba, fungi atau kapang, alga, fermentasi, virus,
penyakit, protozoa, bakteri, mikrobiologi menuju bioteknologi, dan penemuan
teknik laboratorium mikrobiologi. Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari
semua makhluk mikroskopik dalam bentuk sel tunggal, multisel, maupun aselular
seperti bakteri, microfungi, kapang, mikroalga, protozoa, dan Archaea.
Mikrobiologi dimulai sejak ditemukannya mikroskop dan berkembang menjadi
ilmu yang multidisipliner. Dalam penerapannya di masa kini, mikrobiologi tidak
dapat dipisahkan dengan ilmu yang lain dalam aplikasinya di bidang farmasi,
kedokteran, teknik kimia, arkeologi, pertanian, gizi dan kesehatan, serta pangan
(Madigan, 2006).
Mikroba, juga dikenal sebagai mikroorganisme, mikrobia, atau jasad renik,
bukanlah nama dari suatu kelompok organisme seperti hewan atau tumbuhan.
Istilah ini digunakan untuk merujuk pada organisme yang ukurannya sangat kecil,
tidak dapat dilihat oleh mata telanjang tanpa bantuan mikroskop. Mikroskop
pertama kali ditemukan oleh Anthony Van Leeuwenhoek pada awal abad ke-17,
dan sejak itu, studi tentang mikrobiologi terus berkembang hingga saat ini
(Burhanuddin Ihsan, 2021).
Studi tentang mikrobiologi sangat penting dalam banyak bidang, termasuk
kedokteran, pertanian, dan industri pangan. Contohnya, dengan memahami
mikroba dan interaksi mereka dengan manusia, kita dapat mengembangkan vaksin
untuk melawan penyakit infeksi. Dalam pertanian, pemahaman tentang mikroba
membantu dalam meningkatkan produktivitas tanaman dan mengendalikan
penyakit tanaman. Di industri pangan, pemahaman tentang mikroba memainkan
peran penting dalam menjaga keamanan dan kualitas produk.
Dengan adanya penemuan mikroskop, kita dapat melihat dunia mikro yang
sebelumnya tidak terlihat oleh mata telanjang. Ini membuka pintu bagi kita untuk
mempelajari kehidupan dan fungsi organisme mikroskopis dengan lebih baik.

1
Dalam dekade-dekade terakhir, teknologi dalam bidang mikrobiologi terus
berkembang, memungkinkan kita untuk mendapatkan pemahaman yang lebih
dalam tentang dunia mikro dan dampaknya terhadap kehidupan kita.

2.2 Ruang Lingkup Mikrobiologi


Ruang lingkup mikrobiologi meliputi pengertian tentang sejarah penemuan
mikroorganisme, macam mikroorganisme di alam, struktur sel mikroorganisme dan
fungsinya, metabolisme mikroorganisme secara umum, pertumbuhan
mikroorganisme dan faktor lingkungan, dan mikrobiologi terapan baik di bidang
lingkungan maupun pertanian. Seiring perkembangan jaman, mikrobiologi telah
mengalami perkembangan yang sangat pesat menjadi beragam ilmu, meliputi
virologi, bakteriologi, mikologi, mikrobiologi pangan, mikrobiologi tanah, dan
mikrobiologi industri. Ilmu tersebut mempelajari mikroorganisme secara spesifik,
rinci, dan menurut pemanfaatannya. Berbagai sifat mikroorganisme yang
menjadikan dasar seringnya digunakan sebagai model penelitian di bidang genetika
adalah memiliki sifat sangat sederhana, perkembangbiakan sangat cepat, dan
adanya berbagai variasi metabolisme. Pada saat ini penelitian berkaitan dengan
mikroorganisme dilakukan secara intensif untuk mengetahui dasar fenomena
biologi (Widodo, 2014) (Fatmayanti et al., 2022).
Mikroorganisme telah menjadi subjek penelitian yang sangat signifikan
dalam bidang genetika dan biologi selama beberapa dekade terakhir. Keunggulan
utama yang menjadikan mereka model yang sering digunakan adalah sifat-sifat
intrinsik mereka yang mencakup tingkat kompleksitas sel yang rendah, tingkat
reproduksi yang sangat cepat, dan keragaman metabolisme yang luas.
Sederhananya struktur sel mikroorganisme, seperti bakteri dan khamir, membuat
mereka lebih mudah dipahami dalam konteks genetika, sementara tingkat
reproduksi yang tinggi memungkinkan observasi cepat perubahan genetik dan
evolusi. Keragaman metabolisme yang dimiliki oleh berbagai jenis
mikroorganisme memberikan wawasan penting tentang adaptasi genetik dalam
berbagai kondisi lingkungan. Kajian mendalam tentang mikroorganisme tidak
hanya memberikan pemahaman dasar yang mendalam tentang prinsip-prinsip
genetika dan biologi, tetapi juga memiliki aplikasi yang luas dalam berbagai sektor,

2
termasuk pengembangan obat-obatan, pertanian, dan bioteknologi, sehingga
menjadi penting untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan aplikasinya dalam
berbagai aspek kehidupan.

2.3 Alat-Alat Uji Mikrobiologi


Antony Van Leeuwenhoek (1632—1732) ialah orang yang pertama kali
mengetahui adanya dunia mikroorganisme itu. Dengan mikroskop ciptaannya, ia
dapat melihat bentuk makhluk-makhluk kecil yang sebelumnya itu tidak diduga
sama sekali keadaannya (Dwidjoseputro, 2005). Selain itu, hasil penelitian
Leeuwenhoek juga memberikan kontribusi besar dalam perkembangan ilmu
mikrobiologi dan mempengaruhi banyak penelitian lanjutan di bidang ini. Karya
dan penemuan Leeuwenhoek memberikan landasan penting bagi ilmu pengetahuan
modern dan telah memberikan kontribusi signifikan dalam memahami
keanekaragaman dan kompleksitas dunia mikro.
Alat laboratorium merupakan benda yang digunakan untuk melaksanakan
atau melakukan pekerjaan praktik yang dapat dipergunakan berulang-ulang.
Penggunaan alat-alat laboratorium yang tepat sangat penting untuk menjaga
keselamatan kerja dan memastikan kelancaran dalam melaksanakan praktikum.
Selain itu, pengetahuan tentang penggunaan alat juga dapat meningkatkan
pemahaman kita tentang berbagai konsep dan teori yang ada dalam penelitian.
Pengenalan alat-alat laboratorium menjadi langkah awal yang harus
dilakukan sebelum memulai praktikum. Dalam pengenalan ini, kita akan
mempelajari berbagai jenis alat yang digunakan dalam praktikum, seperti alat
elektrik, gelas, dan non gelas. Alat elektrik biasanya digunakan untuk mengukur
atau menghasilkan listrik, alat-alat tersebut yaitu Inkubator, Mikroskop, Neraca
Analitik, Hot Plate dan Magnetic Stirrer, Vortex, Autoclave, Oven, Laminal Air
Flow (LAF), sedangkan gelas dan non gelas digunakan untuk mengaduk,
mengukur, atau menyimpan bahan kimia. Peralatan gelas ada Preparat dan kaca
object, Bunsen, Tabung Reaksi, Mikropipet, Cawan Petri, Batang L, Batang
Segitiga, dan Hemasitometer. Sementara peralatan nongelas ada Rak Tabung
Reaksi, Botol Durham, dan Tip.

3
2.4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium manufaktur merupakan
upaya untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat
kesehatan para pengguna laboratorium dalam hal ini mahasiswa, dosen dan Pranata
Laboratorium Pendidikan (PLP) dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit
akibat kerja serta pengendalian bahaya di laboratorium. Akan tetapi karena ruang
lingkup laboratorium pendidikan yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan dunia
industri seringkali hal ini diabaikan padahal potensi bahaya yang dihasilkan juga
menyebabkan kerugian secara finansial, kerusakan pada peralatan yang ada di
laboratorium, penyakit yang mungkin ditimbulkan akibat kecelakaan kerja dan
bahkan resiko yang paling tinggi yaitu kematian (K. Gunawan, 2022).
Kesadaran mahasiswa untuk menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja
masih sangat rendah, terutama penggunaan alat pelindung diri (APD). Banyak
mahasiswa yang ketika melakukan praktikum maupun melakukan penelitian tidak
memperhatikan keselamatan dirinya. Banyak upaya dilakukan untuk meningkatkan
keselamatan di laboratorium di antaranya adalah melalui pelatihan penggunaan
bahan berwawasan lingkungan. Ada juga upaya meningkatkan keselamatan kerja
di laboratorium melalui pengelolaan resiko yang cermat. Upaya lainnya melalui
sosialisasi instrument keamanan dan keselamatan laboratorium dan upaya
penyusunan dokumen K3 (K. Gunawan, 2022).

2.5 Prinsip Kerja Laboratorium


Prinsip kerja laboratorium merupakan seperangkat panduan dan aturan yang
harus diikuti dalam menjalankan kegiatan di laboratorium. Prinsip ini bertujuan
untuk memastikan bahwa semua kegiatan di laboratorium dilakukan dengan aman,
efisien, dan menghasilkan data yang valid. Salah satu prinsip utama dalam praktek
laboratorium adalah penggunaan metode yang terstandarisasi. Metode ini
mencakup langkah-langkah yang jelas dan terperinci tentang bagaimana
mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis sampel atau bahan yang sedang
diteliti. Penggunaan metode yang terstandarisasi penting untuk memastikan bahwa

1
hasil yang diperoleh dapat direplikasi dan diinterpretasikan dengan benar oleh
orang lain.
Prinsip kerja laboratorium juga mencakup pemahaman yang baik tentang
bahan kimia yang digunakan dan prosedur pengelolaannya. Para pengguna
laboratorium harus memahami sifat dan bahaya dari bahan kimia yang mereka
gunakan, serta tahu cara menyimpannya dengan aman dan membuangnya dengan
benar. Hal ini penting untuk mencegah kontaminasi, kecelakaan, atau paparan
berbahaya terhadap bahan kimia. Selain itu, prinsip kerja laboratorium juga
mencakup kebersihan dan keamanan. Kebersihan yang baik di laboratorium sangat
penting untuk mencegah kontaminasi silang antara sampel atau percobaan yang
berbeda. Para pengguna laboratorium harus menjaga kebersihan area kerja,
membersihkan peralatan setelah digunakan, dan menggunakan alat pelindung diri
seperti sarung tangan dan kacamata pelindung untuk mencegah cedera atau paparan
bahan berbahaya.

2
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu Mikroskop,
Autoclave, Oven (Hot Air Sterilizer), Neraca Analitik, Laminar Air Flow (LAF),
Cawan Petri, Tabung Reaksi, Gelas Kimia/Beaker Glass, Erlenmeyer, Gelas Ukur,
Mikropipet, Lampu Bunsen (Pembakar Spiritus), Batang L, Jarum Inokulum,
Pinset, Skalpel, pH Indikator Universal, Tip, dan Hemasitometer.

3.2 Prosedur Kerja


Adapun prosedur percobaan praktikum “Pengenalan Alat” sebagai berikut:

Disiapkan alat tulis dan catatan

Diperhatikan aslab dalam menjelaskan alat-alat


mikrobiologi dasar

Dicatat semua alat-alat laboratorium


mikrobiologi dasar yang sudah dijelaskan
asisten

Dibuat dalam bentuk laporan

1
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapun hasil yang didapatkan dari praktikum yang berjudul “Pengenalan
Alat” yaitu sebagai berikut.
Tabel 1. Data Hasil Pengamatan Peralatan Laboratorium

No. Nama Alat Gambar Fungsi


1 Mikroskop Membesarkan benda
yang dilihat
sehingga
memudahkan kita
untuk mengamati
benda yang renik.

2 Autoclave Membunuh
endospora, yaitu sel
resisten yang
diproduksi oleh
bakteri, sel ini tahan
terhadap
pemanasan,
kekeringan, dan
antibiotik.
3 Oven (Hot Air Sebagai alat
Sterilizer) sterilisasi dengan
menggunakan panas
kering.

2
4 Neraca Analitik Untuk mengukur
atau menimbang
jumlah zat yang
akan digunakan.

5 Laminal Air Flow Untuk pengerjaan


(LAF) secara aseptis karena
mempunyai pola
pengaturan dan
penyaringan aliran
udara sehingga
aseptis
dan aplikasi sinar
UV beberapa jam
sebelum digunakan.
6 Cawan Petri Sebagai tempat
perkembangbiakan
mikroba.

7 Bunsen (Pembakar Untuk menciptakan


Spiritus) kondisi yang steril.

8 Batang L Menyebarkan cairan


di permukaan agar
supaya bakteri yang
tersuspensi dalam
cairan tersebut
tersebar merata.

3
9 Mikropipet dan Tip Untuk menghisap
larutan yang akan
diukur.

10 Hemacytometer Untuk menghitung


jumlah sel mikroba
dalam suatu cairan
atau suspense.

11 Batang Segitiga Untuk menyebar


biakan bakteri yang
terdapat diatas
wadah pembiakan.

12 Jarum Ose Digunakan untuk


memindahkan
inokulum dari satu
media ke media lain.

13 Botol Durham Berfungsi


menampung hasil
fermentasi
mikroorganisme
berupa gas

4
14 Inkubator Menginkubasi atau
mengerami suatu
biakan.

15 Rak Tabung Reaksi Untuk menyimpan


atau menata
beberapa tabung
reaksi.

16 Hot Plate dan Untuk


Magnetic Stirrer memanaskan larutan
dan mencairkan
media yang padat.

17 Tabung Reaksi Untuk melakukan


uji biokimia dan
menumbuhkan
mikroba.

18 Vortex Untuk mencampur


larutan yang ada
dalam tabung reaksi.

4.2 Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
Pengenalan Alat laboratorium di setiap praktikum, praktikan mampu mengenal dan
memahami fungsi, cara kerja, dan perbedaan berbagai macam alat laboratorium.
Alat-alat yang ada di laboratorium terbagi menjadi tiga jenis; peralatan gelas,
nongelas, dan elektrik. Alat elektrik biasanya digunakan untuk mengukur atau

5
menghasilkan listrik, alat-alat tersebut yaitu Inkubator, Mikroskop, Neraca
Analitik, Hot Plate dan Magnetic Stirrer, Vortex, Autoclave, Oven, Laminal Air
Flow (LAF), sedangkan gelas dan non gelas digunakan untuk mengaduk,
mengukur, atau menyimpan bahan kimia. Peralatan gelas ada Preparat dan kaca
object, Bunsen, Tabung Reaksi, Mikropipet, Cawan Petri, Batang L, Batang
Segitiga, dan Hemasitometer. Sementara peralatan nongelas ada Rak Tabung
Reaksi, Botol Durham, dan Tip.
Alat-alat yang digunakan di laboratorium mempunyai cara penggunaannya
masing-masing yang harus diperhatikan cara penanganannya karena sebagian 8
besar alat-alat tersebut terbuat dari bahan yang mudah pecah. Kecelakaan
laboratorium dapat terjadi apabila cara penggunaan alat-alat laboratorium tidak
sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Oleh karena itu, pemahaman fungsi dan
cara kerja peralatan serta bahan laboratorium harus dikuasai oleh praktikan sebelum
melakukan praktikum di laboratorium kimia.
Pelaksanaan K3 merupakan salah satu bentuk upaya untuk menciptakan
tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat
mengurangi dan bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada
akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Ruangan
laboratorium yang memenuhi standar adalah salah satu faktor untuk menghindari
kecelakaan kerja. Syarat tersebut meliputi kondisi ruangan, susunan ruangan,
kelengkapan peralatan keselamatan, nomor telepon penting (pemadam kebakaran,
petugas medis) dan lain sebagainya (Rahmantiyoko et al., 2019).
Ruangan laboratorium memiliki sistem ventilasi yang baik. Proses keluar
masuk udara yang stabil. Sirkulasi udara segar yang masuk ke dalam ruangan.
Keduanya harus diperhatikan dengan baik. Semakin baik sirkulasi udara, maka
kondisi laboratorium juga akan sehat. Seperti halnya rumah, sirkulasi udara berada
pada posisi utama dan tidak dapat dikesampingkan begitu saja. Ruangan
laboratorium sebaiknya diatur dengan rapi. Di setiap ruangan wajib disediakan
denah yang menjelaskan mengenai tempat-tempat penyimpanan bahan kimia. Hal
ini bertujuan untuk memudahkan dalam pencarian (Rahmantiyoko et al., 2019).
Hal lain yang harus diperhatikan adalah ketersediaan alat keselamatan kerja,
termasuk kotak P3K dan pemadam kebakaran. Nomor telepon penting seperti

6
pemadam kebakaran dan petugas medis dengan midah dapat diakses, supaya saat
terjadi kecelakaan yang cukup parah dapat ditangani dengan segera. Sosialisasi
tentang cara penggunaan alat pemadam api dan tata tertib laboratorium harus
dipahami dengan baik oleh seluruh pengguna laboratorium. Laboratorium harus
memiliki jalur evakuasi yang baik. Laboratorium setidaknya memiliki dua pintu
keluar dengan jarak yang cukup jauh. Bahan kimia yang berbahaya harus
ditempatkan di rak khusus dan dipisahkan dua bahan kimia yang dapat
menimbulkan ledakan bila bereaksi (Rahmantiyoko et al., 2019).

7
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
terdapat banyak macam alat laboratorium yang digunakan. Alat elektrik biasanya
digunakan untuk mengukur atau menghasilkan listrik, alat-alat tersebut yaitu
Inkubator, Mikroskop, Neraca Analitik, Hot Plate dan Magnetic Stirrer, Vortex,
Autoclave, Oven, Laminal Air Flow (LAF), sedangkan gelas dan non gelas
digunakan untuk mengaduk, mengukur, atau menyimpan bahan kimia. Peralatan
gelas ada Preparat dan kaca object, Bunsen, Tabung Reaksi, Mikropipet, Cawan
Petri, Batang L, Batang Segitiga, dan Hemasitometer. Sementara peralatan
nongelas ada Rak Tabung Reaksi, Botol Durham, dan Tip.
Sebagian besar alat laboratorium kimia mudah pecah dikarenakan bahan
dasarnya adalah kaca. Ketika menggunakan alat-alat yang ada di laboratorium, baik
yang berbahan dasar kaca, logam, plastik, karet, maupun kayu, harus tetap
mengikuti petunjuk cara penggunaannya. Supaya terhindar dari kecelakaan
laboratorium dan menjaga kondisi alat-alat laboratorium tetap baik.

5.2 Saran
Guna tercapainya kesempurnaan pada praktikum berikutnya, maka terdapat
beberapa saran yaitu praktikan harus menyimak penjelasan tentang alat-alat
laboratorium yang digunakan ketika praktikum mikrobiologi dasar kali ini dengan
baik agar di praktikum mendatang tidak terjadi kesalahan yang dapat berakibat fatal
saat menggunakan alat-alat laboratorium tersebut.

8
DAFTAR PUSTAKA

Andriani, R. (2016). Pengenalan Alat-alat Laboratorium Mikrobiologi untuk


Mengatasi Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum. Jurnal
Mikrobiologi, 1(1):1—2.
Apriyanto, M., Novitasari, R., & Mardesci, H. (2022). DASAR MIKROBIOLOGI
PANGAN. Mulono Apriyanto.
https://books.google.co.id/books?id=LEZ2EAAAQBAJ
Fatmayanti, A., Ulimaz, A., Arfani, N., Megavitry, R., Lestari, N. C., Munaeni, W.,
Rahman, I. W., Asrinawaty, A. N., Wardani, A. H., & Ramadhani, W. N.
(2022). Dasar-Dasar Mikrobiologi. Global Eksekutif Teknologi.
https://books.google.co.id/books?id=jn-jEAAAQBAJ
Gunawan, I. (2019). Managemen Pengelolaan Alat dan Bahan di Laboratorium
Mikrobiologi. Jurnal Pengelolaan Laboratorium Pendidikan, 1(1), 19.
https://doi.org/10.14710/jplp.1.1.19-25
Gunawan, K. (2022). Optimalisasi Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) di Laboratorium Manufaktur. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha,
10(1). https://doi.org/10.23887/jptm.v10i1.44104
Rahmantiyoko, A., Sunarmi, S., Rahmah, F. K., Sopet, & Slamet. (2019).
Keselamatan dan Keamanan Kerja Laboratorium. Seminar Nasional Kimia
(SENAKI) XV 2019, 4.
Widodo, L. U. (2014). Sejarah, Ruang Lingkup, dan Perkembangan Mikrobiologi.
Brock, T. Dale, Madigan, M. T, Martinko, J. M, & Parker, J. (2003). Brock biology
of microorganisms. 10th ed. Upper Saddle River (N.J.): Prentice-Hall.
Ihsan, B., dan Pi, S. 2021. Dasar-dasar mikrobiologi. Koto Baru: Insan Cendekia
Mandiri.

9
LAMPIRAN

Gambar 1. Autoclave Gambar 2. Batang L Gambar 3. Batang


Segitiga

Gambar 4. Botol Gambar 5. Bunsen Gambar 6. Cawan Petri


Durham
Gambar 7. Gambar 8. Preparat dan Gambar 9. Mikropipet
Hemasitometer Kaca Objek

Gambar 10. Neraca Gambar 11. Vortex


Analitik

Anda mungkin juga menyukai